• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antropologi Pembangunan

N/A
N/A
Elsa Tania

Academic year: 2023

Membagikan "Antropologi Pembangunan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Elsa Tania NIM : 1121111000047

ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN

(Pembangunan, Antropologi, Makes Familiar Strange, Film About Coffe)

Dalam ilmu antropologi, terdapat dua kategori. Yaitu, antropologi sebagai ilmu murni antropologi sebagai ilmu terapan. Sebagai ilmu murni, antropologi lebih menekankan aspek teori atau konsep yang lebih mendalam.

Sebagaimana ilmu murni lainnya yang merupakan kumpulan teori-teori ilmiah yang mendasar dan teoritis.

Dalam ilmu murni, teori dan konsep antropologi juga hanya dikembangkan saja bukan untuk dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan antropologi sebagai ilmu terapan yang lebih menekan aspek aplikatif mengenai teori dan konsep dari ilmu murni yang sudah dijelaskan di atas. Perbedaan selanjutnya yaitu, dalam ilmu terapan antropologi dipelajari, kemudian diketahui dan diterapkan dalam suatu tempat sesuai dengan kondisi, yang mana kajiannya itu untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Sedangkan ilmu murni, antropologi hanya dipelajari untuk diketahui manfaatnya untuk ilmu antropologi itu sendiri, bukan untuk individu apalagi masyarakat. Dalam jurnal yang ditulis oleh Marzali, perbedaan antara antropologi murni dan terapan dibagi menjadi empat poin, yaitu :

a. Antropologi terapan cenderung lebih mengkaji budaya dan masyarakat masa kini, sedangkan antropologi murni cenderung mengkaji budaya dan masyarakat masa lampau bahkan termasuk juga yang tidak dijumpai lagi keberadaannya.

b. Antropologi terapan berhubungan dengan kebutuhan serta masalah yang dihadapi oleh masyarakat pada masa kini, sedangkan antropologi murni seringkali tidak memiliki keterkaitan dengan kebutuhan masyarakat.

c. Antropologi terapan dalam pekerjaan sarjananya bekerjasama dengan hali bidang lain, karena dalam menerapkan hasil temuan, data dan analisis pada masalah umum diluar kajian ilmu antropologi.

Sedangkan dalam antropologi murni, hasil temuan dan analisisnya dimanfaatkan untuk mempertajam, mengkritik, dan merumuskan konsep serta teori keilmuan pada disiplin antropologi itu sendiri.

d. Perbedaan dalam karir. Dimana biasanya antropolog terapan bekerja sebagai profesional pada institusi-institusi yang non-akademik, sedangkan antropolog murni umumnya bekerja di dalam institusi pendidikan dan penelitian di universitas dan bidang permuseuman.

Bentuk pada antropologi terapan digunakan dalam program perubahan kebudayaan yang sebelumnya telah direncanakan. Dalam antropologi terapan, terdapat beberapa strategi dasar dan terapan riset untuk pembahasan mengenai masalah manusia. Antropologi sendiri banyak berperan dalam masalah ekonomi pembangunan, dan lain sebagainya. Dalam jurnal Marzali, disebutkan juga bahwa antropologi terapan ini mampu menjawab kedua kebutuhan sekaligus, yaitu kebutuhan antropolog untuk ikut berpartisipasi dalam membangun bangsa, dan kebutuhan untuk membangun karir dan kehirupan pribadi yang lebih baik. Hal itulah yang menjadi landasan mengapa antropologi terapan ini perlu untuk dikembangkan. Bentuk antropologi terapan yang berfungsi untuk membantu kebutuhan dan masalah masayrakat pun ikut serta menjadi salah satu landasan perlunya studi ini dikembangkan.

Situasi antropologi di Indonesia ini dapat kita lihat pada bidang pendidikannya. Indonesia merupakan negara multikultural yang seharusnya memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap ilmu antropologi.

Namun, pada kenyataan yang ada jumlah pendidikan antropologi di Indonesia sangat minim sekali. Seperti halnya program studi antropologi di Indonesia yang bisa dibilang masih sedikit, tidak banyak universitas yang memiliki program studi ini. di negara dengan banyak budaya ini, sudah seharusnya menjadikan antropologi sebagai pelajaran wajib sejak pendidikan awal, namun kini semakin kesini pendidikan mengenai antropologi ini mulai hilang dan hanya menyisakan sosiologi di bangku SMA. Padahal, pada faktanya seharusnya dua pelajaran ini berjalan beriringan tanpa ada satupun yang tergeser mengingat pentingnya kedua studi sosial ini. pemerintah seharusnya sadar akan hal ini, seharusnya memperhatikan situasi bidang antropologi yang semakin hilang ini, dan dampaknya bagi kehidupan di masyarakat. Sejatinya, kita, Indonesia, bisa mengahasilkan antropolog- antropolog yang berkualitas, jika kesadaran masyarakat dan pemerintah yang tinggi akan pentingnya studi ilmu ini di Indonesia.

Dalam buku Zulkifli, disebutkan bahwa konteks pembangunan, ahli antropologi dipandang sebagai ahli kebudayaan yang dapat menghubungkan modernisasi dan teknologi modern ke dalam masyarakat lokal. Hal

(2)

Nama : Elsa Tania NIM : 1121111000047

tersebut dilakukan dengan tujuan “mendorong tercapainya hasil-hasil yang menguntungkan secara maksimal dan mengurangi kerugian masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan dan bagi program pembangunan itu sendiri” (Suparlan 1997:65, dikutip oleh Zulkifli :190). Peranan antropologi yang terpenting yaitu melakukan penelitian terhadap masalah-masalah untuk membantu perencanaan pembangunan oleh para ahli.

Antropologi berperan dalam memecahkan masalah manusia yang berkaitan dengan pembangunan. Contoh dari aplikasi analisis antropologi dalam pembangunan dapat kita lihat dari pembangunan pertanian yang terdapat di daerah Garut dan Karawang sebagai pembandingnya. Garut dikategorikan sebagai daerah miskin, tetapi mereka memiliki lahan pertanian yang luas. Dari dua clue tersebut, antropologi dapat berperan untuk mengetahui keadaan apa yang menyebabkan Garut menjadi daerah yang miskin, kemudian antropologi juga dapat membuat perencanaan pembangunan di daerah Garut. Sebagai pembandingnya, kita lihat juga Kota Karawang yang merupakan Kota Padi, tetapi banyak masyarakat nya yang tidak dapat mendapatkan beras. Dari kedua kota tersebut, antropologi dapat meneliti dan mencari tahu apa alasan yang menyebabkan kota dengan lahan pertanian yang luas, tetapi masyarakatnya justru miskin dan tidak dapat membeli beras, keduanya dapat dijadikan sebuah penelitian untuk dijadikan penentuan kebijakan guna pembangunan pada kedua daerah tersebut.

Diatas kita telah membicarakan mengenai fungsi antropologi dalam pembangunan bahwa antropologi dapat menjadi penghubung modernisasi dan teknologi dengan masyarakat dan budaya. Hal tersebut juga merupakan tujuan dari antropolog budaya dalam pekerjaannya di lapangan, yaitu untuk menggambarkan sekelompok orang kepada orang lain dengan cara membuat ciri-ciri budaya yang aneh dan tidak biasa tampak menjadi familiar dan luar biasa. Itulah yang dinamakan sebagai makes familiar strange, yaitu membuat yang aneh tampak familiar. Misalnya, dalam penggunaan gadget, laptop dan teknologi semacamnya. Dahulu, penggunaan alat elektronik ini tampak aneh dan tidak biasa, mereka tidak akrab dengan dunia teknologi yang terbaru itu, mereka terbiasa menggunakan surat kabar yang dikirim melalui pos dalam mengirim pesan, tetapi kemudian antropolog budaya telah membuat alat elektronik yang aneh tersebut menjadi familiar, tampak luar biasa, dan akrab dikalangan masyarakat.

Salah satu contohnya juga dapat kita lihat pada film dokumenter “Film About Coffe”. Dari film tersebut kita diajak untuk mengetahui perjalanan kopi dari asalnya di pohon hingga menjadi secangkir kopi. Mulai dari Rwanda, Honduras, Amerika Serikat hingga Jepang. Dari analisis saya terhadap film tersebut, kita dapat melihat bahwa bagaimana kopi yang berkualitas dengan olahan yang penuh cinta melahirkan secangkir kopi dengan mutu terbaik. Dalam film tersebut bukan hanya menampilkan perjalanan bisnisnya saja, tetapi juga bagaimana sebiji kopi dapat mengembangkan dan memberdayakan manusia dan membantu pembangunan ekonomi masyarakat. Kopi yang pada awalnya terlihat aneh berada di meja sarapan, kini menjadi familiar bahkan hampir semua orang meminumnya. Hal ini juga dapat kita analisis terhadap kemungkinan pengembangan kopi di Indonesia. Indonesia sangat memungkinkan untuk menjadi tempat pengembangan kopi dan produksi kopi yang berkualitas. Bukan hanya berupa lahan kopi, tetapi juga proses-proses selanjutnya hingga menjadi secangkir kopi dengan kualitas yang tinggi, itu semua dapat kita lakukan. Dengan begitu, bukan hanya pembangunan perekenomian dalam pertanian kopi yang dapat makmur, tetapi lebih dari itu adalah pembangunan ekonomi skala nasional pun akan turut meningkat.

Referensi :

Amri Marzali. (2002). Ilmu Antropologi Terapan bagi Indonesia yang sedang Membangun.

Antropologi Indonesia, 86, 86–99.

Zulkifli. (2008). Antropologi Sosial Budaya. Shiddiq Press, Grha Guru.

Referensi

Dokumen terkait

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi Jilid I, Rineka Cipta, Jakarta: 1996. Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Dian Rakyat,

Antropologi Ekonomi adalah ilmu yang mengemukakan tentang gaya hidup manusia dengan sistem pencarian makanan secara subtantif dan juga sebuah bidang kajian dalam antropologi

Untuk merumuskan dan mendiskusikan lebih lengkap mengenai antropologi budaya maka akan dibatasi pada ketiga subdisiplin utama antropologi budaya antara lain arkeologi,

Sebenarnya masalah antropologi yang tidak berkembang dan memberi sumbangsih besar dalam pembangunan Indonesia tidaklah sepenuhnya salah para

Pengertian Antropologi : Memahami dan menjelaskan pengertian antropologi serta kaitan antara ilmu psikologi dengan antropologi.. Sejarah Perkembangan

Tetapi ilmu-ilmu ini tidak mempelajari atau melihat manusia secara menyeluruh atau dalam ilmu Antropologi disebut dengan Holistik, seperti yang dilakukan oleh

Manfaat Antropologi Hukum Pengertian Antropologi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu Antropologi sebagai ilmu pengetahuan artinya bahwa Antropologi merupakan kumpulan pengetahuan-

Teks tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan sosiologi dan antropologi sebagai ilmu