• Tidak ada hasil yang ditemukan

arya fadjar kascjkashcihcishasihcoih

N/A
N/A
Arya Fadjar

Academic year: 2023

Membagikan "arya fadjar kascjkashcihcishasihcoih"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Arya Fadjar (A011211069) TUGAS 12 EKONOMI REGIONAL

DISUSUN OLEH : FIRDA REZKI WARDHANI.DM

(A011211067)

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2023/2024

(2)

11

(3)

BAB I PENDAHULUA

N

Geografi ekonomi dan ekonomi regional adalah ilmu yang mempelajari mengenai ekonomi dan ruang. Pertanyaan yang timbul adalah apakah geografi ekonomi dan ekonomi regional adalah ilmu yang sama atau mereka berbeda. Jika berbeda dimana letak perbedaannya.

Hal inilah yang menjadi perdebatan antara para geografi ekonomi dan ekonomi regional berdasarkan sudut pandang kewilayahan. Oleh karena itu tulisan ini akan membahas mengenai letak persamaan dan perbedaan antara ekonomi regional dan geografi ekonomi dan juga akan membahas mengenai evolusi "New Economic Geography" oleh seorang Paul Krugman yang mendapatkan hadiah nobel berkat penemuan barunya mengenai perdagangan internasional dan migras. Hal ini tentu saja menjadi perdebatan hebat di antara para geograf ataupun para pakar ekonomi regional karena telah menyebutkan secara tidak langsung kedua ilmu ini "old version".

Ekonomi regional berasal dari dua kata yaitu ekonomi dan regional.

Pengertian ekonomi sendiri yang seperti telah dijelaskan adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunana sumber daya yang langka dan alternatif untuk kemakmuran masyarakat. Region atau Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan fungsional (UU No.26 Tahun 2007 Penataan Ruang). Ilmu ekonomi regional adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya ketersediaannya atau kemampuan orang mendapatkannya terbatas (Tarigan, 2005). Menurut Dubey Vinod (1964), ilmu ekonomi regional adalah ilmu yang mempelajari mengenai inti-inti ekonomi, differensiasi dan hubungan area-area secara meluas, distribusi yang tidak merata dan ketidaksempurnaan sumberdaya.

12

(4)

BAB II PEMBAHASA

N A. Materi

1. Pengertian Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah di Indonesia Dalam UU No. 23 tahun 2014 pasal 1 ayat 6, pengertian Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah (KOD) di Indonesia merupakan sistem yang memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Otonomi daerah ini bertujuan untuk mengembangkan daerah serta isi di dalam daerah tersebut.

2. Perubahan Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Ekonomi Daerah Dalam Era Otonomi Daerah

Perubahan paradigma dan pendekatan pembangunan ekonomi daerah dalam era otonomi daerah di Indonesia melibatkan beberapa aspek penting:

 Pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus mengidentifikasi potensi-potensi sumber daya yang ada untuk meningkatkan daya saing daerah.

 Inovasi-driven economy. Paradigma pembangunan ekonomi yang berbasis resource-driven economy perlu didorong untuk bergeser menjadi berbasis innovation-driven economy. Inovasi merupakan faktor penting dalam pencapaian Visi Indonesia Emas pada 2045.

(5)

 Ekosistem riset dan inovasi. Arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan Iptek 2020-2024 akan berfokus pada peningkatan akselerasi ekosistem riset dan inovasi.

(6)

 Sektor ekonomi digital. Dalam era otonomi daerah, dua sektor ekonomi digital yang menjadi pendatang baru dan memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan dalam lanskap ekonomi digital Indonesia, yakni edutech dan healthtech[6].

 Indeks Kebahagiaan Nasional. Seiring dengan meningkatnya kesadaran negara, pentingnya aspek-aspek non-ekonomi yang telah terpinggirkan dalam konsepsi Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai indikator kesejahteraan ekonomi negara, kemudian muncul pendekatan Gross National Happiness yang digagas oleh negara Bhutan sebagai sebuah terobosan spektakuler dalam menghitung konsep kesejahteraan negaranya.

3. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah Dalam Era Otonomi Daerah

Strategi pembangunan ekonomi daerah dalam era otonomi daerah di Indonesia harus mempertimbangkan beberapa aspek penting, seperti:

 Mengembangkan kesempatan kerja. Strategi pembangunan ekonomi daerah harus memperhatikan pengembangan kesempatan kerja bagi penduduk yang ada sekarang.

 Mengembangkan sumber daya ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah harus mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

 Mengembangkan industri dan perdagangan. Strategi pengembangan fisik atau lokalitas dilakukan dengan program perbaikan kondisi fisik atau lokalitas daerah untuk kepentingan pembangunan industri dan perdagangan.

(7)

 Mengembangkan dunia usaha. Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah karena daya tarik, kreasi atau daya saing yang tinggi.

 Mengembangkan sumber daya manusia. Pembangunan ekonomi daerah harus memperhatikan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan produktivitas faktor total.

 Mengembangkan ekonomi masyarakat. Strategi pengembangan ekonomi masyarakat harus dilakukan untuk menciptakan daya saing dan merancang rencana serta menentukan strategi pembangunan ekonomi di daerah untuk pertumbuhan ekonomi, investasi dan daya saing yang tinggi.

Dalam pelaksanaannya, strategi pembangunan ekonomi daerah harus memperhatikan kesiapan sumber daya manusia lokal, korupsi yang meluas ke daerah, kesenjangan antardaerah kaya-miskin, kesenjangan pendanaan pembangunan, fanatisme kedaerahan yang tinggi, koordinasi pusat-provinsi-kabupaten/kota yang semakin buruk, dan banyak lagi lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya strategi pengembangan ekonomi daerah yang baik dan terarah agar mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.

4. Upaya Meningkatkan Kinerja Dan Daya Saing Perekonomian Daerah Dalam Era Otonomi Daerah

 Mengidentifikasi potensi sumber daya

 Mengembangkan sumber daya manusia

 Mengembangkan undustri dan perdagangan

 Mengembangkan infrastruktur

 Meningkatkan Kerjasama antar daerah

 Mengembangkan ekonomi digital

(8)

B. Analisis Penyelenggaraan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Pinrang

Kabupaten Kepulauan Pinrang memiliki potensi sumber daya alam yang signifikan, termasuk sektor perikanan, pertanian, dan pariwisata.

Analisis harus melihat sejauh mana pemerintah daerah memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam ini secara efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan infrastruktur yang memadai merupakan prasyarat penting dalam meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas daerah.

Analisis harus mengevaluasi apakah Kabupaten Kepulauan Pinrang memiliki infrastruktur yang memadai, termasuk jaringan jalan, pelabuhan, bandara, dan telekomunikasi.

Analisis harus mempertimbangkan upaya pemerintah daerah dalam menarik investasi dan mendorong pengembangan usaha di Kabupaten Kepulauan Pinrang. Hal ini meliputi kebijakan yang mendukung investasi, ketersediaan lahan dan fasilitas industri, serta keberlanjutan program pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan merupakan faktor penting dalam memperkuat ekonomi daerah. Analisis harus mengevaluasi aksesibilitas dan kualitas pendidikan di Kabupaten Kepulauan Pinrang serta upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja lokal.

Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, terutama kelompok masyarakat yang rentan, seperti petani, nelayan, dan perempuan, perlu menjadi fokus analisis. Evaluasi harus mencakup kebijakan dan program yang diluncurkan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan akses mereka terhadap sumber daya, pasar, dan modal.

Analisis penyelenggaraan pembangunan ekonomi daerah juga harus mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. Pemerintah daerah

(9)

perlu mengevaluasi dampak pembangunan ekonomi terhadap lingkungan dan mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan praktik-praktik yang ramah lingkungan, seperti pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pariwisata yang bertanggung jawab.

(10)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah (KOD) di Indonesia merupakan sistem yang memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat.

Kabupaten Kepulauan Pinrang memiliki potensi sumber daya alam yang signifikan, termasuk sektor perikanan, pertanian, dan pariwisata.

Analisis harus melihat sejauh mana pemerintah daerah memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam ini secara efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada 12 November 2023. https://palangkaraya.go.id/26-tahun- otonomi-daerah-di-indonesia/

Diakses pada 12 November 2023. https://lombokbaratkab.go.id/

paradigma-baru-pembangunan-nasional/amp/

Diakses pada 12 November 2023. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/

moderat/article/download/2855/2506

Referensi

Dokumen terkait

• Ekologi Politik Sumber Daya Alam • Penelitian Sosiologi Pedesaan • Perubahan Manajemen. •

Hal ini terungkap jelas dalam salah satu diktum pertimbangannya, yaitu bahwa dalam rangka pencapaian tujuan nasional pada umumnya dan mencerdaskan kehidupan bangsa pada

Pada masyarakat yang majemuk, baik yang ortodoks dan protestan, yang modern maupun yang kolot, yang kampungan maupun yang metropolitan, yang mukmin maupun yang kafir, yang

Dan terkejutlah seisi penghuni desa tak terkecuali Sang Bekel mendapati pengakuan dari wanita tersebut bahwasanya dirinya tak lain adalah Ratu Kalinyamat, permaisuri Sultan Demak V

[r]

Yang akan dibuktikan adalah pernyataan atau rumus yang berkait dengan bilangan asli n, yaitu tentang jumlah n bilangan asli pertama akan bernilai sama dengan bilangan persegi

(Kyai Pleret konon diperoleh Syeh Maulana Maghribi, seorang wali Islam jaman Majapahit setelah dia berhasil melakukan tapa brata keras dipantai Parang Tritis, Jogjakarta,

[r]