PENTINGNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
(Berdasarkan Landasan Yuridis Informal Psikologi, Sosial Budaya, Iptek dan Globalisasi) Nabila Eka Putri
Universitas Negeri Padang [email protected]
Abstrak
Setiap sekolah memiliki permasalahan yang selalu menguras tenaga dan otak warga sekolahnya terutama permasalahan peserta didik. Untuk itulah diperlukan suatu badan yang bisa menanganinya dengan baik dan dikenal dengan sebutan Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan konseling merupakan suatu badan yang menangani permasalahan setiap peserta didik disekolah agar siswa bisa memahami potensi dan kelemahan diri. Untuk bisa membimbing peserta didik diperlukan pengetahuan dan keahlian serta keterampilan dalam menjalankan tugas tersebut. Bimbingan dan Konseling didasarkan kepada landasan yuridis informal berupa psikologi, sosial budaya, iptek dan globalisasi. Landasan ini pada dasarnya mempengaruhi individu siswa. Psikologi, dan sosial budaya setiap individunya pastilah berbeda sehingga memunculkan perilaku sosial yang berbeda juga ditambah dengan berkembanganya globalisasi yang didukukung oleh IPTEK membuat BK sangat diperlukan untuk mengontrol peserta didik disekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian berupa Library Research dan dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya peran BK pada sekolah.
Kata Kunci : Pentingnya BK, Siswa, Landasan Yuridis Informal PENDAHULUAN
Setiap individu manusia pastilah dihadapkan dengan permasalahan hidup yang tidak ada habisnya. Dalam menghadapi permasalahan tersebut manusia dituntut untuk bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri dimulai dengan mengenali potensi dan kemampuan diri.
Berdasarkan permasalahan kehidupan sehari-hari inilah bimbingan dan konseling berasal. Bimbingan merupakan tindakan yang dilakukan dengan seksama untuk mencapai suatu perilaku yang positif.
Sedangkan konseling merupakan tempat untuk berbagi cerita atau membagi keluh kesah kepada seseorang yang dipercaya.
Bimbingan Konseling selama ini memegang asas rahasia, setiap siswa yang memiliki permasalahan baik permasalahan
sekolah, keluarga, teman, atau bahkan permasalahan terkait dengan asmara BK menjadi tempat siswa untuk mencurahkan semua isi hati dan pikiran nya. Dalam hal ini guru BK dituntut bisa untuk merahasiakan keluh kesah anak didiknya dan memberikan saran positif yang membangun.
Untuk dapat memahami keadaan peserta didik guru BK hendaknya terlebih dahulu mengetahui atau paham akan ilmu psikologi, karena dengan psikologi guru bisa mengetahui ekspresi yang dikeluarkan oleh siswa ketika datang ke ruang BK dan bisa memberikan solusi terkait permasalahan dengan baik. Psikologi sendiri adalah bidang ilmu pengetahuan dan terapan yang mempelajari perilaku,
fungsi mental, dan proses mental melalui prosedur.
Psikolog berusaha keras untuk memperbaiki kualitas kehidupan individu melalui pengamatan terhadap perilau mental, perilaku individu maupun kelompok yang didasarkan fisiologis, neurologis dan psikososial. Psikologi berfungsi untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan tingkah laku seseorang. Oleh karenya guru BK harus menguasai ilmu psikologi dan melakukan pendekatan yang benar terkait dengan psikologi kepada anak didik disekolah.
Selain psikologi, ada sosial dan budaya. Sosial dan budaya sangat dekat manusia, dimanapun individu berada sosial dan budaya pasti terbawa. Lingkungan tempat tinggal juga berpengaruh kepada sosial dan kebudayaan seseorang. Ketika seorang individu bisa bersosialisasi dengan baik pada lingkungan dimana ia berada maka ia akan mendapat kemudahan.
Karena sejatinya manusia hidup tidaklah untuk dirinya sendiri namun manusia hidup untuk manusia lainnya dalam arti kata manusia hidup untuk sosial saling membutuhkan antara satu sama lain.
Kebudayaan sendiri merupakan kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama pada suatu wilayah dan cendrung membawa dampak yang baik bagi masyarakatnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi landasan BK selanjutnya dimana semakin berkembangnya zaman maka akan berkemban pula kemampuan pengetahuan dan teknologinya bahkan semakin canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah membantu terutama dibidang pendidikan sekolah. IPTEK bisa memberikan kemudahan kepada sekolah dalam mengatur dan melangsungkan pembelajaran dengan baik. Namun dampak negatif dari IPTEK tidak bisa begitu saja diabaikan. Bahkan bisa jadi
dampak negatif lebih besar dari positif jika penggunaannya tidak dapat terkontrol.
Terutama anak usia sekolah, orang tua cendrung memberikan gadgad kepada anak sebagai mainan agar anak tidak rewel. Namun apabila pemberian gadgad tidak terkontrol dengan baik maka anak akan terkontaminasi dengan hal-hal yang buruk, anak akan senang menghabiskan waktu berjam-jam di depan gadgad dan hal ini bisa menghilangkan interaksi sosial anak bahkan bisa menimbulkan perilaku berbeda dengan anak kebanyakan. Dalam hal ini diperlukan peran orang tua dan BK untuk mengarahkan perilaku anak dengan baik.
Dan yang terakhir adalah gobalisasi, semakin bertambahnya tahun semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan kreatifitas mannusia. Semakin berkembang pula pola tingkah laku masyarakat. Budaya barat yang masuk ke negara timur sangat bertentangan dengan budaya timur contoh saja pakaian, tutur kata dan sebagainya.
Hal ini tentu membuat perilaku masyarakat menjadi berubah. Hal ini tentu bisa di contoh pelajar. Untuk itulah perlu adanya BK disekolah untuk menasehati perilaku yang menyimpang anak-anak didiknya.
Supaya dalam melayani bimbingan dan konseling kepada setiap individu tidak mengalami penyimpangan maka pengetahuan dan pemahaman terkait landasan yuridis informal BK sangat diperlukan sehingga diharapkan tidak ada kecurangan nantinya. Pada peserta didik BK sering dianggap sebagai momok yang menakutkan. Mereka menganggap bahwa setiap anak yang keluar dari ruang BK maka ia pasti bermasalah dan hal itu didukung dengan seringnya anak-anak berperilaku menyimpang yang sering di panggil ke BK. Namun nyatanya tidaklah seperti itu, BK mengayomi semua permasalahan siswa, tidak hanya siswa yang bermasalah siswa yang
berprestasipun juga pasti membutuhkan BK untuk mendiskusikan langkah apa yang akan diambil selanjutnya dalam pendidikannya kedepan. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan terkait dengan landasan yuridis informal BK berupa psikologis, sosial budaya, iptek dan globalisasi. Semakin berkembanya zaman semakin beragam juga keberagamaan yang dihadapi. Untuk itulah guru BK harus meningkatkan kemampuan nya agar bisa membimbing dan mengkonseling peserta didik dengan baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa metode kuantitatif dengan teknik deskriptif yang bisa diperoleh dari fenomena yang terjadi didukung dengan sumber referensi terkait seperti buku, jurnal, artikel dan lain sebagainya untuk itulah peneliti menggunakan teknik Library Research (Kajian Pustaka) untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam kepentingan membuat artikel ini.
PEMBAHASAN
Setiap sekolah membutuhkan pelayanan terhadap bimbingan dan konseling yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang atau pihak tertentu yang telah mendalami ilmu atau pengetahuan terkait dengan masalah pelayanan bimbingan dan konseling kepada orang lain, karena ini berada dilingkungan sekolah maka pelayanan bimbingan dan konseling bisa diberikan kepada peserta didik namun tidak menutup kemungkinan kepada warga sekolah lainnya. Disekolah bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh orang yang fungsional atau secara resmi dinamakan dengan Guru Pembimbing. Kegiatan
bimbingan dan konseling disekolah berarti pelayanan fungsional yang memerlukan keahlian dan sikap profesional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Prayitno, 1999 : 1).
Bimbingan dan konseling berarti membantu orang untuk melalui persoalan kehidupan yang rumit. Setiap manusia pastilah memiliki permasalahan hidup yang pelik yang sukar untuk menemukan jalan keluarnya tak terkecuali dengan peserta didik. Peserta didik juga memiliki permasalahan-permasalahan ketika berada disekolah seperti sukar bergaul, nilai pelajaran yang jelek meski telah belajar, perilaku menyimpang peserta didik seperti bullying, dan masih banyak yang lainnya.
Untuk itulah Bimbingan dan konseling hadir di kehidupan sekolah untuk membantu peserta didik agar bisa memahami dirinya. Memahami disini bisa berarti dari segi potensi maupun kelemahan peserta didik tersebut. Ketika peserta didik telah mengetahu kelemahan yang ada pada dirinya ia akan berfikir dan berencana agar bisa mengarahkan dirinya untuk meminimalisir kelemahan yang ada pada dirinya dan berani mengahadapi dunia terutama di lingkungan sekolah.
Untuk memahami peserta didik tersebut konselor tentunya harus memiliki pemahaman dan keahlian terlebih dahulu terkait dengan permasalahan yang ada pada BK untuk itulah diperlukan pendidikan khusus (Sofyan, 2007 : 9).
Bimbingan dan konseling berguna untuk membantu peserta didik baik secara individu maupun kelompok mengenai permasalahan yang dihadapi agar terbentuk peserta didik yang mandiri dan bisa berkembang kearah yang lebih baik.
Dalam memahami perserta didik oleh pembimbing atau konselor ada beberapa hal yang melatarbelakangi Bimbingan dan Konseling tersebut.
Adapun latar belakang yang dimaksud ialah :
1. Aspek Psikologis
Psikologis erat hubungan nya dengan pemahaman tingkah laku diri individu. Hal ini menjadi penting karena bidang yang ditangani adalah tingkah laku seorang individu yaitu tingkah laku yang perlu di ubah atau malah di kembangkan kearah yang maksimal. Pada kasus ini peserta didik menjadi objek nya dimana peserta didik berada pada kondisi perkembangan yang pesat. Perkembangan peserta didik cendrung memperngaruhi pola perilakunya pada kehidupan sehari- hari. Perubahan tingkah laku siswa tidak lah selalu sesuai dengan yang diharapkan namun bisa jadi perubahan perilaku kearah yang negatif sehingga dibutuhkan suatu bimbingan kepada anak tersebut untuk bisa memilah perilaku bagaimana yang seharusnya diterapkan.
Pentingnya BK pada aspek psikologis sangat lah berpengaruh karena bisa menjelaskan bahwa pada dasarnya individu peribadi yang uni yang memiliki kecerdasan, emosi, sikap, sosiobilitas, kebiasaan, memiliki perbedaan, dan kemampuan menyesuaikan diri. Tingkah laku peserta didik dapat berubah seiring dengan pertumbuhan dan pertambahan usia hal ini untuk memenuhi tugas pertumbuhan yang perlu diubah atau ditingkatkan untuk mengatasi permasalahan hidupnya dan memberikan pemahaman mengenai masalah psikologis.
Jenis tingkah laku peserta didik semakin lama semakin bertambah sesuai dengan budaya dimana ia tinggal. Tingkah laku merupakan perwujudan dari interaksi antara keadaan internal individu dan keadaan eksternalnya. Beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasi oleh konselor
untuk kepentingan bimbingan dan konseling menurut Sutirna (2013) yaitu a. Motif dan motivasi
Motif dan motivasi erat kaitannya dengan dorongan untuk menggerakkan individu berperilaku. Ada dua motif yang memperngaruhi yaitu motif primer dan motif sekunder. Motif primer adalah motif yang di dasarkan oleh kebutuhan asli yang dimiliki seseorang semenjak lahir, seperti rasa lapar dan bernapas. Sedangkan motif sekunder adalah motif yang terbentuk dari hasil belajar seperti hiburan dan memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu.
Selanjtunya motif tersebut bisa digerakkan oleh dorongan dari dalam maupun dari luar diri individu tersebut agar terbentuk perilaku yang mengarah kepada tujuan yang telah ditentukan.
Untuk itulah konselor maupun guru BK wajib menguasai motif dan motivasi individu.
b. Pembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungan adalah sesuatu yang mempengaruhi pola tingkah laku anak didik. Pembawaan bersifat lahiriah dimana pembawaan lebih kepada sifat dan karakter seseorang yang telah terbentuk sejak ia lahir atau berdasar genetiknya.
Sedangkan lingkungan tingkah laku peserta didik akan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia tinggal dan bersosialisasi.
Pembawaan dan lingkungan saling berhubungan untuk membentuk tingkah laku. Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial yang dimiliki dari lahir untuk dikembangkan, untuk mengemabangkan potensi diri diperlukan lingkungan yang mendukung adanya perkembangan potensi tersebut sehingga terbentuk pola tingkah laku anak yang diharapkan.
Para ahli juga mengemukakan pendapatnya terkait dengan pembawaan dan lingkungan seperti Schopenhaver dengan aliran Nativismenya menyebutkan bahawa manusia dipengaruhi oleh faktor bawaan lahir atau hereditas. Lalu John Locke dengan aliran Empirisnya menyebutkan bahwa manusia dipengaruhi oleh lingkungan.
Berdasarkan dua pendapat ahli tersebut muncullah pendapat dari William Stern dari aliran Konvergensi yang menyatakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor bawaan dan lingkungan.
Faktor bawaan dan lingkungan setiap orang ialah berbeda. Ada individu yang dibesarkan dan dianugerahi oleh tuhan akal yang cerdas, sehat fisik, jasmani, dan rohani, namun ada juga individu yang memiliki faktor bawaan itu kebalikannya.
Adapula untuk lingkungan, setiap individu berbeda tempat tinggal dan berbeda pula tingkah laku yang ditampilkan. Contoh ketika seorang individu dibesarkan dalam lingkungan yang religius, baik dan menaati tata krama yang baik maka perilaku yang ditimbulkan pun akan mencerminkan yang baik. Namun apabila individu dibesarkan pada lingkungan yang kurang baik maka akan membentuk perilaku yang buruk jika pengawasaan dan perhatian orang tua tidak fokus kepada anak.
c. Perkembangan individu
Perkembangan individu dimulai semenjak ia berada di dalam kandungan ibunya. Dari janin tumbuh terus berkembang menjadi bayi yang lahir kedunia tidak sampai disitu perkembangan akan lanjut setelah ia dilahirkan. Perkembangan bayi akan nampak seiring pertumbuhannya. Pada masa inilah orang tua harus selalu
memperhatikan anak mereka karena masa perkembangan anak akan mempenagruhi pola pikir serta perilaku nya dalam kehidupan sehari hari.
Adapun perkembangan individu itu ialah diliputi aspek fisik dan psikis, bahasa dan kecerdasan, moral dan sosial.
Guru BK harus mengetahui dan memahami perkembangan anak didiknya dan bisa melihat perkembangan tersebut ke masa depan dan melihat keterkaitan nya dengan faktor bawaan dan lingkungan sang anak. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan oleh guru BK tidak lah sama pada setiap anaknya, karena perkembangan anak berbeda-beda.
d. Belajar
Pada psikologi belajar merupakan sesuatu yang dasar. Setiap manusia harus belajar untuk bertahan hidup.
Melalui belajar manusia dapat berkreatifitas membudayakan ilmunya untuk bertahan hidup misal seseorang yang mengetahui cara membuat bakul akan mempraktekkannya dan hasilnya bisa dijual untuk membeli kebutuhan hidup. Belajar bertujuan untuk untuk mencapai perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
e. Kepribadiaan
Kepribadian merupakan ciri atau karakter yang dimiliki setiap orang dan kepribadian ini setiap orangnya berbeda seperti tingkah laku, minat dan bakatnya, kepintarannya, dan potensi yang dimilikinya. Abin Syamsudin (dalam Sutirna, 2013) mengemukakan aspek-aspek kepribadian yaitu karakter, tempramen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas, dan sosiabilitas.
2. Aspek Sosial Budaya
Manusia hidup saling
membutuhkan itulah kenapa manusia
erat kaitannya dengan makhluk sosial.
Tanpa bantuan orang lain manusia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan baik. Manusia hidup berkelompok dimana pun dan dari mana pun ia bila telah tinggal disuatu wilayah yang sama maka ia bisa dikatakan sebagai anggota suatu kelompok masyarakat tersebut.
Kelompok masyarakat yang telah terbentuk memiliki pergaulan sosial yang diatur oleh ketentuan nilai, norma sosial, mapun pandangan hidup terhadap kebudayaan yang berfungsi sebagai rujukan, rujukan tersebut bisa diperoleh melalui belajar dan melestarikannya kepada anak muda generasi penerus bangsa (Prayitno, 1994: 171).
Sosial dan budaya merupakan suatu faktor yang sangat mempengaruhi terbentuknya tingkah laku anak dimana seorang individu adalah hasil dari perpaduan antara sosial dan budaya ditempat tinggalnya. Lingkungan sosial dan budaya setiap individunya berbeda sehingga menyebabkan beragamnya bentuk tingkah laku dari masing-masing individu tersebut. Pada proses konseling akan terjadi komunikasi dua arah antara konselor dan individu tersebut dimana konselor dan individu itu memiliki latar sosial budaya yang berbeda. Pederson dan Prayitno (2003) mengemukakan lima sumber hambatan dalam komunikasi sosial dan penyesuaian antar budaya yaitu 1) perbedaan bahasa, 2) stereoti, 3) kecemasan, 4) komunikasi non verbal, 5) kecebdrungan menilai.
Terkait dengan permasalahan bimbingan dan konseliing di Indonesia Moh. Surya mengemukakan tren bimbingan dan konseling multikultural.
Pendekatan multikultural sangat tepat diterapkan di Indonesia mengingat budaya yang dimiliki Indonesia
sangatlah beragam. BK dilaksanakan dengan Bhineka Tunggal Ika, bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai budaya bangsa yang secara nyata mewujudkan kehidupan yang harmonis dalam kondisi pluralistik (Syamsu Yusuf dan A. Nurishan Juntika, 2006:57).
Semakin kompleknya permasalahn sosial yang timbul dimasyarakat meningkatkan rasa tidak aman bagi remaja dan pemuda. Kehidupan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup tidak lagi mengindahkan keadaan ruhaniyah sehingga menimbulkan permasalahan pribadi yang tampak pada psikologisnya. Berdasar fenomena tersebut sekolah harus bisa mendidik dan menyiapkan peserta didik nya agar mampu memecahkan permasalahan di dalam kehidupannya. Belajar dan mengajar merupakan proses yang diberikan oleh sekolah kepada siswanya namun belajar saja tidaklah cukup, diperlukan bimbingan dan konseling disekolah untuk mengatasi permasalahan yang dialami dan mempersiapkan siswa agar bisa terjun ke dunia masyarakat yang komplek.
Oleh karena itulah, bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting adanya, dimana BK secara khusus diberikan tugas serta tanggung jawab untuk menangani siswa siswa agar bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah nya, baik masalah belajar, masalah pribadi dan lainnya yang apabila dibiarkan dikhawatirkan akan mempengaruhi kehidupan sekolahnya.
Kehidupan sosial dan budaya yang semakin hari semakin tergerus dengan perubahan zaman kemungkinan besar menimbulkan dampak kepada tingkah laku siswa baik disekolah maupun diluar sekolah. Perubahan ini berdampak kepada sektor kehidupan
seperti masalah ekonomi, sosial, politik dan lainnya. Permasalahan tersebut bisa berupa lapangan pekerjaan, dan masalah pengangguran. Untuk itulah sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan dituntut bisa mencetak siswa dan siswi yang berprestasi dan siap tempur menghadapi persaingan dunia apalagi dunia kerja. Sekolah harus bekerja sama dengan BK untuk memberikan pelayanan seperti bimbingan karir, penelurusan minat dan bakat untuk mempersiapkan diri agar peserta didik bisa terjun ke masyarakat setelah menyelesaikan studinya (Hellen A, 2002 : 28-30)
3. Aspek IPTEK
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan profesi yang menuntut keilmuan sebagai suatu syarat yang harus di miliki. Keilmuan tersebut bisa berupa dasar-dasar yang menyangkut teori, pelaksanaan kegiatan atau pelayanan secara berkelanjutan.
Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang tersusun secara baik dan terstruktur. Ilmu bimbingan dan konseling memiliki objek kajiannya sendiri yaitu bantuan yang diberikan kepada individu yang mengacu pada fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pengembangan. Penggalian ilmu pengetahuan menjadi ruang lingkupnya.
Untuk mengungkapkan pengetahuan BK dilakukan dengan cara wawancara, analisis dokumen, menekankan logika pemikiran pertimbangan dan pengelolaan lingkungan secara ilmiah.
Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat, oleh karenya diperlukan bimbingan dan konseling agar individu
mengetahui dampak positi dan negatif dari perkembangan tersebut. Dampak positif lebih kepada penerapan dan kegunaan IPTEK pada dunia BK karena dengan bantuan IPTEK bisa diketahui dan dikuasai cara penanganan terkait
dengan permasalahan yang
ditimbulkan. Perkembangan dibidang IPTEK menuntut kesiapan dan adaptif konselor untuk pelayanan BK. Melalui IPTEK sudah banyak sekolah maupun perguruan tinggi yang merekrut siswa barunya menggunakan teknologi. Tugas guru BK disini untuk membantu siswanya serta memberikan pelayanan terkait dengan ilmu dan teknologi pendaftaran online. Namun sangat disayangkan, materi pembelajaran BK di kelas sangatlah minim bahkan tidak disediakan jam untuk BK dikelas. Dari permasalahan itu timbul suatu pertanyaan apakah peran BK sudah maksimal mengingat jam materi serta pengaplikasinya kurang. Pastilah hal itu tidak memberikan hasil maksimal dari peran BK, maka untuk mengurangi kesalahaan tersebut teknologi bisa membantu guru BK walau tidak harus memberikan materi di kelas, melalui teknologi canggih saat ini semua serba bisa dilakukan.
Oleh karena itu, guru BK senantiasa update dan melek akan teknologi. Guru BK juga harus sigap mencari informasi terkait lowongan kerja untuk layanan kepada peserta didik khususnya kelas 3 SMA. Sekolah harus bisa menyiapkan dan merekrut bakal guru BK yang berkompeten yang bisa diandalkan disekolah maupun dimasyarakat nantinya. Dengan adanya BK diharapkan bisa meringankan beban sekolah terutama pada bagian peserta didik.
4. Aspek Globalisasi
Globalisasi merupakan perbaduan antara infromasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi yang mendunia.
Kemajuan globalisasi didukung oleh perkembangan teknologi internet, telekomunikasi, dan pertukaran pelajar.
Selo Soemardjan mengatakan bahwa Globalisasi adalah proses terbentuknya sistem komunikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada di dunia untuk mengikuti sistem dan kaidag yang sama. Ciri globalisasi sendiri ialah perubahan kemajuan dan perkembangan teknologi, pasar dan produk ekonomi negara yang saling bergantung, meningkatnya masalah bersama, dan adanya aktivitas interaksi dan pertukaran budaya. Terjadinya globalisasi karena dua faktor yaitu faktor internal yang bersal dari kemauan negaranya sendiri dan faktor eksternal yang terjadi karena pengaruh dari negara lain.
Melihat semakin pesat nya kemajuan globalisasi ini membuat guru BK mesti sigap memberikan arahan dan penanganan terkait dengan dampak buruk adanya globalisasi dan memberikan dorongan bagi dampak positifnya. Pada kondisi seperti inilah BK sangat di butuhkan perannya untuk membantu menghadapi tantangan globalisasi saat ini. kepentingan BK mengacu pada kemajuan teknologi yang semakin canggih salah satunya penggunaan alat atau media komunikasi serta informasi elektronik. Penggunaan teknologi bisa merubah kebiasaan BK yang selama ini masih bersifat konvensional. BK harus bisa memfasilitasi siswa dalam pengembangan potensi dan optimalisasi perkembangan diri untuk menghadapi globalisaasi ini. selain itu BK juga harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman seperti saat ini,
BK harus bisa meyesuaikan dengan perkembangan globalisasi dan menyiapkan siswa agar tidak terpedaya dengan hal yang negatif. Pemanfaatan teknologi pada zaman globalisasi menjadi relevan ketika bisa diterapkan dalam BK.
PENUTUP Kesimpulan
Adanya Bimbingan dan Konseling di sekolah amat sangat membantu kinerja sekola itu sendiri terlebih bimbingan dan konseling bertugas memberikan pelayanan kepada peserta didik terkait dengan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari- hari. BK harus berada di tangan orang yang tepat orang yang profesional terhadap pelayanan dan konseling serta memiliki kemampuan dan keahlian di bidang pelayanan. Selain itu guru BK juga harus mengetahui landasan yuridis informal BK yaitu psikologis, sosial budaya, iptek, dan globalisasi. Ketika seorang guru BK sudah menguasai dan memahami landasan tersebut bisa membimbing guru memberikan pelayanan maksimal. BK sangatlah penting diterapkan di sekolah mengingat siswa yang sedang masa pertumbuhan dan perkembangan serta faktor lingkungan bisa mempengaruhi tingkah laku siswa.
Saran
Demi pelayanan yang baik dan maksimal terhadap kebutuhan siswa disekolah hendaknya calon guru BK memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang nya serta pelatihan dan keterampilan yang telah diasah pada studiny dan tempat kursusnya.
Mau menerima dan meningkatkan pemahaman terhadap keilmuan BK dan melek dengan perubahan-perubahan yang
bisa mempengaruhi perilaku siswa seperti pengaruh buruk globalisasi, iptek, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
A, Hellen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.
Husnul Abdi 26 Desember 2020.
https://m.liputan6.com/hot/read/44424 53/globalisasi-adalah-suatu-proses- yang-mendunia-ketahui-
dampaknya#:~:text=Globalisasi
%20adalah%20proses%20sesuatu
%20yang,pelajar%2C%20dan%20lain
%2Dlain diakses pada 20 Februari 2020
Mohamad Surya. 1998. Dasar-dasar Penyuluhan Konseling. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta
Sofyan. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfa Beta Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling.
Pendidikan Formal, Nonformal, dan Informal. Yogyakarta: Andi Offset