Kata arsitektur dalam bahasa Yunani ’archi’ yang berarti kepala,
ketuadan tecton yang berarti tukang, sehingga architecton berarti kepala tukang,merujuk kepada pro fesi, kemahiran dan keahlian menukang dalam hal bangunan.Pekerjaan merancang dengan memperh itungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan rancang bangun, sehingga menjadikan arsitektur
Sebagai ilmu pengetahuan yang menggabungkan seni dan teknologi. Arsitektur adalahcerminan dari kebudayaan, oleh Karena itu, dari sebuah karya arsitektur, kitadapat mengetahui latar belakang budaya satu bangsa.
Perkembangan karya arsitektur cukup beragam dan telah
menghasilkan banyak karya yang cukup representatif, misalnya memasukkan unsur desainarsitektur t radisional pada bangunan modern. Dan Kecenderungan memakaikembali keunggulan strategi desain arsitektur klasik yang kemudian menjadiinspirasi desain arsitektur modern adalah suatu usaha untuk bertindak lebih baik terhadap lingkungan. Usaha ini mendukung untuk menciptakan suatu
desainyang baik di Indonesia, hal ini umumnya diterapkan pada rancangan bangunankantor pemerintah, yang merupakan salah satu usaha untuk mengangkat karya arsitektur. saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dan lainya Salam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit. Salam beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga tujuan
sebagai tempat berlindung(fungsi rumah tinggal, sebagai )adah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan dan tempat perkumpulan
Peradaban Helenistik
Peradaban ini mungkin merupakan yang paling singkat, yaitu hanya sekitar 300 tahun saja dari 323 SM setelah meninggalnya Alexander Agung hingga 31 SM.
Walaupun pada peradaban sebelumnya Alexander Agung sudah berhasil memperluas wilayah kerajaannya hingga India, tapi setelah kematiannya kerajaan itu kemudian terpecah jadi tiga dinasti yang kemudian dipimpin oleh rajanya sendiri-sediri.
Jawaban No 2
Apa itu Fase Hellenistik?
Fase Hellenistic (323-31SM) adalah masa yang berlangsung setelah penaklukan Alexander Agung dan menandai perubahan signifikan dalam lanskap politik dan budaya dunia Mediterania kuno.
Arsitektur Hellenistic ditandai dengan perpaduan gaya Yunani dan lokal, perkembangan baru dalam Teknik desain dan konstruksi, serta penciptaan struktur monumental. Pada tahun 480 BC Persia mengnhancurkan Yunani, Akropolis Kota di atas bukit sebagai kompleks bangunan suci juga ikut hancur. Oleh Perikles pemimpin Yunani, Athena dibangun kembali. Pada Phase ini banyak dibangun public building yang berkembang sangat pesat, bervariasi dan berkesan megah. Banyak dibangun
“Stoa” yaitu teras memanjang bertiang banyak menghubungkan antara bangunan yang satu dengan yang lainnya serta berfungsi sebagai tempat untuk diskusi yang beratap agar terhindar dari hujan dan Terik matahari. Stoa merupakan pasangan dari “Argora” yaitu tempat untuk pertemuan umumm di luar juga sekaligus sebagai pasar bagi Masyarakat Yunani (terutama di Athena).
Perkembangan arsitektur pada fase Hellenistik dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, antara lain:
• Pengaruh budaya Timur:
Setelah penaklukan Alexander, Budaya Yunani menyebar ke berbagai wilayah yang dijajahnya.
Hal ini mengakibatkan percampuran antara Yunani dan budaya Timur. Ini menghasilkan elemen-elemen arsitektur yang mencerminkan pengaruh Timur, seperti penggunaan ornament dan bentuk yang lebih rumit.
• Perkembangan Teknologi Konstruksi
Kemajuan dalam teknologi konstruksi, termasuk penggunaan beton, memungkinkan Pembangunan bangunan yang lebih besar, seperti kubah dan teater yang lebih kompleks.
• Urbanisasi
Pertumbuhan kota-kota Hellenistik mendorong Pembangunan fasilitas perkotaan, seperti teater, gymnasium, pasar, dan basilica, yang mencerminkan perubahan dan kebutuhan Masyarakat.
• Inovasi Artistik
Arsitek dan seniman Hellenistik terus bereksperimen dengan bentuk, dekorasi, dan proporsi, menghasilkan karya-karya yang unik dan inovativ.
• Perubahan Fungsi Bangunan
Beberapa bangunan, seperti kuil, mungkin digunakan untuk tujuan selain ibadah, seperti kegiatan seni dan budaya.
Contoh Bangunan Hellesnistik : 1. Propilae di Akropolis Athena
Merupakan gerbang ke tempat-tempat suci di Akropolis dan sekaligus juga sebagai tempat pagelaran seni dan tempat pertemuan umum. Gayanya mengandung campuran antara tiang corak Doric dan Ionic yang terbuat dari batu pualam setempat yang diambil dari gunung Pentelikus di dekat Athena. Pualam ini berubah warna menurut perubahan cahaya matahari dari warna emas dan coklat ke merah jambu kelabu.
Langgam Ionic
Merupakan langgam yang berasal dari pesisir yaitu ionia, kepala tiangnya mengambil bentuk noctilus (kerang besar). Bentuknya melingkar pada kedua sisinya, sedangkan pada dasar tiang memakai alas.
Seperti pada Gambar (1) dan Gambar (1.1)
Gambar (1) Langgam Ionic
Gambar (1.1) Pintu gerbang measuki Akropolis, Athena
2. Stoa
Stoa adalah Suatu bangunan memanjang (teras) dengan banyak tiang yang fungsinya untuk tempat masyarakat umum berteduh dari hujan ataupun panas, merupakan pasangan agora yang terbuka juga untuk menghubungkan antar bangunan. Seperti pada gambar (2)
Stoa ini adalah singkatan dari Stoa Poikile, sebuah bangunan terkenal di Athena kuno yang menjadi tempat berkumpul para filsuf Stoik. Filsafat Stoa merupakan salah satu aliran filsafat Yunani kuno yang memiliki pengaruh besar di dunia Barat.
Namun, dalam konteks yang lebih modern, STOA juga dapat merujuk pada singkatan untuk beberapa hal lainnya.
Gambar (2) Bangunan dengan Stoa, Yuna
3. Theater
Merupakan bangunan terbuka setengah lingkaran yang menempel pada lereng-lereng gunung (karena belum ada teknologi untuk penyelesaian konstruksi yang berdiri sendiri dengan skala besar), dengan batu cadas yang dibuat berundak-undak sebagai tempat duduk, dan berakhir pada stage yang digunakan sebagai area persembahan yang berbentuk lingkaran. Seperti pada gambar (3)
Gambar (3) Theater, Yunani
Ada banyak hal dan peristiwa mendasar yang mempengaruhi perkembangan arsitektur di dunia.
Beberapa di antaranya termasuk:
1. Arsitektur Klasik Yunani dan Romawi:
Arsitektur klasik Yunani dan Romawi memiliki pengaruh besar pada arsitektur Barat, dengan elemen- elemen seperti kolom, entablature, dan proporsi bangunan yang masih digunakan dalam arsitektur modern.
2. Abad Pertengahan dan Gereja-gereja Gotik:
Gereja-gereja Gotik, seperti Katedral Notre-Dame di Paris, mengenalkan konsep-konsep arsitektur tinggi dan jendela lancet yang menginspirasi banyak bangunan agama dan sipil.
3. Renaisans Italia:
Periode Renaisans Italia memunculkan inovasi dalam arsitektur dengan tokoh seperti Leon Battista Alberti dan Filippo Brunelleschi, yang mengembangkan prinsip-prinsip geometri dan proporsi yang penting dalam arsitektur.
4. Revolusi Industri:
Revolusi Industri membawa perubahan besar dalam teknologi dan material bangunan, seperti penggunaan besi dan beton, yang memungkinkan pembangunan bangunan yang lebih tinggi dan lebih kuat.
5. Arsitektur Modern:
Abad ke-20 melihat perkembangan arsitektur modern dengan gaya-gaya seperti Bauhaus, Art Deco, dan Gerakan Modern yang menekankan kesederhanaan, fungsi, dan inovasi dalam desain.
6. Arsitektur Kontemporer:
Arsitektur kontemporer melibatkan beragam gaya dan pendekatan, termasuk arsitektur berkelanjutan, arsitektur organik, dan penekanan pada integrasi teknologi dalam desain.
7. Globalisasi:
Dengan globalisasi, arsitek memiliki akses ke beragam pengaruh budaya dan teknologi, yang memungkinkan perkembangan desain yang lebih beragam dan eksperimental.
Dari Zaman ke Zaman – Arsitektur atau sering disebut dengan ilmu bangunan adalah seni perancangan dan pembangunan struktur atau konstruksi sebuahan bangunan. Dalam artian lain arsitektur mencangkup merancang dan membangun bangunan dalam level rendah seperti desain bangunan, desain interior, dan desain produk, sedangkan level tinggi seperti tata letak sebuah kota.
Dari tahun ke tahun arsitektur mangalami perkembangan, dari yang model kuno hingga model modern seperti saat ini. Perkembangan model ini tak luput dari campur tangan seorang arsitektur andal yang berani berinovasi hingga akhirnya memunculkan berbagai model arsitektur.
Ingin mengetahui perkembangan arsitektur dari zaman pra-sejarah hingga masa kini? Berikut penjelasannya.
• Pra-sejarah
Pada zaman ini memang belum memiliki catatan tentang teknik arsitektur. Model pada zaman ini benar-benar sangat sederhana, bahkan biasanya hanya berupa gua kosong tanpa peralatan.
• Mesir Kuno
Pada zaman ini, sangat terkenal bangunan berbentuk kerucut yang disebut dengan Piramida Mesir. Piramida Mesir yang dibuat dengan sederhana tanpa ukiran-ukiran indah bahkan hanya menggunakan bahan baku berupa batu polos bewarna serupa dengan pasir yang ada di mesir.
• Klasik
Bangunan klasik ini berkembang di zaman Yunani Kuno hingga zaman Romawi. Dengan ciri khas tiang-tiang dengan ukuran dan bentuk yang serupa.
• Byzantine
Bangunan Byzantine masih berkembang di zaman Yunani Kuno namun bangunan ini merupakan pengembangan dari bangunan klasik. Bangunan Byzantine lebih terlihat anggun dari pada bangunan klasik.
• Romanesque
Bangunan Romanesque masih menggunakan ide dari arsitektur Romawi, bahkan Romanesque merupakan pengembangan dari Byzantine. Bangunan Romanesque memiliki ciri khas berupa atap seperti kubah, jendela kecil yang tersebar di tembok-tembok raksasa, dan memiliki pintu yang besar.
Contoh bangunan Romanesque yaitu Menara Pisa di Italia.
• Gothic
Bangunan Gothic ini pertama kali di kembangan di Perancis dan tercipta dari penggabungan dari bangunan Romanesque dan Moorish dari Spanyol. Ciri khas dari bangunan ini yaitu memiliki atap yang tinggi dan bangunan ini dikelilingi jendela kaca yang diukir indah serta penambahan patung- patung yang difungsikan sebagai alat ibadah.
• Renaissance
Bangunan Renaissance sering disebut dengan lahirnya kembali teknik arsitektur Klasik pada zaman Romawi dan Yunani Kuno. Bangunan ini memfokuskan pada aturan dan bentuk simetris.
• Baroque
Bangunan Baroque merupakan teknik pembanguna dengan gaya baru, yaitu menekankan pada kemewahan. Ornamen-ornamen perhiasan, lukisan estetik, ukiran yang indah dan besar, serta penekanan kontras warna yang menambah bangunan Baroque semakin lebih mewah seperti bangunan kerajaan.
• Neoclassicism
Arsitektur Rennaisance membuat teknik ini, dan mempengaruhi seluruh Eropa sehingga
arsitektur Baroque dan Roccoco berbalik dan mengikuti teknik Neoclassicism. Bangunan ini memiliki ciri khas berupa bentuk bangunan simetris, penopang bangunan yang tinggi, atap berbentuk kubah, dan bagian depan atas bangunan berbentuk segitiga.
• Art Nouveau
Pada zaman ini arsitektur Neoclassicism beralih dan mulai menekuni gaya Art Nouveau. Mereka percaya bahwa keindahan sebuah bangunan dapat mudah ditemukan dari alam. Ciri khas bangunan Art Nouveau yaitu memiliki bentuk bangunan asimetris, jendela-jendela kaca yang diukir, dan terdapat kepingan batu.
• Art Deco Architecture
Bangunan arsitektur ini pertama kali muncul di Perancis setelah peristiwa Perang Dunia pertama dan mulai terkenal pada tahun 20an. Ciri khas bangunan ini berbentuk lekukan zig-zag pada bagian sudutnya dan terdapat pilar ilusi sebagai bagian dari sebuah teknik arsitektur bangunan tersebut.
• Moderenist Styles in Architecture
Bangunan modern ini berbeda dari bangunan-bangunan pada zaman sebelumnya. Bangunan ini lebih menekankan pada fungsi dan bersifat minimalis serta sederhana, tidak ada lagi keindahan yang ditonjolkan pada bangunan-bangunan sebelumnya.
DAFRTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/4239413/Hellenisme
https://architecturoby.blogspot.com/2009/03/arsitektur-yunani.html https://www.zenius.net/blog/peradaban-yunani-kuno
https://musafirdigital.com/stoa-adalah-apa-mengenal-arti-dan-penggunaan-singkatan-stoa-dalam- konteks-tertentu/
https://architetturaorganica.org/perkembangan-bangunan-arsitektur-dari-zaman-ke-zaman/