ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI
A. Fase – fase Perkembangan Ilmu Antropologi 1. Fase Pertama (Sebelum 1800)
Kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika selama 4 Abad (sejak akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16) membawa pengaruh bagi berbagai suku bangsa ketiga benua tersebut. Bersamaan dengan itu mulai terkumpul tulisan buah tangan para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama nasrani , penerjemah kitab injil, dan pegawai pemerintahan jajahan dalam bentuk kisah perjalnan, laporan dan sebagianya.
2. Fase Kedua (Kira-kira pertengahan Abad ke-19)
Integrasi yang sunguh-sungguh baru timbul pada pertengahan abad ke-19. Semua bentuk masyarakat dan kebudayaan dari bangsa-bangsa di luar Eropa (oleh orang Eropa disebut Primitive) dianggap sebagai contoh dari tingkat kebudayaan lebih rendah, yang masih hidup sampai sekarang sebagi sisa-sisa dari kebudayaan manusia zaman dahulu. Tujuan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitive dengan maksud untuk mendapatkan suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebarab kebudayaan manusia.
3. Fase Ketiga (Permulaan Abad ke-20)
Pada permulaan abad ke-20 sebagian Negara penjajah di Eropa berhasil untuk mencapai kemantapan kekuasaanya di daerah-daerah jajahan diluar Eropa. Untuk keperluan pemerintah penjajah tadi, yang waktu itu mulai berhadapan langsung dengan bangsa-bangsa terjajah diluar Eropa, maka ilmu Antropologi sebagai suatu ilmu yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah-daerah diluar Eropa itu, sangat penting. Dalam fase ketiga ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis, dan tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari
masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)
Dalam fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangannya yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti , maupun mengenai ketajaman dari metide-metode ilmiahnya. Selain itub kita lihat adanya dua perubahan dunia:
a. Timbulnya antipasti terhadap kolonialisme sesudah perang dunia II.
b. Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitive ( dalam arti bangsa – bangsa asli dan terpencil dari pengaruh kebudayaan eropa-amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah perang dunia II memang hampir tidak ada lagi dimuka bumi ini.
B. Antropologi Masa Kini
1. Perbedaan – perbedaan di Berbagai Pusat Ilmiah
Uraian mengenai keempat fase perkembangan ilmu antropologi tadi, perlu untuk mendapat suatu pengertian tentang tujuan dan ruang lingkupnya. Secara kasar aliran-aliran dalam antropologi dapat digolongkan berdasarkan atas berbagai universitas di beberapa Negara tempat ilmu
antropologi berkembang, yaitu terutama di Amerika Serikat, Inggris, Eropa Tengah, Eropa Utara, Uni Soviet, dan Negara-negara yang sedang berkembang.
2. Perbedaan – perbedaan Istilah
Sampai sekarang di berbagai Negara masih dipakai berbagai istilah, sehingga ada perlunya diterangkan dimanakah istilah-istilah tersebut lazim dipakai dan apakah arti istilah-istilah seperti ethnography, ethnology, volkerkunde, kulturkunde , anthropology, cultural anthropology, dan social anthropology.
1. Ethnography berarti “Pelukisan tentang bangsa-bangsa”.
2. Ethnology yang berarti “ Ilmu bangsa-bangsa”.
3. Volkerkunde (Volkenkunde) yang berarti “Ilmu bangsa-bangsa”.
4. Kulterkunde berarti “Ilmu Kebudayaan”.
5. Anthropolgy beratri “Ilmu Tentang manusia”.
6. Cultural anthropology 7. Physical anthropology 8. Social anthropology
C. Ilmu-ilmu Bagian dari Antropologi 1. Lima Ilmu Bagian dari Antropologi
Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meniliti asal-usul atau terjadinya dan evolusi manusia dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu (fosil-fosil
manusia) tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peniliti dengan berbagai metode penggalian.
Anthropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut cirri-ciri tubuhnya, fenotipe dan genotype. Bagian dari ilmu antropologi ini disebut antropologi fisik dalam arti khusus, atau somatologi.
Etnolinguistik atau antopologi linguistic adalah suatu ilmu bagian yang asal mulanya berkaitan erat dengan ilmu antropologi.
Prehistori, mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal huruf.
Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai asas-asas manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekarang ini.
2. Spesialis Antropologi
Dengan berbagai aktifitas penelitian yang mengikuti contoh itu,, para murid Firth dan ahli antropologi lain, telah menimbulkan spesialisasi antropologi yang pertama yaitu:
1. antropologi ekonomi (economic anthropology).
2. antropologi pembangunan atau development anthropology.
3. Antopologi pendidikan (educational anthropology) 4. Antropologi kesehatan (medical anthropology) 5. Antopologi penduduk (population anthropology) 6. Ahli ilmu politik (political science)
7. Antropologi politik (political anthropology)
8. Antropologi untuk psikiatri (anthropology in mental health) D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi
1. Persamaan dan Perbedaan antara Kedua Ilmu Kalau ditinjau lebih khusus, akan tampak beberapa perbedaan, yaitu:
1. Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal-mula dan sejarah perkembangannya yang berbeda.
2. Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu.
3. Asal mula sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masingmasing.
Sejarah Perkembangan Sosiologi
Pada mulanya ilmu sosiologi hanya merupakan bagian dari ilmu filsafat. Para ahli filsafat yang menganalisa segala hal yang ada dalam alam sekelilingnya, juga tidak lupa memikirkan tentang masyarakatnya. Dengan demikian ilmu filsafat ada suatu bagian yang disebut filsafat sosial.
Sejak abad ke-19, teori-teori dan konsepkonsep filsafat sosial itu telah berubah, sejajar dengan berbagai perubahan aliran filsafat dan latar belakang cara berfikir orang Eropa Barat.
3. Pokok Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi
ilmu antropologi-sosial terutama mencari objek-objek penilitiannya didalam masyarakat
pedesaan, dan sosiologi didalam masyarakat perkotaan. Umumnya demikian adanya, tetapi suatu perbedaan objek serupa itu belum juga dapat dipakai sebagai muthlak dalam hal menentukan perbedaan antara ilmu antropologi-dan sosiologi. Ini disebabkan karna akhir-akhir ini tampak gejala bahwa para ahli antropologi juga mulai mencari objek-objek dalam masyarakat – masyarakat yang kompleks atau masyarakat perkotaan, sebaliknya dalam sosiologi, terutama diamerika sejak lama berkembang kejuruan, yaitu sosiologi pedesaan (rural sociology) yang memperhatikan masalah-masalah pertanian dalam kehidupan kota kecil masyarakat pedesaan di negera amerika serikat.
4. Hubungan antara ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi
Yaitu data mengenai konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit,
terhadap dukun, terhadap obat-obatan tradisional, terhadapa kebiasaan dan pantangan makan dan sebagainya, ilmu antropologi juga dapatmember kepada para dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup berbagai daerah dengan keanekaragaman kebudayaan, metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat istiadat lain.
5. Hubungan antara ilmu psikiatri dan antropologi
Ilmu psikiatri dan ilmu antropologi telah dijelaskan dan merupakan suatu pengluasan dari hubungan antara ilmu antropologi dan ilmu psikiologi, yang kemudian endapat fungsi yang praktis.
6. Hubungan antara ilmu linguistic dan antropologi
Ilmu linguistic (atau ilmu bahasa) mula-mula ada dalam masa akhir abad ke-18, ketika para sarjana mulai mengupas naskah-naskah klasik dalam bahasa-bahasa indo-German (Latin, Yunani, Gotis, Avestis, Sanskerta dan sebagiannya).
7. Hubungan antara ilmu arkeologi dan antropologi
Ilmu sejarah kebudayaan purbakala pada mulanya meneliti sejarah dari
kebudayaan-kebudayaan kuno dalam zaman purba, sepeti kebudayaan yunani dan Rum klasik, kebudayaan mesir kuno dari zaman para pharaoh, kebudayaan kuno di daerah Mesopotamia, kebudayaan kuno di palestina dan sebagiannya.
8. Hubungan antara ilmu sejarah dan antropologi
Hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi yang member bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa didunia.
9. Hubungan antara ilmu geografi dan antropologi
Ilmu tentang alam dunia ini dengan member pelukisan tentang bumi serta cirri- ciri dari segala macam bentuk hidup yang menduduki muka bumi, seperti flora dan fauna.
10. Hubungan antara ilmu ekonomi dan antropologi
Kekuatan, proses, dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi sistem kemasyarakatan, cara berfikir, pandangan, dan sikap hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi.
11. Hubungan antara ilmu hukum adat Indonesia dan antropologi
Yaitu permulaan abad ke 20, para ahli dari ilmu itu telah menyadari akan pentingnya antropologi sebagai ilmu bantu dalam penelitian-penelitiannya.
F. Metode Ilmiah dari Antropologi
1. Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Ilmu
pengetahuan bukanlah suatu ilmu melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang hubungan antara gejala-gejala yang terjadi.
2. Penentuan cirri-ciri Umum dan Sistem
Tingkat dalam cara berfikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian . Proses berfikir disini berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa- peristiwa dan fakta-fakta khusus dan konkret, kea rah konsep-konsep mengenai cirri-ciri umum yang lebih baik.
3. Verifikasi
Metode verifikasi atau pengujian terdiri dari cara-cara menguji rumusan kaidah-
kaidah atau memperkuat ”Pengertian” yang telah dicapai, dilakukan dalamkenyataan-kenyataan alam atau masyarakat yang hidup.
G. Tenaga Sarjana, Lembaga, Majalah, dan Prasarana Ilmu Antropologi 1. Kehidupan Ilmiah Suatu cabang ilmu pengetahuan ahli dibidangnya melakukan kegiatan-kegiatan penelitian untuk memecahkan berbagai macam masalah ilmiahnya. Biasanya memerlukan biaya banyak, maka harus ada badan yang mendorong dan menyokong kegiatan penelitian para ahli itu.
2. Para Tokoh Sarjana Antropologi a. Ilmu antropologi dalam fase perkembangannya itu
mendapat fungsi yang sangat praktis, yaitu “mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna kepentingan pemerintahan colonial.
b. Antropologi baru yang kemudian bercabang menjadi ilmu tanpa mahkluk manusia pada umumnya dengan mempelajari beragam bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya.
3. Lembaga-lembaga dan Majalah-majalah Antropologi Salah satu majalah antropologi yang paling penting perlu dimiliki oleh tiap para ahli antropologi atau orang yang ingin menjadi ahli antropologi adalah Current Anthropology. Tiga yang paling penting diantaranya, yaitu: a.
American Anthropology Association b. American Association of Physical Anthropology c.
Institute Human Relations
4. Kamus dan Atlas Antropologi
Atlas-Atlas yang usianya lebih muda usianya adalah yang disusun oleh seorang geografi Jerman, H.Bernetzik, berjudul Die Gross volkerkunder, diterbitkan 1930. Sebuah atlas kecil berjudul An ethno-Atlas diterbitkan oleh R.F. Spencer tahun 1956, sedang pengarang buku ini pernah juga menhyusun sebuah atlas ethnografi sedunia (1968) dalam bahasa Indonesia.