Pembayaran Klaim Tabungan
178 Dalauleng Nurummu Sulaeha, Neng Indriyani, Daryanti
PEMBAYARAN KLAIM TABUNGAN HARI TUA (THT) SESUAI SISTEM DAN PROSEDUR: STUDI KASUS PT. TASPEN (PERSERO) KCU MAKASSAR
Dalauleng Nurummu Sulaeha1, Neng Indriyani2, Daryanti3
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
ABSTRACT
Dalauleng Nurummu Sulaeha, 2019. The Analysis of Paying System and Procedure on Tabungan Hari Tua (THT) Claim at PT.Taspen KCU Makassar. Supervised by Neng Indriyani and Daryanti.
The research aims to find out the system and procedure of paying claim on Tabungan Hari Tua (THT) at PT.Taspen KCU Makassar. The descriptive and comparative analysis shows that all division, and documentation, accountancy book, paying claim procedure, and cash flow as the theory of system and based on the research in PT. Taspen KCU Makassar have equal. It can be concluded that an accountancy system and the procedure of paying claim on Tabungan Hari Tua (THT) at PT. Taspen Makassar run good based on system.
Keywords: system, procedure, Tabungan Hari Tua (THT).
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan abdi negara yang memberikan pelayanan publik berperan sebagai ujung tombak dalam birokrasi pemerintahan di Indonesia. Maka fungsi sebagai pelayan masyarakat diemban oleh mereka dan dipundak mereka pula dibebankan peaksanaan visi dan misi negara sehingga sudah sewajarnya Aparatur Sipil Negara (ASN) berhak mendapat perhatian khusus dari negara.
Salah satu bentuk perhatian pemerintah antara lain diwujudkan dengan memberikan jaminan sosial kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) setelah masa purna bakti atau masa pensiun. Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat berfikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang tidak produktif lagi. Apalagi setelah keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1992 yang mengatur tentang Dana Pensiun.
Pemberian pensiun kepada karyawannya bukan saja hanya memberikan kepastian penghasilan di masa depan, tetapi juga ikut memberikan motivasi bagi para karyawannya untuk lebih giat bekerja.
Tabungan Hari Tua (THT) merupakan akumulasi uang tunai yang dikumpulkan oleh para pegawai negeri selama mereka bekerja di perusahaan tersebut.
Dalam melaksanakan pembayaran Tabungan Hari Tua (THT), PT. Taspen (Persero) membutuhkan sistem informasi pengeluaran kas yang memadai untuk pengendalian pembayaran Tabungan Hari Tua (THT) yang sesuai dengan prosedur pengeluaran kas yang telah ditetapkan.
PT. Taspen (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi Tabungan Hari Tua dan dana pensiun pegawai negeri, mereka mempunyai tanggung jawab untuk melayani para pegawai negeri untuk menimbun dana yang akan diperoleh pada saat usia pensiun/tidak bekerja kembali.
Dari latar belakang diatas, peneliti mengambil judul tentang “Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) sesuai Sistem dan Prosedur Studi Kasus PT.
Taspen (Persero) KCU Makassar”.
Dari latar belakang permasalahan diatas, rumusan masalah dari penelitian ini yaitu
“Apakah sistem dan prosedur pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) telah sesuai
dengan teori sistem pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar?”
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui sistem dan prosedur pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) yang sesuai dengan teori sistem pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar.
TINJAUAN LITERATUR
Menurut Mulyadi (2016: 4) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Menurut Diana et all (2011: 3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mahatmyo (2014: 5) sistem secara umum mempunyai makna sebagai suatu rangkaian yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Romney (2015) oleh Mulyani et all (2018: 2) mengatakan sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dia juga berpendapat bahwa perusahaan adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa departemen yang bertindak sebagai subsistem yang membentuk sistem perusahaan tersebut.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mulyadi (2016: 4) prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang- ulang.
Menurut Mahatmyo (2014: 6) prosedur merupakan rangkaian pekerjaan yang sifatnya clerical dengan melibatkan beberapa bagian ataupun person, untuk menangani suatu kegiatan yang rutin.
Menurut Manullang (2004: 43) prosedur adalah suatu rencana harus juga memuat prosedur, yakni urutan pelaksanaan yang harus dituruti oleh seseorang dalam melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah peraturan. Dalam pengertian lebih lengkap, prosedur adalah aturan bermain, aturan bekerja sama, aturan berkoordinasi, sehingga unit-unit dalam sistem, subsistem, dan seterusnya dapat berinteraksi satu sama lain secara efisien dan efektif.
Fungsi dan manfaat prosedur menurut Mulyadi (2016) adalah sebagai berikut: 1) Untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi perusahaan yang sering terjadi. 2) Agar dapat menghasilkan hasil kerja yang optimal sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan baik. 3) Dapat menyederhanakan pelaksanaan dalam mengambil keputusan. 4) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang timbul pada pelaksanaan kerja.
Menurut Mulyadi (2016: 430) jaringan prosedur yang membentuk sistem adalah: 1) Prosedur permintaan cek. Dalam prosedur ini fungsi yang memerlukan pengeluaran kas mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan mengisi permintaan cek. Dokumen ini dimintakan otoritasi dari kepala fungsi yang bersangkutan dan dikirimkan ke fungsi akuntansi (bagian utang) sebagai dasar fungsi yang terakhir ini dalam pembuatan kas keluar.
2) Prosedur pembuatan bukti kas keluar.
Berdasarkan dokumen pendukung yang dikumpulkan melalui sistem pembelian atau berdasarkan permintaan cek yang dikirim oleh fungsi akuntansi (bagian utang), dalam prosedur pembuatan bukti kas keluar, bagian utang membuat bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini berfungsi sebagai perintah kepada fungsi kas untuk mengisi cek sebesar jumlah rupiah yang tercantum pada dokumen tersebut dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya tercantum dalam dokumen tersebut. 3) Prosedur pembayaran kas. Dalam prosedur ini, fungsi kas mengisi cek,meminta tanda tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang, dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas keluar. 4) Prosedur pencatatan pengeluaran kas. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
Dalam one-time voucher system dengan cash basis selain fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas, pendebitan yang timbul dari transaksi
Pembayaran Klaim Tabungan
180 Dalauleng Nurummu Sulaeha, Neng Indriyani, Daryanti pengeluaran dicatat dalam buku pembantu
(dalam kartu beban dan kartu persediaan).
Sistem akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan, dan laporan yang dikooardinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan guna untuk memudahkan pelaporan keuangan perusahaan Astuty Hasti (2018:86)
Menurut Mahatmyo (2014: 8) sistem akuntansi merupakan suatu rangkaian bukti transaksi, dokumen, catatan-catatan akuntansi dan laporan-laporan serta alat-alat, prosedur, kebijakan, sember daya manusia maupun sumber daya lainnya dalam suatu perusahaan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk mendukung dalam pencapaian apa yang menjadi tujuan perusahaan. Sistem akuntansi meliputi sistem pengolahan informasi akuntansi sejak data direkam dalam dokumen tertentu melalui berbagai sistem pembagian wewenang dalam perusahaan kemudian data diproses dalam media catatan akuntansi sampai dihasilkannya informasi akuntansi.
Menurut Sutabri (2004: 4) sistem akuntansi merupakan supersistem yang terdiri dari sistem akuntansi pertanggungjawaban dan suatu sistem pemrosesan transaksi. Sistem pemrosesan transaksi terdiri dari subsistem daur transaksi. Daur transaksi merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem yang merupakan sistem aplikasi. Masing-masing daur transaksi merupakan contoh sistem akuntansi.
Menurut Gillespie (1981) oleh Ardana et all (2016: 46) dengan gamblang mengemukakan bahwa dalam merancang suatu sistem akuntansi, selalu harus diperhatikan tiga sudut pandang, atau tiga dimensi sebagaimana dijelaskan sebagai berikut: 1) Penyempurnaan standar pelaporan (informasi). Tujuan utama sistem akuntansi adalah agar mampu menghasilkan laporan akuntansi (informasi akuntansi) yang berkualitas. 2) Pengurangan biaya klerikal. Unsur biaya akan selalu menjadi kendala dan pertimbangan utama untuk meningkatkan kualitas informasi yang diinginkan. Para analisis sitem selalu harus menyadari bahwa upaya peningkatan kualitas (manfaat) informasi akan membawa konsekuensi meningkatnya biaya/sumber daya yang digunakan. Oleh karena itu selalu harus dipertimbangkan manfaat yang diperoleh dengan biaya yang ditimbulkannya (cost and benefit analysis). 3) Peningkatan uji silang (internal check). Adanya unsur uji silang harus
menjadi bagian integral dari setiap perancangan sistem akuntansi. Semaksmal mungkin diciptakan unsur kontrol yang melekat pada sistem yang dirancang (built-in control), juga mekanisme uji silang antar petugas/bagian atas rangkaian suatu transaksi usaha.
Menurut Mulyadi (2016: 15) umumnya suatu sistem akuntansi memiliki tujuan yaitu:
1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. 2) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketetapan penyajian, maupun struktur informasinya. 3) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern. 4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Menurut Mulyadi (2016: 3) unsur-unsur pokok sistem akuntansi yaitu: 1) Buku besar.
Buku besar (general ledger) terdiri dari akun- akun yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Akun-akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. 2) Buku pembantu. Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsdiary ledger).
Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku besar. 3) Laporan. Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, laporan harga pokok produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran (output) sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.
Sistem pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) PT. Taspen (Persero) KCU Makassar merupakan sistem yang sama dengan sistem pengeluaran kas. Karena dalam hal ini melakukan pembayaran klaim THT kepada peserta sehingga terjadi pengeluaran kas.
Menurut Romney (2015: 463) pengeluaran kas adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi
terkait secara terus-menerus, yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Pengeluaran kas menurut Mujilan (2012: 45) adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang atau jasa yang berkaitan dengan pembayaran barang atau jasa ke entitas-entitas lainnya dan pengumpulan pembayaran.
Menurut Mulyadi (2016: 425) pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek biasanya karena jumlahnya relatif kecil.
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek menurut Mulyadi (2016: 429) adalah: 1) Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi.
Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan. 2) Fungsi kas. Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur. 3) Fungsi akuntansi. Dalam sistem akutansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yangmenyangkut beban dan persediaan, pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek, pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. 4) Fungsi pemeriksa intern. Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek menurut Mulyadi (2016: 426) adalah: 1) Formulir. Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan
istilah dokumen, karena dengan adanya formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini, data yang terkait dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Dalam sistem akuntansi secara manual (manual system), media yang digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper form). 2) Bukti kas keluar. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada Bagian Kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Di samping itu, dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang. 3) Cek.
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek.
4) Permintaan cek. Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar.
Program THT merupakan program yang telah diselenggarakan sejak berdirinya PT.
Taspen (Persero) pada tahun 1963. Setiap peserta yang berhenti dari Aparatur Sipil Negara (ASN) karena hak pensiun, meninggal dunia atau sebab lain, akan memperoleh hak atas pembayaran pensiun dan hak atas pembayaran THT.
Menurut Mardi (2014: 21) bagan alir (flowchart) merupakan kumpulan dari notasi diagram simbolik yang menunjukkan aliran data dan urutan operasi dari sistem. Bagan alir merupakan metode teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan sejumlah aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis.
Menurut Romney et all (2014: 67) bagan alir (flow chart) adalah teknik analitis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir mencatat cara proses bisnis dilakukan dan cara dokumen mengalir melalui organisasi. Bagan alir pun digunakan untuk menganalisis cara meningkatkan proses bisnis dan arus dokumen.
Pembayaran Klaim Tabungan
182 Dalauleng Nurummu Sulaeha, Neng Indriyani, Daryanti Dari definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa flow chart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses dengan proses lainnya dalam suatu program.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek dan kejadian dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya, data yang didapatkan berbentuk kata atau gambar, bukan angka- angka. Mendeskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apakah sistem dan prosedur pembayaran klaim THT sudah sesuai dengan konsep sistem atau belum. Hasil dari penelitian ini juga mendeskripsikan hasil wawancara terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT.
Taspen (Persero) KCU Makassar, yang beralamat di Jalan Bontolempangan No. 27, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 Mei 2019 sampai dengan tanggal 15 Juli 2019.
Data penelitian yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah: 1) Jenis Data. Adapun jenis data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan/kalimat dan tidak dalam bentuk angka. 2) Sumber Data. Sumber data dalam penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh.
Adapun sumber data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah:
a) Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data langsung dari subjek penelitian menggunakan teknik pengumpulan data wawancara. Subjek penelitian utama dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Pelayanan dan Manfaat PT. Taspen (Persero) KCU Makassar. b) Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari subjek penelitian. Data sekunder sudah dikumpulkan dan disajikan oleh pihak lain, baik dengan tujuan komersial maupun non komersial. Data sekunder dalam penelitian ini berupa catatan
atau dokumentasi perusahaan, data yang diambil dari web parusahaan, dan lain sebagainya.
Pengumpulan data dalam penelitian merupakan tahap yang memerlukan waktu dan biaya yang cukup banyak. Seringkali penelitian gagal karena sulitnya mengumpulkan data.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah: 1) Observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti datang langsung untuk melihat apa yang sedang terjadi di objek penelitian. Observasi bertujuan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi peneliti untuk melihat objek momen tertentu sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi langsung ke PT. Taspen (Persero) KCU Makassar. 2) Wawancara. Wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide-ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam melakukan wawancara, peneliti harus menyiapkan instrument penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk diajukan, dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Wawancara merupakan melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan mengenai data-data yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada kepala bidang layanan dan manfaat PT. Taspen (Persero) KCU Makassar untuk mengetahui bagaimana sistem dan prosedur pembayaran klaim THT di PT.
Taspen (Persero) KCU Makassar. 3) Dokumentasi. Dokumentasi adalah dokumen- dokumen yang diambil dari perusahaan seperti berkas, arsip dan catatan yang berkaitan dengan sistem dan prosedur pembayaran THT.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa data deskriptif kualitatif. Yaitu peneliti mendeskripsikan data yang diperoleh pada PT.
Taspen (Persero) KCU Makassar dengan konsep sistem pada umumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Peserta yang berhak mendapatkan pembayaran THT adalah peserta yang mengalami kejadian PMK (Pensiun, Meninggal, Keluar). 1) Pensiun. Peserta bisa mengajukan klaim THT jika memang telah memasuki masa pensiun dengan melampirkan SK Pensiun. 2) Meninggal. Ahli waris berhak mengajukan klaim THT dengan melampirkan surat kematian peserta. 3) Keluar. Peserta bisa mengajukan klaim THT dengan melampirkan SK Pemberhentian, baik secara hormat ataupun tidak.
Sistem akuntansi pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar adalah sebagai berikut: 1) Fungsi yang terkait. Proses pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) PT. Taspen (Persero) melibatkan beberapa bagian yang terkait dan saling berhubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Bagian-bagian yang terkait adalah: a) Customer Service (CS), terbagi menjadi 2 macam yaitu: CS non klaim dan CS klaim. b) Bagian verifikasi adalah bagian yang memeriksa secara detail mulai dari biodata peserta hingga jumlah perhitungan klaim yang akan dibayarkan. Bagian ini bertanggung jawab dalam menetapkan kebenaran LPH (Lembar Perhitungan Hak). c) Bagian otorisasi adalah bagian yang bertugas untuk mengecek kembali LPH yang telah di verifikasi datanya.
d) Bagian keuangan adalah bagian yang melakukan closing dan kemudian membuat cek sebagai bukti transaksi pembayaran yang akan dilakukan. e) Bagian kasir (pihak Bank BRI Kantor Kas PT. Taspen) adalah bagian yang melayani pembayaran THT pada PT.
Taspen (Persero) baik secara tunai maupun transfer. 2) Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) PT.Taspen adalah: a) Formulir berupa lembaran kertas yang harus diisi oleh peserta ketika akan mengajukan klaim dan diserahkan kepada CS. Formulir setiap peserta yang mengalami kejadian PMK juga berbeda-beda sesuai dengan kejadian apa yang dialami. b) Voucher digunakan sebagai bukti pencairan dana THT kepada peserta. c) Cek adalah dokumen yang digunakan untuk memerintahkan Bank BRI sebagai kantor kas
PT. Taspen (Persero) melakukan pembayaran kepada peserta sesuai dengan jumlah yang tertera dalam voucher. d) Bukti transfer merupakan bukti pembayaran yang dilakukan oleh pihak Bank BRI sebagai kantor kas PT.
Taspen (Persero) yang berisi jumlah dan tanggal dilakukannya pembayaran. 3) Buku akuntansi yang digunakan dalam pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT), adalah: a) Buku besar berisi beberapa akun yang merinci setiap transaksi pembayaran THT. b) Buku pembantu berisi jumlah yang akan dibayarkan pada tiap-tiap kantor bayar sesuai dengan rencana bayar pada THT. Kantor bayar dan rencana bayar sudah tertera di dalam voucher.
c) Buku laporan berisi rekapitulasi buku pembantu yang telah diverifikasi dan diotorisasi oleh bagian yang terkait sebelum dilakukan pembayaran kepada peserta THT.
Prosedur pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) pada PT. Taspen (Persero), adalah: 1) CS. a) Menerima dokumen pengajuan klaim THT yang telah diisi oleh peserta. Dokumen tersebut berupa formulir dan menyerahkan dokumen-dokumen pendukung. Setiap kejadian PMK memiliki dokumen pendukung yang berbeda-beda. b) Meneliti kelengkapan dokumen dan pengisian formulir yang telah diajukan. Apabila ada kekurangan dalam pengisian formulir, bagian CS mengembalikan dokumen kepada peserta untuk dilengkapi. c) Memproses dokumen melalui SAP perusahaan. d) Memprint voucher sebagai bukti lengkapnya dokumen-dokumen yang diajukan. e) Semua dokumen diberikan ke bagian verifikasi. 2) Bagian Verifikasi. a) Menerima dokumen dari CS. b) Verifikator memverifikasi kembali dokumen yang sudah diajukan. c) Semua dokumen diserahkan ke bagian otorisasi. 3) Bagian Otorisasi. a) Menerima dokumen dari bagian verifikasi. b) Otorisator melakukan verifikasi kembali dokumen yang sudah diajukan. Otorisator dilakukan oleh Kepala Seksi Layanan. c) Mengesahkan voucher yang dokumennya sudah lengkap. d) Semua dokumen diserahkan ke bagian keuangan. 4) Bagian Keuangan. a) Menerima dokumen dari bagian otorisasi. b) Bagian keuangan memverifikasi kembali semua kelengkapan dokumen. Bagian ini lebih fokus ke validasi rekening yang dilampirkan peserta untuk mempermudah bagian keuangan membayarkan klaim THT. c) Memposting voucher untuk dibayarkan sesuai dengan rencana bayar. Biasanya rencana bayar itu
Pembayaran Klaim Tabungan
184 Dalauleng Nurummu Sulaeha, Neng Indriyani, Daryanti maksimal 2 hari, tergantung CS menginput
rencana bayarnya kapan. d) Menyiapkan cek untuk diisi sesuai dengan nominal yang telah ditetapkan. e) Mengesahkan dokumen yang sudah valid. f) Cek kemudian diserahkan ke bagian kasir, kemudian dokumen yang lainnya diserahkan ke basemant. 5) Bagian Kasir. a) Menerima cek dari bagian keuangan. b) Mencocokkan cek dengan data peserta secara komputerisasi. c) Melakukan pembayaran secara transfer ke nomor rekening peserta.
Dalam pembahasan ini, penulis akan membandingkan antara sistem dan prosedur pembayaran klaim THT pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar dengan teori sistem yang sudah ada. Sistem dan prosedur pembayaran klaim THT pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar adalah sebagai berikut: 1) Fungsi yang terkait pada PT.
Taspen (Persero) KCU Makassar yaitu bagian Customer Service, bagian verifikasi, bagian otorisasi, bagian keuangan, dan bagian kasir dari pihak bank. Dalam teori, fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu fungsi yang memerlukan pengeluaran kas, fungsi kas, fungsi akuntansi, dan fungsi pemeriksa intern. Fungsi yang terkait dalam pembayaran klaim THT pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar mempunyai tugas dan wewenang yang sama dengan penjelasan pada teori sistem yang sudah ada. 2) Dokumen yang digunakan dalam sistem pembayaran klaim THT pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar yaitu formulir, voucher, cek, dan bukti transfer. Dalam teori, dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu formulir, bukti kas keluar, cek, dan permintaan cek. Kegunaan dokumen yang digunakan dalam perusahaan sudah sama dengan teori sistem yang ada. 3) Buku akuntansi yang digunakan pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar sama dengan buku akuntansi yang digunakan dalam teori, yaitu buku besar, buku pembantu, dan buku laporan.
4) Prosedur pembayaran klaim THT pada PT.
Taspen (Persero) KCU Makassar sudah sama dengan kajian teori. Prosedur dalam teori yaitu prosedur permintaan cek, prosedur pembuatan bukti ka keluar, prosedur pembayaran kas, dan prosedur pencatatan pengeluaran kas. 5) Bagan alir prosedur pembayaran klaim THT pada PT.
Taspen (Persero) KCU Makassar digunakan untuk mengetahui gambaran kegiatan perusahaan dalam melakukan pembayaran klaim THT.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Sistem akuntansi pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) pada PT. Taspen (Persero) KCU Makassar sudah sesuai, hal ini dibuktikan dengan hasil sebagai berikut: 1) Proses pembayaran klaim THT pada PT.
Taspen (Persero) melibatkan beberapa bagian yang terkait dan saling berhubungan. Bagian- bagian yang terkait adalah CustomerService (CS), bagian verifikasi, bagian otorisasi, bagian keuangan, dan bagian kasir. 2) Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pembayaran klaim THT pada PT. Taspen (Persero) adalah formulir, voucher, cek, dan bukti transfer. 3) Buku akuntansi yang digunakan dalam pembayaran klaim THT pada PT. Taspen (Persero) adalah buku besar, buku pembantu, dan buku laporan.
Prosedur pembayaran klaim Tabungan Hari Tua (THT) pada PT. Taspen (Persero) sudah sesuai dengan teori sistem.
Sistem akuntansi pembayaran klaim THT pada PT.Taspen (Persero) KCU Makassar suduh cukup baik dan harus dipertahankan oleh perusahaan dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem akuntansi pembayaran klaim THT yang ada di perusahaan agar tetap berjalan dengan lancar.
DAFTAR ISI
Agustinus, Mujian. (2012). Sistem Informasi Akuntansi Teori Dari Wawasan Di Dunia Elektronika Edisi I. Madiun:
WIMA Pers.
Ardana, I.C. & Lukman, H. (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Aziz, S.I. (2013). Evaluasi Sistem Akuntasi Pembayaran Klaim Asuransi Jaminan Hari Tuapada PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG YOGYAKARTA Tahun 2013.Yogyakarta: Fakultas Ekonomi. Diakses pada tanggal 19 Mei
2019 melalui website
https://eprints.uny.ac.id/17105/
Dady, F., Ilat, V., & Pontoh, W. (2017).
Analisis sistem akuntansi dan prosedur
pembayaran klaim jaminan kematian pada PT. Taspen (Persero) Cabang Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Diakses pada tanggal 29 April 2019 melalui website https://docplayer.info/54888699-
Analisis-sistem-akuntansi-dan-prosedur- pembayaran-klaim-jaminan-kematian- pada-pt-taspen-persero-cabang-manado- bahu-manado-95115-indonesia.html Diana, A. & Seiawati, L. (2011). Sistem
Informasi Akuntansi. Yogyakarta:
ANDI.
Hasti, A., & Artiska, C.L.M.C (2018).
Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera Makassar. Jurnal Ekonimi dan Akuntansi.
13 (2): 85-93. Diakses pada tanggal 14 September 2019 diakses melalui website http://ojs.stkip-
ypup.ac.id/index.php/equity/issue/view/9/A stuty%20Hasti%2Claudia%20La%Mareta
%Cosari%Artiska.
https://www.taspen.co.id
Mahatmyo, A. (2014). Sistem Informasi Akuntansi Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Deepublish.
Manullang, M. (2004). Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mardi. (2014). Sistem Informasi Akuntansi.
Bogor: Ghalia Indonesia. Diakses pada tanggal 16 Juni 2019 melalui website https://repository.usd.ac.id/13190/2/132 114108_full.pdf
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyani, S., Suzan, L., Sagara, Y., Yuniarti, E., Karya, C.D., Azizah, Z.N., & Alam, M. (2018). Sistem Informasi Akuntansi:
Aplikasi di Sektor Publik. Bandung:
Unpad Press.
Romney., Marshall, B., & Steinbart, P, J.
(2014). Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat.
Satori, D. & Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan Proposal Skripsi. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.
Suliyanto. (2018). Metode Penelitian Bisnis untuk Skripsi, Tesis, & Disertasis.
Yogyakarta: ANDI.
Suyadi. (2013). Libas Skripsi dalam 30 Hari.
Yogyakarta: Diva Press.