• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUN RHOEO DISCOLOR

N/A
N/A
Dita Imraatul Khairat

Academic year: 2024

Membagikan "ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUN RHOEO DISCOLOR "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUNRHOEO DISCOLOR Dwiki Ananda Dharmawan1, Krisna Dewangga Rizky1, Shofiy Fatihah Nofri1

1Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang

*e-mail korespondensi: shofano01@gmail.com

Abstract.

Plants consist of various organs such as roots, stems, leaves and reproductive organs.

Plant anatomy is a branch of biology that studies the complex internal structures of plants and their functions. The Rhoeo discolor plant is one of the ornamental plants that is easy to find in Indonesia. The aim of this research is to determine the anatomical composition of the roots, stems and leaves of the Rhoeo discolor plant and to determine the comparative anatomical structure and characteristics of the roots, stems and leaves of Rhoeo discolor. The research method used is observation of cross sections of plant parts directly by identifying them under a microscope. In this study, the anatomical characteristics of the roots studied were the structure of the epidermis, cortex, endodermis, phloem, xylem, pericycle. The anatomical characteristics of the stem studied are the structure of the epidermis, vascular bundles, parenchyma. The anatomical characteristics of the leaves studied are epidermis, collenchyma, stomata, xylem phloem. The anatomical characteristics of plant leaves studied are, epidermis, cortex, phloem, xylem and stomata. The results of the research show that the Rhoeo discolor plant is a monocot plant. The anatomical structure of the roots in this plant is spread over root tissue, where the primary xylem is surrounded by small xylem and phloem. The stem structure of the Rhoeo discolor plant has a closed collateral type of vascular bundles (no cambium is found between the xylem and phloem). The epidermis on the leaves of the Rhoeo discolor plant looks like an arrangement of blocks/rectangles arranged like a wall. Rhoeo discolor leaves have a modified epidermis in the form of dumbbell-shaped (elongated) stomata.

Keyword:plants, plant anatomy, rhoe discolor, roots, stems, leaves, stomata Abstrak

Tumbuhan terdiri dari macam-macam organ seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi. Anatomi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari mengenai struktur dalam tumbuhan yang kompleks beserta fungsinya.

Tanaman Rhoeo discolor merupakan salah satu tanaman hias mudah dijumpai di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui susunan anatomi akar, batang dan daun tanaman Rhoeo discolor serta mengetahui perbandingan

(2)

struktur anatomi dan karakteristik akar, batang dan daun Rhoeo discolor. Metode penelitian yang digunakan yaitu Pengamatan penampang melintang bagian tanaman dilakukan secara langsung dengan mengidentifikasi dibawah mikroskop. Dalam penelitian ini yang dikaji karakteristi anatomi akar diteliti ialah struktur epidermis, korteks, endodermis, floem, xylem, perisikel. Karakteristik anatomi batang yang diteliti ialah struktur epidermis, berkas pembuluh, parengkim. Karakteristik anatomi daun yang diteliti ialah epidermis, kolenkim, stomata, xylem floem. Karakteristik anatomi daun tumbuhan yang di teliti ialah, epidermis, korteks, floem, xylem dan stomata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman Rhoeo discolor, termasuk kedalam tanaman monokotil. Struktur anatomi akar pada tanaman ini tersebar jaringan akar, dimana xylem primer dikelilingi oleh xylem kecil dan floem. Struktur batang tanaman Rhoeo discolor memiliki tipe ikatan pembuluh bertipe koleteral tertutup (antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium). Epidermis pada daun tanamanRhoeo discolorterlihat seperti susunan balok/persegi panjang yang tersusun menyerupai dinding. Daun Rhoeo discolor terdapat modifikasi epidermis berupa stomata yang berbentuk halter (memanjang).

Kata Kunci :tanaman, anatomi tumbuhan, rhoe discolor, akar, batang, daun, stomata

PENDAHULUAN

Tumbuhan tersusun dari berbagi organ seperti akar, batang, daun dan organ reproduksinya. Tumbuhan memiliki dua struktur yaitu struktur anatomi dan morfologi. Anatomi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari mengenai struktur dalam tumbuhan yang kompleks beserta fungsinya[2]. Salah satu fungsi dasar ilmu anatomi yaitu menghasilkan karakter yang dijadikan dasar taksonomi dalam menempatkan tumbuhan pada suatu tingkat takson tertentu baik tingkat suku, marga maupun spesies.

Pengamatan struktur anatomi pada tumbuhan dapat bermanfaat untuk mempelajari berbagai aspek kehidupan tumbuhan yang berkaitam dengan fotosintesis, produktivitas dan adaptasi tumbuhan terhadap stres lingkungan akibat perubahan iklim [2]. Organ- organ tumbuhan memiliki jaringan penting seperti epidermis, meristem, parenkim, skelerenkim, kolenkim dan jaringan pengangkut [5]. Setiap jaringan pada tumbuhan memiliki bentuk, susunan dan fungsinya masing-masing.

Perbedaan jaringan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan sistem dermal yang

(3)

mencakup epidermis dan periderm dan sistem jaringan pembuluh yang terdiri dari dua jaringan floem dan xylem.

Tanaman hias merupakan tanaman yang sering dijumpai baik di halaman maupun di dalam rumah sebagai penambah keindahan dan kesegaran untuk sekitaran rumah. Salah satu tanaman hias yang banyak di jumpai di Indonesia yaitu tanaman Rhoeo discolor. Tanaman Rhoeo discolor merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian selatan, Amerika Tengah dan Karibia. Banyak ditemukan di wilayah bangsa Maya di Amerika Tengah [7]. Di China, bunga tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati disentri. Hasil penelitian [9] menyatakan bahwa Infus, rebusan, atau rendaman daun Rhoeo discolor digunakan secara tradisional untuk mengobati demam, batuk, asma, bronkhitis, bahkan kanker.

Tanaman ini juga dikenal dengan nama lokal tanaman adam hawa atau nanas kerang. Tanaman hias ini mempunyai warna daun yang berbeda antara bagian atas dan bagian bawah, sehingga sangat menarik perhatian terutama pencinta tanaman hias.

Rhoeo discolor memiliki beberapa karakteristik yang tidak banyak ditemukan pada tanaman lain, seperti warna pada sisi adaksial dan sisi abaksial daun (folium)-nya yang berbeda warna, yakni berwarna hijau tua pada sisi adaksial daunnya dan berwarna ungu pada sisi abaksial daunnya[6].

Rhoeo discolor ditemukan tumbuh di hutan pantai, semak belukar, tempat menggantung, hutan sekunder, lahan budidaya, dan daerah yang terganggu, serta menyukai daerah tropis dan sub tropis dengan suhu mulai dari 14-27 °C. Tumbuh baik pada tanah berdrainase baik termasuk tanah berbatu, pasir, dan batuan gamping.

Mempunyai adaptasi yang luas baik pada dataran rendah dan tinggi, daerah panas, dingin, kering atau berair, dan naungan. Morfologi tanaman ini yaitu dengan panjang daun bisa mencapai 30 cm dan lebar hingga 6 cm, bunga tanaman berwarna putih berbentuk kerag serta tinggi tanaman sekitar 40 hingga 60 cm.

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan dari artikel ini yaitu untuk mengetahui struktur anatomi dan karakteristik akar, batang dan daun tanamanRhoeo discolor.

(4)

METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat -alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau silet, tissu, talenan, mikroskop, objek glass cover dan pipet tetes. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanamanRhoeo discolor(Akar, Batang dan Daun).

Metode

Penelitian yang dilakukan menggunakan sampel tanamanRhoeo discolor. Cara kerja dari praktikum ini yaitu :

a) Sayat secara horizontal untuk pengamatan bagian akar dan batang setipis mungkin. lalu letakkan di atas kaca objek lalu diteteskan dengan air. Kemudian amati di mikroskop dari perbesaran 4x sampai perbesaran 40x. Tentukan struktur jaringan penyusun akar dan batang serta fungsinya

b) Sayat secara Paradermal daun Rhoe discolor setipis mungkin lalu di letakkan di kaca preparat. Ditutup dengan cover glass dan tetesi dengan air biasa. Amati di mikroskop dengan perbesaran 4x sampai 100x. Amati gambar dan tipe stomata pada permukaan daun tersebut.

c) Buatlah tabel perbandingan struktur anatomi jaringan tumbuhan yang dibawa dan gambarlah setiap pengamatan di buku kerja

Pengamatan bentuk dan ukuran sel epidermis tanaman dilakukan dengan membuat preparat segar dan melakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran. Pengamatan penampang melintang bagian tanaman dilakukan secara langsung dengan mengidentifikasi dibawah mikroskop.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari identifikasi bentuk sel dari jaringan akar, batang dan daun tanaman Rhoeo discolordapat dilihat pada gambar dibawah ini :

1. Akar

Gambar 1. Hasil pengamatan sel akar tanaman A. perbesaran 4x, B. perbesaran 100x Tanaman Rhoeo discolor termasuk kelompok tumbuhan monokotil.

Berdasarkan hasil pengamatan akar tanaman (Gambar 1), bahwa jaringan penyusun penampang melintang akar tanaman terdiri atas epidermis (rambut akar), korteks (endodermis), floem dan xylem. Rambut akar merupakat derivat epidermis yang berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan. Pada preparat penampang melintang akar dapat dijumpai adanya korteks karena berkas pengangkutnya mengumpul ditengah.

Pada akar tumbuhan dikotil dan monokotil, terdapat perbedaan. Hal ini sesuai dengan pendapat[1], yang menyatakan bahwa Pada akar tumbuhan dikotil dan monokotil terdapat perbedaan pada akar tumbuhan dikotil antara xylem dan floem terdapat kambium dan pada akar monokotil di antara xylem dan floem tidak terdapat kambium.

A B

Korteks

Epidermis

Endodermis Endodermis

Floem Xylem

(6)

2. Batang

Gambar 2. Hasil pengamatan sel batang tanaman

Berdasakan gambar diatas, dapat dilihat bahwa dalam penampang sel batang tanamanRhoeo discolor, jaringan pembuluh tampak tersebar di seluruh batang, tidak dalam penyusunan silindris. Jaringan pembuluh yang tersebar dan berserakan sehingga tidak dapat membedakan empulur dan korteks. Hal ini sesuai dengan teori yakni dikemukakan [1] yaitu pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang tidak dapat tumbuh membesar.

Sistem pembuluh pada monokotil biasanya dari berkas yang tersebar seolah tak beraturan dan hal ini jelas terlihat pada penampang melintang. Pada penampang melintang batang seperti yang dapat dilihat pada ikatan yang tidak membentuk lingkaran seperti yang ditemukan pada penampang melintang kebanyakan dikotil.

(7)

3. Daun

Gambar 3. Hasil pengamatan sel daun tanaman

Hasil pengamatan (Gambar 3) dapat dijelaskan bahwa bentuk sel epidermis pada daun tanaman Rhoeo discolor terlihat seperti susunan balok/persegi panjang yang tersusun menyerupai dinding. Susunan sel epidermis cenderung rapat dan tidak ada celah antara sel, tertata rapi dan searah. Dapat dilihat juga ditemukan stomata disetiap jarak antara sel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan[4], yaitu juga menjelaskan bahwa bentuk dari sel epidermis sangat bervariasi antara sel satu dengan sel lainnya tidak beraturan, susunannya rapat tanpa ada ruang antar sel.

Sayatan melintang daun Rhoeo discolor dengan perbesaran 4-100 x kali menunjukkan 3 sistem jaringan yang jelas, yaitu jaringan dermal (jaringan epidermis).

Sel-sel penyusun jaringan epidermis atas maupun bawah berbentuk tidak beraturan atau pipih memanjang, tersusun rapat atau hampir tidak ada ruang antarsel, dan transparant. Jaringan dasar (mesofil daun) Rhoeo discolor berwarna hijau yang menandakan adanya kloroplas. Jaringan pembuluh atau berkas pembuluh pada sayatan melintang daunRhoeo discolortidak terlihat jelas.

Hasil pengamatan sel daun Rhoeo discolor pada mikroskop diantaranya terdapat 1) dinding sel yang berupa dinding yang tebal dan kaku serta tersusun oleh selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk memberi bentuk tetap pada sel. (2)

Dinding Sel

Sitoplasma Stomata Jaringan

Epidermis

(8)

Sitoplasma merupakan bagian sel yang diselubungi oleh membran sel, pada bagian ini berlangsung beberapa reaksi kimia didalamnya. (3) Stomata merupakan jalur yang digunakan pada tumbuhan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Stomata sendiri berfungsi sebagai tempat pertukaran gas CO2. (4) Sel penutup merupakan bagian sel yang berfungsi untuk menahan air serta mengontrol keluar masuknya karbondioksida (CO2). (5) Sel penjaga merupakan sekumpulan sel yang mengelilingi sebuah sel penutup. Sel penjaga secara mendalam melangsungkan fungsinya secara berasosiasi dengan sel penutup.

4. Stomata

Gambar 4. Hasil Pengamatan Stomata Tanaman

Berdasarkan hasil pengamatan stomata daun pada gambar 5 diatas, tanaman Rhoeo discolormerupakan tumbuhan monokotil. Stomata pada tanaman ini memiliki bentuk halter. Pada percobaan ini menggunakan perbesaran 100x tampak terlihat bagian sel inti, sel tetangga, dan sel penutup. Sel penutup stomata Rhoeo discolor memanjang dengan bagian ujung membesar dan kecil dibagian tengah yang membuktikan bahwa pada daunRhoeo discolorterdapat modifikasi epidermis berupa stomata yang berbentuk halter (memanjang).

(9)

Salah satu derivat dari sel epidemis yang memiliki fungsi penting bagi tumbuhan yaitu stomata. Sel epidermis dan stomata saling berhubungan erat sehingga faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap sel epidermis juga akan berpengaruh terhadap stomata. Stomata berperan penting bagi tumbuhan dalam proses fotosintesis, dan proses transpirasi. Stomata memiliki fungsi sebagai alat pertukaran gas CO2dan O2 dalam proses fotosintesis dan hilangnya uap air melalui transpirasi. Proses fotosintesis dan respirasi yang terjadi pada tumbuhan akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan[8].

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, struktur akar, batang dan daun pada tanaman Rhoeo discolor, termasuk kedalam tanaman monokotil. Struktur anatomi akar pada tanaman ini tersebar jaringan akar, dimana xylem primer dikelilingi oleh xylem kecil dan floem. Struktur batang tanaman Rhoeo discolor memiliki tipe ikatan pembuluh bertipe koleteral tertutup (antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium). Epidermis pada daun tanaman Rhoeo discolor terlihat seperti susunan balok/persegi panjang yang tersusun menyerupai dinding. Daun Rhoeo discolor terdapat modifikasi epidermis berupa stomata yang berbentuk halter (memanjang).

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Biologi Dasar dan Asisten praktikum biologi dasar atas ilmu yang diberikan selama kuliah dan praktikum. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman kelompok dan teman-teman praktikum selama praktikum mata kuliah biologi dasar. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca lainnya.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

[1] Alis Nirmala. 2006. Biologi Praktis. UGM Press. Yogyakarta

[2] Guvenc. 2011. The Leaf Anatomy of naturally distributed Juniperus sp.

(Cupressaceae)speciesin Turkey. Turkish Journal of Botany .

[7] Kadir, A. (2008). Tanaman Hias Bernuansa Varigata. Yogyakarta: Lily Publisher [4] Nugroho, L. Hartanto, Purnomo, and Issirep Sumardi. 2006. “Struktur Dan

Perkembangan Tumbuhan.”In,2nded., 179. Jakarta: Penebar Swadaya.

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=698557

[5] Putra, R. D. Utomo, B and Dalimunte, A. 2015. Morfologi Perakaran Tumbuhan Monokotil Dan Tumbuhan Dikotil.Journal Tri Dharma5 (1): 6565–74 [8] Ratna, 2011. Identifikasi Morfologi Tanaman .http ://id.scribd.com /doc/

118554965/Identifikasi-Morfologi-Tumbuhan-Rhoeo-Discolor

[9] Shinde, P.R., P.V. Gujrani, A.R. Gupta, P.G. Dhondge and S.J. Sangle. 2021.

Exploration of Pharmacognostic, Phytochemical and Antibacterial Potential of Rhoeo discolor Hance. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry10(1):1625-1630.

[10] Sundari, T dan R. P. Atmaja. (2011). Bentuk Sel Epidermis, Tipe, dan Indeks Stomata 5Genotip Kedelai Pada Tingkat Naungan Berbeda. Jurnal Biologi Indonesia 7(1) : 67-79

[9] Yasurin P. and S. Piya-Isarakul. 2015.In Vitro Antibacterial Activity Screening of Herb Extracts against Foodborne Pathogenic Bacteria from Thailand.

Journal of Pure and Applied Microbiology 9(3):2175-2184.

Referensi

Dokumen terkait

Kerapatan Stomata, dan Indeks Stomata Dari 14 Jenis Ficus 8 3 Karakter dinding sel epidermis, dan ukuran trikoma daun 10 4 Data pengamatan sediaan sayatan transversal daun Ficus

karena gambar hasil pengamatan tidak begitu jelas. Epidermis atas sel daun karet Epidermis bawah sel

Pengamatan Sediaan Sayatan Transversal Hasil pengamatan sediaan mikroskopis sayatan transversal menunjukkan bahwa susunan daun Hoya yang diamati (sukulen) dari yang

Kertas dengan perlakuan lama ekstraksi daun Rhoeo discolor 24 jam menggunakan pelarut etanol 95% berwarna hijau setelah di uji dengan basa kuat berwarna hijau

Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “Struktur Anatomi Sel Epidermis Dan Stomata Daun Beberapa Tanaman Suku Euphorbiaceae Serta

Kultivar Vania Agrihorti, Dwina Kencana, dan Fiji Pink memiliki persamaan dengan Fiji Kuning dalam bentuk sel xylem daun, susunan sel xylem daun, dan bentuk sel

Kerapatan Stomata, dan Indeks Stomata Dari 14 Jenis Ficus 8 3 Karakter dinding sel epidermis, dan ukuran trikoma daun 10 4 Data pengamatan sediaan sayatan transversal daun Ficus

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa bentuk dari sel epidermis daun pada tanaman jagung berbentuk persegi panjang, bayam berbentuk drush bintang,