PENGARUH HARGA, STORE ATMOSPHERE DAN BRAND TRUST TERHADAP IMPLUSE BUYING PADA KENTUCKY FRIED
CHICKEN (KFC) RAMAYANA PLAZA ANDALAS PADANG
JURNAL
Oleh:
FIRDA NINGSIH 12090120
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2017
HI\LAMAN PENGESAH,{NI JURNAL
PENGARUH EIAI{GA, STORE ATMOSPHI,RE DAN BRA,YD TRUST
.
TERHADAP IMPLUSE BUYIATG EADA KENTACKY FRIEDCHICKEN (KFC) RAMAYANA Pf.AZA ANDALAS PADANG
Nama
: Iiirda NingsihNPM
:12090120Program
Studi
: f'endidikan EkonomiInstitusi
: Slekolah Tinggi Keguruan da,r Ilmu Pendidikan (S IKIP) FGRI Sumatera BaratPadang. Januari 201 7
Disetujui Oleh:
Pembimbing
II
Pembimbing I
6)-\
(Dina Amaluis, Sf, M1\{)
ulle*
a,(J*^,nolru,
M. si)PENGARUH HARGA, STORE ATMOSPHERE DAN BRAND TRUST TERHADAP IMPLUSE BUYING PADA KENTUCKY FRIED
CHICKEN (KFC) RAMAYANA PLAZA ANDALAS PADANG
Oleh :
, , , , , .
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera barat
2) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera barat
e-mail : [email protected] ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of price, store atmosphere and brand trust towards impluse buying at kentucky fried chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang. The results showed that: (1) There is significant influence between the price impluse Against Buying at Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang with a regression coefficient of 0.385 and thitung (4.866)≥ ttable value (1.68830); (2) There is significant influence between Store Atmosphere Against Against Buying impluse at Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang with a regression coefficient of 0.181 and thitung (3,045) ≥ ttable value (1.68830); (3) There is significant influence between the Brand Trust impluse Against Against Buying at Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang with a regression coefficient of 0.457 and thitung (5.478)≥ ttable value (1.68830); (4) There is significant influence between Price, Store Atmosphere and Brand Trust jointly significant effect impluse Against Buying at Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang with a value of F (77.636) > F table value (2.87).
Keywords: Price, Store Atmosphere, Brand Trust and Impluse Buying
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga, store atmosphere dan brand trust terhadap impluse buying pada kentucky fried chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh signifikan antara Harga terhadap Terhadap Impluse Buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang dengan koefisien regresi sebesar 0,385 dan thitung (4,866) ≥ nilai ttabel (1,68830); (2) Terdapat pengaruh signifikan antara Store Atmosphere Terhadap Terhadap Impluse Buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang dengan koefisien regresi sebesar 0,181 dan thitung (3,045) ≥ nilai ttabel(1,68830); (3) Terdapat pengaruh signifikan antara Brand Trust Terhadap Terhadap Impluse Buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang dengan koefisien regresi sebesar 0,457 dan thitung(5,478)≥nilai ttabel(1,68830);
(4) Terdapat pengaruh signifikan antara Harga, Store Atmosphere dan Brand Trust secara bersama- sama berpengaruh signifikan Terhadap Impluse Buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang dengan nilai Fhitung(77,636) > nilai Ftabel(2,87).
Kata Kunci: Harga, Suasana Toko, Kepercayaan Merek dan Pembelian tidak Terencana
PENDAHULUAN
Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Hal ini menimbulkan persaingan di antara perusahaan-perusahaan tersebut. Agar suatu perusahaan dapat terus dan memenangkan persaingan, perusahaan dituntut untuk mengadakan peningkatan di bidang pemasaran.
Peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara terencana. Atau dengan kata lain, perusahaan harus menentukan strategi pemasaran yang tepat. Perubahan lingkungan perusahaan terutama faktor pesaing yang mampu menghasilkan produk yang sama, menyebabkan banyak perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented).
Perusahaan yang berorientasi pada konsumen hendaknya selalu memikirkan harga yang terjangkau oleh konsumen, bagaimana
melakukan berbagai usaha untuk merancang store atmosphere untuk meningkatkan pembelian tidak terencana dalam toko dan bagaimana supaya konsumen itu percaya terhadap merek yang ditawarkan sehingga perilaku seseorang yang semula berbelanja dengan niatan terencana menjadi tidak terencana.
Upaya pemenuhan berbagai kebutuhan salah satunya makanan, dalam perkembangannya saat ini telah berkembang pesat. Banyak produsen yang telah menciptakan kuliner dengan berbagai bentuk dan rasa, dan telah dijadikan sebagai sarana usaha untuk mencari penghasilan. Berdasarkan realita tersebut, para pelaku ekonomi yang bergerak dalam industri makanan dan minuman merupakan kunci dalam merencanakan suatu strategi pemasaran yang baik. Dari tabel dibawah ini diketahui bahwa pada bulan Januari-Juni 2016 Rekapitulasi Total Sales KFC Ramayana Plaza Andalas Padang mengalami fluktuasi seperti tampak pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Data Rekapitulasi Total Sales KFC Ramayana Plaza Andalas Padang Bulan Januari-Juni Tahun 2016
Bulan Jumlah Transaksi Jumlah Pengunjung
Januari 15.698 19.035
Februari 13.634 16.695
Maret 13.604 17.971
April 14.753 17.558
Mei 17.140 20.194
Juni 9.698 11.316
Total 84.527 102.769
Sumber: KFC Ramayana Plaza Andalas Padang Berdasarkan tabel 1 di atas
dapat dilihat perkembangan jumlah transaksi dan pengunjung KFC Ramayana Plaza Andalas Padang
mengalami fluktuasi atau naik turun.
Pada bulan Januari jumlah transaksi sebesar Rp. 15.698 dan jumlah pengunjung sebanyak 19.035 orang,
2 pada bulan Februari jumlah transaksi sebesar Rp. 13.634 dan jumlah pengunjung sebanyak 16.695 orang, pada bulan Maret jumlah transaksi sebesar Rp. 13.604 dan jumlah pengunjung sebanyak 17.971 orang, pada bulan April jumlah transaksi sebesar Rp.14.753 dan jumlah pengunjung sebanyak 17.558 orang, pada bulan Mei jumlah transaksi sebesar Rp.17.140 dan jumlah pengunjung sebanyak 20.194 orang dan terakhir pada bulan Juni jumlah transaksi sebesar Rp.9.698 dan jumlah pengunjung sebanyak 11.316 orang. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya impluse buying dimana semula konsumen hanya sekedar jalan-jalan saja disekitas mall tiba- tiba merasa lapar dan lansung melihat ada KFC mereka langsung membelinya diluar yang direncakan.
Pembelian tak terencana adalah kegiatan pembelian mendadak tanpa ada perencanaan terlebih dahulu pada saat memasuki suasana toko. Impulse Buying didefinisikan sebagai “tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko” (Mowen dan Minor (2002:10).
Faktor yang mempengaruhi impulse buying adalah harga, menurut Kotler & Amstrong (2001:440) ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam harga yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.
Faktor yang mempengaruhi impulse buying adalah store atmosphere. Sulek dan Hensley (2004:107) menyatakan bahwa store atmosphere dari sebuah tempat atau
lokasi merupakan faktor yang berpengaruh penting terhadap keseluruhan pengalaman yang didapatkan dari lokasi yang bersangkutan. Menurut Levi dan Weitz (2001) Atmosphere dalam sebuah store dapat dibagi menjadi dua, yaitu in-store atmosphere dan out-store atmosphere. Adapun in- store atmosphere yang dimaksud meliputi internal layout, suara, bau, tekstur dan desain interior.
Sedangkan out-store atmosphere yang dimaksud meliputi external layout, tekstur dan desain eksterior.
Faktor yang selanjutnya yang mempengaruhi impluse buying adalah fungsi merek yang ditampilkan kepercayaan didefinisikan sebagai keyakinan tentang sesuatu yang diinginkan, akan ditemukan pada orang lain lebih baik dari apa yang dikhawatirkan (Deutsch, 1973 dalam Ballester and Aleman 2005:66) konsumen akan memilih merek terlebih dahulu dalam menentukan pembelian dan kebanyakan merek yang konsumen pilih adalah merek yang konsumen percaya.
TINJAUAN PUSTAKA Impluse Buying
Impulse buying didefinisikan sebagai “tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko” Mowen dan Minor (2002:10). Menurut Mowen dan Minor (2002:198) pengertian Impulse buying adalah
“an impulse purchase has been defined as a buying action undertaken without a problem having been previously recognizing or a buying intention formed prior to entering the store”. Pembelian tak terencana adalah kegiatan pembelian mendadak tanpa ada perencanaan terlebih dahulu pada saat memasuki suasana toko.
Menurut Utami (2010:51) impulse buying adalah pembelian yang terjadi ketika konsumen melihat produk atau merek tertentu, kemudian konsumen menjadi tertarik mendapatkannya, biasanya karena adanya rangsangan yang menarik dari toko tersebut.
Jadi menurut penjelasan para ahli diatas dapat dusimpulkan bahwa impulse buying merupakan tindakan konsumen yang tanpa sengaja untuk membeli suatu produk pada sebuah toko, yang pembelian barang atau produk tidak direncana sama sekali oleh konsumen sendiri. Impulse buying didefinisikan sebagai
“tindakan membeli yang dilakukan tanpa memiliki masala sebelumnya atau maksud/niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko”.
Harga
Menurut Alma (2011:169) harga adalah nilai suatu barang yang yang dinyatakan dengan uang. Harga salah satu atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen, dan menejer perlu benar-benar menyadari peran harga tersebut dalam
pembentukan sikap konsumen.
Menurut Gitosudarmo dalam Sunyoto (2014:131) harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah produk tertentu atau kombinasi antara barang dan jasa. Menurut Vinci (2009:137) ketika konsumen membeli sebuah produk, sebenarnya mereka menukarkan suatu nilai (harga) untuk mendapatkan nilai lainnya (manfaat dari memiliki atau menggunakan produk). Menurut Kotler dan Keller (2005:303) harga merupakan potongan yang diberikan oleh sipenjual dalam bentuk pengurangan harga yang harus dibayarkan oleh sipembeli.
Store Atmosphere
Menurut Vinci (2009:55-58) Store atmosphere (suasana toko) adalah seluruh efek estetika dan emosional yang diciptakan melalui ciri-ciri fisik toko, dimana semuanya berhubungan dengan panca indera (penglihatan) dari konsumen.
Atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli. Kotler dan Keller (2005).
Store atmosphere mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan atau mempengaruhi pembelian. Keadaan emosional akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan membangkitkan keinginan.
Gilbert dalam Foster (2008:61) mendefinisikan Store Atmosphere merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah
4 direncanakan, store atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.
Levy & Weitz (2001:576) mengemukakan bahwa suasana toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian. Atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli Kotler dan Philip (2005).
Brand Trust
Menurut Kotler (2009) konsumen membentuk pilihan terhadap merek dalam kumpulan yang dapat dipilih. Konsumen juga akan membentuk minat beli terhadap merek yang paling dia pilih. Kasus tersebut dapat dikatakan ada hubungan antara merek yang konsumen percaya terhadap minat beli pada suatu produk.
Konsumen akan memilih merek terlebih dahulu dalam menentukan pembelian dan kebanyakan merek yang konsumen pilih adalah merek yang konsumen percaya. Konsumen akan memilih merek yang mendapat kepercayaan dari konsumen, maka diharapkan minat untuk membeli produk tersebut menjadi meningkat dan konsumen tidak ragu lagi dalam memilih merek yang dipercaya karena menurut Riana (2008), konsumen sering kali
berinteraksi dengan merek seolah- olah merek tersebut adalah manusia.
Dengan demikian bahwa kepercayaan merek, memiliki peran penting dalam intense pembelian.
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori kerangka konseptual diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Diduga Harga berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang.
2. Diduga Store Atmosphere berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang.
3. Diduga Brand Trust berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang.
4. Diduga Harga, Store Atmosphere dan Brand Trust sama-sama berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli yang melakukan transaksi pembelian di KFC Ramayana Plaza Andalas Padang, dimana jumlahnya belum diketahui, dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 responden. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel
impluse buying sebagai variabel terikat (Y), harga (X1) store atmosphere (X2) brand trust (X3) sebagai variabel bebasnya.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.
HASIL PENELITIAN Deskripsi Variabel Impluse Buying (Y)
Dapat diketahui bahwa variabel impluse buying diperoleh rata-rata skor pada variabel impluse buying 3,77 dan tingkat capaian responden sebesar 75,42% dengan kategori cukup. Hal ini dapat dimaknai bahwa pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang sudah cukup banyak responden yang melakukan pembelian secara spontan atau tidak direncanakan terlebih dahulu. Indikator yang memiliki tingkat capaian responden tertinggi pada variabel impluse buying adalah saya tidak sengaja membeli produk KFC ketika hanya berjalan-jalan saja dengan nilai rata-rata sebesar 4,35 dan tingkat capaian responden sebesar 87,00% dengan kategori baik. Indikator yang memiliki tingkat capaian responden terendah pada variabel impluse buying adalah saya membeli makanan di KFC karena memiliki kerenyahan dan kelembutan daging yang gurih dengan nilai rata-rata sebesar 3,40 dan tingkat capaian responden sebesar 68,00% dengan kategori cukup.
Deskripsi Variabel Harga (X1)
Dapat diketahui bahwa diperoleh rata-rata skor pada variabel harga 3,70 dan tingkat capaian responden sebesar 73,90% dengan kategori cukup. Hal ini dapat dimaknai jika harga tinggi maka impluse buying akan naik. Indikator yang memiliki tingkat capaian responden tertinggi pada variabel harga adalah tingkat harga makanan di KFC sama dengan harga KFC liannya dengan nilai rata-rata sebesar 4,23 dan tingkat capaian responden sebesar 84,50% dengan kategori baik. Indikator yang memiliki tingkat capaian responden terendah pada variabel harga adalah saya merasa senang jika transaksi pembayaran dilakukan di awal dengan nilai sebesar 67,50% dan rata-rata skor sebesar 3,38 serta termasuk kategori cukup.
Deskripsi Variabel Store Atmosphere (X2)
Dapat diketahui bahwa diperoleh rata-rata skor pada variabel store atmosphere 3,61 dan tingkat capaian responden sebesar 72,17%
dengan kategori cukup. Hal ini dapat dimaknai jika store atmosphere tinggi maka impluse buying akan naik. Indikator yang memiliki tingkat capaian responden tertinggi pada variabel store atmosehere adalah tinggi dan luas toko di KFC membuat saya nyaman dengan nilai rata-rata sebesar 4,00 dan tingkat capaian responden sebesar 80,00%
dengan kategori baik. Indikator yang memiliki tingkat capaian responden terendah pada variabel store atmosphere adalah pemasangan
6 tanda petunjuk di KFC mempermudah saya dalam mencari lokasi tempat yang saya inginkan dengan nilai rata-rata sebesar 3,30 dan tingkat capaian responden sebesar 66,00% dengan kategori kurang baik.
Deskripsi Variabel Brand Trust (X3)
Dapat diketahui bahwa diperoleh rata-rata skor pada variabel brand trust 3,90 dan tingkat capaian responden sebesar 77,92% dengan kategori cukup. Hal ini dapat dimaknai jika brand trust tinggi maka impluse buying akan naik.
Indikator yang memiliki tingkat capaian responden tertinggi pada variabel brand trust adalah saya percaya terhadap merek KFC karena dapat memenuhi apa yang saya harapkan dengan nilai rata-rata sebesar 4,70 dan tingkat capaian responden sebesar 94,00% dengan kategori sangat baik. Indikator yang memiliki tingkat capaian responden terendah pada variabel brand trust adalah saya melakukan kegiatan belanja di KFC karna dukungan dari rekan atau teman dengan nilai rata- rata sebesar 3,25 dan tingkat capaian responden sebesar 65,00% dengan kategori cukup.
Tabel 29. Hasil Pembentukan Model Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -5.167 2.204 -2.344 .025
x1 .385 .079 .423 4.866 .000
x2 .181 .059 .202 3.045 .004
x3 .457 .083 .478 5.478 .000
a. Dependent Variable: y
Sumber : Olahan Data Primer, 2016 Nilai konstanta sebesar -5,167.
Hal ini berati, tanpa adanya pengaruh harga, store atmosphere dan brand trust terhadap impluse buying adalah sebesar -5,167 satuan. Nilai koefesien variabel harga (b1) adalah sebesar 0,385. Artinya apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka impluse buying pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang akan meningkat sebesar 0,385 satuan. Nilai koefesien variabel store atmposphere
(b2) adalah sebesar 0,181. Artinya apabila store atmosphere meningkat sebesar satu satuan maka impluse buying pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang akan meningkat sebesar 0,181 satuan. Nilai koefesien variabel brand trust (b3) adalah sebesar 0,457. Artinya apabila brand trust meningkat sebesar satu satuan maka impluse buying pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang akan meningkat sebesar 0,457 satuan.
Tabel 30. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .931a .866 .855 1.457
a. Predictors: (Constant), Harga, Store Atmosphere dan Brand Trust
Sumber : Olahan Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa besarnya nilai
Rsquare adalah 0,866 di sumbang
variabel harga, store atmosphere dan brand trust terhadap impluse buying
pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang sebesar 0,866 atau 87%, sedangkan sisanya 13% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang ada di luar penelitian.
Uji Hipotesis
Tabel 31. Hasil Pengujian t-statistik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -5.167 2.204 -2.344 .025
x1 .385 .079 .423 4.866 .000
x2 .181 .059 .202 3.045 .004
x3 .457 .083 .478 5.478 .000
a. Dependent Variable: y
Sumber: Olahan Data Primer 2016 Berdasarkan tabel hasil analisa uji t dapat ditarik kesimpulan tentang pengaruh masing-masing variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat.
a) Pengaruh Harga terhadap Impluse Buying pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang.
Berdasarkan hasil analisa variabel harga diperoleh nilai t- hitung sebesar 4,866 ttabel sebesar 1,68830 dan nilai probability sebesar 0,000. Tahapan pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Temuan yang diperoleh menunjukan
bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap impluse buying yang dilakukan pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang.
b) Pengaruh Store Atmosphere terhadap Impluse Buying pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel store atmosphere diperoleh nilai t- hitung sebesar 3,045 ttabel sebesar 1,68830 dan nilai probability
8 sebesar 0,004. Tahapan pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Temuan yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,004 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa store atmosphere berpengaruh signifikan terhadap terhadap impluse buying yang dilakukan pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang.
c) Pengaruh Brand Trust terhadap Impluse Buying pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga
dengan menggunakan variabel Brand Trust diperoleh nilai t- hitung sebesar 5,478 ttabel sebesar 1,68830 dan nilai probability sebesar 0,000. Tahapan pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Temuan yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa brand Trust berpengaruh signifikan terhadap terhadap impluse buying yang dilakukan pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang.
Tabel 32. Hasil Pengujian F-statistik
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 494.362 3 164.787 77.636 .000a
Residual 76.413 36 2.123
Total 570.775 39
a. Predictors: (Constant), x2,x2,x1
Sumber: Olahan Data Primer 2016 Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai Fhitung regresi harga, store atmosphere dan brand trust terhadap impluse buying pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang sebesar 77,636. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Fhitung (77,636) > nilai Ftabel(2,87)
sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Dapat disimpulkan bahwa regresi harga, store atmosphere dan brand trust, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap impluse buying
pada KFC Ramayana Plaza Andalas Padang.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel harga berpengaruh signifikan terhadap impluse buying. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien yang
bernilai positif sebesar 0,385 artinya apabila nilai harga meningkat sebesar satuan maka impluse buying akan meningkat sebesar 0,385 dalam setiap satuannya, dengan nilai thitung
> ttabel (4,866 < 1,68830), pada alpha 5%, nilai sig < alpha (0,000 < 0,05).
2. Variabel store atmosphere berpengaruh signifikan terhadap impluse buying. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,181 Artinya apabila store atmosphere naik sebesar satuan maka impluse buying akan naik sebesar 0,181 dalam setiap satuannya.
Dengan nilai thitung > ttabel
(3,045 < 1,68830), pada alpha 5%, nilai sig < alpha (0,004 <
0,05).
3. Variabel brand trust berpengaruh signifikan terhadap impluse buying. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,457 Artinya apabila brand trust naik sebesar satuan maka impluse buying akan naik sebesar 0,457 dalam setiap satuannya.
Dengan nilai thitung > ttabel
(5,478 < 1,68830), pada alpha 5%, nilai sig < alpha (0,000 <
0,05).
4. Variabel harga, store atmosphere dan brand trust secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap impluse buying dengan nilai fhitung (77,636) >
nilai ftabel (2,87), pada alpha 5%, nilai sig < alpha (0,000 <
0,05). Artinya semakin baik harga, store atmosphere dan brand trust maka akan semakin
baik pula impluse buying pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Plaza Andalas Padang.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran atau masukan sebagai berikut:
1. Variabel harga, kepada pimpinan KFC Ramayana Plaza Andalas Padang disarankan untuk dapat memberikan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Variabel Store Atmosphere, kepada pimpinan KFC Ramayana Plaza Andalas Padang disarankan untuk dapat menciptakan suasana yang aman, lingkungan yang bersih dan dapat menciptakan suasana toko yang menarik baik dari luar maupun dari dalam toko sehingga dapat meningkatkan Impulse Buying.
3. Variabel Brand Trust, kepada pimpinan KFC Ramayana Plaza Andalas Padang disarankan untuk dapat meningkatkan kepercayaan terhadap merek sehingga dapat meningkatkan Impulse Buying.
4. Variabel Impluse Buying, kepada pimpinan KFC Ramayana Plaza Andalas Padang disarankan untuk dapat meningkatkan harga yang sesuai dengan produk, suasana toko yang aman serta meningkatkan kepercayaan merek agar konsumen mau
10 membeli produk tersebut tanpa direncanakan terlebih dahulu.
Daftar Pustaka
Alma, B. (2011). Manajemen Pemasaran dan Menejemen Jasa. bandung: CV Alfabeta.
Ballester, Elena Delgado, and Aleman, J. L. M. (2005). Does Brand Trust mattek to brand equity. The Journal of Product and Brand Management, pg.
187-19.
C.W Utami. (2010). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Danang Sunyoto. (2014). Dasar- dasar Manejemen Pemasaran.
Yogyakarta: CAPS.
John C. Mowen dan Michael Minor.
(2002). Manajemen Biasa Akuntansi dan Pengendalian.
Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip dan Keller, K.L.
(2005). Manajemen Pemasaran:
Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol.
Jakarta: PT Prehalindo.
Kotler, Philip dan Armstrong, G.
(2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Levy & Weitz. (2001). Retailing management 4th edition. new york: Mc.gera hill,Irwin.
Maharani Vinci. (2009). Manajemen Bisnis Eceran. bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sulek, Joanne M, Hensley, R. L.
(2004). The Relative Importance Of Food, Atmosphere and Fairness Of Wait : The Case Of A Full-Service Restaurant.