LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL 1
APLIKASI CASTING WAX UNTUK PEMBUATAN PLAT LOGAM
INSTRUKTUR :
DRG. YESICA DEA CAHYANI
DISUSUN OLEH:
NUR AFIFAH SAHABIRAH RAYANTI FAIZAL 10622047
PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TAHUN AKADEMIK
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dental waxes memiliki fungsi dan wilayah kerja yang luas di kedokteran gigi. Karena fungsi dan wilayah kerjanya yang luas tersebut dental wax memiliki variasi yang beragam . Dokter gigi sebagai salah satu pengguna dental wax dituntut untuk mengetahui variasi tesebut. (Anusavice et al. 2012)
Hal-hal yang perlu diketahui dari variasi dental wax adalah komposisi, sifat, serta dimana dan bagaimana dental wax diaplikasikan untuk keperluan terapi. Hal ini penting untuk diketahui agar tercapainya efektifitas terapi yang optimal. Oleh karena itu makalah ini berfokus pada macammacam material lilin di kedokteran gigi. (Ohno & Hasaka 2013)
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat pola malam dari casting wax dan mengaplikasikan bahan investment untuk prosedur casting logam serta memahami prosedur casting logam.
1.3 MANFAAT
1.Mahasiswa kedokteran gigi mengetahui cara dengan baik dan membuat pola malam dari casting wax dan mengaplikasikan bahan investment untuk prosedur casting logam serta memahami prosedur casting logam.benar
BAB II HASIL
CARA PRAKTIKUM APLIKASI CASTING WAX UNTUK PEMBUATAN PLAT LOGAM
A. ALAT DAN BAHAN
 ALAT : 1. Kuas
2. Rubber bowl 3. Spatula gips 4. Api Bunsen 5. Pisau malam 6. Pisau model 7. Glass plate 8. Oven furnace
9. Slinger / centrifugal casting 10. Blow torch
 BAHAN : 1. Casting wax 2. Baseplate wax 3. Spiritus
4. Gypsum bonded investment material 5. Air sabun
6. Dental alloy 7. Pumice 8. Kryet 9. Air
10. Casting ring atau bumbung tuang diameter 4 cm panjang 6 cm
 CARA KERJA
Pembuatan pola malam dan persiapan pada casting ring
- Buatlah model malam dengan casting wax berbentuk lingkaran dengan diameter 10 mm dan tebal 2 mm
- Buatlah sprue dari casting wax dengan diameter 1,5 mm
- Buatlah crucible former dari baseplate wax, berbentuk kerucut sedemikian sehingga dapat menutupi bagian bawah casting ring
- Sambung seluruh bagian model malam, sprue dan crucible former
- Pasang pada casting ring
- Lekatkan crucible former pada bagian bawah casting ring Proses casting
- Preheating merupakan proses pemanasan permukaan sebelum dilakukan pengecoran dan dimasukkan pada oven dengan suhu 700°C
- Pada saat investment, kemungkinan ada air yang terjebak di antara porus investment. Bila air tidak dihilangkan, maka kemampuan investment untuk mengabsorpsi wax menjadi berkurang. Akhirnya akhirnya sisa wax akan menguap menuju ke mould.
- Pemanasan yang tiba-tiba juga akan menyebabkan cracking atau keretakan.
Oleh karenanya, pemanasan awal permukaan diperlukan untuk menghindari hal tersebut.
- Wax elimination dilakukan untuk menghilangkan pola malam yang berada dalam tabung cor. Proses ini harus dilakukan pada suhu yang cukup.
Proses casting logam campur meliputi beberapa tahap antara lain :
- Alat tuang sentrifugal disiapkan dengan cara memutar 3 kali alat tersebut dengan menaikkan kenop pemutar
- Cawan tuang ( crucible casting) panas diletakkan pada alat tuang sentrifugal, kemudian logam dituangkan
- Keluarkan bumbung tuang dari oven., kemudian letakkan pada alat sentrifugal
- Logam dipanaskan dengan api Torch sampai cair,
- Setelah logam masuk ke dalam bumbung tuang , putaran alat diperlambat dengan menekan porusnya sampai alat tuanag berhenti berputar
- Bumbung tuang di ambil dan didiamkan sebentar
- Setelah dingin hasil tuang dikeluakan dari dalam bumbung tuang dan dibersihkan dari bahan tanam dibawah air mengalir
BAB III PEMBAHASAN
Wax atau malam telah menjadi komoditas yang bernilai selama lebih dari 2000 tahun.
Dulu beeswax digunakan untuk berbagai keperluan seperti melembutkan kulit, merkatkan benda, melapisi barang yang bernilai lebih, dan untuk membuat patung orang-orang terkemuka. Beeswax didapatkan dari sekret lebah yang digunakan untuk membangun sarangnya. Meskipun hingga saat ini beeswax masih digunakan, terdapat wax dari tanaman yang juga digunakan untuk melapisi permukaan furniture, kendaraan, dan prosedur kedokteran gigi. Beberapa wax didapatkan secara sintetis dari hasil distilasi minyak bumi. Wax sintetis tersebut tersusun atas senyawa hydrogen, arbon, oksigen, dan chlorine. Sebagian besar wax sintetis memiliki struktur yang sama dan lebih homogen dibanding dengan wax alami (Anusavice et al., 2012)Waxing adalah cara pembuatan pola malam (wax pattern)
Menurut Jablowsy, S., 1982, yang dimaksud dengan casting adalah suatu proses untuk membuat / membentuk restorasi atau rehablitasi gigi dengan bahan logam.Casting juga merupakan suatu teknik yang sering dilakukan di kedokteran gigidalam pembuatan tempatan gigi, mahkota gigi tiruan, jembatan rangka gigi tiruan dan lain-lain dengan bahan logam.Proses casting ini menggunakan metode yang disebut lost wax process.
Pada prinsipnya pola malam dan bentuk restorasi atau rehabilitasi gigi ditanam dalam adonan bahan investmen gigi (dental invesment) yang ada di dalam casting ring.
Kemudian pola malam ini dihilangkan dengan jalan dipanaskan pada suhu tertentu, sampai pola malam hilang sama sekali, sehingga meninggalkan ruang cetak (mouldspace) di dalam adonan invesmen.
Selanjutnya logam dilelehkan / dicairkan dengan pemanasan dan lelehan logam tersebut dituangkan kedalam ruang cetak dengan tekanan sentri fugal / tekanan udara, sehingga ruang cetak tersebut terisi oleh lelehan dengan bentuk sesuai dengan pola malamnya.
❖ Kegunaan dan tujuan casting dibidang kedokteran gigi dan pengertiannya:
a. Kegunaan casting dibidang kedokteran gigi adalah untuk pembuatan resforasi, rehabilitasi atau rekonstruksi pada gigi dengan bahan logam yang dilakkan dengan proses casting. Misalnya untuk pembuatan inlay crown and bridge atau gigi tiruan rangka logam, dll.
b. Tujuannya adalah untuk mengganti bahan restorasi atau rehabilitasi yang tidak mungkin dilakukan dengan bahan selain logam dan untuk mendapatkan kekuatan / daya tahan yang lebih besar dan bahan yang lain. Misalnya acrylic resin atau amalgam.
Tahap-tahap pada proses casting, pada proses casting melalui beberapa tahap sebagal berikut:
a. Tahap I, waxing adalah pembuatan pola dan malam (wax pattern).
b. Tahap II, spruing adalah pembuatan sprue pin atau sprue tormer dan casting wax (malam cor).
c. Tahap III, investing adalah penanaman pola malam dalam adonan bahan invesmen (yang ada di dalam casting ring).
d. Taflap IV, pre-heating adalah pemanasan permulaan pada casting ring agar adonan bahan tanam lebih kering.
e. Tahap V, wax elimination adalah penghilangan malam dart pola malam yang tertanam dalam adonan bahan invesmen (yang ada di dalam casting ring).
f. Tahap VI, heating adalah pemanasan casting ring (yang berisi adonan bahan invesmen) sampai suhu tertentu.
g. Tahap VI, melting adalah pelelehan logam yang dilakukan pada sprue hold atau fire clay.
h. Tahap VIII, casting adalah pengecoran lelehan logarn ke dalam ruang cetak (mould space).
Apabila proses casting telah dilakukan maka akan terbentuk bangunan restorasi atau rehabthtasi gigi dan bahan logam. Bangunan mi belum begitu baik untuk dipasang di dalam mulut maka dilakukan finishing dan polishing. Finishing adalah penyelesaian hasil casting dengan menghilangkan ekses - ekses dan bangunan hasil casting yang tidak perlu, sehingga terbentuk hasil casting yang baik sesuai dengan restorasi atau rehabilitasi yang diinginkan. Setelah finishing kemudian dilakukan polishing, yaitu meratakan, menghaluskan dan mengkilapkan bangunan, sehingga menjadi baik sekali.
Macam-macam komponen yang menunjang proses casting :
a. Die adalah model cetakan dari gigi pilar (abutment) yang terbuat dan gips keras (stone gyps) dan berguna untuk pembuatan pola malam.
b. Wax pattern adalah pola / model yang dibuat dan malam, yang akan diganti dengan logam, sehingga terbentuk suatu restorasi atau rehabilitasi gigi yang dikehendaki.
c. Srue pin adalah pin / pasak yang terbuat dan bahan tertentu yang berguna untuk pegangan pola malam pada waktu investing dan pembentuk sprue.
d. Sprue adalah rongga / saluran yang terjadi setelah dilakukan wax elimination terhadap pola malam, yang menghubungkan crucible dengan mould space.
e. Crucible Jormer / sprue base adalah bangunan yang terbentuk dan malam atau kayu atau karet sebagai pembentuk cruscible.
f. Crucible adalah bangunan seperti corong / kawah dari adonan invesmen, yang terdapat disalah satu ujung casting ring berguna untuk tempat melelehkan logam.
g. Mould space mold space adalah ruang cetak bekas pola malam setelah dilakukan wax elimination dan pola malam (wax pattern).
h. Reservoir modul / reservoir former adalah bangunan dan malam yang berbentuk bulat atau oval yang diletakkan pada sprue pin yang berguna untuk pembuatan reservoir.
Casting wax berguna untuk malam pola pada kerangka logam gigi tiruan atau restorasi inlay logam. Komposisi hampir sama dengan inlay wax. Sediaan casting wax sheets, ready shapes, wax – up. Memiliki sifat-sifat diantaranya lunak & adaptif ,kurang getas, lengket, akurat, menguap 500 ºC.
Pembentukan logam dapat dilakukan dengan beberapa proses yaitu; 1.pengecoran (casting) logam cair yang dituang ke dalam mould atau cetakan, 2. Pembentukan dengan suhu dingin (cold working), logam ditempa, digulung sehingga menjadi bentuk tertentu, 3. Metalurgi bubuk (powder metallurgy) logam bubuk di press dengan tekanan tinggi sesuai bentuk yang diinginkan, 4. Penyepuhan (electroforming) menggunakan proses elektrolisis, proses pelapisan logam pada logam dengan cara mengaliri listrik pada logam yang akan dilapisi dalam cairan elektrolit.
Logam pada bidang kedokteran gigi harus kuat, tidak mudah berkarat, biokompatibel, harga murah dan mudah dibersihkan/disterilkan. Untuk pembuatan biasanya menggunakan proses pembentukan cara casting dengan bahan investment untuk cetakannya
BAB IV PENUTUP
 Kesimpulan
Casting wax adalah jenis wax/lilin/malam yang digunakan untuk membuat kerangka awal pola pada gigi tiruan sebagian dan kerangka logam serta memberikan keseragaman ketipisan minimum pada area pasti pola gigi tiruan sebagian. Komponen pengisi dan property fisik pada casting wax sama dengan inlay wax kecuali pada waktu untuk pencairannya dan persentasenya. Serta casting wax lebih lengket daripada inlay agar bias melengket dengan kuat pada model kerangka. Dikarenakan wax jenis ini tidak lembut ketika berada didalam mulut maka proses pencairannya harus sesuai dengan prosedur laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J. (2010). Textbook Philips Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi, Edisi 10.
Jakarta : EGC Buku Kedokteran.
Mc Cabe, J.F., & Walls, A.W.G. (2017). Textbook Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 9.
Jakarta : EGC Buku Kedokteran.
Sabudin, S. (2014). Defect analysis on investment casting: a case study (Doctoral dissertation, Kolej Universiti Teknologi Tun Hussein Onn).
Dwiningrum, K. R. (2020). TEKNIK PEMBUATAN GIGI TIRUAN LENGKAP LEPASAN AKRILIK KOMBINASI KERANGKA LOGAM (STUDI MODEL) (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).