• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anestesi Umum pada Pasien dengan PJB ASD Asianotik

N/A
N/A
Nabila fairuz

Academic year: 2024

Membagikan "Anestesi Umum pada Pasien dengan PJB ASD Asianotik"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kasus:

Anestesi Umum pada Pasien dengan PJB ASD Asianotik dan Kemungkinan

Sulit Intubasi

Disusun Oleh:

Nabila Fairuz – 2220221129 Pembimbing:

dr. M Prakoso Adji, Sp.An, KAKV

(2)

Latar Belakang

Atrial Septal Defect

Kelainan jantung asianotik yang paling sering terjadi diantara PJB Dewasa lainnya

• Hipertensi arteri pulmonal

• Gagal jantung kanan

• Atrial fibrillation-flutter

• Sindrom Eisenmenger

Menghindari

↓SVR dan

↑PVR Difficult Airway

Sulit Ventilasi, Sulit Intubasi

(3)

Deskripsi Kasus

Ny. NYK, 42 tahun (50kg, 160cm) A: Implant acromioclavicular joint sinistra

P: Pro aff implant

ASA 3  PJB ASD L to R shunt dan Pulmonary Hypertension

(Sildenavil 2x1)

LEMON

L mandibulla kecil, gigi seri atas maju dan panjang.

E 3-2-2

M Mallampati 3

O Tidak obesitas/obstruksi N Bebas

RODS R Tidak terbatas

O Tidak ada obstruksi di level glotis

D Tidak ada gangguan jalur napas

S Tidak ada keterbatasan pergerakan leher

MOANS M Clear

O Normoweight A 42 th (<55th) N Gigi lengkap

S Tidak ada kondisi yang mengurangi

compliance paru

(4)

Kardiomegali ECHO

- Suspek ASD Sekundum L-R Shunt, ukuran 4 mm - RA, RV dilatasi

- Fungsi sistolik global LV normal, LVEF 65% (Simpson’s) - LV global normokinetik, LV-D shaped saat diastolik - Fungsi diastolik LV normal

- TR moderate, Hight Probability PH

- Kontraktilitas RV normal, TAPSE 3.0 cm

STATUS ANESTESI

 Rencana Anestesi

 Obat Anestesi

Ko-Induksi : Midazolam 2mg, Fentanyl 100mg Induksi : Ketamin 20mg

Pelumpuh otot : Rocuronium 25mg

Pemeliharaan : O2:Compressed air 1:1 dan Sevoflurane 2%

Medikasi lain : Ranitidine 50mg, Ondansentrone 4mg,

Dexamethasone 10mg, dan Paracetamol 1gr

Monitoring

(5)

Post Operasi : Rawat Inap

(6)

Diskusi

Small : ≤ 10

Medium : 10 - 20 mm

Large : > 20 mm Pasien 4 mm

ATRIAL SEPTAL DEFECT

(7)
(8)

ECHO

- Suspek ASD Sekundum L-R Shunt, ukuran 4 mm - RA, RV dilatasi

- Fungsi sistolik global LV normal, LVEF 65%

(Simpson’s)

- LV global normokinetik, LV-D shaped saat diastolik - Fungsi diastolik LV normal

- TR moderate, Hight Probability PH

- Kontraktilitas RV normal, TAPSE 3.0 cm PULMONARY HYPERTENSION

Pulmonary Vascular Resistance

(9)

PRINSIP Hindari

↓SVR dan

↑PVR

(10)
(11)

Ko-Induksi : Midazolam 2mg, Fentanyl 100mg Induksi : Ketamin 20mg

Pelumpuh otot : Rocuronium 25mg

Pemeliharaan : O2:Compressed air 1:1 dan Sevoflurane 2%

Medikasi lain : Ranitidine 50mg, Ondansentrone 4mg, Dexamethasone 10mg, dan Paracetamol 1gr

(12)

SULIT PENGELOLAAN JALAN NAPAS

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

Referensi

1. Nashat H, Montanaro C, Li W, Kempny A, Wort SJ, Dimopoulos K, et al. Atrial septal defects and pulmonary arterial hypertension. J Thorac Dis. 2018;10(4):S2953–65.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. McGraw-Hill Education LLC. 2013.

3. Wardhana W, Boom CE. Penanganan Perioperatif Pasien Penyakit Jantung Kongenital Dewasa dengan ASD, Suspek Hipertensi Pulmonal, LV Smallish. JAI (Jurnal Anestesiol Indones. 2017;9(2):71.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan anestesi umum pada operasi seksio sesarea pasien dengan pre-eklampsia berat terjadi penurunan nadi dan tekanan diastolik

Tesis yang berjudul :”PENGARUH AGEN INHALASI ISOFLURAN DAN SEVOFLURAN TERHADAP KADAR MAGNESIUM SERUM SECARA TIMES SERIES PADA PASIEN YANG MENJALANI ANESTESI UMUM”

Hasil penelitian untuk membuktikan bahwa pemberian isofluran lebih menurunkan kadar magnesium serum pada pasien yang menjalani anestesi umum dibandingkan dengan sevofluran

Pasien yang dikategorikan hipertensi dilaporkan cenderung mengalami ketidakstabilan hemodinamik berupa hipotensi setelah penggunaan induksi anestesi, hal ini dimungkinkan

Pada kasus pertama, pasien kelainan jantung kongenital berupa ASD sekundum sejak lahir dan kompensasi dari tubuhnya sedemikian rupa sampai dengan terjadi hipertensi pulmonal berat

Motivasi pada pasien post operasi dengan anestesi umum dalam pelaksanaan mobilisasi dini sangat diperlukan agar menjadi dorongan dan pembangkit tenaga yang dimiliki pasien baik

Pada kasus ini, dilakukan anestesi regional dengan blok epidural neuroaksial pada pasien GJK dengan memperhatikan efek blok simpatis dan risiko penurunan

Gambaran waktu defekasi pasien post operasi dengan anestesi umum yang diberikan tindakan ROM aktif asistif Tabel 4 Gambaran Waktu Defekasi Pasien Post Operasi dengan Anestesi Umum