• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asistensi Kepada Masyarakat Terhadap Peredaran Gelap narkoba Melalui Media Online

N/A
N/A
rizky afriyanti

Academic year: 2024

Membagikan "Asistensi Kepada Masyarakat Terhadap Peredaran Gelap narkoba Melalui Media Online "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Rizky Afriyanti*

Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Indonesia Welhendri Azwar

Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Indonesia Muhammad Jamil

Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Indonesia

Abstrak

Artiel ini bertujuan untuk menjelaskan pendampingan kepada masyarakat terhadap peredaran gelap narkoba melalui media Online.

Yang berfokus pada pelaksnaan P4GN padan masyarakat untuk menciptakan lingkungan bebas narkoba, berpartisipasi terhadap pencegahan antar masyarakat dengan memberantas dan berani menyampaikan keluhan dari adanya pengedar atau penyalahguna narkoba. Peneliti mengguakan metode pustaka (library research), penelitian yang objek kaajiannya menggunakan data pustaka berupa buku-buku, menelaah, dan menganalisis berbagai literature yang ada, maka dengan asistensi diketahui pada pelaksanaan program Bersih narkoba melibatkan unsur pemerintahan dan masyarakat yang saling terkoordinasi, jenis kegiatan mengarah kepada peningkatan pengetahuan masyarakat akan bahaya narkoba

Kata-kata Kunci

Asistensi, Peredaran Gelap, Media Online Abstract

This article aims to explain assistance in preventing the eradication of abuse and illicit drug trafficking against the drug clean program.

Which focuses on implementing P4GN and the community to create a drug-free environment, participating in inter-community prevention by eradicating and daring to raise complaints from drug dealers or abusers. Researchers use the library research method, research whose object of study uses library data in the form of books, studying, and analyzing various existing literature, then with assistance known in the implementation of the program Clean drugs involve elements of government and society that are coordinated with each other, this type of activity leads to increased public knowledge of the dangers of drugs

Key Words

Assistance, Dark Circulation, Online Media Pendahuluan

(3)

Anggara

Asistensi kepada masyarakat terhadap peredaran gelap narkoba melalui media online memiliki dampak yang baik dilhat dari perkembangan perdagangan gelap Narkoba itu sendiri baik dari segi modus maupun tindak kejahatan yang dilakkan oleh pelaku. tindakan perdagangan gelap Narkoba lebih cenderung dilakukan oleh pelaku kejahatan dengan cara tertata sangat rapi namun tidak teratur, hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan jejak. Munculnya korban kejahatan perdagangan narkoba, khususnya penyalahguna narkoba, merupakan konsekuensi langsung dari perdagangan narkoba terlarang, yang menimbulkan ancaman signifikan terhadap ketahanan nasional negara dan pemerintahannya. Dengan menganalisis karakteristik dan konsekuensi yang dihasilkan dari distribusi narkotika secara tertutup, kegiatan kriminal ini dapat diklasifikasikan sebagai kejahatan yang kejam. Sasaran peradagangan gelap Narkoba yang cukup mengenaskan adalah generasi muda penerus Bangsa (Richard A. posner).

Penanggulangan peredaran gelap dan penyalahguna Narkoba adalah tanggung jawab warga Negara Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya bergantung pada polisi ataupun pemerintah. Namun, seluruh keterkaitan bangsa ini harus bertanggung jawab dalam menanggulanginya. Tanggung jawab ini sangat penting karena perdagangan gelap dan penyalahgna Nrkoba merupakan salah satu bentuk dari perilku menyimpang yang selalu ada dan melekat dalam setiap bentuk masyarakat, dan merupkan kejadian social yang bersifat Universal dalam kehidupan manusia (Goodie, Erich, Deviant Behavior).

Para pihak yang terlibat dalam perdagangan gelap Narkoba yang akan datang saat ini dibatasi oleh ketidakmampuan mereka untuk memperluas jaringan ke tingkat partisipasi yang diinginkan seperti yang dicari oleh pelaku kejahatan. Sangat penting untuk menekankan bahwa memenuhi persyaratan perdagangan yang beragam mengharuskan memanfaatkan sistem sumber daya terkait dalam program. Paradigma yang akan datang mengikuti komunikasi yang sama tanpa keyaknan, meskipun dengan alokasi tugas yang berbeda dalam kerangka mengejar tujuan/misi yang sama. Pola ini lebih kontemporer karena memerlukan pengembangan pada waktu yang bersamaan (Mustofa Kamil 2006)

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik itu sintesis, ataupun semisinteis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana dilampirkan dalam undang-undang (Siswanto 2012).

Dampak buruk zat adiktif pada narkotika juga mendorong konsumen untuk menghindari semua cara dari pembelian. Dampak narkoba menimbulkan ketergantungan pada penggunanya, yang tetap ada jika mereka menjauhkan diri dari penggunaannya secara terus menerus.

Mempertimbangkan penyebab dan konsekuensi penyalahgunaan zat yang disebutkan di atas, terlihat jelas bahwa penyalahgunaan zat merupakan pelanggaran dan pelanggaran yang membahayakan keamanan individu, masyarakat, agama, dan bahkan budaya (Berthanilla 2019).

Berdasarkan hal yang demikian, adanya program hidup bersih narkoba ini bermitra yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

(4)

urusan seperti pemerintah dengan aparatur seperti kepolisian, Bnn, dan undang-undang dengan mengadakan penyuluhan pencegahan penyalahguna narkoba disemua kalangan, melalui pendekatan ceramah dengan dialog interaktif yang akan dihadiri oleh masyarakat di setiap lingkup desa/ lokasi yang akan ditentukan.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti saat melakukan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di BNN Jambi, terdapat beberapa laporan hasil wawancara dari pecandu narkoba yang tidak mengetahui apa yang harus dilaporkan dan cara pemberantasannya. Sebagai contoh peneliti mengamati dalam wawancara awal bahwa pada saat W sedang mengonsumsi narkoba, beberapa orang tidak mau melapor, dan sekitar pukul 09.00, peneliti melihat beberapa korban pengguna narkoba melakukan screaning (pengambilan data) dan assesment (penilaian) dibagian pemberantasan dan layanan rehabilitasi peneliti meminta izin untuk melihat pecandu pengguna kenapa hal tersebut dapat terjaring dan masuk kedalam pengguna narkotika. Setelah itu, keesokan harinya peneliti melihat beberapa pecandu ditangkap dengan usia dibawah umur, dan peneliti ikut dalam ruang assesment dan pemberantasan lagi.

Awalnya peneliti mengira bahwa korban yang berinisial W ditangkap hanya ditangkap pada saat razia oleh bagian pemberantasan, W juga menjelaskan bahwa mereka tidak mau melaporkan karena takut akan sanksi sosial dari para tetangga dan keluarga tidak tahu bagaimana cara mereka melaporkan diri untuk bisa masuk kebagian Rehabilitasi tersebut. Begitu dengan hari-hari berikutnya, peneliti meminta izin sedikit berbicara dengan beberapa korban tentang kejadian yang menimpa mereka.

Merujuk pada latar belakang diatas, terdapat masalah yang dapat diidentifikasikan peneliti antara lain pertama, Tersebarnya peredaran gelap narkoba yang masih banyak tersebar disetiap wilayah memiliki resiko buruk bagi Negara dan masyarakat. Kedua, Penyalahguna narkoba memberikan efek negative kepda para pengguna maupun pengedar yang memiliki tingkat resiko lebih tinggi yang menyangkut kesehatan, lingkungan, keluarg, ekonomi bahkan menggaggu budaya.

Ketiga, proses yang mempengaruhi luasnya peredaran narkotika.

Awal mulanya peredaran gelap narkotika di Daerah Legok, Kota Jambi karena tingginya angka globalisasi dan media teknologi komunikasi, perdagangan, liberalisasi perdagangan dan tingginya kemajuan industry perdagangan juga membuat daerah Legok semakin menjadi terlalu mudah dalam hal negative dimana peredaran gelap narkoba kian menaik. Beberapa data menyebutkan bahwa peredaran gelap narkotika di Indonesia mengalami peningkatan yang drastic yang sudah menyebar hamper 90% di Derah Legok. Hal tersebut dijadikan sebagai batu loncatan kasus penyalahgunaan narkotika yang dilirik oleh media masa, baik online maupun offline.

Melalui Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan bahwa angka prevalensi penyalahgunaan narkoba penduduk Indonesia usia 15-64 tahun setahun terakhir pakai pada tahun 2021 sebesar 1,95%, setara dengan 3.662.646 orang. Itu berarti ada 195 dari 10.000 penduduk usia 15- 64 tahun yang memakai narkoba. Angka prevalensi tersebut meningkat 0,15% dibanding tahun 2019 (BNN 2021). Dimana yang pada dasarnya daerah Legok sendiri mempunyai

(5)

Anggara

statutus zona merah dari seluruh wilayah Kota Jambi terhadap luasnya pecandu penyalahguna narkotika.

Sumber perolehan luasnya peredaran gelap narkoba bahwa pertemanan pertama kali yang menjadi salah sumber adanya penyalahgna narkoba d Indonesia mendapatkan narkoba. Dimana peredar bukan dari penyalahguna ataupun pecandu. Tetapi ada factor lain yang menyebabkan peredaran gelap semakin meluas seperti keadaan ekonomi. Dengan peredaran ini tidak begitu menonjolkan dirinya, bias berkamuflase menjadi Bandar, pengedar, kurir dan berbagai sumber perolehan narkoba selama enyalahguna narkoba bias dimengerti karena pola penyalahguna ini emiliki karakteristik berteman atau berkelompok sehingga pengaruh pula pada pola mendapatkan naroba yang tidak meti dilakukan secara perorangan.

Pola upaya kerja sama atau pembayaran untuk membeli narkoba yang dikonsumsi secara berkelompok menyebabkan berkurangnya peran bandar/distributor/kurir dalam kasus penyalahgunaan zat.

Seseorang yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba sebelumnya melakukan kontak dengan bandar/distributor/kurir untuk mendapatkan narkoba selama penyalahgunaan. Selain itu, keterlibatan apotek sebagai sarana pengadaan obat selama kasus penyalahgunaan narkoba tidak berbeda secara signifikan dengan peran bandara/distributor/kurir.

Menariknya, apotek menonjol di antara individu laki-laki yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Namun, perlu dicatat bahwa individu yang menyalahgunakan narkoba dan berasal dari daerah pedesaan menggunakan apotek sebagai sumber untuk mendapatkan narkoba selama kasus penyalahgunaan zat pada tingkat.

Dengan keadaan “Darurat Pengobatan” saat ini mengenai penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang melanggar hukum, kita sering melihat kasus penyalahgunaan narkoba diseluruh Indonesia, termasuk Kota Jambi. Peredaran narkoba ilegal di Indonesia, khususnya di Kota Jambi, menunjukkan pola yang meningkat. Ini adalah bahaya besar tidak hanya bagi ketahanan dan nasib para pelakunya, tetapi juga sangat berbahaya bagi keberadaan wilayah, negara, dan negara setempat. Seperti yang ditunjukkan oleh Sellin dan Wolfgang

"penyintas penggunaan narkoba kronis adalah "eksploitasi umum", lebih spesifik pelakunya yang berubah menjadi korban hanyalah pelakunya". Oleh karena itu, Antisipasi dan Pemusnahan Penyalahgunaan Obat dan Peredaran Melanggar Hukum (P4GN) telah disepakati sebagai pengembangan bersama yang terus berkolaborasi dalam merinci dan berupaya untuk penanggulangan (UNODC 2021).

Dalam buku Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang narkotika pada Pasal 11 Dinas juga memberikan izin luar biasa untuk membuat Narkoba kepada Usaha Farmasi tertentu yang sampai saat ini memiliki izin sesuai dengan pengaturan yang berlaku setelah dilakukan peninjauan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Yaitu bahan adiktif lainnya yaitu bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan mental (Pasal 1 UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesejahteraan).

Bahan adiktif dalam arti yang lebih luas dari zat adiktif, termasuk bahan mentah untuk membuat obat, yaitu kimia. Bahan inilah yang hanya diperbolehkan oleh pemerintah untuk disebar luaskan tetapi

(6)

dengan resep yang sudah ditentukan. Contoh yang boleh diedar adalah seperti Inhalants (lem aibon, gas korek api, dan tiner), alkohol dan rokok. Bahan-bahan tersebut boleh diedarkan tetapi juga tidak boleh dipakai secara sembarangan dan berlebihan (Situmorang, Dessy Natasya 2018)

Para pengedar akan menggunakan beragam cara baru, jalan, dan modus, salah satunya melibatkan penyebaran produk dan layanan mereka melalui media sosial atau platform online.tingginya antusias tinggi yang luas luas dan basis pengguna dari platform media sosial menyediakan lingkungan dan sarana yang rapi untuk distribusi narkotika secara ilegal pada platform tersebut. Selain itu, sedikitnya pengawasan yang memadai dalam ranah virtual menghasilkan banyak modus lain yang digunakan oleh pelaku ketika melakukan kegiatan ilegal mereka. Pengungkapan fenomena ini menggarisbawahi kecerdasan dalam menumbuhkan kesadaran dan kemahiran digital individu ketika memanfaatkan jaringan media sosial.

Sasaran utama pengedar narkotika adalah semua kalangan terutama anak-anak dan remaja dengan menggunakan berbagai macam bentuk dan cara. Salah satu cara penyeludupan yang telah beredar seperti brownise dan jajanan pinggiran anak-anak. Bukan hanya itu saja, tetapi para Bandar diluar negeripun melakukan penyeludupan dengan cara esktream seperti memasukan benda yang telah dibuat menjadi sebuah pil dan kemudian dimasukkan kedalam anus.

Sarana dan prasarana yang menyebabkan pengedar semakin mempunyai niat yang tinggi untuk merubah segala bentuk cara agar barang illegal tersebut tersebar oleh sasaran. Terutama melalui media online seperti kurir Platform virtual. Banyak cara yang akan dilakukan para pengedar agar tujuan mereka tercapai. Factor-faktor yang mempengaruhi penyebar luasan penyeldupan narkoba tersebut juga menjadi tolak ukur BNN untuk mengungkap luasnya peredaran narkoba dikalangan masyarakat, seperti kurangnya ilmu pengetahuan dan pola pikir masyarakat yang sehrusnya berkembang diikuti dengan penyesuaian diri agar proses-proses tersebut menjadi seimbang. Hal ini yang menyebaban seseorang melakukan tindakan criminal.

Korban Penyalahgunaan narkoba adalah seseorang yang secara tidak sengaja mempekerjakan narkoba karena dia dibujuk, ditipu, ditipu, dibatasi, dan/atau dilemahkan untuk menggunakan narkoba.

Factor yang mempengaruhi adanya penyebab luasnya peredaran narkoba menjadi dua bagian yakni factor eksternal dan factor internal.

Factor Internal merupakan factor yang berasalh dari diri sendiri sedangkan factor eksternal merupakan factor yang berasal dari luar diri maupun pelaku. Yang di sebabkan dari berbagai latar belakang, yaitu:

1. Untuk membuktikan hebat dan beraninya seseorang melakukan tindakan berbahaya seperti berkendara dengan ugal-ugalan dan bergaul dengan lawan jenis.

2. Menunjukkan tindakan yang menentang atau melawan orang tua, guru, dan norma social seperti masyarakat.

3. Mempermudah penyaluran dan mempermudah seksual.

4. Melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-pengalaman emosional.

5. Mencari dan menemukan jati diri

(7)

Anggara

6. Mengisi keksongan dan kesepian hidup.

7. Menghilangkan kerendahan ekonomi demi kegengsian hidup.

Dari factor-faktor yang terjadi dapat menyebabkan beberapa dampak kehidupan yang akan terjadi jika luasnya penyebaran narkotika dikalangan anak-anak dan remaja melalui media online tersebut, sperti:

1. Keingintahuan yang besar untuk membeli dan mencoba tanpa sadar dan berpikir panjang dengan apa yang dibeli.

2. Keinginan untuk mencoba kembali dikemudian hari.

3. Keinginan untuk bersenang-senang.

4. Keinginan untuk menaikan kegengsian hidup agar tidak ketinggalan trend atau gaya hidup.

5. Lari dari masalah, dan kebosanan menjalani hidup.

6. Meningkatnya keinginan untuk menjadi kaya dan menyabarluaskan kepada teman sebaya atau masyarakat.

Program bersih narkoba merupakan inisiatif yang melibatkan keterlibatan aktif dan perangkat daerah dalam hubungannya dengan masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi, menyaring, dan membangun langkah-langkah pencegahan yang bertujuan memberantas penyalahgunaan dan sirkulasi ilegal Narkotika dan Zat kimia Narkotika. Mengingat bahwa kemakmuran telah muncul sebagai domain penting untuk infiltrasi barang dagangan yang melanggar hukum, sangat penting bahwa tindakan seseorang mengambil peran aktif dengan secara aktif melibatkan dan mendukung badan-badan terkait di samping komunitas yang lebih luas. Akibatnya, keterlibatan pemerintah daerah dalam perang melawan narkoba (War On Drugs) melalui P4GN muncul sebagai strategi yang tepat.

Peneltian ini bertujuan untuk menjelaskan perlu adanya dampingan kepada masyarakat terhadap peredaran gelap narkoba melalui media online dalam program bersih narkoba. Yang berfokus pada pelaksnaan P4GN pada masyarakat untuk menciptakan lingkungan bebas narkoba, berpartisipasi terhadap pencegahan antar masyarakat dengan memberantas dan berani menyampaikan keluhan dari adanya pengedar atau penyalahguna narkoba.

Sebagai sarana pendampingan orang-orang dari kelompok social yang tidak merupakan seorang pendamping professional, keterkaitan antara masyarakat dan badan narkotika nasional harus saling membantu dan memberi pelajaran kepada setiap masyarakat melalui sosialisasi (Topping, 1996). Untuk memperoleh informasi dan pengaduan terhadap adanya pendampingan kepada setiap masyarakat harus menggunakan tolak ukur untuk saing mendukung dalam proses pendampingan. Yang harus melibatkan semua kalangan tanpa batas usia. (Topping 2005).

Pendampingan ini mempunyai beberapa point penting untuk memperkuat penguatan dampingan yang akan dilakukan:

1. Penolong (helper) membantu sesame untuk menginformasikan dan mengingatkan untuk dirinya sendiri.

2. Dampingan untuk melengkapi sumber informasi yang didapat melalui media, kurir, dan pedagang lainnya

3. Memberi bantuan yang harus diutamakan agar semua kalangan tau apa saja yang menjadi ciri obat-obatan terlarang yang dijual atau di terima oleh kurir/pedagang dan alat transaksi lannya.

(8)

SIMPULAN

Bagaimana yang telah dipaparkan oleh peneliti yang menyangkut asistensi kepada masyarakat terhadap peredaran gelap narkoba melalui media online menunjukkan bahwa peredaran gelap narkotika di Indonesia kian memarak, sehinga membuat masyarakat resah dan pemerintah kwalahan dengan banyaknya jalur perearan gelap yang empunyai berbagai karakteristik. Tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di Desa kecil sekalipun. Banyaknya jalur dan alat komuniksi yang semakin canggih membuat para Bandar atau penylahguna mempunyai dampak Dampak terlihat nyata dangan adanya laporan dari masyarakat yang menunjukkan terjadinyakenaikan angka tindak pidana narkotika baik jenis ganja maupun shabu. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan program Bersih narkoba memiliki latar belakang, tujuan, legalitas program yang jelas dan adanya dukungan lingkungan serta karakteristik yang mau menerima kegiatan yang dilaksanakan.

Begitupun dengan asistensi diketahui pada pelaksanaan program Bersih narkoba melibatkan unsur pemerintahan dan masyarakat yang saling terkoordinasi, jenis kegiatan mengarah kepada peningkatan pengetahuan masyarakat akan bahaya narkoba. Asistensi program Bersih narkoba sudah memiliki landasan yang kuat. Standar dan tujuan kebijakan pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN) melalui program ini mengacu pada dasar kebijakan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2020 tentang Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2020-2024.

(9)

Pekerja Pengunjung Tempat Hiburan, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 1, Agustus 2007

Arvida Bar (2007), Determinan Penyalahgunaan Narkoba pada Pekerja Pengunjung Tempat Hiburan, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 1, Agustus 2007

BNN. 2017. Penyalahgunaan Narkoba di 34 Provinsi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.

Diputra, Ida Bagus Putu Swadharma 2012. Kebijakan Rehabilitasi Terhadap Penyalah Guna Narkotika Pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Hartanto, Wenda. 2017. “Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Narkotika dan Obat-Obat Terlarang dalam Era Perdagangan Bebas Internasional yang Berdampak pada Keamanan dan Kedaulatan Negara”. Jurnal Legislasi Indonesia 14(01): 1-16

Imron, Masyhuri et.al. 2020b. Permasalahan Narkoba di Indonesia (Sebuah Catatan Lapangan). Jakarta: Badan Narkotika Nasional RI.

Natalia, s. & Humaedi,s. 2020. “Bahaya Peredaran Napza Pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia”. Prosiding Penelitian &

Pengabdian Kepada Masyarakat 7(2): 387-392.

Sabiq, R.M. & Apsari, N.C. 2021. “Dampak Pengangguran Terhadap Tindakan Kriminal Ditinjau dari Perspektif Konflik”. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik 3(1): 51-64.

Sloboda, Z. & Bukoski, W.J (Eds.). (2006). Handbook of drug abuse prevention. New York: Springer Science+Business Media, LLC.

Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA). (2008). Results from the 2007 National Survey on Drug Use and Health: National Findings (Office of Applied Studies, NSDUH Series H-34, DHHS Publication No. SMA 08-4343). Rockville, MD.

UNODC., 2021. UNODC Strategy 2021-2025. New York:

United Nations

Referensi

Dokumen terkait

1) Studi Pustaka. Peneliti telah berupaya mengumpulkan data dengan studi pustaka, berupa bahan- bahan dalam tulisan, buku, dokumen atau penjaringan data hasil penelitian

Pada metode ini peneliti dapat memplajari berbagai literature yang ada hubungannya dengan proses perancangan buku pengenalan reptil iguana hijau berbasis fotografi

Dari uraian penelitian terhadahulu di atas terlihat bahwa pengguaan layanan google berupa fitur google form sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan berbagai permasalahan

Pada tahap analisis teoretis ini peneliti menelaah berbagai literatur, jurnal penelitian, laporan penelitian, buku, dan informasi internet yang berkaitan dengan topik kajian,

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang bersumber dari data-data kepustakaan baik berupa kitab tafsir, buku,

Penelitian yang digunakan oleh peneliti ini termasuk dalam jenis penelitian literatur, atau penelitian kepustakaan/ library research, baik berupa buku, catatan

Penelitian kepustakaan Library Research, yaitu sebuah teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan data berupa buku-buku, majalah, jurnal, dokumentasi dan menganalisis isi bahan tersebut

Penelitian ini berawal dari masalah kurangnya bahan ajar yang digunakan guru, dimana guru hanya megandalkan buku paket dalam proses pembelajaran dan belum dapat mendorong peserta didik berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran seni budaya, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) oleh Borg & Gall dimana dari sepuluh langkah penelitian, peneliti membatasi penelitian ini sampai dengan langkah ketiga yaitu pencaria informasi perencanaan dan perancangan dikarenakan artikel ini hanya memuat untuk rancangan penelitian