• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran

N/A
N/A
Dwi Gili Adzhari

Academic year: 2023

Membagikan "Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Senin, 16 Oktober 2023 Nama : Dian Farah Syarifah

NIM : 2310810008

PT Asal : Universitas Negeri Semarang (Semester 3) Mata Kuliah : Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Dosen Pengampu : Dr. Putu Ari Dharmayanti, S.Pd.,MPd.

TUGAS INDIVIDU ESAI

Soal

1. Materi yang diukur dalam tes fisik mencakup Pengetahuan Kesehatan Fisik, Desain Program Latihan, Analisis Data Fisik. Jelaskan hal tersebut menurut pendapat masing- masing

2. Tes psikologi dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu tes proyektif dan tes non proyektif, jelaskan pendapat masing-masing disertai contoh

3. Salah satu jenis tes lisan adalah tes wawancara, jelaskan bagaimana prosedur dalam menyiapkan dan melaksanakan tes wawancara dalam konteks Pendidikan

4. Tes tertulis dapat berupa tes uraian atau tes objektif, Jelaskan kedua kelebihan tes tersebut dan kapan digunakan kedua tes tersebut didalam proses pembelajaran

5. Tes unjuk kerja dapat mengukur kemampuan peserta didik untuk menerapkan teori ke dalam praktek, menyelesaikan masalah, atau berkolaborasi dengan orang lain. Jelaskan pernyataan ini

Jawaban.

1. Materi yang diukur dalam tes fisik mencakup:

a. Pengetahuan Kesehatan fisik

Ini merupaka aspek utama yang diukur dalam tes fisik. Pengetahuan ini disebut juga pengetahuan jasmani yang mencakup pemahaman mengenai prinsip-prinsip Kesehatan jasmani seperti aktivitas fisik, pola makan sehat, pola istirahat yang baik, dan kebiasaan-kebiasaan kecil yang mempengaruhi kesehatan utama. Dalam tes ini peserta didik dapat diberikan pertanyaan mengenai konsep dasar kesehatan jasmani dan cara menjaganya.

b. Desain program latihan

Aspek ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam membuat program latihan yang efektif. Dalam tes ini, peserta didik dapat diminta untuk membuat program latihan berdasarkan skenario tertentu atau mengevaluasi program latihan yang sudah ada.

c. Analisis data fisik

Ini adalah aspek terakhir yang diukur dalam tes fisik. Analisis data fisik mengacu pada kemampuan seseorang dalam menganalisis data fisik, seperti hasil tes

(2)

kebugaran, pengukuran antropometri, atau data kesehatan fisik lainnya. Dalam tes ini, peserta didik dapat menerima hasil analisis serta rekomendasi berdasarkan hal tersebut.

2. Perbedaan tes proyektif dan tes non proyektif a. Tes Proyektif

Tes ini meminta subjek untuk menanggapi rangsangan yang relatif ambigu (tidak jelas), dari cara subjek menanggapi rangsangan tersebut, tester dapat menduga dan menyimpulkan motif dan emosi yang melandasi persepsinya. Tes proyeksi adalah tes yang disusun atas dasar penggunaan mekanisme proyeksi.

Penugasan terhadap perilaku tes (testee) adalah proyeksi yang bersifat tak berstruktur yang memungkinkan aneka ragam jawaban sehingga kehidupan awal seseorang bias bergerak sebebas mungkin. Yang melatarbelakngi teknik ini adalah teori psikoanalisis freud. Pendekatan psikoanalisis yakin bahwa hal yang terpenting dalam aspek kepribadian adalah hal justru halyang tidak disadarai dan sulit di buka melalui self report. Menurut lindzey, proyeksi memiliki 2 pengertian:

1. Classic projection (freud). Proyeksi dilihat sebagai suatu mekanisme pertahanan (defence mechanism) dan merupakan suatu kondisi patologis.

2. Generalized projection, yaitu suatu proses yang normal yang terjadi pada manusia.

Contoh tes proyektif antara lain:

- Tes Rorschach - Tes TAT - Tes CAT

- Tes Grafis 1 3 6 . b. Tes Non-Proyektif

Tes ini disajikan dengan stimulus yang cukup jelas dan bersifat untuk mengetahui kecerdasan seseorang. Tes non proyeksi adalah tes kepribadian yang disusun dengan tidak mempertimbangkan adanya proyeksi.

Beberapa jenis tes non proyeksi adalah Tes Kepribadian (ARES) 1. Tes L & TW (Leadership dan Team Work

2. Tes Wiggly Block 3. Tes Kraeplin

4. EPPS (edward Personal Preference Schedule)

5. MMPI (Minessota Multiphasic Personality Inventory) 6. 16 PF

Contoh tes non-proyektif antara lain : - Tes IQ

- Tes IST - Tes Binet Sumber :

[1] https://staffnew.uny.ac.id/upload/132206567/pengabdian/pengantar-tes- psikologis-diknas.pdf

(3)

3. Dalam konteks pendidikan, tes wawancara dapat digunakan sebagai salah satu jenis tes lisan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam berbicara dan menyampaikan informasi secara lisan. Berikut adalah prosedur dalam menyiapkan dan melaksanakan tes wawancara dalam konteks pendidikan:

a. Menentukan tujuan tes

Sebelum melaksanakan tes wawancara, perlu ditentukan tujuan tes terlebih dahulu. Tujuan tes dapat berupa mengevaluasi kemampuan siswa dalam berbicara, mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, atau mengevaluasi kemampuan siswa dalam berargumentasi.

b. Menyiapkan pertanyaan

Pertanyaan yang disiapkan harus relevan dengan tujuan tes dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menggali informasi yang dibutuhkan. Pertanyaan juga harus disusun dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.

c. Menyiapkan lingkungan tes

Lingkungan tes harus disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi siswa dalam menjawab pertanyaan dengan nyaman. Lingkungan tes harus tenang dan bebas dari gangguan.

d. Menyiapkan siswa

Siswa harus diberi informasi tentang tujuan tes dan pertanyaan yang akan diajukan. Siswa juga harus diberi kesempatan untuk berlatih menjawab pertanyaan sebelum tes dilaksanakan.

e. Melaksanakan tes

Tes wawancara dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok. Selama tes, guru harus memastikan bahwa siswa merasa nyaman dan dapat menjawab pertanyaan dengan jelas dan terstruktur.

f. Menilai hasil tes

Hasil tes harus dinilai dengan objektif dan konsisten. Guru harus mempertimbangkan kualitas jawaban siswa, kemampuan siswa dalam berbicara, dan kemampuan siswa dalam menyampaikan informasi secara terstruktur.

Sumber :

[1] https://bacgg.org/index.php/10-steps-to-conducting-oral-history-interviews/

[2] https://edsitement.neh.gov/teachers-guides/oral-history-educational-experience [3] https://bacgg.org/index.php/10-steps-to-conducting-oral-history-interviews/

[4] https://www.eklavvya.com/blog/manage-voice-assessments/

4. Tes tertulis dapat berupa tes uraian atau tes objektif. Berikut adalah kelebihan dari kedua jenis tes tersebut dan kapan digunakan dalam proses pembelajaran:

a. Tes Uraian:

- Memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan daya nalarnya, sehingga jawaban yang diberikan oleh setiap siswa akan menunjukkan kemampuan berpikir secara kompleks.

- Dapat mengukur kemampuan siswa dalam mengekspresikan ide dan gagasan secara tertulis.

- Cocok digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menulis esai atau menjawab pertanyaan terbuka.

(4)

b. Tes Objektif:

- Lebih mudah dan cepat untuk dinilai karena jawaban siswa bersifat jelas dan terstruktur.

- Dapat mengukur kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, dan menerapkan materi pelajaran.

- Cocok digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan pilihan ganda atau benar-salah.

Kedua jenis tes ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tes uraian memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan daya nalarnya, namun memerlukan waktu yang lebih lama untuk dinilai dan bersifat subjektif.

Sementara itu, tes objektif lebih mudah dan cepat untuk dinilai, namun hanya dapat mengukur kemampuan siswa dalam proses berfikir rendah sampai dengan sedang.

Dalam proses pembelajaran, kedua jenis tes ini dapat digunakan secara bergantian tergantung pada tujuan evaluasi yang ingin dicapai. Tes uraian cocok digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menulis esai atau menjawab pertanyaan terbuka, sedangkan tes objektif cocok digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan pilihan ganda atau benar-salah.

Sumber:

[1] http://bdkpalembang.kemenag.go.id/artikel/keunggulan-dan-kelemahan-tes-hasil- belajar

[2] https://id.scribd.com/document/545046618/KEUNGGULAN-DAN- KELEMAHAN-TES-OBJEKTIF-DAN-TES-URAIAN-KELOMPOK-4

[3]

https://klc2.kemenkeu.go.id/document/2021/1/5/1609839014124amj/kelebihan_dan_k eterbatasan_dari_bentuk-bentuk_penilaian_tes_tertulis.pdf

5. Tes unjuk kerja adalah jenis tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan teori ke dalam praktek, menyelesaikan masalah, atau berkolaborasi dengan orang lain. Tes ini dilakukan dengan cara menyuruh peserta tes untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bersifat fisik (praktik) atau non-fisik (simulasi). Hasil dari tes unjuk kerja dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi nyata.

Tes unjuk kerja memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

a. Dapat mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan teori ke dalam praktek secara langsung.

b. Dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan peserta didik dalam situasi nyata.

c. Dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dengan lebih serius karena mereka tahu bahwa kemampuan mereka akan diuji dalam situasi nyata.

Tes unjuk kerja dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran, seperti dalam pelajaran sains, matematika, bahasa, dan seni. Tes ini cocok digunakan untuk mengevaluasi kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan

(5)

keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi nyata. Tes unjuk kerja juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan peserta didik dalam berkolaborasi dengan orang lain, seperti dalam tugas kelompok atau proyek.

Sumber:

[1]

https://staffnew.uny.ac.id/upload/131656343/penelitian/EVALUASI%20PEMBELA ARAN.pdf

[2] https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan%20Belajar%20-

%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P6.pdf

[3] https://www.researchgate.net/profile/Jenny-Indrastoeti-Siti-Poerwanti-Poerwanti- 2/publication/327039589_ASESMEN_DAN_EVALUASI_PEMBELAJARAN_DI_S EKOLAH_DASAR/links/5caaf055a6fdcca26d065e7c/ASESMEN-DAN-

EVALUASI-PEMBELAJARAN-DI-SEKOLAH-DASAR.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Tes Formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauhmanakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan Pengajaran yang

 Menerapkan azas Black untuk menyelesaikan Unjuk Kerja Tes tertulis Uji petik prosedur dan produk Uraian Lakukan percobaan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan

konsep dengan cara menyelesaikan suatu masalah, membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran, mengembangkan kemampuan berfikir dan membuat peserta didik dapat

Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan penguasaan menulis naskah drama adalah tes tertulis berbentuk soal dengan meminta peserta didik menerapkan Brain Based Learning

Tes juga dapat diartikan sebagai seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman

Keterampilan berhitung dalam asesmen kemampuan minimum bertujuan untuk melatih siswa dalam penalaran, daya tanggap dan kreatif serta mengasah kemampuan menyelesaikan masalah melalui tes

Menurut pendapat Triantono 2014, mengatakan jika instrumen penilaian yaitu alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian kompetensi yang berbentuk tes maupun non- tes,

Tes esai dapat juga disebut sebagai tes dengan menggunakan pertanyaan terbuka, dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai kemampuan yang dimiliki oleh para peserta