ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA NY. S PUSKESMAS TRETEP
Dosen pengampu : Mundarti, S.Pd, S.SiT, M.Kes
Disusun Oleh :
Berta Ayunika Suratno (P1337424522049)
PRODI KEBIDANAN MAGELANG PROGRAM SARJANA TERAPAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2025
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ilmiah pada Puskesmas Tretep, Temanggung telah diperiksa dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Magelang, 2025
Pembimbing Klinik Praktikan
Sri Rejeki, S.Tr.Keb, Bdn Berta Ayunika Suratno NIP. 197606122007012015 NIM. P1337424522049
Mengetahui, Pembimbing Askeb
Mundarti, S.Pd, S.SiT, M.Kes NIP. 19651016 198903 2 002
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ilmiah asuhan keluarga pada Ny. S di Puskesmas Tretep.
Penulis laporan ilmiah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nuril Nikmawati, S.Kp, Ns, M.Kes, sebagai ketua prodi DIV Kebidanan Magelang.
2. Ibu Mundarti, S.Pd, S.SiT, M.Kes sebagai pembimbing institusi sekaligus sebagai pembimbing laporan askeb prodi Sarjana Terapan Kebidanan Magelang.
3. Bapak Wahyu Joko Saputra, S.Pd, M.Pd sebagai pembimbing akademik prodi Sarjana Terapan Kebidanan Magelang.
4. Ibu Sri Rejeki, S.Tr.Keb, Bdn sebagai pembimbing klinik.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ilmiah ini
Kritik dan saran penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ilmiah selanjutnya. Semoga laporan ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Magelang, 2025
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga dipahami sebagai kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa keluarga mensyaratkan adanya hubungan perkawinan, hubungan darah, maupun adopsi sebagai pengikat. Seluruh anggota keluarga juga harus tinggal bersama-sama di bawah satu atap.
Keluarga adalah unit terkecil dalam institusi sosial. Dimana di dalam keluarga setiap anggotanya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, dan setiap anggota tersebut harus melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut dan mencapai tujuan bersama. Selain itu jika anggota keluarga ada yang tidak dapat menjalankan tugas ataupun fungsinya dengan baik sehingga sistem di dalam keluarganya akan terganggu dan dapat menganggu tugas dan fungsi anggota lainnya, sehingga dapat menimbulkan konflik di keluarga karena adanya sistem yang terganggu. Dalam budaya Indonesia, ibu atau istri memiliki peran utama mengurus urusan domestik rumah tangga. Sementara itu, ayah memiliki peran sebagai pencari nafkah utama. Meskipun begitu, saat ini, banyak istri atau ibu yang bekerja di luar rumah yang masih terikat dengan konstruksi ideologi bahwa ibu harus bertanggung jawab pada urusan domestik.
Setiap anggota kelurga harus mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Jika terdapat anggota keluarga yang tidak dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya maka hal tersebut dapat menggangu anggota keluarga yang lainnya dan sistem dalam keluarga tersebut juga akan terganggu, karena hubungan antara tugas dan fungsi antar anggota keluarga satu sama lain saling terkait.
B. Tujuan
1) Memantau data keluarga yang ada di masyarakat 2) Memantau permasalahan yang ada di keluarga
3) Menilai resiko berdasarkan permasalahan yang ada di keluarga.
4) Menilai penatalaksanaan berdasarkan permasalahan dan resiko yang mungkin terjadi di keluarga
5) Menilai evaluasi dari implementasi yang sudah dilakukan
6) Meningkatkan peran anggota keluarga untuk mengatasi permasalahan yang ada di keluarga
C. Manfaat
a. Bagi Institusi Dinas Kesehatan (Puskesmas) 1) Mengetahui permasalahan dalam keluarga
2) Memperoleh masukan tentang alternatif pemecahan masalah dalam keluarga b. Bagi Akademik
1) Memberikan masukan gambaran dalam pelaksanaan asuhan kebidanan keluarga 2) Sebagai tambahan bahan bacaan tentang analisis asuhan kebidanan keluarga c. Bagi Peserta/Mahasiswa
1) Memahami gambaran umum analisis pelaksanaan asuhan kebidanan pada keluarga
2) Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan analisis permasalahan dalam keluarga
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Esti & Rita Johan, 2020)
B. Pengkajian Data Keluarga
Identitas kepala keluarga (nama lengkap, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat dan nomor telepon), komposisi anggota keluarga (nama, umur, sex, hubungan dengan kepala keluarga, pendidikan, pekerjaan, keterangan), genogram yang harus menyangkut minimal tiga generasi, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, dan aktivitas rekreasi keluarga
C. Genogram dalam Keluarga
Dituliskan dalam bentuk simbol-simbol, yang meliputi jenis kelamin, status pernikahan, status anak, keadaan kesehatan tertentu. Genogram keluarga merupakan suatu diagram yang berfungsi menggambarkan constelasi atau pohon keluarga.
Genogram digunakan sebagai alat pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan riwayat keluarga serta sumbernya. Selain itu juga pengkajian hubungan antar generasi serta kondisi sementara dalam keluarga.
1) Jenis kelamin
Laki laki wanita
2) Status perkawinan
Menikah pisah cerai tidak menikah
3) Status anak
Anak kandung anak adopsi aborsi anak kembar
4) Keadaan kesehatan tertentu
ATAU
Meninggal ibu hamil
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga terbagi menjadi 2 : a) Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti (the nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri ayah, ibu yang tinggal bersama untuk membesarkan anak-anaknya.
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah keluarga lain seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya yang memiliki hubungan darah.
3) Keluarga dyad yaitu keluarga yang terdiri suami, istri, tanpa anak.
4) Single parent yaitu terdiri satu orang tua dengan anak (kandung/ angkat) 5) Single adult, yaitu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa (yg tidak
menikah/ tidak punya suami)
6) Middle-aged or elderly couple, yaitu orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik istri/ suami atau keduanya) karena anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
b) Tipe Keluarga Non Tradisional
Tipe keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri dari:
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seseorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami-istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabitating family, keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/
saudara dalam waktu sementara (Sovia et al., 2023)
E. Tahap Keluarga
Tahap – tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga:
a. Tahap keluarga saat ini Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Tugas perkembangan :
- Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
- Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
- Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30 bulan.
Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka.
Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
Tugas perkembangan :
- Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)
- Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
- Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran- peran orangtua dan kakek-nenek.
Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.
Tugas perkembangan :
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,privasi, keamanan.
- Mensosialisasikan anak.
- Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak- anak yang lain.
- Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).
Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini.
Tugas perkembangan :
- Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan - Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
- Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat - Meningkatkan komunikasi terbuka
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga brumur 19 atau 20 tahun.
Tugas perkembangan:
- Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
- Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
- Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
Tugas pekembangan:
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar - Mempertahankan keintiman pasangan
- Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa tua - Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
- Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Tugas perkembangan:
- Mempertahankan kesehatan dan Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
- Meningkatkan keakraban pasangan
Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Tugas perkembangan :
- Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
- Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
- Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
- Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
- Melakukan life review.
- Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.
F. Riwayat Kebutuhan Sehari-hari a. Pola Nutrisi
Menurut Depkes RI, frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan. Frekuensi makan dalam sehari terdiri dari 3 kali makan utama yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam. Jadwal makan dibagi menjadi makan pagi (sebelum jam 09.00), makan siang (12.00-13.00) dan makan malam (18.00-19.00).
Berdasarkan gizi seimbang Normalnya, porsi makanan pokok yang dianjurkan adalah 3 – 4 porsi dalam satu hari. Anjuran konsumsi sayur yaitu 3 – 4 porsi dalam satu kali makan. Sementara itu, porsi buah disarankan untuk dikonsumsi sebanyak 2 – 3 porsi dalam satu hari. Porsi protein yang disarankan adalah 2 – 4 porsi makanan sumber protein setiap harinya. Porsi gula: maksimal 4 sdm (50 gram/orang/hari), garam: maksimal 1 sdt (5 gram/orang/hari) dan lemak: 5 sdm (67 gram/orang/hari) b. Pola Istirahat dan Tidur
Data yang perlu ditanyakan yang berhubungan dengan istirahat adalah kapan terakhir tidur, berapa lama dan aktivitas sehari-hari. Pola istirahat dan tidur perlu dikaji untuk mengetahui tentang pola, lama, dan gangguan tidur, baik waktu siang maupun malam hari. Berikut adalah beberapa waktu tidur yang sesuai dengan umur, diantaranya adalah:
a) Usia 0-1 bulan: bayi yang usianya baru 2 bulan membutuhkan waktu tidur 14-18 jam sehari
b) Usia 1-18 bulan: bayi membutuhkan waktu tidur 12-14 jam sehari termasuk tidur siang.
c) Usia 3-6 tahun: kebutuhan tidur yang sehat di usia anak menjelang masuk sekolah ini, mereka membutuhkan waktu untuk istirahat tidur 11-13 jam, termasuk tidur siang.
d) Usia 6-12 tahun: Anak usia sekolah ini memerlukan waktu tidur 10 jam.
e) Usia 12-18 tahun: menjelang remaja sampai remaja kebutuhan tidur yang sehat adalah 8-9 jam.
f) Usia 18-40 tahun: orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari.
c. Pola Personal Hygiene
Data yang perlu ditanyakan berapa kali dalam sehari melakukan personal hygiene seperti mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian dalam dan baju serta kebersihan kuku. Data ini perlu dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.
d. Pola Olahraga
Di Indonesia sendiri, Anda direkomendasikan untuk melakukan olahraga selama 150 menit dalam seminggu atau 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. U.S. Department of Health and Human Services juga merekomendasikan untuk melakukan olahraga selama setidaknya 150 menit per minggu.
G. Data Lingkungan
Rumusan yang dikeluarkan oleh American Public Health Association (APHA), syarat rumah sehat harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain, privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah, yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
H. Struktur Keluarga
Menurut Friedcman struktur keluarga terdiri dari:
1. Pola dan proses komunikasi dapat dikatakan berfungsi apabila jujur, terbuka, melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan pesanya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai.
Sebaliknya, seseorang menerima pesan dengan baik jika dapat menjadi pendengar yang baik, memberi umpan balik dan dapat memvalidasi pesan yang diterima.
2. Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi yang diberikan baik peran formal maupun informal.
3. Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari legitimate power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.
4. Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu (Esti & Rita Johan, 2020)
I. Fungsi Keluarga
Fungsi pokok keluarga berdasarkan Friedman & Bowden dalam Salamung N (2021) dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Fungsi Afektif
Merupakan fungsi utama dalam mengajarkan keluarga segala sesuatu dalam mempersiapkan anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan orang lain.
2) Fungsi Sosialisasi
Merupakan proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya.
3) Fungsi reproduksi
Merupakan fungsu untuk mempertahankan keturunan atau generasi dan dapat menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi
Merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu sehingga meningkatkan penghasilan dalam memenuhi kebutihan.
5) Fungsi perawatan
Merupakan fungsi dalam mempertahankan status kesehatan keluarga dan anggota keluarga agar tetap produktif. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
J. Perumusan Masalah dan Prioritas Masalah
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah- langkah pemecahan masalah serta melakukan tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1. Identitas masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif). Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Data Keluarga
a) Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan balita).
b) Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).
c) Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat).
d) Data keluarga
e) Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
f) Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan kotoran).
3. Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisa
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Perumusan masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisis. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial. Friedman menjelaskan perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar, etiology (E) mengacu pada lima tugas keluarga, antara lain:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah meliputi:
1) persepsi terhadap keparahan penyakit 2) pengertian
3) tanda dan gejala 4) faktor penyebab
5) persepsi keluarga terhadap masalah
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi:
1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah 2) Masalah dirasakan keluarga
3) Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami 4) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
5) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, meliputi:
1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit 2) Sikap dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan 3) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga
4) Sikap keluarga terhadap yang sakit
d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:
1) Manfaat pemeliharaan lingkungan
2) Pentingnya hygiene sanitasi 3) Upaya pencegahan penyakit
e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga, meliputi:
1) Keadaan fasilitas kesehatan 2) Keuntungan yang didapat
3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan 4) Pengalaman keluarga yang kurang baik
5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga 4. Perumusan masalah prioritas
No Kriteria Nilai Nilai yang
dipilih
Skor yang
diperoleh 1 Sifat masalah ( bobot 1)
Tidak/kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera
3 2 1
3 = Skor
X 100%
Angka tertinggi
2 Kemungkinan masalah dapat diubah ( bobot 2) Mudah
Sebagian Tidak dapat
2 1 0
1
3 Potensi masalah untuk dicegah (bobot 1 )
Tinggi Cukup Rendah
3 2 1
2
4 Menonjolnya masalah ( bobot 1 )
Masalah benar-benar harus segera di tangani
Ada masalah tetapi tidak segera di tangani
2
1
0
2
Masalah tidak dirasakan Jumlah skor
5. Komponen diagnosa
Diagnosa meliputi problem atau masalah (P), etiologi atau penyebab (E), dan sign atau tanda (S).
a. Diagnosa Aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan), faktorfaktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga adalah:
1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan pesepsi).
2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
3) Ketidakmampuan (kurangnya ketrampilan terhadap suatu prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik finansial, fasilitas, sistem pendukung, lingkungan fisik dan psikologis).
b. Diagnosa risiko tinggi (ancaman kesehatan), faktor-faktor risiko memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok.
c. Diagnosa potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”), keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Daftar diagnosa keperawatan keluarga:
a) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (higiene, lingkungan) b) Risiko terhadap cedera
c) Risiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
K. Intervensi dan Implementasi
Menurut PPNI, 2018 Intervensi adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Sedangkan tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi (Sovia et al., 2023)
L. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun: a Rencana Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan. Di dalam pelaksanaan mencakup:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada keluarga.
Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.
2) Frekuensi penyuluhan.
3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
Tindakan Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
M. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.
BAB III TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn. R Banaran, Bojong, Tretep
Tanggal : 20 April 2025
Jam : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
I. Data Subyektif 1. Struktur Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. R
b. Umur : 36 tahun
c. Jenis Kelamin : laki – laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Petani
g. Alamat : Dusun Banaran RT 06/RW 03, Desa Bonjor, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung
h. Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia i. Daftar Anggota Keluarga :
No Nama Umur (th)
Hubungan
dg KK Pekerjaan Pendidikan L/P
1 Tn. R 36 th Suami Petani SD L
2 Ny. S 30 th Istri Ibu
Rumah Tangga
SD P
3 An. E 7 th Anak - SD L
4 An. A 7 hari Anak - - P
j. Genogram
2. Pengambil Keputusan : Suami 3. Kebiasaan Sehari hari
a. Nutrisi Anggota Keluarga :
ibu mengatakan anggota keluarga biasanya makan 3x sehari dengan nasi dan sayur – sayuran yang dipanen dari kebun sendiri dan lauk pauk. Anggota keluarga lebih menyukai air putih dari pada minuman yang berasa dan biasanya minum 6-7 gelas dalam 1 hari.
b. Hygiene perorangan
Ibu dan suami cukup mengetahui mengenai personal hygiene yang baik dan mengajarkannya kepada anak – anak
Biasanya ibu mandi 2x/hari, ganti pakaian 1x/hari, dan sikat gigi 2x/hari. Anak – anak biasanya dimandikan 2x/hari pada pagi dan sore hari
c. Olahraga
Ibu dan anggota keluarga biasanya menyempatkan diri untuk jalan jalan di sekitar lingkungan rumah di hari libur.
4. Status sosial ekonomi
Tn. R Ny.S
SSK
An.E
An.A
- Pendidikan terakhir anggota keluarga
Tn. R selaku kepala keluarga menempuh Pendidikan terakhirnya di SD.
Ny. S selaku istri menempuh Pendidikan terakhirnya di SD.
- Pekerjaan dan Penghasilan (baik anggota keluarga maupun KK)
Tn. R mengatakan bahwa penghasilannya sebagai petani cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.
5. Kegiatan social kemasyarakat (kegiatan rekreasi keluarga/aktifitas dalam keluarga) Tn. R mengatakan bahwa dirinya aktif dalam kegiatan kelompok di desanya dan Ny. S aktif dalam kegiatan Muslimat Fattayat.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga (tiga bulan terakhir) keluarga inti maupun keluarga dari suami dan istri
Riwayat kesehatan keluarga inti : tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit menurun dan penyakit menular. Semua anak mendapatkan imunisasi lengkap, dan ditimbang ke posyandu secara teratur.
Pada kehamilan yang lalu dan yang sekarang ibu tidak mengalami masalah apapun.
7. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah :
Karakteristik rumah: luas rumah 8 x 6 meter, memiliki 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 KM, 1 ruang keluarga sekaligus sebagai dapur, perabotan tertata rapi, lantai keramik bersih, jendela disiang hari dibuka. Sumber air bersih dari PAM, SPAL tertutup langsung ke selokan
Jenis rumah : Permanen
Ventilasi : Terdapat ventilasi disetiap ruangan yang cukup memadai
Lantai : Keramik
Kebersihan dan kerapihan cukup baik
b. Pembuangan Sampah : Terdapat tempat sampah yang cukup besar dihalaman rumah untuk mengumpulkan sampah yang kemudian akan diambil oleh petugas kebersihan setiap pagi.
c. Sumber Air : Berasal dari sumur milik pribadi
d. Tempat Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) : Terdapat saluran pembuangan air yang mengalir ke selokan didepan rumah
e. Jamban : Terdapat 1 kamar mandi dan jamban bersih di dalam rumah Jenis : Permanen (di dalam rumah yang dilengkapi dengan sptitank)
Kondisi : Baik dan layak
Jarak jamban dengan sumber air : cukup
f. Kandang Ternak : tidak mempunyai hewan peliharaan.
g. Pemanfaatan Pekarangan untuk apa
Ibu mengatakan sebagian pekarangan rumah ditanami bunga dan sebagian kecilnya untuk tempat menjemur pakaian.
h. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan (yang digunakan oleh keluarga)
Ibu mengatakan biasanya memeriksakan diri ke praktik bidan mandiri disekitar rumah atau ke Puskesmas.
i. Karakteristik Tetangga dan Masyarakat
Kebiasaan di lingkungan tetangga tidak ada aturan yang mengikat, kegiatan yang diadakan di desa rutin diikuti suami.
Mobilitas geografis keluarga : sejak 7 tahun keluarga menempati rumah milik sendiri, sehingga tidak berpindah-pindah tempat tinggal.
Waktu yang digunakan keluarga untuk berinteraksi antar anggota keluarga yaitu pada sore dan malam hari dengan waktu yang cukup.
DENAH RUMAH
Keterangan : 1. Ruang tamu 2&3 ruang tidur 4. Kamar mandi
5. ruang keluarga dan dapur
8. Struktur Keluarga 1
2 3 4
5
U
Komunikasi sehari-hari dalam keluarga menggunakan bahasa jawa.
a. Struktur kekuatan keluarga
Anggota keluarga telah memiliki kartu JKN
Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
Suami menjadi dominan dalam pengambilan keputusan b. Struktur peran
Peran suami adalah mencari nafkah utama.
Peran istri adalah menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga mengurus anak-anak dan pekerjaan rumah
Peran An E adalah belajar dan bermain
Peran An A belum ada c. Nilai atau norma keluarga
Keluarga sangat mendukung ibu dalam memberikan ASI Ekslusif sampai anak berusia 2 tahun.
9. Fungsi Keluarga a. Fungsi reproduksi
Saat ini ibu sedang dalam masa nifas hari ke 7, ibu mengatakan selama ini tidak memiliki keluhan.
Ibu berencana mengakhiri kesuburan setelah anak kedua ini.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga berinteraksi dengan baik dengan tetangga sekitar, selain itu interaksi dengan keluarga dilakukkan sehari-hari secara langsung.
c. Fungsi afeksi
Keluarga terutama suami sangat menyayangi istri dan anaknya, suami juga membantu tugas istri sehari hari, ibu mengatakan setelah bersalin suami lebih perhatian kepada istri dan anaknya. Ibu juga mengatakan ketika terdapat masalah di dukung dan dibantu oleh suami.
d. Fungsi proteksi
Anggota keluarga sudah menjadi peserta JKN.
e. Fungsi kesehatan
Selama nifas ini ibu mendapat kunjungan nifas dari bidan sebanyak 2x yaitu pada hari ke-3 dan hari ke- 7. Selama kunjungan nifas tersebut ibu mendapat
tablet tambah darah yang diminum secara teratur 1 kali sehari, obat antibiotic dan asam mefenamat yang masing – masing dikonsumsi 3x sehari. selain itu ibu juga mendapat pendidikan kesehatan mengenai : tanda bahaya masa nifas, cara perawatan bayi baru lahir, cara perawatan tali pusat, cara mengASIhi yang baik dan benar dan rekomendasi kontrasepsi pasca persalinan.
f. Fungsi Ekonomi
Dalam keluarga suami menjadi pencari nafkah utama dengan sebagai petani.
Dari sumber penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari.
g. Fungsi Religi
Ibu dan suami mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak, contohnya seperti ketika suami mengajak anak pertama untuk menunaikan shoalat berjamaah dimasjid dan ibu mengajarkan anak untuk mengaji.
10. Kebiasaan Periksa ke tenaga kesehatan a. Waktu : bila sakit
b. Tempat : Puskesmas/Dokter Praktik/Bidan 11. Riwayat Kebidanan
a. Kehamilan
1) Riwayat Kehamilan : HPHT 04 Juli 2024 2) Umur kehamilan : 40 minggu 4 hari
3) HPL : 10 April 2025
Diagnosa : Ibu : P 2 A 0
ANC : ( √ ) ya, ( ) tidak.
Bila ya apakah :
( √ ) Lengkap (minimal 4x/sesuai usia kehamilan)
( ) Tidak lengkap (kurang dari 4x/ lewat jadwal waktu yang telah ditentukan).
Dimana kebiasaan periksa hamil ( √ ) RS/PUSKESMAS
( √ ) Dokter/Bidan Praktek ( ) POLINDAS
( ) POSYANDU
Bila tidak ANC alasannya : ( ) Tidak tahu
( ) Tidak mau
( ) Jarak pelayanan kesehatan jauh
Lain-lain (sebutkan) ...
4) Imunisasi TT
(√ ) Lengkap (minimal 2x/sesuai usia kehamilan) ( ) Tidak lengkap (kurang dari 2x)
( ) Tidak Imunisasi Alasan tidak imunisasi : ( ) Tidak tahu ( ) Tahu tapi tidak mau ( ) Yan-Kes jauh ( ) Lain-lain (sebutkan) Faktor Resiko Kehamilan ( ) Ada, sebutkan ( √ ) Tidak ada 5) Keadaan Gizi Ibu Hamil
a) Makanan yang dipantang selama hamil : Tidak ada b) LILA 25 cm
c) Kesimpulan status gizi ibu Baik 6) Anemia ibu hamil :
( ) Ya ( √ ) Tidak
Hb terakhir : 12,3 gr%
7) Rencana Persalinan
( √ ) Nakes ( ) Non Nakes
b. Nifas
1) Ibu Nifas hari ke 7 2) Riwayat persalinan :
a) Penolong : Bidan
b) Masalah saat persalinan : Tidak ada masalah saat persalinan 3) Apakah ibu sudah memeriksakan diri selama nifas ?
( √) ya ( ) tidak
4) Bila ya, berapa kali ? 2 kali 5) Tempat pemeriksaan :
( ) RS
( ) PUSKESMAS ( √ ) Bidan Praktek ( ) POLINDAS
Bila tidak periksa alasan : ( ) Tidak tahu
( ) Yan-Kes jauh ( ) Tahu tapi tidak mau
6) Obat-obatan yang diminum saat ini : ( ) Vit. A
( √ ) Fe
Lain-lain, Amoxilin dan Asam Mefenamat Lokea : normal
7) Apakah ibu melakukan perawatan puerperium : ya Bila ya, bagaimana cara melakukannya :
( √ ) Benar ( ) Salah Jika tidak, alasan ( ) Tidak tahu ( ) Tahu Tapi tidak mau
8) Keluhan Nifas : Tidak ada keluhan 9) Cara mengatasi keluhan : -
c. Menyusui
1) Apakah ibu menyusui bayinya ? ( √ ) Ya
( ) Tidak
2) Keadaan gizi ibu menyusui : Berat badan ibu 57 Kg
3) Makanan yang dipantang selama menyusui : Tidak ada pantangan makanan selama menyusui
4) Penampilan ibu menyusui : ( √ ) Tampak sehat
( ) Kurang sehat ( ) Tidak sehat
5) Apakah ibu melakukan perawatan payudara : Ya/tidak Jika ya, bagaimana cara melakukannya :
( √ ) Benar ( ) Salah
Jika tidak, alasannya : ( ) Tidak tahu
( ) Tahu tapi tidak mau 6) MPASI
Usia Pemberian : bayi belum diberikan MPASI
Jenis : -
Keluhan : -
d. Neonatus (0-28 hari)
1) Status Pemeriksaan Neonatus : ( ) Lengkap
( √ ) Tidak lengkap ( ) Tidak sama sekali
Alasan Tidak Periksa Sama Sekali : ( ) Tidak tahu
( ) Tahu tapi tidak mau ( ) Yan-Kes jauh 2) Perawatan sehari-Hari :
Gurita : ya/tidak Bedak : ya/tidak 3) Perawatan tali Pusat
( √ ) Benar ( ) Salah
Keterangan : tali pusat telah pupus 7 hari setelah bayi lahir e. Riwayat tumbuh Kembang dan Imunisasi
1) Apakah bayi/balita rutin ditimbang : ( √ ) Ya
( ) Tidak
Bila Ya, apakah : ( √) Teratur ( ) Tidak teratur Tempat penimbangan : ( √ ) Posyandu
( √ ) Puskesmas/ Fasilitas Kesehatan lain Bila tidak, alasan :
( ) Tidak tahu ( ) Yankes jauh
( ) Tahu, tapi ibu sibuk ( ) Tahu tapi tidak mau 2) Imunisasi
Bila tidak lengkap atau tidak imunisasi, alasan : ( ) Tidak tahu
( ) Yankes jauh
( ) Tahu, tapi ibu sibuk ( ) Tahu tapi tidak mau 3) KMS
a) Apakah mempunyai KMS ? ( √ ) Ya
( ) Tidak
b) Bila ya, KMS terisi ( √ ) Ya
( ) Tidak
4) Apakah bayi/balita diperiksa perkembangannya ( √ ) Pernah
( ) Tidak pernah
Keluhan terkait perkembangan : tidak ada keluhan Nama
Bayi BCG HB DPT Polio
Campak Lengkap 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 /TDK
An.A 14/4/25
12. Riwayat Keluarga Berencana : ibu sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan 13. Kesehatan Reproduksi
a. Remaja
Mendapat informasi tentang kespro pada remaja ; ya / tidak Sumber informasi : bidan
Menarche usia : 14 tahun
Keluhan terkait kespro : tidak ada keluhan b. WUS
Masalah/Keluhan berkaitan kespro: Tidak ada keluhan ( ) Keputihan
( ) Rasa gatal pada kemaluan ( ) Masalah hubungan sexsual ( ) Keluhan buang air kecil Apakah sudah berobat?
( ) Ya ( ) Tidak.
Jika tidak alasannya apa ? ...
Jika sudah berobat kemana ...
c. Menopause :
( ) Ya ( √ ) Tidak,
Bila ya, sudah berapa lama/sejak umur...
Adakah keluhan sebelum menopause : ( ) ya ( ) tidak,
Bila ya apa keluhannya ...
Cara mengatasi keluhan………..
II. Keadaan Kesehatan Keluarga 1. Pengkajian Tn. R
Biodata
Nama : Tn. R
Umur : 36 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani
Alamat Rumah : Dusun Banaran RT 06/RW 03, Desa Bonjor, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung
Data Subjektif
1. Keluhan umum : Tn. R mengatakan tidak memiliki keluhan apapun.
2. Riwayat Kesehatan
a. Dahulu : Tn. R mengatakan belum dan tidak pernah menderita penyakit menular atau penyakit kronis seperti ASMA, Herpes, TBC, HIV/AIDS, dll
b. Sekarang : Tn. R mengatakan bahwa sekarang dirinya sehat dan pernah atau sedang menderita penyakit parah
c. Keluarga : Tn. R mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun ataupun menular atau kronis seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, ASMA, penyakit ginjal,HIV/AIDS, dll
3. Riwayat Perkawinan
a. Usia perkawinan : 28 tahun b. Lama perkawinan : 8 tahun c. Status nikah : Sah 4. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Tn. R mengatakan, makan 3-4 kali sehari dengan porsi besar. Dengan jenis nasi, lauk, dan sayur
Minum 8-9 gelas perhari. Dengan jenis air putih b. Pola Eliminasi
Tn. R mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek, BAK 5- 6 Kali sehari jernih.
c. Personal Higiene
Tn. R mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore. Ganti pakaian 2 kali sehari ketika sehabis mandi dan pakaian dalam 3 kali sehari.
d. Aktivitas
Tn. R mengatakan melakukan aktivitas seperti biasanya, bekerja dan membantu istrinya dalam melakukan pekerjaan rumah sebelum berangkat kerja ataupun setelah pulang kerja.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Tn. R mengatakan tidurnya cukup.
Data Objektif
a.
Pemeriksaan Umum1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmentis 3) Vital sign
TD : 128/72 mmHg Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36˚C
b.
Status PresentKepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih Muka : simetris, bulat, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda tidak anemis Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip
Mulut : simetris, bibir lembap, bibir tidak sumbing
Telinga : simetris, bersih, tidak terdapat pengeluaran serumen
Leher : terdapat jakun, tidak terdapat pembengkakan kelenjar limfe, tiroid, dan vena jugularis
Dada : bidang, tidak terdapat suara rokhi, tidak terdapat retraksi dinding dada
Abdomen : tidak buncit dan tidak terdapat bekas luka operasi Ekstremitas : tangan dan kaki tidak ada oedema, tidak ada varises
2. Pengkajian Ny. S Biodata
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Dusun Banaran RT 06/RW 03, Desa Bonjor, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung
Data Subjektif
1. Keluhan umum : Ny. S mengatakan putingnya lecet sehingga menyusui bayinya tidak optimal.
2. Riwayat Kesehatan
a. Dahulu : Ny. S mengatakan belum dan tidak pernah menderita penyakit menular atau penyakit kronis seperti ASMA, Herpes,
TBC, HIV/AIDS, dll
b. Sekarang : Ny. S mengatakan bahwa sekarang dirinya sehat dan pernah atau sedang menderita penyakit parah
c. Keluarga : Ny. S mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun ataupun menular atau kronis seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, ASMA, penyakit ginjal, HIV/AIDS, dll
3. Riwayat Perkawinan
a. Usia perkawinan : 22 tahun b. Lama perkawinan : 8 tahun c. Status nikah : sah 4. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
ibu mengatakan selama masa nifas dan meyusui, makan 3 kali sehari dengan porsi sedang. Dengan jenis nasi, lauk, dan sayur. Minum 8-9 gelas perhari. Dengan jenis air putih.
b. Pola Eliminasi
ibu mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek, BAK 6-7 Kali sehari jernih.
c. Personal Higiene
ibu mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore. Ganti pakaian 2 kali sehari ketika sehabis mandi dan pakaian dalam 3 kali sehari.
d. Aktivitas
ibu mengatakan sudah melakukan aktivitas seperti biasanya seperti mencuci baju, menyapu, dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya dengan dibantu suaminya.
e. Pola Istirahat dan Tidur
ibu mengatakan tidurnya sudah mulai teratur, hanya saja ketika malam sesekali bangun untuk menyusui bayinya dan mengganti popoknya ketika bayi BAB ataupun BAK.
Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : komposmentis 3) Vital sign
TD : 120/70 mmHg Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36.5˚C
b.
Status PresentKepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih Muka : simetris, tidak pucat, tidak ada oedem
Mata : simetris, konjungtiva merah muda/pecat, sclera putih/kuning
Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip
Mulut : simetris, bibir lembab, tidak bibir sumbing
Telinga : simetris, bersih, tidak terdapat pengeluaran serumen Leher : teraba vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, pada bagian payudara terdapat pengeluaran air susu dan tidak terdapat tanda kemerahan, terdapat lecet pada putingnya.
Abdomen : terdapat striae gravidarum dan tidak terdapat luka bekas Operasi
Ekstremitas : tidak oedem dan varises
3. Pengkajian An. E Biodata
Nama : An. E
Umur : 7 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD (sekolah dasar) Pekerjaan : Pelajar
Alamat Rumah : Dusun Banaran RT 06/RW 03, Desa Bonjor, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung
Data Subjektif
1. Keluhan umum : ibu mengatakan An. E tidak ada keluhan apapun 2. Riwayat Kesehatan
a. Dahulu : An. E belum dan tidak pernah mengalami penyakit yang membahayakan dan tidak mempunyai kelainan bawaan dari lahir
b. Sekarang : An. E dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita penyakit
c. Keluarga : Keluarga An.E tidak ada yang mederita penyakit menular maupun menurun seperti ASMA, herpes, TBC, HIV/AIDS 3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan An. E makan 3 kali sehari dengan porsi sedang. Minum 6- 7 gelas sehari jenis air putih.
b. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan, An. E BAB biasanya 1-2 kali sehari dan BAK biasanya 5-6 kali sehari
c. Personal Hygiene
Ibu mengatakan, An. E mandi 2 kali sehari dan mengganti pakaian 2 kali sehari.
d. Aktivitas
Ibu mengatakan, An. E melakukan aktivitas seperti bersekolah dan bermain dengan adik-adiknya.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Ibu mengatakan, An. E tidur dimalam hari selama kurang lebih 7-8 jam sehari dan jarang tidur siang.
Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composments 3) Vital sign
Nadi : 75 x/menit RR : 20 x/menit
T : 36.6˚C
4) Berat Badan : 23,5 kg 5) Tinggi Badan : 124 cm b. Status Present
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih Muka : simetris, bulat, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip
Mulut : simetris, bibir lembap, tidak bibir sumbing
Telinga : simetris, bersih, tidak terdapat pengeluaran serumen
Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar limfe, tiroid, dan vena juglaris
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada dan tidak ada suara ronkhi
Abdomen : tidak cekung atau cembung dan tidak keras Ekstremitas : tidak terdapat kecacatan
Punggung : rata, warna kulit merata, tulang punggung tegap tidak membungkuk
4. Pengkajian An Biodata
Nama : By. A
Umur : neonatus 7 hari Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : belum bersekolah Pekerjaan : belum bekerja
Alamat Rumah : Dusun Banaran RT 06/RW 03, Desa Bonjor, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung
Data Subjektif
1. Keluhan umum : Ibu mengatakan By. A tidak ada keluhan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Dahulu : Ibu mengatakan By. A belum dan tidak menderita penyakit parah dan tidak memiliki kelainan bawaan sejak lahir seperti seperti spina bifida, bibir sumbing, anensefali, penyakit jantung bawaan, dll
b. Sekarang : Ibu mengatakan By. A saat ini dalam keadaan sehat dan tidak sedang sakit
c. Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah dan tidak menderita penyakit meluran dan menurun seperti
aSMA,TBC,herpes HIV/AIDS, dll 3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan, By. A mengkonsumsi ASI Ekslusif.
b. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan, By. A BAB 3-4 kali sehari dan BAK 6-8 kali sehari c. Personal Higiene
Ibu mengatakan, By. A mandi 2 kali sehari dan ganti pakaian setiap buang air kecil dan buang air besar.
d. Aktivitas
Ibu mengatakan, By. A lebih sering tidur dan menyusu.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Ibu mengatakan, By. A tidur kurang lebih 14-17 jam sehari.
Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmentis 3) Vital sign
Nadi : 120 x/menit RR : 45 x/menit
T : 36.6˚C
4) Berat Badan : 3,5 kg 5) Panjang badan : 48 cm
b.
Status PresentKepala : mesochepal tidak terdapat chepal hematoma Muka : simetris tidak kuning dan tidak pucat
Mata : simetris, bersih, dan tidak juling Hidung : simetris dan bersih
Mulut : simetris, kemerahan dan tidak bibir sumbing Telinga : simetris dan tidak terdapat pengeluaran serumen Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid,limfe, dan
vena jugularis
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada dan tidak terdapat suara ronkhi
Abdomen : perut rata, tidak cekung atau cembung, dan tidak keras Ekstremitas : tidak berwarba kuning dan jari-jari lengkap
Punggung : rata, warna kulit merata, tidak terdapat spina bifida
5. Diagnosa kebidanan
1) Dalam Keluarga Tn. R ditemukan masalah pada Ny.S yaitu putting lecet sehingga asupan ASI menjadi kurang.
2) An.A risiko mengalami berat badan kurang
6. Perumusan Prioritas Masalah
SKALA PRIORITAS ASKEB KELUARGA
1. Masalah : ibu mengalami lecet pada putting payudara karena kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar.
No Kriteria Nilai Nilai yang
dipilih
Skor yang diperoleh
Rasionalisasi
1 Sifat masalah ( bobot 1) Tidak/kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera
3 2 1
2 2x1=2 Ketidaktahuan ibu tentang teknik menyusui dapat menghambat pemberian ASI yang optimal bagi bayi.
2 Kemungkinan masalah dapat diubah ( bobot 2) Mudah
Sebagian Tidak dapat
2 1 0
2 2x2=4 Dengan edukasi dan keterlibatan keluarga, ibu dapat melakukan teknik menyusui yang benar, sehingga bayi mendapatkan asupan ASI yang cukup.
3 Potensi masalah untuk dicegah (bobot 1 ) Tinggi
Cukup Rendah
3 2 1
3 3x1=3 Jika ibu memahami teknik menyusui yang benar, bayi dapat terhindar dari risiko kekurangan ASI, dehidrasi, dan gangguan tumbuh kembang.
4 Menonjolnya masalah ( bobot 1 )
Masalah benar-benar harus segera di tangani Ada masalah tetapi tidak segera di tangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
2 2x1=2 Masalah ini harus segera ditangani karena dapat memengaruhi asupan nutrisi bayi yang hanya bergantung pada ASI.
Jumlah skor 12
2. risiko mengalami berat badan kurang
No Kriteria Nilai Nilai yang
dipilih
Skor yang diperoleh
Rasionalisasi
1 Sifat masalah ( bobot 1) Tidak/kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera
3 2 1
2 2x1=2 Berat badan kurang termasuk kondisi tidak sehat yang dapat mengganggu tumbuh kembang bayi.
2 Kemungkinan masalah dapat diubah ( bobot 2) Mudah
Sebagian Tidak dapat
2 1 0
2 2x2=4 Masalah ini dapat dicegah dengan edukasi dan pemantauan tumbuh kembang bayi secara berkala oleh tenaga kesehatan.
3 Potensi masalah untuk dicegah (bobot 1 ) Tinggi
Cukup Rendah
3 2 1
3 3x1=3 Risiko berat badan kurang dapat dicegah melalui edukasi
menyusui, MPASI tepat, dan kunjungan ke posyandu secara rutin.
4 Menonjolnya masalah ( bobot 1 )
Masalah benar-benar harus segera di tangani Ada masalah tetapi tidak segera di tangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
2 2x1=2 Berat badan kurang perlu segera ditangani karena berdampak pada status gizi dan
perkembangan bayi.
Jumlah skor 12
PERUMUSAN RENCANA TINDAKAN
1. Masalah : Ketidaktahuan ibu cara menyusui bayi yang benar, sehingga dapat berdampak pada adupan ASI Bayi.
1) Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai berdasarkan uraian masalah dari pengkajian askeb keluarga tersebut yakni : setelah dilakukan asuhan kebidanan
keluarga, diharapkan ibu mampu melakukan teknik menyusui yang benar agar lecet pada putting dapat teratasi dan bayi mendapatkan asupan ASI yang optimal sesuai kebutuhannya.
2) Kriteria Evaluasi
Berdasarkan rumusan tujuan yang hendak dicapai tersebut maka kriteria evaluasi nya adalah:
a. Ibu mampu meneraokan teknik menyusui yang benar.
b. Bayi dapat menyusu dengan baik tanpa hambatan.
c. Bayi menunjukkan tanda kecukupan ASI, seperti buang air kecil ≥ 6 kali per hari dan peningkatan berat badan sesuai usianya.
3) Penatalaksanaan
a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang teknik menyusui yang benar, termasuk manfaatnya bagi bayi dalam mendukung tumbuh kembang optimal.
Hasil : ibu memahami pentingnya menyusui dengan benar demi kecukupan nutrisi bayi.
b. Mengajarkan teknik menyusui yang benar kepada ibu secara langsung:
- Posisikan ibu senyaman mungkin
Hasil : ibu sudah dalam posisi yang nyaman untuk menyusui.
- Kepala bayi diletakkan pada sepertiga atas lengan bawah di sisi payudara yang sama. Bayi berbaring miring menghadap ke ibu, sehingga perut ibu menempel pada perut bayi, dan dada ibu menempel pada dadanya, serta wajah bayi menghadap payudara.
Hasil : perut ibu dan bayi sudah menempel dan wajah bayi sudah menghadap payudara ibu.
- Tubuh bayi berbaring dalam 1 garis lurus sehingga telinga, bahu, dan panggul berada pada 1 garis lurus.
Hasil : tubuh bayi sudah dalam 1 garis lurus.
- Pegang payudara oleh tangan ibu yang lain. Ibu jari di bagian atas payudara, kurang lebih 1 jari di atas areola atas, sedangkan 4 jari yang lainnya menyangga payudara di bagian bawah, sehingga payudara terangkat dan puting mengarah ke atas.
Hasil : ibu sudah melakukannya dengan benar.
- Dekatkan bayi ke ibu, Rangsang bayi agar membuka mulutnya dengan menyentuhkan puting pada bibirnya. Tunggu bayi membuka mulutnya selebar mungkin. Saat itu masukkan payudara sebanyak mungkin ke dalam mulut bayi, sehingga makin banyak saluran ASI yang masuk ke dalam mulut bayi dan ujung puting berada pada langit-langit lunak bayi. Isapan bayi dapat dirasakan oleh ibu.
Hasil : bayi sudah membuka mulutnya dan posisi menyusui sudah benar.
c. Menganjurkan ibu mengoleskan ASI pada putting sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet, sehingga bayi tidak terganggu saat menyusu.
Hasil : ibu memahami tindakan ini untuk kenyamanan menyusui bayi.
d. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin atau secara on demand yaitu setiap 2 jam sekali dan apabila bayi tidur lebih dari 2 jam bangunkan bayi untuk menyusu.
Hasil : ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand.
e. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara Eksklusif yaitu sampai 6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan apapun.
Hasil : ibu bersedia melakukan ASI Eksklusif. Demi kesehatan dan perkembangan optimal bayi.
2. Masalah: risiko bayi mengalami Berat badan kurang
Tujuan: Mencegah terjadinya penurunan berat badan atau gangguan pertumbuhan pada bayi akibat asupan ASI yang tidak optimal, khususnya pada ibu yang mengalami masalah menyusui seperti puting lecet.
Kriteria evaluasi:
1) Bayi menyusu dengan frekuensi normal (8-12 x/hari) dan tampak puas setelah menyusu.
2) Berat badan bayi meningkat sesuai kurva pertumbuhan.
3) Ibu dapat menerapkan teknik menyusui yang benar
4) Ibu rutin menyusui atau memerah ASI jika tidak bisa menyusui langsung.
5) Bayi buang air kecil >6x/hari, tinja normal, tidak rewel, dan tampak aktif.
Penatalaksanaan:
1) Menjelaskan dan mengajarkan cara menyusui yang tepat untuk mencegah lecet dengan mengajarkan perlekatan mulut bayi ke payudara (areola bukan hanya pada putting saja), gunakan posisi alternatif seperti football hold atau menyusui sambil berbaring agar tidak menambah luka.
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
2) Menganjurkan ibu untuk merawat luka putting dengan benar yaitu dengan mencuci putting dengan air hangat tanpa sabun, gunakan ASI segar untuk dioleskan ke putting sebagai antiseptik alami.
Hasil: ibu mengerti cara perawatan luka putting
3) Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui secara rutin walaupun lecet agar produksi ASI tetap lancar, Jika sangat nyeri, mulai menyusui dari payudara yang tidak lecet terlebih dahulu agar hisapan bayi tidak terlalu kuat di payudara yang lecet.
Hasil: ibu memahami dan bersedia melakukannya.
4) Menganjurkan ibu untuk mendapat asupan nutrisi cukup untuk mendukung produksi ASI dan pemulihan luka.
Hasil: ibu bersedia melakukanya.
5) Mengajurkan ibu untuk melakukan pemantauan berat badan bayi secara berkala di posyandu/ klinik.
Hasil: ibu bersedia melakukannya.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keluarga
Berdasarkan hasil data bahwa pengkajian dilakukkan pada tanggal 20 April 2025 pukul 11.00 WIB bertempat di ruang tempat tinggal keluarga. Berdasarkan data identitas kepala keluarga Tn. R berusia 36 tahun sebagai kepala keluarga. Anggota keluarga Ny. S sebagai istri berusia 30 tahun dan An.E sebagai anak yang berusia 7 tahun, dan anak terkecil By. A usia 7 hari. Ny. S merupakan ibu dari An.E dan By.A dan saat ini ibu sedang dalam masa nifas 7 hari. Tn. R, Ny. S, An.E dan By.A tinggal satu rumah. Dalam genogram dilambangkan Ny. S dan Tn. R memiliki ikatan pernikahan dan An.E & By.A sebagai anak. Dalam genogram Tn. R dan An.E dilambangkan dengan kotak yang menandakan seorang laki-laki dan Ny. S dan By.A dilambangkan dengam bulat yang menandakan seorang perempuan. Sehingga berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta.
B. Tipe Keluarga
Berdasarkan data pengkajian terhadap keluarga Tn. R dimana amggota keluarga terdiri dari Suami yaitu Tn. R sebagai kepala keluarga, Ny. S sebagai istri, An. E dan By. A sebagai anak. Dalam satu rumah terdiri dari ayah, ibu dan anak. Bedasarkan teori tipe keluarga Tn. R adalah nuclear family (Keluarga Inti). Nuclear family yaitu Keluarga inti ialah keluarga kecil dalam satu rumah. Dalam keseharian, anggota keluarga inti ini hidup bersama serta saling melindungi. Mereka merupakan bapak, ibu, dan kanak- kanak. Sehingga berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
C. Tahap Keluarga
Berdasarkan data keluarga Tn. R tahap perkembangan keluarga Tn. R yaitu tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah) hal ini karena anak pertama dari Tn. R berusia 7 tahun dan masuk ke dalam tahap IV. Berdasarkan teori Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah. Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Seehingga berdasarkan hal tersebut tidak.ada kesenjangn antara teori dan fakta.
Tugas perkembangan keluarga Tn. R diamana pembagian tugas dengan suami untuk mengasuh anak sudah bisa dilakukan dengan baik. Dimana ibu hanya sebagai ibu rumah
tangga dan suami bekerja sebagai petani sehingga ibu lebih banyak menghabiskan waktunya dengan anak di rumah dan anak cukup mendapatkan perhatian dari orangtua nya. Ibu juga mulai memperkenalkan anaknya untuk bersosialisasi dengan tetangga.
Berdasarkan teori tugas perkembangan dalam keluarga Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini. Tugas perkembangan yaang dilakukan yaitu membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan. Seehingga berdasarkam hal tersebut tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan fakta.
D. Riwayat Kebutuhan Sehari-hari
Berdasarkan data keluarga Tn. R, kebiasaan olahraga Tn. R, Ibu dan suami kadang- kadang berolahraga seperti jalan-jalan di lingkungan sekitar pada pagi hari.
Berdasarkan teori direkomendasikan untuk melakukan olahraga selama 150 menit dalam seminggu atau 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. U.S.
Department of Health and Human Services juga merekomendasikan untuk melakukan olahraga selama setidaknya 150 menit per minggu. Sehingga berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan fakta.
E. Data lingkungan
Berdasarkan data yang telah dikaji pada keluarga Tn. R didapatkan rumah keluarga Tn.
R memiliki jendela yang bisa dibuka tutup, lantai dari keramik, dinding di cat, memiliki tempat sampah, sumber air berasal dari PAM, memiliki jamban jongkok. Sampah di bakar di lubang saat sudah penuh dan keluarga tidak memiliki kandang ternak.
Berdasarkan teori rumah sehat Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah, yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
F. Struktur peran keluarga
Berdasarkan data pengkajian pada keluarga Tn. R didapatkan hasil bahwa peran Tn. R sebagai suami yaitu mencari nafkah, dimana Tn. R bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
berdasarkan teori pembagian tugas yang seimbang dalam keluarga yaitu dengan pola pembagian kerja yang memposisikan laki-laki (suami) sebagai pencari nafkah keluarga dan memposisikan istri sebagai mitra kerjasama, termasuk dalam pengambilan keputusan keluarga. Posisi perempuan (istri) tetap sebagai penanggung jawab tugas- tugas rumah tangga secara khusus, akan tetapi dalam pekerjaan yang bersifat umum, suami akan melibatkan diri untuk melakukannya atau dan tidak jarang suami terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, seperti membersihkan pekarangan rumah, membakar sampah, atau menimba air. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
G. Fungsi keluarga
Dalam fungsi perawatan keluarga yang telah dikaji dimana seluruh anggota keluarga telah memiliki JKN. Aanggota keluarga datang ke Puskesmas apabila sakit. Ibu merawat apabila ada anggota keluarga yang sakit. Berdasarkan teori Fungsi perawatan kesehatan mengkaji bagaimana keluarga menyiapkan kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal, dan merawat jika ada anggota keluarga yang sakit. Dikaji pengetahuan tentang hal yang berhubungan dengan penyakit yang diderita anggota keluarga.
Seehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta.
H. Perumusan prioritas masalah
Perumusan prioritas masalah berdasarkan data keluarga Tn. R didapatkan hasil bahwa masalah prioritas dalam keluarga berdasarkan seberapa besar masalah memengaruhi keluarga dan ibu. Berdasarkan teori perumusan prioritas masalah berdasarkan pada:
Sifat masalah
Bobot yang lebih berat diberikan pada tidak atau kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Kemungkinan masalah dapat diubah
Kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan.
Potensi masalah bila dicegah
Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah.
Menojolnya masalah,
Cara keluarga melihat dan menilai masalah tentang beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Skor yang tinggi diberikan pada keluarga
yang menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera suatu masalah. Seehingga berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
I. Rencana Tindakan dan Implementasi
Berdasarkan data pengkajian rencana tindakan dan implementasi yang dilakukan pada Ny. S didapatkan hasil bahwa rencana tindakan dan impelementasi yang dilakukan berdasarkan pada prioritas masalah yang terjadi dalam keluarga. Berdasarkan teori bila sudah diketahui masalah utama kesehatan serta penyebabnnya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun.
Tindakan di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan perubahan yang terjadi kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
J. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah tindakan. Evaluasi yang dilakukan pada keluarga Tn. R berdasarkan implemetasi masalah yang terjadi. Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.
Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Sehingga adanya evaluasi menandakan tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasakan pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga Tn. R, baik Tn. R dan anggota keluarga tidak ada yang sedang menderita penyakit menular maupun menurun.
Anggota keluarga sehat. Pada pengkajian Ny. S sedang dalam masa nifas di dapatkan permasalahan bahwa Ny. S mengalami lecet pada putingnya. Keluarga Tn. R semunya memiliki perlindungan kesehatan berupa JKN.
Sehingga Masalah aktual yang terjadi yaitu putting lecet yang terjadi pada ibu menyusui yang disebabkan karena ketidaktahuan ibu bagaimana cara menyusui yang benar. Resiko masalah yang terjadi yaitu khawatirnya bayi yang disusuinya tidak berkembang dengan optimal dan bayi akan mengalami ikterik.
Berdasarkan penelitian diketahui adanya masalah pada keluarga Tn. R maka dilakukan tindakan pemberian pendidikan kesehatan untuk mengetahui cara menyusui yang benar dan memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif sampai usia bayi 6 bulan.
Evaluasi dilakukan setelah ibu diberikan pendidikan kesehatan dan diskusi mengenai masalah dan tindakan yang harus dilakukan. Evaluasi ditujukan untuk mengetahui keberhasilan tindakan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang bermanfaat:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pelaksanaan asuhan kebidanan secara langsung pada keluatga serta dapat digunakan sebagai acuhan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh dalam bentuk nyata dan meningkatkan daya pikir dalam menganalisis suatu masalah.
2. Bagi Ibu dan Keluarga
a. Perlu meningkatkan pemahaman mengenai asuhan kebidanan keluarga b. Perlu meningkatkan pemahaman tentang tindakan dan implementasi yang
dilakukan dalam masalah keluarga
c. Dapat mengetahui tentang pentingnya mengenali masalah dan cara mengatasinya.
3. Bagi lahan praktik
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi keluarga dan selalu menjaga mutu pelayanan.
4. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat menambah sumber kepustakaan pada asuhan kebidanan keluarga.