Kebijakan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
1 Juni 2024
Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) merupakan yayasan non profit independen yang berfokus pada penguatan kebijakan untuk
membentuk ekosistem pendidikan yang berpihak kepada anak.
Ekosistem Kebijakan Pendidikan yang Berpihak
Pada Anak Riset Kebijakan
Pendidikan, Penelitian Lapangan
Forum bersama pemangku
kebijakan, Rekomendasi
Kebijakan
Perumusan kebijakan, implementasi
sistem
Kerangka Intervensi PSPK
RISET ADVOKASI
IMPLEMENTASI
#BERPIHAKKEPADAANAK
“Denger-denger, asesmen dalam
Kurikulum Merdeka
tuh …”
Diskusi malam ini:
Bagaimana asesmen diatur dalam
kebijakan Kurikulum Merdeka?
Mengapa kita perlu memahami kebijakan?
Apa landasan atau paradigma yang digunakan (the why)?
Mengapa tidak cukup kita
memahami “the how”-nya saja?
Apa tujuan asesmen dalam Kurikulum Merdeka untuk transformasi pembelajaran?
Bagaimana asesmen dapat mendorong ketercapaian kompetensi minimum?
Bagaimana asesmen perlu dikaitkan dengan
pembelajaran?
Bagaimana guru dapat melakukan asesmen tersebut?
Ragam asesmen seperti apa yang perlu digunakan?
Keterampilan apa yang perlu dikembangkan untuk
membantu guru melakukan asesmen tersebut?
Dalam Peraturan Menteri, asesmen terintegrasi dengan pembelajaran
Lampiran I Permendikbud No.12 Tahun 2024:
Panduan Pembelajaran dan Asesmen memuat Prinsip pembelajaran & Asesmen
Mengapa Pemerintah mengatur
prinsip-prinsipnya “saja”, tidak mengatur teknis apa dan bagaimana melakukan pembelajaran dan asesmen?
Bagaimana kita dengan peran masing-masing dapat memastikan prinsip-prinsip tersebut dapat diwujudkan dalam praktik pembelajaran dan
asesmen?
Prinsip Pembelajaran
● Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan;
● pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;
● proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;
● pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang
dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra;
● pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Bagaimana peran
asesmen untuk memenuhi prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut (terutama yang di-bold)?
Bagaimana guru dapat mengetahui tahap perkembangan dan tingkat pencapaian belajar anak?
Bagaimana guru dapat memantau perkembangan kompetensi dan karakter?
Langkah apa yang perlu diambil sebelum merancang pembelajaran yang relevan, sesuai kondisi dan kesiapan anak?
Prinsip Asesmen
● Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
● asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;
● asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
● laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;
● hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Asesmen seperti apa yang memfasilitasi pembelajaran?
Apakah asesmen formatif dapat
digunakan untuk nilai akhir yang menentukan keputusan besar?
Memangnya ada
asesmen yang tidak adil untuk murid?
Apakah laporan hasil asesmen itu lebih lengkap lebih baik?
Apakah hasil asesmen semata-mata tentang murid kita saja?
Miskonsepsi tentang asesmen menjadi salah satu tantangan besar upaya transformasi pembelajaran
Karena prinsip adil, apakah asesmen harus selalu
terstandarisasi?
● Adil bukan berarti sama untuk semua
● Keadilan dalam hal konsistensi dalam
pemberian umpan balik (nilai, skor, atau penilaian kualitatif)
● Selain adil, ada prinsip lain dalam asesmen, misalnya kesesuaian dengan fungsi
Karena harus valid, asesmen harus dibuat oleh pakar?
● Guru yang mengenal dekat dan menghadapi murid setiap hari perlu menjadi pakar untuk menilai anak didiknya :)
● Valid → fokus mengukur kemampuan yang
ditargetkan, tidak “ke mana-mana”
Dari mana datangnya nilai rapor siswa kalau bukan dari rata-rata hasil
asesmen formatif?
● Kembalikan fungsi
asesmen formatif sebagai asesmen untuk
pembelajaran, bukan hasil belajar
● Nilai rapor berisi informasi kompetensi/kemampuan anak mencapai tujuan pembelajaran, bukan tentang perjalananan belajarnya
Miskonsepsi tentang pembelajaran menjadi salah satu beban bagi guru dan sekolah
Karena asesmen digunakan untuk teaching at the right level, maka harus ada asesmen gaya belajar dan minat anak?
● TaRL menekankan pembelajaran yang sesuai dengan tahap pencapaian belajar anak saat ini sebagai modal belajar mereka
● Gaya belajar bukan yang paling mendasar, bahkan implikasinya terhadap pedagogi masih diperdebatkan
● Asesmen formatif untuk TaRL dapat dilakukan dengan sederhana, cepat, tidak menghabiskan biaya besar dan disesuaikan dengan intervensi pembelajaran yang akan dilakukan
Apakah Asesmen Kompetensi Minimum dalam AN yang hanya
melibatkan sebagian murid dan hanya tentang literasi dan numerasi dapat menjadi informasi untuk
pengembangan kurikulum?
● AKM memberikan informasi tentang sistem, termasuk kemampuan satuan pendidikan untuk memberikan layanan pendidikan.
● AKM menjadi bahan refleksi semua guru karena semua mapel termasuk P5
dirancang untuk mendorong literasi