• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anatomi dan Fisiologi Thorax

N/A
N/A
Nina Ginting

Academic year: 2024

Membagikan "Anatomi dan Fisiologi Thorax"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TRAUMA DADA

DISUSUN OLEHl:

KELOMPOK 1:

1. ASTI PRATIWI

2. BEATRICE ADIEL CARONINA 1420120028 3. RAFIKI MARIA

4. SALONA DWITAU

(2)

FAKULTAS KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL

TA 2023

KATA PENGANTAR

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(5)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Anatomi Fisiologi

Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar dari bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan. Rongga berisi paru-paru dan mediastinum.

Mediastinum adalah ruang didalam rongga dada dikedua paru. Didalam rongga dada terdapat beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernapasan dan peredaran darah. Organ pernapasan yang terletak dalam rongga dada esofagus dan paru, sedangkan pada sistem pernapasan darah terdiri dari arteri membawa darah dari jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler merupakan jalan lalu lintas makanan dan bahan buangan.

Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen turawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga memisahkan articulasi sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal sebab menyambung pada tepi bawah sternum. Perluasan rongga pleura di atas kalvicula dan di organ dalam abdomen penting untuk diealuasi pada luka tusuk.

Dada berisi organ vital paru dan jantung, pernafasan berlangsung dengan bantuan dinding dada. Inspirasi terjadi karena kontraksi otot

(6)

pernafasan yaitu muskulus interkos dan diafragma, yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara akan terhirup melalui trakea dan bronkus. Pleura adalah membran aktif yang disertai dengan pembuluh darah dan limfatik. Terdapat pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoran udara dan kapiler. Visceralis menutupi paru dan sifatnya sensitif, pleura ini berlanjut sampai ke hil mediastinum Bersama-sama dengan pleura parietalis, yang melapisi dinding dalam dan diafragma. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada setiap arah dan sepenuhnya tdengan ekspansi paru- paru normal, hanya ruang potensial yang ada. Diafragma bagian muskular perifer berasal dari bagian bawah iga keenam kartilago dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung lumbokostal, bagian muskuler melengkung membentuk tendo sentral. Nervus frenikus mempersarafi motorik dari interkostal mempersarafi sensorik. Diafragma yang naik setinggi putting susu, turut berperan di ventilasi paru-paru selama respirasi biasa/tenang sekitar 75%.

B. Definisi

Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Nugroho, 2015). Trauma dada adalah trauma tajam atau tumpul thorax yang dapat menyebabkan tamponade jantung, pneumothorax, hematothorax, dan sebagainya (FKUI, 1995). Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul.Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru- paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan (Suzanne & Smetzler, 2001).

Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda

(7)

tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancun.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa trauma dada /thorax adalah suatu kondisi dimana terjadinya benturan baik tumpul maupun tajam pada dada atau dinding thorax, yang menyebabkan abnormalitas (bentuk) pada rangka thorax. Perubahan bentuk pada thorax akibat trauma dapat menyebabkan gangguan fungsi atau cedera pada organ bagian dalam rongga thorax seperti jantung dan paru-paru, sehingga dapat terjadi beberapa kondisi patologis traumatik seperti Pneumothorax.

Tamponade Jantung, dan sebagainya.

C. Etiologi

Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan trauma tajam 34.9%. Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%). Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang. berputar, dan terguling. Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat yang lengkap karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda.

Penyebab trauma toraks oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan tingkat energinya, yaitu berenergi rendah seperti trauma tusuk, 11 berenergi sedang seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti pada tembakan senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya tekanan yang berlebihan pada paru-paru yang bisa menyebabkan Pneumotoraks seperti pada aktivitas menyelam. Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan sternum, rongga pleura saluran nafas intratoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat terjadi tunggal ataupun kombinasi tergantung dari mekanisme cedera.

D. Patofisiologi

Trauma benda tumpul pada bagian dada/thorax baik dalam bentuk kompresi maupun ruda-paksa (deselerasi akselerasi), biasanya menyebabkan memar/jejas trauma pada bagian yang terkena. Jika mengenai sternum, trauma tumpul dapat menyebabkan kontusio miocard jantung atau

(8)

kontusio paru. Keadaan ini biasanya ditandai dengan perubahan tamponade pada jantung. atau tampak kesukaran bernapas jika kontusio terjadi pada paru-paru.

Trauma benda tumpul yang mengenai bagian dada atau dinding thorax juga seringkali menyebabkan fraktur baik yang berbentuk tertutup maupun terbuka. Kondisi fraktur tulang iga juga dapat menyebabkan flail chest, yaitu suatu kondisi dimana segmen dada tidak lagi mempunyai kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada. Keadaan tersebut terjadi karena fraktur iga multipel pada dua atau lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis fraktur. Adanya semen fail chest (segmen mengambang) menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding dada. Jika kerusakan parenkim paru di bawahnya terjadi sesuai dengan kerusakan pada tulang maka akan menyebabkan hipoksia yang serius.

Sedangkan trauma dada thorax dengan benda tajam seringkali berdampak lenih buruk daripada yang diakibatkan oleh trauma benda tumpul. Benda tajam dapat langsung menusuk dan menembus dinding dada dengan merobek pembuluh darah intercosta, dan menembus organ yang berada pada posisi tusukannya. Kondisi ini menyebabkan perdaharan pada rongga dada (Hemothorax), dan jika berlangsung lama akan menyebabkan peningkatan tekanan didalam rongga baik rongga thorax maupun rongga pleura jika tertembus. Kemudian dampak negatif akan terus meningkat secara progresif dalam waktu yang relatif singkat seperti Pneumothorax, penurunan ekspansi paru, gangguan difusi, kolaps alveoli, hingga gagal nafas dan jantung. Adapun gambaran proses perjalanan patofisiologi lebih lanjut dapat dilihat pada skema

(9)

E. Manifestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak, (2009) yaitu:

a. Temponade jantung

1) Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung

2) Gelisah

3) Pucat, keringan dinginPeninggian TVJ (9Tekanan Vena Jugularis) 4) Pekak jantung melebar

5) Bunyi jantung melemah

6) Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure 7) ECG terdapat low Voltage seluruh lead

8) Perikardiosentesis kuluar darah (FKUI-2005)

(10)

b. Hematothorax

1) Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD 2) Gangguan pernapasan (FKUI:2005)

c. Pneumothoraks

1) Nyeri dada mendadak dan sesak napas 2) Gagal pernapasan dengan sianosis 3) Kolaps sirkulasi

4) Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang terdapat jauh atau tidak terdengar sama sekali

5) Pada auskultasi terdengar bunyi klik

F. Pemeriksaan Diagnistic

a. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik

Anamnesa yang terpenting adalah mengetahui mekanisme dan pola dari trauma, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, kerusakan dari kendaraan yang ditumpangi, kerusakan stir mobil/air bag dan lain lain.

b. Radiologi Foto Thorax (AP)

Pemeriksaan ini masih tetap mempunyai nilai diagnostik pada pasien dengan trauma toraks. Pemeriksaan klinis harus selalu dihubungkan dengan hasil pemeriksaan foto toraks. Lebih dari 90% kelainan serius trauma toraks dapat terdeteksi hanya dari pemeriksaan foto toraks.

c. Gas Darah Arteri (GDA) dan Ph

Gas darah dan Ph digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien- pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai keseimbangan asam basa dalam tubuh, kadar oksigen dalam darah, serta kadar karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan Analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan ASTRUP yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah steri. Lokasi pengambilan darah yaitu:

arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.

(11)

Pemeriksaan AGD dan pH tidak hanya dilakukan untuk penegakkan diagnosis penyakit tertentu, namum pemeriksaan ini juga dapat dilakukan dalam rangka pemantauan hasil respon terhadap pemberian terapi/intervensi kepada klien dengan keadaan nilai AGD dan pH yang tidak normal baik asidosi maupun alkaliosis, baik respiratori maupun metabolic. Dari pemantauan yang dilakukan dengan pemeriksaan AGD dan pH, dapat diketahui ketidakseimbangan sudah terkompensasi atau belum

d. CT-Scan

CT-Scan sangat membantu dalam membuat diagnose pada trauma tumpul toraks, seperti fraktur kosta, sternum dan streno clavicular dislokasi. Adanya retro sternal hematoma serta cedera pada vertebra torakalis dapat diketahui dari pemeriksaan ini. Adanya pelebaran mediastinum pada pemeriksaan toraks foto dapat dipertegas dengan pemeriksaan ini sebelum dilakukan aortografi

e. Ekhokardiografi

Transtorasik dan transesofagus sangat membantu dalam menegakkan diagnosa adanya kelainan pada jantung dan esophagus.

Hemoperikardium, cedera pada esophagus dan aspirasi, adanya cedera pada dinding jantung ataupun sekat serta katub jantung dapat diketahui segera. Pemeriksaan ini bila dilakukan oleh seseorang yang ahli, kepekaannya meliputi 90% dan spesifitasnya hampir 96%

f. EKG (Elektrokardiografi)

Sangat membantu dalam menentukan adanya komplikasi yang terjadi akibat trauma tumpul toraks, seperti kontusio jantung pada trauma. Adanya abnormalitas gelombang EKG yang persisten, gangguan konduksi, tachiaritmia semuanya dapat menunjukkan kemungkinan adanya kontusi jantung. Hati hati, keadaan tertentu seperti hipoksia, gangguan elektrolit, hipotensi gangguan EKG menyerupai keadaan seperti kontusi jantung.

g. Angiografi

Gold Standard' untuk pemeriksaan aorta torakalis dengan dugaan adanya cedera aorta pada trauma tumpul toraks.

(12)

h. Torasentesis: menyatakan darah/cairan serosanguinosa.

i. Hb (Hemoglobin): Mengukur status dan resiko pemenuhan kebutuhan oksigen jaringan tubuh.

G. Komplikasi

Trauma toraks memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia 20%, pneumotoraks 5%, hematotoraks 2%, empyema 2%, dan kontusio pulmonum 20%. Dimana 50-60% pasien dengan kontusio pulmonum yang berat akan menjadi ARDS. Walaupun angka kematian ARDS menurun dalam decade terakhir, ARDS masih merupakan salah satu komplikasi trauma toraks yang sangat serius dengan angka kematian 20-43%,

a. Kontusio dan hematoma dinding toraks adalah bentuk trauma toraks yang paling sering terjadi. Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding toraks, perdarahan masih dapat terjadi karena robekan pada pembuluh darah, pada kuliot subkutan, otot dan pembuluh darah interkosta.

b. Fraktur kosta terjadi karena adanya gaya tumpul secara langsung maupun tidak langsung. Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah nyeri, yang meningkat pada saat batuk, bernafas dalam atau pada saat bergerak

c. Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta-kosta yang berdekatan patah baik unilateral maupun bilateral dan terjadi pada daerah kostokondral.

d. Fraktur sternum terjadi karena trauma tumpul yang sangat berat sering kalidisertai dengan fraktur kosta multipel.

e. Kontusio parenkim paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang paling umum terjadi.

f. Pneumotoraks adalah adanya udara pada rongga pleura.

Pneumotoraks pada trauma tumpul toraksterjadi karena pada saat terjadinya kompresi dada tiba-tiba menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraalveolar yang dapat menyebabkan rupture alveolus Gejala yang paling umum pada Pneumotoraks adalah nyeri yang diikuti oleh dispneu

H. Penatalaksaan

(13)

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menangani pasien trauma thorax yaitu :

a. Primary survey

Dilakukan pada trauma yang mengacam jiwa, pertolongan ini dimulai dengan menggunakan Teknik ABC (airway, breathing, dan circulation)

b. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan mempertahankan saluran napas yang paten dengan pemberian oksigen, mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien.

c. Pemasangan infus d. Pemeriksaan kesadaran

e. Jika dalam keadaan darurat, dapat dilakukan massage jantung

f. Dalam keadaaan stabil dapat dilakukan pemeriksaan radiologi seperti foto thorax

I. Pencegahan

Pencegahan trauma thorax yang efektif adalah dengan cara menghindari factor penyebabnya, seperti menghindari terjadinya trauma yang biasanya banyak dialami pada kasus kecelakaan dan trauma yang terjadi berupa trauma tumpul serta menghindar dari kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun benda tumpul yang menyebabkan keadaan gawat thorax akut.

J. Therapy

a. Chest tube/drainase udara (pneumothorax) b. WSD (hematotoraks)

c. Pungsi d. Toraktomi

e. Pemberian oksigen f. Antibiotic

g. Analgetik h. Expectorant

(14)

Daftar Pustaka :

1. Plasay, dkk. 2016. Hubungan antara waktu penatalaksanaan kegawatdaruratan medis dengan kematian lanjut pada penderita trauma mayor.

2. Harsismanto. 2018. Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien trauma thoraks (hemathoraks)

https://www.researchgate.net/publication/330357547 ASKEP TRAUMA THORAKS HEMATHORAKS (diakses tanggal 27 September 2022)

3. Yunitasari, dkk. 2014. Trauma dada.

https://www.academia.edu/8836065/MAKALAH TRAUMA DADA (diakses tanggal 27 September 2022)

4. Anci. 2011. Anatomi dan fungsi thoras.

https://id.scribd.com/doc/59853400/Anatomi- Dan-Fungsi-Thorax (diakses tanggal 27 September 2022) 5. SYIFA 2011. Trauma dada.

https://id.scribd.com/doc/62553414/Makalah-Trauma-Dado (diakses tanggal 27 September 2022)

6. FAJRY DKK. 2020. Konsep kegawatdaruratan pada kasus trauma dada.

https://id.scribd.com/document/524584109/makalah-trauma-dada (diakses tanggal 27 September 2022)

7. Inggriani, dkk. 2013. Trauma dada

https://www.academia.edu/9402455/ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS TRAUMA DADA (diakses tanggal 27 September 2022)

Referensi

Dokumen terkait

Dwi Rita Anggraini: Anatomi dan Aspek Diaphragma Thorax, 2005.. USU Repository

ANATOMI FISIOLOGI DASAR SISTEM SARAF PUSAT TUBUH DAN GANGGUAN UMUMNYA. Mata kuliah dasar –

ANATOMI DAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MODUL PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI

Anatomi Sistem Pernafasan Berikut anatomi system pernafasan sebagai berikut: 1 Rongga Hidung Hidung merupakan organ utama saluran pernapasan yang langsung berhubungan dengan dunia

Dokumen ini membahas tentang fisiologi manusia, termasuk sistem pernapasan, pembusukan makanan, dan organ penting seperti

Dokumen ini membahas tentang sistem pernapasan manusia, termasuk anatomi, fungsi, penyakit terkait, pengobatan, dan

Laporan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Anatomi Fisiologi