• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anatomi dan Fisiologi Ternak

N/A
N/A
Abdi Wariyono Simbolon

Academic year: 2025

Membagikan "Anatomi dan Fisiologi Ternak"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Anatomi dan Fisiologi Ternak:

Anatomi

Ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme (makhluk hidup).

Secara harfiah berarti memotong dan memisahkan menjadi bagian-bagian.

Dilakukan dengan pembelahan dan pengawetan melalui pembalseman dari organ tubuh.

Istilah-istilah yang sering digunakan dalam studi anatomi:

Kranial / Anterior

Kranial: Mengarah ke kepala atau tengkorak. Digunakan untuk menunjukkan bagian tubuh yang lebih dekat ke kepala pada hewan.

Anterior: Mengarah ke bagian depan tubuh hewan. Pada hewan berkaki empat, bagian anterior biasanya adalah kepala.

Kaudal / Posterior

Kaudal: Mengarah ke ekor atau bagian belakang tubuh hewan. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan bagian yang lebih dekat ke ekor.

Posterior: Mengarah ke bagian belakang tubuh hewan. Pada hewan berkaki empat, bagian posterior biasanya adalah ekor.

Rostral

Rostral: Mengarah ke hidung atau mulut. Istilah ini sering digunakan untuk menunjukkan bagian tubuh yang lebih dekat ke ujung hidung pada hewan.

Bidang Median

Bidang Median: Bidang vertikal yang membagi tubuh hewan menjadi dua bagian yang sama, kanan dan kiri. Bidang ini berjalan tepat di tengah tubuh.

Istilah Tambahan Dorsal / Ventral

Dorsal: Mengarah ke bagian punggung atau atas tubuh hewan. Pada hewan berkaki empat, bagian dorsal adalah punggung.

Ventral: Mengarah ke bagian perut atau bawah tubuh hewan. Pada hewan berkaki empat, bagian ventral adalah perut.

(2)

Proksimal / Distal

Proksimal: Lebih dekat ke titik asal atau pangkal anggota tubuh. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan lokasi pada kaki atau ekor hewan.

Distal: Lebih jauh dari titik asal atau pangkal anggota tubuh.

Lateral / Medial

Lateral: Mengarah ke sisi tubuh atau jauh dari garis tengah tubuh hewan.

Medial: Mengarah ke garis tengah tubuh atau lebih dekat ke garis tengah tubuh.

Superfisial / Dalam

Superfisial: Lebih dekat ke permukaan tubuh hewan.

Dalam: Lebih jauh dari permukaan tubuh atau lebih ke dalam tubuh hewan.

Palmar / Plantar

Palmar: Mengarah ke bagian bawah kaki depan hewan, setara dengan telapak tangan pada manusia.

Plantar: Mengarah ke bagian bawah kaki belakang hewan, setara dengan telapak kaki pada manusia.

Istilah-istilah ini sangat penting dalam anatomi hewan karena membantu menentukan lokasi dan orientasi bagian-bagian tubuh dengan tepat.

Konsep Dasar Morfologi dan Respons I. Konsep Dasar Morfologi

1. Definisi Morfologi

Morfologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari bentuk dan struktur organisme, termasuk bagian-bagiannya.

2. Pentingnya Morfologi dalam Ternak

Memahami morfologi penting untuk penilaian kesehatan dan produktivitas ternak.

Bentuk tubuh dan struktur tertentu dapat mengindikasikan kondisi kesehatan dan kemampuan fungsional hewan.

(3)

3. Komponen Utama Morfologi Ternak

Kerangka: Struktur tulang yang memberikan bentuk dan dukungan bagi tubuh.

Otot: Jaringan yang memungkinkan gerakan dan mendukung fungsi tubuh lainnya.

Kulit dan Bulu: Lapisan pelindung yang juga berperan dalam regulasi suhu.

Organ Internal: Struktur seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, yang berfungsi dalam sistem organ tubuh.

4. Terminologi Anatomi Dasar

Kranial/Anterior: Mengarah ke kepala.

Kaudal/Posterior: Mengarah ke ekor.

Dorsal: Mengarah ke punggung.

Ventral: Mengarah ke perut.

Proksimal: Lebih dekat ke titik asal atau pangkal anggota tubuh.

Distal: Lebih jauh dari titik asal atau pangkal anggota tubuh.

II. Respons Fisiologis Ternak 1. Definisi Fisiologi

Fisiologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari fungsi mekanis, fisik, dan biokimia dari organisme hidup.

2. Respons Fisiologis terhadap Lingkungan

Homeostasis: Kemampuan tubuh untuk menjaga kondisi internal yang stabil meskipun terjadi perubahan eksternal.

Termoregulasi: Proses yang digunakan ternak untuk menjaga suhu tubuh yang optimal.

Respons terhadap Stres: Adaptasi fisiologis yang terjadi saat ternak mengalami stres lingkungan seperti panas, dingin, atau kepadatan tinggi.

3. Sistem Utama yang Terlibat dalam Respons Fisiologis

Sistem Saraf: Mengontrol dan mengoordinasikan respons tubuh terhadap rangsangan.

(4)

Sistem Endokrin: Menghasilkan hormon yang mengatur berbagai fungsi tubuh.

Sistem Peredaran Darah: Mengedarkan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.

Sistem Respirasi: Memfasilitasi pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) dalam tubuh.

Sistem Pencernaan: Menguraikan makanan untuk diubah menjadi energi dan nutrisi yang dapat digunakan oleh tubuh.

4. Contoh Respons Fisiologis

Respons Imun: Tubuh ternak bereaksi terhadap patogen melalui produksi sel imun dan antibodi.

Laktasi: Proses produksi susu pada hewan betina yang dipengaruhi oleh hormon.

Reproduksi: Siklus dan proses yang terlibat dalam produksi keturunan.

III. Hubungan Antara Morfologi dan Fisiologi

Bentuk dan struktur tubuh (morfologi) sangat mempengaruhi fungsi tubuh (fisiologi) ternak.

Contoh: Struktur otot dan tulang pada sapi perah yang mempengaruhi produksi susu.

Adaptasi morfologis sering kali merupakan respons terhadap kebutuhan fisiologis tertentu.

IV. Pentingnya Studi Morfologi dan Fisiologi dalam Peternakan

Meningkatkan efisiensi produksi ternak.

Mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kesejahteraan hewan.

Mengembangkan strategi manajemen yang lebih baik berdasarkan pemahaman ilmiah tentang tubuh ternak.

Struktur, Fungsi, dan Sifat Sel serta Transportasi Zat I. Struktur Sel

1. Definisi Sel

(5)

Sel adalah unit struktural dan fungsional dasar dari semua organisme hidup. Setiap organisme hidup terdiri dari satu atau lebih sel.

2. Struktur Umum Sel

Membran Sel (Membran Plasma): Lapisan lipid yang membungkus sel dan mengontrol pergerakan zat masuk dan keluar dari sel.

Sitoplasma: Jaringan gel seperti cairan di dalam sel yang berisi organel- organel.

Nukleus: Organel yang mengandung materi genetik (DNA) dan mengontrol aktivitas sel.

Organel: Struktur dalam sel dengan fungsi khusus, termasuk:

o Mitokondria: Penghasil energi sel melalui respirasi sel.

o Retikulum Endoplasma (RE): Sistem saluran yang terlibat dalam sintesis protein (RE kasar) dan lipid (RE halus).

o Ribosom: Tempat sintesis protein.

o Golgi Apparatus: Mengolah, memodifikasi, dan mengemas protein dan lipid untuk ekspor dari sel.

o Lisosom: Mengandung enzim pencernaan untuk mendaur ulang bahan-bahan di dalam sel.

3. Jenis Sel dalam Ternak

Sel Epitelium: Menutupi permukaan tubuh dan organ, serta berfungsi sebagai pelindung.

Sel Otot: Bertanggung jawab untuk kontraksi dan gerakan tubuh.

Sel Saraf: Mengirimkan dan menerima sinyal listrik di sistem saraf.

Sel Darah: Termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit yang terlibat dalam transportasi oksigen, pertahanan tubuh, dan pembekuan darah.

II. Fungsi Sel 1. Metabolisme

Anabolisme: Proses sintesis molekul besar dari molekul kecil, seperti sintesis protein.

Katabolisme: Proses pemecahan molekul besar menjadi molekul kecil, seperti glikolisis untuk menghasilkan energi.

(6)

2. Reproduksi Sel

Mitosis: Pembelahan sel untuk menghasilkan dua sel anak yang identik.

Meiosis: Pembelahan sel untuk menghasilkan sel gamet (sel telur dan sperma) dengan setengah jumlah kromosom dari sel induk.

3. Respons Terhadap Lingkungan

Sel dapat merespons rangsangan eksternal seperti perubahan suhu, pH, dan zat kimia melalui reseptor di membran sel.

III. Sifat Sel 1. Membran Sel

Semi-permeabel: Membran sel memungkinkan zat tertentu masuk dan keluar sel, sambil mencegah zat lainnya.

Fluiditas: Membran sel memiliki sifat fluida yang memungkinkan pergerakan protein dan lipid di dalamnya.

2. Diferensiasi Sel

Sel dapat berkembang menjadi tipe sel yang berbeda dengan fungsi khusus selama perkembangan organisme.

3. Apoptosis

Apoptosis: Proses kematian sel terprogram yang penting untuk pengembangan dan pemeliharaan jaringan sehat.

IV. Transportasi Zat dalam Sel 1. Transportasi Pasif

Difusi: Pergerakan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran sel.

Osmosis: Difusi air melalui membran semi-permeabel dari daerah dengan konsentrasi rendah zat terlarut ke daerah dengan konsentrasi tinggi zat terlarut.

Difusi Terfasilitasi: Transportasi zat melintasi membran sel dengan bantuan protein transport.

2. Transportasi Aktif

Pompa Natrium-Kalium (Na+/K+ Pump): Memindahkan natrium keluar dari sel dan kalium ke dalam sel melawan gradien konsentrasi

menggunakan energi dari ATP.

(7)

Endositosis: Proses pengambilan zat ke dalam sel dengan pembentukan vesikel.

Eksositosis: Proses pengeluaran zat dari sel dengan fusi vesikel dengan membran sel.

3. Transportasi Vesikular

Endositosis: Memasukkan zat ke dalam sel melalui vesikel yang dibentuk oleh membran sel.

Eksositosis: Mengeluarkan zat dari sel dengan fusi vesikel dengan membran sel.

V. Pentingnya Studi Sel dalam Peternakan

Memahami struktur dan fungsi sel penting untuk manajemen kesehatan ternak dan peningkatan produksi.

Pengetahuan tentang transportasi zat membantu dalam memahami bagaimana nutrisi dan obat-obatan didistribusikan dalam tubuh ternak.

Sistem Pencernaan, Digesti, dan Absorpsi I. Sistem Pencernaan Ternak

1. Definisi Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan adalah serangkaian organ yang terlibat dalam pemrosesan makanan, pencernaan, penyerapan nutrisi, dan pengeluaran sisa makanan dari tubuh.

2. Komponen Utama Sistem Pencernaan Ternak

Mulut: Tempat awal pencernaan, meliputi gigi dan lidah yang membantu memecah makanan menjadi bagian-bagian lebih kecil.

Esophagus (Kerongkongan): Saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung, berfungsi untuk mengantarkan makanan dan cairan.

Lambung: Organ yang memproduksi asam dan enzim untuk mencerna makanan lebih lanjut. Pada ternak ruminansia, lambung terdiri dari empat bagian: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.

Usus Halus: Tempat utama pencernaan dan penyerapan nutrisi. Terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum.

Usus Besar: Berfungsi untuk menyerap air dan elektrolit serta mengumpulkan sisa makanan yang akan dikeluarkan sebagai feses.

(8)

Rektum dan Anus: Bagian akhir dari sistem pencernaan yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan dari tubuh.

3. Organ Aksesori

Hati: Memproduksi empedu yang membantu dalam pencernaan lemak.

Pankreas: Menghasilkan enzim pencernaan dan hormon insulin untuk regulasi gula darah.

Kelenjar Ludah: Menghasilkan air liur yang mengandung enzim amilase untuk memulai pencernaan karbohidrat.

II. Proses Digesti (Pencernaan) 1. Pencernaan Mekanik

Pengunyahan: Proses awal pencernaan yang melibatkan gigi untuk memecah makanan menjadi partikel lebih kecil.

Peristaltik: Gerakan otot pada esophagus dan usus yang mendorong makanan ke sepanjang saluran pencernaan.

2. Pencernaan Kimiawi

Asam Lambung: Menguraikan protein dan membunuh patogen.

Enzim Pencernaan: Dihasilkan oleh lambung, pankreas, dan usus halus untuk memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih kecil.

Empedu: Dihasilkan oleh hati dan disimpan di kantong empedu, membantu mencerna lemak dengan cara emulsi.

3. Pencernaan Ruminansia

Rumen: Tempat fermentasi makanan oleh mikroorganisme yang mengubah serat menjadi asam lemak volatil dan gas.

Retikulum: Membantu dalam pemisahan partikel makanan berdasarkan ukuran dan berat.

Omasum: Menyerap air dan nutrisi serta mengurangi ukuran partikel makanan.

Abomasum: Lambung sejati di mana pencernaan enzimatik utama terjadi.

III. Proses Absorpsi 1. Penyerapan Nutrisi

(9)

Usus Halus: Tempat utama penyerapan nutrisi. Nutrisi seperti asam amino, gula sederhana, asam lemak, dan vitamin diserap melalui dinding usus ke dalam aliran darah.

Vili dan Mikrovili: Struktur seperti jari di dinding usus halus yang meningkatkan area permukaan untuk penyerapan.

2. Penyerapan Air dan Elektrolit

Usus Besar: Menyerap sebagian besar air dan elektrolit dari sisa makanan, mengubahnya menjadi feses padat.

3. Transportasi Nutrisi

Difusi: Pergerakan zat dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah.

Transportasi Aktif: Penggunaan energi untuk memindahkan zat melawan gradien konsentrasi, seperti penyerapan glukosa dan asam amino.

IV. Gangguan pada Sistem Pencernaan 1. Gangguan Umum

Dispepsia: Ketidaknyamanan atau nyeri di perut bagian atas akibat gangguan pencernaan.

Diare: Peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi tinja yang lebih cair.

Konstipasi: Kesulitan dalam buang air besar atau tinja yang keras.

2. Penyakit Ternak

Bloat: Kembung pada ternak ruminansia yang disebabkan oleh penumpukan gas di rumen.

Foot-and-Mouth Disease (FMD): Penyakit menular pada ternak yang mempengaruhi mulut dan kaki.

V. Pentingnya Studi Sistem Pencernaan dalam Peternakan

Memahami sistem pencernaan membantu dalam manajemen nutrisi dan kesehatan ternak.

Pengetahuan tentang pencernaan dan penyerapan mendukung peningkatan efisiensi produksi dan kesejahteraan ternak.

Sistem Respirasi

(10)

I. Definisi Sistem Respirasi

Sistem Respirasi adalah sistem organ yang berfungsi untuk pertukaran gas, yaitu menghirup oksigen (O₂) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO₂) dari tubuh. Proses ini esensial untuk metabolisme sel dan produksi energi.

II. Komponen Utama Sistem Respirasi 1. Saluran Pernapasan Atas

Hidung: Saluran utama untuk udara masuk, dilengkapi dengan rambut halus dan mukosa untuk menyaring, memanaskan, dan melembabkan udara.

Faring (Tenggorokan): Saluran yang menghubungkan hidung dan mulut dengan laring dan esophagus.

Laring (Kotak Suara): Mengandung pita suara dan berfungsi sebagai pintu masuk ke trakea; juga berperan dalam produksi suara.

2. Saluran Pernapasan Bawah

Trakea: Saluran besar yang mengalirkan udara dari laring ke bronkus, dilapisi oleh ciliated epithelium dan mukosa untuk menyaring udara.

Bronkus: Saluran yang bercabang dari trakea menuju ke paru-paru.

Bronkus utama membagi menjadi bronkus sekunder dan tersier yang lebih kecil.

Bronkiolus: Cabang terkecil dari bronkus yang mengarahkan udara ke alveoli.

3. Paru-paru

Paru-paru: Organ utama respirasi yang terletak di rongga dada, terdiri dari lobus kanan (tiga lobus) dan lobus kiri (dua lobus).

Alveoli: Kantung udara kecil di dalam paru-paru tempat pertukaran gas antara udara dan darah terjadi. Dikelilingi oleh kapiler darah yang memungkinkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

4. Struktur Penunjang

Diafragma: Otot utama dalam proses pernapasan yang terletak di bawah paru-paru. Kontraksi diafragma menyebabkan ruang dada membesar dan menarik udara ke dalam paru-paru.

Otot Interkostal: Otot di antara tulang rusuk yang membantu dalam memperluas dan mengurangi ruang dada selama inhalasi dan ekshalasi.

(11)

III. Proses Respirasi 1. Inhalasi (Inspirasi)

Proses masuknya udara ke dalam paru-paru. Diafragma dan otot interkostal berkontraksi, memperbesar rongga dada dan menurunkan tekanan di dalam paru-paru sehingga udara masuk.

2. Ekshalasi (Ekspirasi)

Proses keluarnya udara dari paru-paru. Diafragma dan otot interkostal rileks, memperkecil rongga dada dan meningkatkan tekanan di dalam paru-paru, mendorong udara keluar.

3. Pertukaran Gas

Di Alveoli: Oksigen dari udara di alveoli difusi ke dalam darah melalui kapiler, sedangkan karbon dioksida dari darah difusi ke dalam alveoli untuk dikeluarkan.

Di Jaringan: Oksigen dari darah masuk ke sel-sel tubuh, sementara karbon dioksida dari sel-sel tubuh masuk ke dalam darah untuk dibawa kembali ke paru-paru.

IV. Regulasi Pernapasan 1. Sistem Saraf

Medula Oblongata dan pons di otak mengontrol ritme pernapasan dengan memantau tingkat karbon dioksida, oksigen, dan pH darah.

2. Pengaruh Kimia

Chemo-reseptor di aorta dan arteri karotis mendeteksi perubahan kadar karbon dioksida dan oksigen dalam darah, mempengaruhi frekuensi dan kedalaman pernapasan.

3. Pengaruh Mekanis

Refleks Batuk dan Bersin: Mengeluarkan zat asing atau iritasi dari saluran pernapasan.

V. Gangguan pada Sistem Respirasi 1. Gangguan Umum

Asma: Penyakit kronis yang menyebabkan penyempitan dan peradangan saluran pernapasan.

Pneumonia: Infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan dan pengumpulan cairan di alveoli.

(12)

COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease): Kelompok penyakit paru-paru yang menghalangi aliran udara dan menyebabkan kesulitan bernapas.

2. Penyakit Ternak

BRD (Bovine Respiratory Disease): Penyakit pernapasan pada sapi yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Pneumonia pada Kuda: Infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen.

VI. Pentingnya Studi Sistem Respirasi dalam Peternakan

Memahami fungsi sistem respirasi penting untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah penyakit pernapasan.

Pengetahuan tentang proses respirasi membantu dalam pengelolaan ventilasi dan kualitas udara di lingkungan peternakan.

Sistem Peredaran Darah

I. Definisi Sistem Peredaran Darah

Sistem Peredaran Darah adalah jaringan pembuluh darah dan organ yang berfungsi untuk mengangkut darah, nutrisi, oksigen, hormon, dan produk limbah ke seluruh tubuh.

II. Komponen Utama Sistem Peredaran Darah 1. Jantung

Fungsi: Memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

Struktur: Jantung terdiri dari empat ruang: dua atrium (ruang atas) dan dua ventrikel (ruang bawah).

o Atrium Kanan: Menerima darah yang kaya karbon dioksida dari tubuh melalui vena cava.

o Ventrikel Kanan: Memompa darah ke paru-paru untuk pertukaran gas melalui arteri pulmonalis.

o Atrium Kiri: Menerima darah kaya oksigen dari paru-paru melalui vena pulmonalis.

o Ventrikel Kiri: Memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh melalui aorta.

(13)

2. Pembuluh Darah

Arteri: Pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Dinding arteri lebih tebal dan elastis untuk menahan tekanan tinggi.

o Aorta: Arteri utama yang membawa darah dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh.

o Arteri Pulmonalis: Membawa darah dari ventrikel kanan ke paru- paru.

Vena: Pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung. Dinding vena lebih tipis dibandingkan arteri dan sering dilengkapi dengan katup untuk mencegah aliran balik darah.

o Vena Cava: Vena utama yang membawa darah dari tubuh kembali ke atrium kanan.

o Vena Pulmonalis: Membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke atrium kiri.

Kapiler: Pembuluh darah kecil yang menghubungkan arteri dan vena.

Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan jaringan tubuh.

3. Darah

Komponen:

o Sel Darah Merah (Eritrosit): Mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh dan karbon dioksida dari sel ke paru-paru.

o Sel Darah Putih (Leukosit): Terlibat dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.

o Trombosit: Terlibat dalam proses pembekuan darah.

o Plasma: Cairan darah yang mengangkut sel-sel darah, nutrisi, hormon, dan produk limbah.

III. Proses Sirkulasi Darah 1. Sirkulasi Sistemik

Fungsi: Mengedarkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh dan mengembalikan darah kaya karbon dioksida ke jantung.

Proses:

o Darah dipompa dari ventrikel kiri ke aorta.

(14)

o Darah mengalir melalui arteri, arteriol, dan kapiler ke seluruh jaringan tubuh.

o Darah kembali melalui venula dan vena ke atrium kanan.

2. Sirkulasi Pulmonal

Fungsi: Mengangkut darah yang kaya karbon dioksida dari jantung ke paru-paru dan membawa darah yang kaya oksigen kembali ke jantung.

Proses:

o Darah dipompa dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.

o Pertukaran gas terjadi di kapiler paru-paru: karbon dioksida dikeluarkan dan oksigen diserap.

o Darah kaya oksigen kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.

IV. Regulasi Tekanan Darah 1. Tekanan Darah

Definisi: Tekanan yang dihasilkan oleh darah yang mengalir melalui pembuluh darah. Diukur dalam dua nilai: tekanan sistolik (saat jantung berkontraksi) dan diastolik (saat jantung berelaksasi).

Normal: Tekanan darah normal adalah sekitar 120/80 mmHg pada individu dewasa.

2. Regulasi Tekanan Darah

Sistem Saraf Otonom: Mengatur tekanan darah melalui pengaruh pada kontraksi jantung dan diameter pembuluh darah.

Hormon: Hormon seperti adrenalin dan angiotensin mempengaruhi tekanan darah dengan mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Gaya Hidup: Aktivitas fisik, diet, dan stres dapat mempengaruhi tekanan darah.

Penyakit: Kondisi seperti hipertensi dapat mempengaruhi tekanan darah.

V. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah 1. Gangguan Umum

(15)

Hipertensi: Tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.

Aterosklerosis: Penumpukan plak di dinding arteri yang dapat menghambat aliran darah.

Anemia: Kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang dapat menyebabkan kelelahan dan sesak napas.

2. Penyakit Ternak

Penyakit Jantung pada Sapi: Kondisi seperti endokarditis atau kardiomiopati.

Penyakit Parasit: Infeksi parasit yang mempengaruhi sistem peredaran darah seperti heartworm pada anjing dan kuda.

VI. Pentingnya Studi Sistem Peredaran Darah dalam Peternakan

Memahami sistem peredaran darah membantu dalam diagnosis dan pengelolaan penyakit kardiovaskular pada ternak.

Pengetahuan tentang sirkulasi darah penting untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak serta mencegah gangguan terkait peredaran darah.

Sistem Uriner

I. Definisi Sistem Uriner

Sistem Uriner adalah sistem organ yang bertanggung jawab untuk produksi, penyimpanan, dan pengeluaran urin, serta pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

II. Komponen Utama Sistem Uriner 1. Ginjal

Fungsi: Memproduksi urin dengan menyaring darah, mengeluarkan limbah metabolik, dan mengatur keseimbangan air dan elektrolit.

Struktur: Ginjal terdiri dari dua bagian utama:

o Korteks: Lapisan luar ginjal yang mengandung glomerulus dan tubulus proksimal.

(16)

o Medula: Lapisan dalam ginjal yang terdiri dari piramida ginjal, tempat terjadinya reabsorpsi dan konsentrasi urin.

o Nefron: Unit fungsional ginjal yang terdiri dari glomerulus, kapsula Bowman, tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distal, dan saluran pengumpul.

2. Ureter

Fungsi: Saluran yang membawa urin dari ginjal ke kandung kemih.

Struktur: Ureter adalah tabung ramping dengan dinding otot yang berkontraksi untuk mendorong urin ke kandung kemih.

3. Kandung Kemih

Fungsi: Menyimpan urin sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Struktur: Kandung kemih adalah organ berotot yang dapat mengembang dan mengerut. Dinding kandung kemih terdiri dari otot detrusor yang berfungsi untuk mengeluarkan urin.

4. Uretra

Fungsi: Saluran yang mengeluarkan urin dari kandung kemih ke luar tubuh.

Struktur: Uretra pada ternak bervariasi dalam panjang dan struktur tergantung spesies. Pada betina, uretra lebih pendek dan terhubung dengan saluran reproduksi. Pada jantan, uretra lebih panjang dan melewati bagian dari sistem reproduksi.

III. Proses Produksi dan Ekskresi Urin 1. Filtrasi

Di Glomerulus: Darah disaring di glomerulus untuk membentuk filtrat glomerulus yang mengandung air, ion, dan limbah metabolik, sementara sel darah dan protein besar tetap berada dalam darah.

2. Reabsorpsi

Di Tubulus Proksimal dan Lengkung Henle: Sebagian besar air, natrium, dan zat-zat penting seperti glukosa dan asam amino direabsorpsi kembali ke dalam aliran darah.

3. Sekresi

Di Tubulus Distal dan Saluran Pengumpul: Zat limbah tambahan, ion, dan produk metabolik dikeluarkan dari darah ke dalam urin.

(17)

4. Ekskresi

Pengeluaran Urin: Urin yang terbentuk dikumpulkan di kandung kemih, di mana ia disimpan hingga mencapai volume yang memicu refleks pengeluaran. Proses ini melibatkan kontraksi otot detrusor dan relaksasi sfingter uretra untuk mengeluarkan urin dari tubuh.

IV. Regulasi Sistem Uriner

1. Regulasi Volume dan Komposisi Urin

Hormon Antidiuretik (ADH): Mengatur jumlah air yang direabsorpsi di ginjal, mempengaruhi konsentrasi urin.

Aldosteron: Mengatur reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium untuk mengatur keseimbangan elektrolit dan tekanan darah.

2. Regulasi pH

Sistem Buffr: Ginjal membantu menjaga keseimbangan pH darah dengan mengeluarkan ion hidrogen dan memproduksi bikarbonat.

3. Regulasi Keseimbangan Air

Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS): Mengontrol volume darah dan tekanan darah dengan mempengaruhi fungsi ginjal.

V. Gangguan pada Sistem Uriner 1. Gangguan Umum

Infeksi Saluran Kemih (ISK): Infeksi pada saluran kemih yang dapat menyebabkan nyeri, frekuensi berkemih yang meningkat, dan darah dalam urin.

Batu Ginjal: Pembentukan kristal atau batu di ginjal yang dapat mengganggu aliran urin dan menyebabkan nyeri.

2. Penyakit Ternak

Penyakit Ginjal Kronis: Kondisi di mana ginjal kehilangan fungsi secara bertahap, dapat disebabkan oleh infeksi atau keracunan.

Cystitis: Radang pada kandung kemih yang dapat mempengaruhi kesehatan ternak dan produktivitas.

VI. Pentingnya Studi Sistem Uriner dalam Peternakan

Memahami sistem uriner penting untuk diagnosis dan pengelolaan gangguan urinaria pada ternak.

(18)

Pengetahuan tentang fungsi ginjal dan proses ekskresi membantu dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta kesehatan umum ternak.

Neuron dan Sistem Saraf I. Definisi Sistem Saraf

Sistem Saraf adalah jaringan kompleks yang mengontrol dan

mengkoordinasikan fungsi tubuh dengan menerima, memproses, dan mengirimkan informasi antara berbagai bagian tubuh. Sistem ini mengatur berbagai fungsi vital seperti pergerakan, penginderaan, dan respons

terhadap rangsangan.

II. Struktur dan Fungsi Neuron 1. Neuron

Definisi: Sel saraf yang merupakan unit fungsional dan struktural sistem saraf, bertanggung jawab untuk penghantaran impuls saraf.

Komponen Utama:

o Soma (Badak Sel): Bagian utama neuron yang berisi inti sel dan organel-organel sel lainnya.

o Dendrit: Serabut saraf yang menerima sinyal dari neuron lain dan mengirimkannya ke soma.

o Akson: Serabut panjang yang menghantarkan sinyal dari soma ke neuron lain, otot, atau kelenjar. Akson dilapisi oleh mielin untuk meningkatkan kecepatan penghantaran impuls.

o Terminal Akson: Ujung akson yang melepaskan neurotransmiter untuk berkomunikasi dengan neuron berikutnya atau sel target.

2. Jenis Neuron

Neuron Sensorik: Menerima informasi dari reseptor sensorik dan mengirimkannya ke sistem saraf pusat (SSP).

Neuron Motorik: Mengirimkan sinyal dari SSP ke otot dan kelenjar untuk menghasilkan respons.

Interneuron: Terletak di dalam SSP, menghubungkan neuron sensorik dan motorik serta memproses informasi.

III. Struktur dan Fungsi Sistem Saraf

(19)

1. Sistem Saraf Pusat (SSP)

Otak:

o Fungsi: Pusat pengendalian dan pengolahan informasi, termasuk kognisi, koordinasi motorik, dan pengaturan fungsi tubuh.

o Bagian Utama:

Otak Besar (Cerebrum): Mengontrol fungsi-fungsi tinggi seperti berpikir, memori, dan perasaan.

Otak Kecil (Cerebellum): Mengatur koordinasi motorik dan keseimbangan.

Batang Otak (Brainstem): Menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang dan mengontrol fungsi-fungsi dasar seperti pernapasan dan denyut jantung.

Sumsum Tulang Belakang:

o Fungsi: Menyampaikan informasi antara otak dan tubuh, serta mengoordinasikan refleks.

o Struktur: Terdiri dari materi putih (serabut saraf myelinasi) dan materi abu-abu (badan sel neuron).

2. Sistem Saraf Perifer (SSP)

Saraf Krainial: Saraf yang berasal dari otak dan mengontrol fungsi di kepala dan leher.

Saraf Spinalis: Saraf yang berasal dari sumsum tulang belakang dan mengontrol fungsi tubuh bagian bawah dan ekstremitas.

Ganglia: Kelompok badan sel neuron di luar SSP yang berfungsi sebagai stasiun relay sinyal.

IV. Penghantaran Impuls Saraf 1. Potensial Aksi

Definisi: Perubahan tegangan membran neuron yang memungkinkan transmisi sinyal saraf sepanjang akson.

Proses:

o Depolarisasi: Masuknya ion natrium (Na ) ke dalam neuron, ⁺ menyebabkan perubahan tegangan membran.

(20)

o Repolarisasi: Keluarnya ion kalium (K ) dari neuron, ⁺ mengembalikan tegangan membran ke kondisi semula.

2. Sinaps

Definisi: Area komunikasi antara dua neuron atau antara neuron dan sel target (seperti otot atau kelenjar).

Proses:

o Pelepasan Neurotransmiter: Molekul kimia yang dilepaskan dari terminal akson ke dalam celah sinaptik.

o Pengikatan pada Reseptor: Neurotransmiter berikatan dengan reseptor pada neuron atau sel target untuk meneruskan sinyal.

V. Regulasi dan Kontrol Sistem Saraf 1. Regulasi Melalui Umpan Balik

Umpan Balik Positif: Meningkatkan respons tubuh untuk mencapai suatu tujuan (misalnya, kontraksi otot selama aktivitas fisik).

Umpan Balik Negatif: Mengurangi atau menghentikan respons tubuh untuk menjaga homeostasis (misalnya, pengaturan suhu tubuh).

2. Sistem Saraf Autonom

Sistem Saraf Simpatik: Mengaktifkan respons "fight or flight,"

meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

Sistem Saraf Parasimpatis: Mengatur respons "rest and digest,"

menurunkan detak jantung dan meningkatkan pencernaan.

VI. Gangguan pada Sistem Saraf 1. Gangguan Umum

Stroke: Gangguan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dan gangguan fungsi.

Epilepsi: Kondisi neurologis yang ditandai dengan serangan kejang berulang.

Sklerosis Multipel (MS): Penyakit autoimun yang menyerang mielin dan mempengaruhi komunikasi saraf.

2. Penyakit Ternak

Lumpuh pada Ternak: Kondisi yang dapat disebabkan oleh cedera sumsum tulang belakang atau infeksi virus.

(21)

Neuropati pada Ternak: Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan masalah koordinasi dan gerakan.

VII. Pentingnya Studi Sistem Saraf dalam Peternakan

Memahami sistem saraf penting untuk diagnosis dan pengelolaan gangguan saraf pada ternak.

Pengetahuan tentang fungsi dan regulasi sistem saraf membantu dalam penanganan stres, perilaku, dan kesejahteraan ternak.

Sistem Endokrin

I. Definisi Sistem Endokrin

Sistem Endokrin adalah sistem pengendalian dan regulasi tubuh yang menggunakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin. Hormon- hormon ini disekresikan langsung ke dalam darah dan berfungsi mengatur berbagai proses fisiologis, termasuk pertumbuhan, metabolisme,

reproduksi, dan keseimbangan cairan.

II. Kelenjar Endokrin Utama

1. Kelenjar Pituitari (Kelenjar Hipofisis)

Letak: Terletak di dasar otak, di bawah hipotalamus.

Fungsi: Mengendalikan aktivitas kelenjar endokrin lainnya melalui hormon pengatur.

o Lobus Anterior: Menghasilkan hormon-hormon seperti:

Hormon Pertumbuhan (GH): Mengatur pertumbuhan dan perkembangan.

Prolaktin (PRL): Mengatur produksi susu pada mamalia.

Adrenokortikotropik (ACTH): Merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol.

Hormon Stimulan Tiroid (TSH): Merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid.

Hormon Luteinizing (LH) dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH): Mengatur fungsi gonad dan siklus reproduksi.

o Lobus Posterior: Menyimpan dan melepaskan hormon-hormon yang diproduksi oleh hipotalamus, seperti:

Oksitosin: Mengatur kontraksi uterus dan ejection susu.

Antidiuretik Hormon (ADH): Mengatur keseimbangan air dengan meningkatkan reabsorpsi air di ginjal.

2. Kelenjar Tiroid

(22)

Letak: Terletak di bagian depan leher, di bawah laring.

Fungsi: Mengatur metabolisme tubuh melalui hormon tiroid.

o Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3): Mengatur laju metabolisme dan pertumbuhan.

o Kalsitonin: Mengatur kadar kalsium dalam darah dengan mengurangi resorpsi tulang.

3. Kelenjar Paratiroid

Letak: Terletak di belakang kelenjar tiroid.

Fungsi: Mengatur kadar kalsium dalam darah melalui:

o Parathormon (PTH): Meningkatkan kadar kalsium darah dengan merangsang resorpsi tulang dan reabsorpsi kalsium di ginjal.

4. Kelenjar Adrenal (Kelenjar Suprarenal)

Letak: Terletak di atas ginjal.

Fungsi: Menghasilkan hormon yang mengatur respons stres dan keseimbangan elektrolit.

o Korteks Adrenal: Menghasilkan hormon-hormon seperti:

Kortisol: Mengatur metabolisme, stres, dan respons imun.

Aldosteron: Mengatur keseimbangan natrium dan kalium serta tekanan darah.

o Medula Adrenal: Menghasilkan hormon-hormon seperti:

Adrenalin (Epinefrin) dan Norepinefrin: Mengatur respons "fight or flight" dengan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

5. Kelenjar Pankreas

Letak: Terletak di abdomen, di belakang lambung.

Fungsi: Memproduksi hormon yang mengatur metabolisme glukosa.

o Insulin: Menurunkan kadar glukosa darah dengan memfasilitasi penyerapan glukosa ke dalam sel.

o Glukagon: Meningkatkan kadar glukosa darah dengan merangsang pelepasan glukosa dari hati.

6. Gonad (Testis dan Ovarium)

Letak: Testis terletak di skrotum pada jantan; ovarium terletak di abdomen bagian bawah pada betina.

Fungsi: Menghasilkan hormon-hormon yang mengatur reproduksi.

o Testosteron (Testis): Mengatur perkembangan karakteristik seksual sekunder dan spermatogenesis.

o Estrogen dan Progesteron (Ovarium): Mengatur siklus

menstruasi, kehamilan, dan perkembangan karakteristik seksual sekunder betina.

III. Fungsi Hormon dalam Tubuh 1. Pertumbuhan dan Perkembangan

(23)

Hormon pertumbuhan (GH) dari kelenjar pituitari mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan perkembangan jaringan.

2. Metabolisme

Hormon tiroid (T3 dan T4) mengatur laju metabolisme, sementara kortisol mempengaruhi metabolisme glukosa dan lemak.

3. Reproduksi

Hormon gonad seperti testosteron, estrogen, dan progesteron mengatur fungsi reproduksi dan siklus estrus.

4. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Hormon ADH dan aldosteron mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.

5. Respons Stres

Hormon adrenalin dan kortisol mengatur respons tubuh terhadap stres dan mempertahankan homeostasis.

IV. Gangguan pada Sistem Endokrin 1. Gangguan Umum

Diabetes Mellitus: Kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi atau merespons insulin dengan baik.

Hipotiroidisme: Kekurangan hormon tiroid yang dapat menyebabkan penurunan laju metabolisme.

Hipertiroidisme: Kelebihan hormon tiroid yang dapat menyebabkan peningkatan laju metabolisme dan gejala seperti penurunan berat badan dan kecemasan.

2. Penyakit Ternak

Disfungsi Kelenjar Tiroid: Dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan umum ternak.

Sindrom Cushing: Kelebihan produksi kortisol yang dapat menyebabkan gangguan metabolik dan keseimbangan air.

V. Pentingnya Studi Sistem Endokrin dalam Peternakan

Memahami sistem endokrin penting untuk diagnosis dan pengelolaan gangguan hormon pada ternak.

Pengetahuan tentang hormon dan kelenjar endokrin membantu dalam perawatan kesehatan, peningkatan produksi, dan manajemen reproduksi ternak.

Sistem Reproduksi Hewan Jantan dan Betina

(24)

I. Sistem Reproduksi Hewan Jantan 1. Kelenjar Reproduksi

Testis

o Letak: Terletak di dalam skrotum di luar tubuh.

o Fungsi: Produksi sperma dan hormon seks pria (testosteron).

o Struktur: Testis terdiri dari tubulus seminiferus di mana

spermatogenesis terjadi dan jaringan interstisial yang menghasilkan testosteron.

Epididimis

o Letak: Terletak di belakang testis.

o Fungsi: Tempat pematangan dan penyimpanan sperma sebelum ejakulasi.

Vas Deferens

o Letak: Saluran yang menghubungkan epididimis dengan uretra.

o Fungsi: Mengangkut sperma dari epididimis ke uretra.

Kelenjar Seksual Tambahan

o Kelenjar Seminalis: Menghasilkan cairan seminal yang memberi nutrisi dan melindungi sperma.

o Kelenjar Prostat: Menghasilkan cairan prostat yang berfungsi sebagai pelumas dan meningkatkan pH semen.

o Kelenjar Bulbourethral (Cowper): Menghasilkan cairan pelumas yang mengurangi gesekan di uretra.

Uretra

o Letak: Saluran yang mengalirkan semen dan urin keluar dari tubuh.

o Fungsi: Mengeluarkan sperma selama ejakulasi dan urin.

2. Proses Reproduksi

Spermatogenesis: Proses produksi sperma di tubulus seminiferus testis.

Ejakulasi: Pengeluaran semen melalui uretra selama aktivitas seksual.

Hormon Seksual: Testosteron mempengaruhi perkembangan karakteristik seksual sekunder dan produksi sperma.

(25)

II. Sistem Reproduksi Hewan Betina 1. Kelenjar Reproduksi

Ovarium

o Letak: Terletak di abdomen bagian bawah.

o Fungsi: Produksi sel telur (ovum) dan hormon seks wanita (estrogen dan progesteron).

o Struktur: Terdiri dari folikel yang mengandung sel telur dan corpus luteum yang memproduksi progesteron setelah ovulasi.

Tuba Fallopi (Saluran Reproduksi)

o Letak: Saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim.

o Fungsi: Tempat terjadinya fertilisasi (pembuahan sel telur oleh sperma).

Rahim (Uterus)

o Letak: Terletak di tengah abdomen, di bawah tuba fallopi.

o Fungsi: Tempat implantasi dan perkembangan janin selama kehamilan.

o Struktur: Terdiri dari endometrium (lapisan dalam), miometrium (lapisan otot), dan perimetrium (lapisan luar).

Serviks (Leher Rahim)

o Letak: Bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina.

o Fungsi: Mengontrol aliran menstruasi dan menyediakan jalur untuk sperma serta melindungi rahim selama kehamilan.

Vagina

o Letak: Saluran yang menghubungkan rahim dengan luar tubuh.

o Fungsi: Saluran persalinan dan jalur untuk ejakulasi sperma serta aliran menstruasi.

2. Proses Reproduksi

Siklus Estrus

(26)

o Definisi: Siklus hormon bulanan yang mempersiapkan tubuh betina untuk pembuahan.

o Fase: Proestrus, estrus (masa kawin), metestrus, dan diestrus.

Ovulasi

o Definisi: Pelepasan sel telur dari ovarium yang siap untuk dibuahi.

o Proses: Sel telur dilepaskan ke dalam tuba fallopi di mana ia dapat dibuahi oleh sperma.

Kehamilan

o Proses: Setelah fertilisasi, sel telur yang dibuahi (zigot) menempel pada dinding rahim dan berkembang menjadi janin.

Partus (Persalinan)

o Proses: Kelahiran janin dari rahim melalui vagina, melibatkan kontraksi otot rahim.

3. Hormon Seksual

Estrogen: Mengatur siklus estrus, perkembangan karakteristik seksual sekunder, dan mempersiapkan tubuh untuk kehamilan.

Progesteron: Menyokong kehamilan dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi dan menghambat ovulasi selama kehamilan.

III. Pentingnya Studi Sistem Reproduksi dalam Peternakan

Pemuliaan: Memahami sistem reproduksi penting untuk manajemen pemuliaan dan seleksi ternak.

Kesehatan Reproduksi: Diagnosis dan pengelolaan gangguan reproduksi seperti infertilitas dan penyakit reproduksi.

Produktivitas: Meningkatkan efisiensi produksi ternak melalui manajemen siklus reproduksi dan kesehatan reproduksi.

(27)

Pengantar Ilmu Peternakan

1. Ilmu adalah hasil pengamatan terhadap fenomena alami yang disusun secara sistematis, dapat dipahami, diterima, dan diuji secara umum.

2. Pertanian adalah kegiatan memanfaatkan makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan, untuk memperoleh hasil atau manfaat, termasuk dalam hal ini pemeliharaan hewan.

3. Hewan piaraan adalah hewan yang dipelihara oleh manusia dan

memerlukan pengelolaan oleh manusia dalam berbagai aspek kehidupan mereka, meskipun belum sepenuhnya mandiri dalam proses kehidupannya.

Parasitisme

1. Parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup di mana satu pihak (parasit) mendapatkan keuntungan dari yang lain (inang atau host), yang justru dirugikan.

2. Parasit Internal adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inang. Contoh:

o Cacing hati (Fasciola hepatica) sangat berbahaya dan tidak mati pada suhu 100°C (suhu mendidih). Telur cacing ini juga dapat bertahan pada suhu tersebut.

3. Jenis Parasit Internal:

o Berumah tunggal: Siklus hidupnya melibatkan satu inang, misalnya, cacing yang hanya memerlukan satu inang untuk berkembang biak.

Siklus: Larva → Ternak → Bertelur → Larva

o Berumah dua: Siklus hidupnya melibatkan dua inang, misalnya, cacing yang memerlukan inang perantara (seperti keong) untuk berkembang biak.

Siklus: Larva → Ternak → Bertelur → Keong → Larva 4. Parasit Eksternal adalah hewan yang hidup di luar tubuh inang dan

biasanya menghisap darah, merugikan inang. Contoh:

o Kutu (lice)

o Tungau (tick)

o Nyamuk

o Lintah dan pacat

(28)

o Lalat penghisap darah

5. Pencegahan terhadap parasit eksternal dapat dilakukan dengan:

o Dipping: Menenggelamkan hewan dalam larutan obat anti-parasit.

o Spraying: Menyemprotkan obat anti-parasit ke tubuh hewan.

6. Merk Injeksi Anti-Parasit:

o Ivermectin (subkutan)

o Ivomec

o Ivermectin

o Wormectin

1. Injuries (Luka)

Penyebab Luka:

o Berkelahi: Terjadi ketika hewan saling bertarung. Luka dapat berupa:

Potong Ekor: Akibat gesekan atau pertarungan.

Potong Gigi: Mengakibatkan luka pada gusi atau mulut.

Dehorning: Penghilangan tanduk pada hewan, yang dapat menyebabkan luka atau infeksi.

Tipping: Pemotongan bagian tertentu dari tubuh, seperti bagian telinga atau ekor.

o Benda Tajam di Dalam Kandang: Benda seperti paku atau kawat yang tidak aman di dalam kandang dapat menyebabkan luka.

o Kandang Tidak Kuat: Kandang yang tidak tahan lama atau rusak dapat menyebabkan hewan terluka jika kandang runtuh atau tidak stabil.

Pencegahan Luka:

o Paddock Kawat Listrik: Pastikan pemasangan kawat listrik di paddock aman, tidak berisiko menyebabkan luka pada hewan.

(29)

2. Congenital Defects (Kelainan Bawaan)

Definisi: Kelainan bawaan adalah kondisi penyakit yang sudah ada sejak lahir dan mempengaruhi fungsi serta struktur bagian tubuh, sehingga tidak berjalan normal.

Contoh Kelainan Bawaan:

o Hernia: Kelainan di mana organ atau jaringan menonjol melalui celah di dinding tubuh, seperti hernia umbilikalis atau hernia inguinalis.

o Cryptorchidism: Kondisi di mana satu atau kedua testis tidak turun ke dalam skrotum, menyebabkan masalah kesuburan.

o Gangguan Hormonal/Kelenjar: Kelainan akibat gangguan pada kelenjar hormon, seperti hipotiroidisme atau hiperkortisolisme.

o Struktural: Kelainan yang mempengaruhi struktur tubuh, seperti kelainan tulang (misalnya, displasia pinggul) atau malformasi organ internal.

3. Nutrisi

Defisiensi Nutrisi: Kekurangan vitamin, mineral, atau asam amino penting yang dapat mempengaruhi kesehatan hewan.

o Vitamin: Kekurangan vitamin A, D, E, atau K dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

o Mineral: Kekurangan mineral seperti kalsium, fosfor, atau zat besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

o Asam Amino: Kekurangan asam amino esensial, seperti lisin dan metionin pada hewan monogastrik, dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan kesehatan.

Masalah Kesehatan Terkait Nutrisi:

o Monogastric: Hewan dengan satu perut, seperti manusia dan babi, memerlukan keseimbangan asam amino dalam diet mereka.

o Bloat: Kembung pada hewan ruminansia, yang disebabkan oleh penumpukan gas di perut. Ini dapat terjadi akibat diet yang tidak seimbang atau konsumsi terlalu cepat.

o Keracunan: Keracunan dapat disebabkan oleh konsumsi zat berbahaya atau toksin, seperti pestisida atau bahan kimia industri.

4. Diagnosis

(30)

Proses Diagnosis Penyakit: Menentukan adanya penyakit pada hewan melibatkan beberapa metode pemeriksaan:

o Palpasi (Perabaan): Teknik pemeriksaan dengan meraba bagian tubuh hewan untuk mendeteksi kelainan atau masalah kesehatan.

o Pemeriksaan Fisik: Melibatkan pemeriksaan visual dan penilaian kondisi umum hewan.

o Tes Laboratorium: Analisis sampel darah, urin, atau feses untuk mendeteksi infeksi, defisiensi, atau gangguan internal.

o Pemeriksaan Radiologis: Penggunaan sinar-X atau ultrasonografi untuk melihat kondisi internal tubuh hewan.

1. Zat Gizi / Zat Nutrisi

Karbohidrat:

o Definisi: Senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi hewan.

o Fungsi:

Sumber Energi: Karbohidrat menyediakan energi yang dapat segera digunakan oleh tubuh.

Serat: Karbohidrat kompleks, seperti selulosa, berfungsi sebagai serat dalam pencernaan, membantu kesehatan usus.

o Jenis Karbohidrat:

Karbohidrat Sederhana: Seperti glukosa dan fruktosa, diserap cepat dan digunakan untuk energi langsung.

Karbohidrat Kompleks: Seperti pati (dalam biji-bijian) dan selulosa (dalam hijauan), menyediakan energi secara bertahap.

o Sumber: Bijian, umbi-umbian, buah-buahan, sayuran.

Lemak / Lipid:

o Definisi: Senyawa organik yang terdiri dari asam lemak dan gliserol. Lemak adalah sumber energi yang padat.

o Fungsi:

(31)

Sumber Energi: Lemak memberikan lebih banyak energi per gram dibandingkan karbohidrat atau protein.

Penyerapan Vitamin: Membantu penyerapan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K).

Isolasi dan Perlindungan: Memberikan isolasi dan melindungi organ vital.

o Jenis Lemak:

Lemak Jenuh: Biasanya ditemukan dalam produk hewani, padat pada suhu kamar.

Lemak Tak Jenuh: Terdiri dari lemak tak jenuh tunggal dan ganda, ditemukan dalam minyak nabati dan ikan, lebih cair pada suhu kamar.

o Sumber: Minyak nabati, ikan, daging, produk susu.

Protein:

o Definisi: Molekul yang terdiri dari rantai asam amino. Protein penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.

o Fungsi:

Pertumbuhan dan Perbaikan: Membantu pertumbuhan sel dan perbaikan jaringan tubuh.

Produksi Enzim dan Hormon: Menghasilkan enzim yang penting untuk metabolisme dan hormon yang mengatur berbagai fungsi tubuh.

o Sumber Protein:

Protein Hewani: Daging, telur, produk susu.

Protein Nabati: Kedelai, leguminosa (kacang-kacangan).

o Asam Amino Esensial: Asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan, seperti lisin, metionin, dan treonin.

Mineral:

o Definisi: Unsur anorganik yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi tubuh.

o Fungsi:

(32)

Pembentukan Tulang dan Gigi: Kalsium dan fosfor penting untuk kesehatan tulang dan gigi.

Keseimbangan Elektrolit: Sodium, kalium, dan klor berperan dalam keseimbangan cairan dan fungsi sel.

Fungsi Enzim: Banyak mineral berfungsi sebagai kofaktor enzim dalam reaksi biokimia.

o Jenis Mineral:

Makromineral: Kalsium, fosfor, magnesium, sodium, kalium, dan klor.

Mikromineral: Zat besi, tembaga, seng, mangan, selenium, dan yodium.

o Sumber: Suplemen pakan, bahan pakan alami seperti hijauan, biji- bijian.

Air:

o Definisi: Cairan vital yang diperlukan untuk semua proses biologis.

o Fungsi:

Proses Biologis: Terlibat dalam pencernaan, penyerapan nutrisi, dan pengaturan suhu tubuh.

Eliminasi Toksin: Membantu dalam proses ekskresi dan pembuangan limbah.

o Kebutuhan Air: Dapat bervariasi tergantung pada diet, aktivitas, dan kondisi lingkungan.

o Sumber: Air minum, pakan hijauan yang mengandung air.

Oksigen:

o Definisi: Gas yang diperlukan untuk proses respirasi seluler.

o Fungsi:

Respirasi Seluler: Menghasilkan energi dari makanan melalui proses oksidasi.

Metabolisme: Oksigen diperlukan untuk berbagai reaksi metabolik dalam tubuh.

o Sumber: Udara sekitar.

(33)

2. Bahan Makanan Secara Umum

Klasifikasi Umum Bahan Pakan:

o Hijauan:

Definisi: Pakan berbasis tanaman yang masih segar atau kering, umumnya digunakan untuk hewan ruminansia.

Jenis Hijauan:

Rumput: Seperti rumput gajah, rumput leguminosa.

Alfalfa: Sumber protein dan kalsium yang baik, sering digunakan dalam bentuk kering atau silase.

Silase: Hijauan yang telah difermentasi dalam keadaan tertutup untuk meningkatkan daya simpan dan nilai nutrisinya.

Manfaat: Sumber serat, mineral, dan vitamin, serta berperan dalam kesehatan pencernaan.

o Konsentrat:

Definisi: Pakan dengan kandungan energi tinggi dan rendah serat, digunakan untuk meningkatkan konsumsi energi dan protein.

Jenis Konsentrat:

Biji-Bijian: Seperti jagung, gandum, barley.

Pellet Pakan: Campuran berbagai bahan yang diproses menjadi bentuk pellet untuk memudahkan pemberian.

Biji Kedelai: Sumber protein tinggi.

Manfaat: Menyediakan energi tambahan dan nutrisi yang lebih terkonsentrasi.

o Feed Supplement:

Definisi: Tambahan pakan untuk memperbaiki kualitas pakan utama, meningkatkan keseimbangan nutrisi, atau menambahkan nutrisi yang kurang.

Jenis Feed Supplement:

(34)

Vitamin: Suplemen vitamin untuk memenuhi kebutuhan vitamin yang mungkin tidak tercukupi dari pakan utama.

Mineral Premix: Campuran mineral untuk memperbaiki keseimbangan mineral dalam diet.

Asam Amino Sintetik: Menambah asam amino esensial dalam diet, seperti lisin dan metionin.

Manfaat: Memastikan kebutuhan nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan hewan.

o Feed Additive:

Definisi: Bahan tambahan yang ditambahkan ke pakan untuk meningkatkan kesehatan hewan, efisiensi pakan, atau kualitas produk akhir.

Jenis Feed Additive:

Probiotik: Mikroorganisme yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan pencernaan.

Prebiotik: Bahan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme baik dalam sistem pencernaan.

Enzim: Bahan yang membantu pencernaan dan pemecahan nutrisi.

Pengawet: Menjaga kualitas pakan dan mencegah kerusakan akibat mikroba.

Manfaat: Meningkatkan efisiensi pakan, kesehatan pencernaan, dan kualitas produk hewan.

1. Sistem Pencernaan pada Ayam

Sistem Pencernaan Umum:

o Mulut: Tempat makanan masuk, dengan lidah yang membantu dalam proses pemilihan dan pengunyahan makanan.

o Paruh: Digunakan untuk memecah makanan menjadi bagian- bagian kecil.

(35)

o Faring: Menghubungkan mulut ke saluran pencernaan dan pernapasan.

o Esophagus: Saluran yang menghubungkan faring ke proventrikulus. Makanan ditransfer melalui peristaltik.

o Proventrikulus: Bagian dari lambung yang menghasilkan enzim pencernaan dan asam untuk mencerna makanan.

o Ventrikulus (Gizzard): Bagian lambung yang berfungsi untuk menghancurkan makanan lebih lanjut dengan bantuan benda-benda keras (seperti kerikil) yang ditelan oleh ayam.

o Usus Halus: Tempat utama penyerapan nutrisi terjadi. Terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.

o Usus Besar: Menyerap air dan mengubah sisa makanan menjadi feses.

o Kloaka: Saluran akhir untuk pembuangan produk pencernaan dan ekskresi. Semua produk dikeluarkan melalui kloaka.

Fungsi:

o Pencernaan Mekanik dan Kimia: Ventrikulus (gizzard) dan proventrikulus bekerja untuk mencerna makanan secara mekanik dan kimiawi.

o Penyerapan Nutrisi: Terjadi terutama di usus halus.

o Ekskresi: Sisa pencernaan dikeluarkan melalui kloaka.

2. Sistem Pencernaan pada Babi

Sistem Pencernaan Umum:

o Mulut: Makanan dikunyah oleh gigi dan dicerna secara mekanik.

Air liur mengandung enzim amilase yang mulai mencerna karbohidrat.

o Esophagus: Menghubungkan mulut ke lambung dan membawa makanan melalui peristaltik.

o Lambung: Tempat makanan dicampur dengan asam dan enzim untuk memulai pencernaan protein. Terdiri dari beberapa bagian:

fundus, badan, dan pilorus.

o Usus Halus: Terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum.

Tempat penyerapan nutrisi dan pencernaan lebih lanjut berlangsung.

(36)

o Usus Besar: Menyerap air dan garam dari sisa makanan, membentuk feses. Terdiri dari kolon, rektum, dan anus.

o Kelenjar Pencernaan: Hati dan pankreas mengeluarkan enzim dan empedu yang membantu pencernaan di usus halus.

Fungsi:

o Pencernaan Mekanik dan Kimia: Makanan dicerna secara mekanik di mulut dan lambung, serta secara kimiawi oleh enzim pencernaan.

o Penyerapan Nutrisi: Terjadi di usus halus.

o Ekskresi: Sisa makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui usus besar dan anus.

3. Sistem Pencernaan pada Sapi

Sistem Pencernaan Umum:

o Mulut: Makanan dikunyah dengan gigi geraham dan dilumatkan dengan bantuan air liur. Tidak ada gigi depan atas.

o Rumen: Kompartemen terbesar dari perut sapi, tempat fermentasi mikroba terjadi untuk memecah serat menjadi nutrisi yang dapat diserap.

o Retikulum: Berdekatan dengan rumen dan berfungsi untuk memisahkan bahan makanan yang tidak terfermentasi dengan baik.

Makanan dapat kembali ke mulut untuk dikunyah lagi (ruminasi).

o Omasum: Menyerap air dan nutrisi dari makanan yang telah dicerna sebagian, menghilangkan kelebihan cairan.

o Abomasum: Lambung sebenarnya yang mencerna protein dengan enzim dan asam lambung.

o Usus Halus: Terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum.

Tempat penyerapan nutrisi dari makanan.

o Usus Besar: Menyerap sisa air dan garam, serta membentuk feses.

Terdiri dari kolon, rektum, dan anus.

Fungsi:

o Pencernaan Mikroba: Rumen dan retikulum adalah tempat fermentasi mikroba yang memecah serat dan menghasilkan asam lemak volatil.

(37)

o Penyerapan Nutrisi: Terjadi di usus halus setelah makanan diproses di rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.

o Ekskresi: Sisa makanan dan limbah metabolik dikeluarkan melalui usus besar dan anus.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat

Senam aerobik juga bergantung pada kerja optimal dari organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen agar proses

sebaliknya akan mengangkut karbondioksida dan limbah sisa metabolism dari seluruh sel untuk disekresikan. Pembuluh darah merupakan sebuah jaringan yang tesusun atas

Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel

Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa

cc Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal mulai dari mulut sampai anus adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi

Seperti pada semua vertebrata, bahwa sistem peredaran darahpada ikan adalah tertutup, darah selalu terdapat di dalam pembuluh darah, sebagai contoh bahwa darah mengalir dari jantung

Pembuluh darah dibagi kedalam 3 jenis, yaitu : Bahan Ajar Sistem Peredaran Darah Pembuluh Nadi Arteri membawa darah kaya akan Oksigen keluar dari jantung Pembuluh Balik Vena