PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN PUSKESMAS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SEHAT AN. A UMUR 9 BULAN 11 HARI DENGAN IMUNISASI MR
DI PUSKESMAS IMOGIRI I
Disusun oleh:
1. Febriyanti Ulantika (21111007) 2. Mariam Nuriah (21111012) 3. Sartina Maulida (21111019)
POGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AKBIDYO
YOGYAKARTA 2022/2023
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SEHAT AN. A UMUR 9 BULAN 11 HARI DENGAN IMUNISASI MR
DI
PUSKESMAS IMOGIRI I
Telah disetujui untuk diseminarkan Laporan Kelompok Praktik Klinik Kebidanan
Puskesmas tanggal Juli 2023
Disusun Oleh :
1. Febriyanti Ulantika (21111007) 2. Mariam Nuriah (21111012) 3. Sartina Maulida (21111019)
Perseptor Mentor
( Reni Tri Lestari, SKM, M.H.Kes) ( Wheny Haryuningsih, S. Tr. Keb., Bdn)
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SEHAT AN. A UMUR 9 BULAN 11 HARI DENGAN IMUNISASI MR
DI
PUSKESMAS IMOGIRI I
Telah diseminarkan
Laporan Kelompok Praktik Klinik Kebidanan Puskesmas tanggal Juli 2023
Disusun Oleh
1. Febriyanti Ulantika (21111007) 2. Mariam Nuriah (21111012) 3. Sartina Maulida (21111019)
Penguji 1
(Nining Tunggal Sri S, SKM., MPH)
Koordinator PKK Puskesmas
Reni Tri Lestari, SKM., M.H.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Asuhan Kebidanan Praktik klinik puskesmas dengan judul ‘Asuhan Kebidanan Pada Bayi Balita Sehat An.A Dengan Imunsasi MR di pukesmas imogiri I ’.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT untuk kita semua. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini dapat di selesaikan berkat dorongan, semangat dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami ucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Titis Indri Wahyuni selaku Kepala Puskesmas Imogiri I
2. Bdn. Endang Khoirunnisa, S.ST. Keb., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta.
3. Heni Tri Hastuti, SKM selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Imogiri 1.
4. Nining Tunggal Sri Sunarti., SKM., MPH selaku ketua program studi D III Kebidanan Stikes Akbidyo.
5. Ibu Wheny Haryuningsih, S. Tr.Keb.,Bdn selaku CI lahan praktik Puskesmas Imogiri I.
6. Reni Tri Lestari, SKM., M.H.Kes selaku Dosen pembimbing kelompok PKK I Puskesmas.
7. Serta rekan-rekan seperjuangan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Yogyakarta, Juli 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………
LEMBAR PERSETUJUAN……….
LEMBAR PENGESAHAN………..
KATA PENGANTAR………..
DAFTAR ISI……….
BAB I PENDAHULUAN………..
A. Latar belakang masalah………
B. Tujuan umum dan khusus………..
C. Manfaat……….
BAB II TINJAUAN TEORI...
A. Balita
1. Pengertian 2. Klsifikasi
B. Asuhan kebidanan sesuai kasus………..
C. Manajemen kebidanan menurut
Varney………..
BAB III TINJUAN KASUS………
A. Tahap pengumpulan data………
B. Interprestasi data……….
C. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penangannya………...
D. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera………..
E. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh……….
F. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman……….
G. Evaluasi………...
BAB IV PEMBAHASAN………
A. Gambaran tempat asuhan………
B. Pembahasan……….
BAB V
PENUTUP………..
A. Kesimpulan……….
B. Saran………...
DAFTAR
PUSTAKA………
LAMPIRAN-LAMPIRAN………...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
Penyakit campak merupakan penyakit infeksi menular yang menyerang anak- anak maupun dewasa yang disebabkan oleh virus. Indonesia termasuk 10 negara dengan jumlah kasus campak terbesar di dunia. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus campak dan rubella di Indonesia sangat banyak dan cenderung meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Adapun jumlah kasus suspek campak-rubella yang dilaporkan antara 2014 sampai dengan Juli 2020 sebanyak 57.056 kasus, di mana 8.964 di antaranya positif campak dan 5.737 positif rubella.
(Kemenkes RI, 2020).
Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Campak timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak. Sejak program imunisasi campak dicanangkan, jumlah kasus menurun, namun akhir-akhir ini kembali meningkat.
Penyakit Campak dipantau melalui program CBMS (Case Based Measles Surveillance) atau Surveilans Campak berbasis Individu. Setiap pasien yang datang ke Fasilitas Kesehatan dengan gejala klinis Demam dan Ruam makulopapular khas terlebih disertai salah satu gejala batuk, pilek atau mata merah diambil sampel darah untuk diperiksa laboratorium. Tahun 2021 ditemukan 34 (tiga puluh empat) suspek campak yang berkunjung ke Fasilitas Kesehatan di Kota Yogyakarta dan temuan di wilayah. Dari 34 suspek campak sebanyak 29 (dua puluh sembilan) penderita merupakan warga Kota Yogyakarta dan 5 (lima) berasal dari luar Kota Yogyakarta.
Target dari program CBMS terhadap suspek campak adalah semua (100%) suspek campak diambil sampel darah dan diperiksa ke laboratorium pemeriksa.
Pemeriksaan IgM campak sampel darah suspek yang ditemukan di Kota Yogyakarta dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Tahun 2021 dari 34 suspek
campak yang yang ditemukan, sebanyak 33 orang suspek (97%) diambil spesimennya dan 1 orang tidak dapat dilakukan pengambilan karena kasus masih bayi berusia 9 bulan dan tidak mendapat ijin dari orang tuanya.
Pemeriksaan laboratorium oleh Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta menunjukkan 0 (nol) sampel Positif Campak, 2 sampel Posistif Rubella dan 31 hasilnya Negatif Campak maupun Rubella. Selain diperiksa untuk laboratorium campak, program CBMS juga sekaligus mengamati penyakit Rubella yang selama tahun 2021 ditemukan ada 2 (dua) penderita terkonfirmasi laboratorium positif rubella yang semuanya pasien domisili Kota Yogyakarta. Temuan suspek campak tahun 2021 cukup fluktuatif dengan temuan yang lebih tinggi di trimester awal dan akhir. Rubella positif yang diderita 2(dua) orang balita ditemukan di bulan Mei dan Juni.
Jumlah kasus campak di Kabupaten Bantul pada tahun 2016 sebesar 124 kasus dan naik pada Tahun 2017 menjadi 138 kasus ( Dinkes Provisnsi DIY, 2018). Hasil data yang diperoleh menunjukkan fenomena gunung es karena diduga hasil yang ada dilapangan jauh lebih tinggi. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai target eliminasi measles dan rubella pada tahun 2020, dengan mengadakan kampanye imunisasi measles rubella/MR sebagai imunisasi tambahan sebelum dimasukkan ke dalam imunisasi rutin. Kampanye imunisasi Measles dilaksanakan serentak di sekolah dan pos pelayanan kesehatan dan ditujukan bagi anak usia 9 bulan sampai 95% cenderung menurun, dari 45% tahun 2013 menjadi 28% tahun 2015(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Target cakupan imunisasi campak bagi anak kelas 1 SD di Kabupaten Bantul saat ini adalah 98%. Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukan 70% kasus campak terjadi pada kelompok usia ini dapat menjadi upaya dalam meningkatkan pengetahuan keluarga guna mendukung terhadap pelaksanaan program imunisasi MR di Indonesia. Di Srimartani Bantul belum pernah ada sosialisasi tentang penggunaan aplikasi imunisasi, terutama tentang imunisasi lanjutan Measles Rubella pada anak usia Sekolah Dasar. Rata-rata pengukuran tingkat pengetahuan tentang imunisasi lanjutan Measles Rubella pada anak usia Sekolah Dasar yang dilakukan pada 98 wali murid kelas I SD diwilayah Piyungan adalah masih kurang dengan skor 56. Berdasarkan paparan diatas, diperlukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman kader dan ibu-ibu tentang imunisasi lanjutan anak usia SD. Pada tahun 2022 tidak ditemukan kasus campak di
puskesmas imogiri I.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk memberikan perlindungan kepada penduduk terhadap penyakit tertentu, khususnya bayi, balita, anak - anak, wanita usia subur, dan ibu hamil. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular yaitu balita.
Imunisasi dasar pada balita melindungi balita tehadap beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Seseorang balita di imunisasi dengan vaksin yang disuntikan pada lokasi tertentu atau di teteskan melalui mulut.
Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi, setiap balita wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari; 1 dosis BCG, 3 dosis DPT - HB dan atau DPT – HB - Hib, 4 dosis Polio, 1 dosis Campak (KemenKes RI, 2015 dalam Usman, 2021).
Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9 bulan.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut karena sistem imun tubuh mempunyai sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk ke dalam tubuh maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman (Nina. S, 2018), atau usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh guna merangsang pembuatan anti bodi yang bertujuan untuk mencegah penyakit tertentu.
Berdasarkan pengamatan saat praktik selama satu bulan di Puskesmas Imogiri I hanya....orang anak yang melakukan imunisasi MR. Angka imunisasi MR di puskesmas imogiri cukup tinggi menujukkan bahwa masyarakat di kecamatan imogiri sudah mengetahui secara baik tentang imunisasi MR sehingga yang terpapar penyakit campak tidak ada, dilihat dari data 2022 di puskesmas imogiri tidak ada yang terpapar penyakit campak. Dengan latar belakang tersebut penulis mengambil kasus anak A untuk memberikan asuhan imunisasi yang sesuai sebagai pencegahan penyebaran dari penyakit campak.
B.Tujuan umum dan khusus 1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11
hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
b. Mampu melakukan intrpretasi data kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
d. Mampu melakukan antisipasi tindakan segera pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
e. Mampu melakukan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
f. Mampu melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
g. Mampu melakukan evalusasi hasil asuhan kebidanan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
C.Manfaat (harus ada kebidanan apa tidak) 1. Bagi Puskesmas Imogiri I
Sebagai acuan dalam melakukan asuhan kebidanan bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
2. Bagi Klien
Mendapatkan asuhan yang tepat pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengaN imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
3. Bagi mahasiswa
Bisa mengaplikasikan ilmu asuhan bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
BAB II TINJAUAN TEORI A. Balita
1. Pengertian
Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun), (Yuliawati, D. 2021).
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan.Konsumsi makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga konsumsi makanan berpengaruh besar terhadap status gizi anak untuk mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Ariani, 2017).
2. Klasifikasi
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.
Menurut Sediaotomo (2010), balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak pra sekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan
sudah bertambah baik, namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan pasa masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak pada periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang kembali, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
B. Imunisasi MR (Measles Rubella) 1. Pengertian
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit. yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit tertentu (Depkes, 2016).
Vaksin MR atau Measles and Rubella vaccine adalah vaksin untuk mencegah measles (campak) dan rubella (campak Jerman). Campak dan rubella disebabkan infeksi virus yang berbeda, tetapi sama-sama bisa menular melalui udara yang terkontaminasi virus. Vaksin MR merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib diberikan kepada anak mulai dari usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun. Vaksin MR mengandung virus yang telah dilemahkan. Penyuntikan vaksin MR akan membantu tubuh mengenal dan membentuk kekebalan (antibodi), sehingga mampu melawan virus penyebab measles dan rubella.
2. Tujuan
Tujuan dari pemberian imunisasi MR ini adalah untuk mencegah anak terkena penyakit campak. Vaksin MR merupakan vaksin hidup yang sudah dilemahkan dalam bentuk serbuk dan pelarutnya. Vaksin MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun (Ditjen P2P, 2016).
Millenium Development Goal 4 mempunyai tujuan khusus yaitu mengurangi angka kematian bayi dibawah usia 5 tahun. Terdapat
beberapa kelompok yang termasuk antivaksin, umumnya mengabaikan pencegahan penyakit dan hanya mengutamakan kuratif.
3. Dosis dan jadwal pemberian imunisasi MR (measles rubella)
Vaksin MR merupakan salah satu jenis vaksinasi wajib untuk anak. Sesuai anjuran imunisasi yang dikeluarkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), jadwal penyuntikan vaksin MR bisa dilakukan sejak anak berusia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun. Vaksin ini juga boleh diberikan kepada orang dewasa yang belum divaksinasi dengan vaksin MR. Anak yang mendapat dosis vaksin MR pertama saat berusia 9 bulan akan mendapatkan dosis kedua saat berusia 18 bulan, dan akan mendapatkan dosis ketiga saat berusia sekitar 6 tahun.Untuk mencegah campak dan rubella, dosis vaksin MR untuk anak dan orang dewasa adalah 0,5 ml. Obat diberikan melalui suntikan ke kulit (suntikan subkutan) atau suntikan ke otot (suntikan intramuskular).
4. Cara pemberian imunisasi MR (measles rubella)
Vaksin MR akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Penyuntikan dilakukan pada lengan atas.Sesudah menerima vaksin MR, anak atau orang yang divaksinasi harus menunggu selama 30 menit di tempat layanan vaksinasi. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). KIPI adalah semua keluhan atau kondisi medis yang mungkin berkaitan dengan vaksinasi, termasuk reaksi alergi terhadap kandungan vaksin dan efek samping vaksin.
Penyimpanan vaksin MR dilakukan oleh petugas vaksin sesuai standar prosedur operasional. Vaksin dan pelarut vaksin perlu disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 2–8° C dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
5. Efek samping dari imunisasi MR (measles rubella)
Vaksin MR aman dan jarang menimbulkan efek samping berbahaya.
Namun, pada beberapa orang bisa muncul keluhan, seperti demam, ruam, bengkak, atau nyeri di area penyuntikan. Umumnya, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya atau bisa dilakukan perawatan sendiri seperti kompres air hangat. Jika keluhan tidak kunjung membaik atau semakin memburuk lakukan pemeriksaan ke dokter. Selain itu, Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan bengkak di bibir
atau kelopak mata, ruam yang gatal dan meluas, atau sulit bernapas.
C. Manajemen kebidanan menurut Varney 1. Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis, diawali dari pengkajian data (data subjektif dan objektif) dianalisis sehingga didapatkan diagnosa kebidanan aktual dan potensial, masalah dan kebutuhan, adanya perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi (Varney, 2004).
2. Manajemen asuhan kebidanan menurut varney
a. Langkah pertama adalah pengumpulan data dasar
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesis (biodata, riwayat imunisasi , riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan , pola kebutuhan sehari-hari ), pemeriksaan fisik (data fokus), pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium).
b. Langkah kedua adalah intepretasi data
Identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Pada langkah ini bidan harus berpikir kritis agar diagnosa yang ditegakkan benar-benar tepat.
c. Langkah ketiga adalah mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial.
Hal ini berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, pada langkah ini bidan juga melakukan pikiran kritis sehingga bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial benar-benar terjadi.
d. Langkah ke empat yaitu mengidentifikasikan kebutuhan dan tindakan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
e. Langkah kelima adalah perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini pikiran kritis dari bidan untuk meyakinkan klien sangatlah diperlukan karna akan menentukan langkah selanjutnya.
f. Langkah keenam adalah pelaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana).
g. Langkah ke tujuh adalah evaluasi.
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
BAB III TINJUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SEHAT
AN. A UMUR 9 BULAN 11 HARI DENGAN IMUNISASI MR DI PUSKESMAS IMOGIRI I
No. RM : 025 xxx xx
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Juni 2023
Waktu/Tempat Pengkajian : 09.00 WIB/ Poli KIA Puskesmas Imogiri I
A. PENGKAJIAN Tgl/Jam : 21-06-2023/09.00 WIB 1. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas
Anak
Nama : An. A
Tanggal lahir : 10 - 09 - 2022 Umur : 9 bulan 11 hari Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Mangunan RT 17
Ibu Suami
Nama : Ny. F Nama : Tn. H
Umur : 26 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Mangunan RT 17 Alamat :
Mangunan
No. HP : 0871 xxx xxx No. HP
: -
b. Alasan datang
Ibu mengatakan membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal.
c. Keluhan utama
Ibu mengtaakan anaknya dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan lain.
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan dalam 1 bulan terakhir anaknya tidak sedang menderita penyakit apapun.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini anaknya dalam keaadan sehat dan tidak ada keluhan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya dan suaminya tidak ada yang pernah menderita penyakit menular seperti TBC, menurun seperti DM, dan kronis seperti jantung.
e. Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi: Tanggal:
BCG 12-10-2022
IPV I, PB I, PCV I 16-11-2022 IPV II, PB II, PCV II 14-06-2022
IPV II, PB III 14-01-2023
f. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari 1) Nutrisi
Makan : MP – ASI
Porsi : 3 kali/hari Minum : ASI, Air putih Porsi : 5-6 kali/hari 2) Eliminasi
BAB : 1-2 kali/hari, lembek BAK : 5-6 kali/hari, kuning jernih 3) Istirahat dan Aktivitas
Istirahat : 2-3 jam disiang hari, malam 7-9 jam Aktivitas : menyusu, bermain, tidur
4) Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Ganti baju : 2 kali/hari atau baju di ganti jika kotor 2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : S = 35,7 derajat celsius R = 35 kali/menit Berat badan : 9,5 kg
Panjang Badan : 72 cm b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, tidak ada benjolan abnormal
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, normal Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih Hidung : bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip Mulut : bersih, lembab, tidak ada kelainan
Leher : tidak ada benjolan abnormal
Dada : simetris, tidak ada retraksi saat bernafas
Ekstremitas: kaki dan tangan simetris, bersih, jari-jari lengkap Abdomen : bersih, tidak ada kelainan
Genetalia : bersih, terdapat lubang penis
Anus : bersih, tidak ada haemoroid c. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
B. INTERPRETASI DATA 1. Diagnosa Kebidanan
Seorang balita umur 9 bulan 11 hari keaadan sehat dan normal dengan imunisasi MR.
Data Dasar Data Subjektif :
Ibu mengatakan membawa anaknya untuk diimunisasi sesuai jadwal.
Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat.
Ibu mengatakan anaknya bernama A umur 9 bulan 11 hari.
Data Objeksif :
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : S = 35,7 derajat celsius, R = 35 kali/menit Berat Badan : 9,5 kg
Panjang Badan : 72 cm
Pemeriksaan fisik : Semua dalam keadaan normal 2. Masalah
Tidak ada 3. Kebutuhan
Tidak ada
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Bisa terjadi demam selama 1 hari setelah penyuntikan.
D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA Tidak ada
E. PERENCANAAN Tgl/Jam : 21 -06-2023/09.00 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan 2. Jelaskan pada ibu imunisasi MR
3. Beritahu ibu efek samping imunisasi MR dan cara penangannya 4. Lakukan informed consent dengan ibu bayi
5. Berikan Imunisasi MR pada bayi A 6. Beritahu kunjungan ulang
7. Lakukan pendokumentasian
F. PELAKSANAAN Tgl/Jam : 21-06-2023/09.10 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : S = 35,7 derajat celsius, R = 35 kali/menit Berat Badan : 9,5 kg
Panjang Badan : 72 cm
2. Menjelaskan pada ibu imunisasi MR
Vaksin MR atau Measles and Rubella vaccine adalah vaksin untuk mencegah measles (campak) dan rubella (campak Jerman).
Campak dan rubella disebabkan infeksi virus yang berbeda, tetapi sama-sama bisa menular melalui udara yang terkontaminasi virus. Vaksin MR merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib diberikan kepada anak mulai dari usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun. Vaksin MR mengandung virus yang telah dilemahkan. Penyuntikan vaksin MR akan membantu tubuh mengenal dan membentuk kekebalan (antibodi), sehingga mampu melawan virus penyebab measles dan rubella.
3. Memberitahu ibu efek samping dan penangannya.
Vaksin MR aman dan jarang menimbulkan efek samping berbahaya. Namun, pada beberapa orang bisa muncul keluhan, seperti demam, ruam, bengkak, atau nyeri di area penyuntikan, namun dapat diatasi jika efek sampingnya masih ringan dengan melakukan kompres air hangat pada area penyuntikkan.
Umumnya, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya. Jika keluhan tidak kunjung membaik atau semakin memburuk lakukan pemeriksaan ke dokter. Selain itu, Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat yang bisa
ditandai dengan bengkak di bibir atau kelopak mata, ruam yang gatal dan meluas, atau sulit bernapas.
4. Melakukan informed consent
Melakukan informed consent dengan ibu bayi bahwa ibu bersedia dilakukan penyuntikan imunisasi pada anaknya dengan menandatangani surat informed consent.
5. Memberikan imunisasi MR pada bayi A Persiapan diri :
a. Handscoon b. APD lengkap Persiapan alat : a. ADS 0.5 cc b. Vaksin MR c. Bengkok
d. Kom berisi kapas DTT e. Bak instrumen
f. Safetybox Prosedur kerja :
a. Mempersilahkan klien masuk
b. Melakukan pendataan bayi, pengukuran berat badan, timggi badan dan suhu
c. Memeriksa catatan riwayat kesehatan bayi.
d. Menyatakan kontrak waktu.
e. Menjaga privasi f. Menyiapkan alat
g. Mencuci tangan 6 langkah dan memakai handscoon Memastikan 6 benar:
Benar pasien : An. A Benar obat : MR
Benar dosis : 0,5 ml
Benar cara : 1/3 lengan kiri atas secara subkutan 45 derajat Benar waktu : Rabu, 21 Juni 2023
Benar pendokumentasian
h. Masukan obat MR ke ADS 0,5 cc dengan dosis 0,5 ml
dengan pemberian secara subcutan/45 derajat.
i. Posisikan anak dipangkuan ibu
j. Siapkan area penyuntikan yaitu di 1/3 lengan kiri atas anak k. Bersihkan area penyuntikan, yaitu 1/3 bagian lengan kiri atas
dengan kapas alkohol
l. Mencubit sedikit area lengan kiri yang akan di suntikkan m. Masukkan jarum berisi obat MR dosis 0,5 ml kedalam kulit
yang di jepit dengan sudut 45 derajat
n. Mendorong pangkal piston dengan ibu jari tangan kanan o. Menarik spuit setelah vaksin habis dengan hati-hati sambil
menekan lokasi penyuntikkan dengan kapas alkohol, membuang ADS ke safety box.
p. Beritahu ibu penyuntikkan telah selesai q. Merapikan anak dan merapikan alat
r. Melepas handscoon dan mencuci tangan 6 langkah 6. Memberitahu untuk kunjungan ulang
Memberitahu ibu bayi untuk kunjungan ulang saat anaknya berumur 1 tahun (12 bulan) untuk mendapatkan imunisasi PCV 3 atau tepatnya tanggal 13 september 2023 sesuai jadwal untuk imunisasi.
7. Melakukan pendokumentasian
Melakukan pendokumentasian pada buku KIA, Buku RM, dan DGS.
G. EVALUASI Tgl/Jam : 21-06-2023/09.20 WIB
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan 2. Ibu mengetahui tentang imunisasi MR
3. Ibu mengetahui efek samping imunisasi MR dan tahu cara penangannya
4. Ibu bersedia menandatangi informed consent 5. Imunisasi MR telah diberikan
6. Ibu bersedia membawa bayinya untuk kunjungan ulang 7. Dokumentasi telah dilakukan
BA B IV PEMBAHASAN A. Gambaran tempat asuhan
Asuhan Kebidanan pada bayi A dengan imunisasi campak dilakukan di poli KIA Puskesmas Imogiri I pada hari Rabu 21 Juni 2023 Pukul 09.00 WIB.
B. Pembahasan (Yang di bahas sesuai langkah varney = 7 poin)
Berdasarkan asuhan balita sehat yang sudah penulis lakukan pada An. A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I pada tanggal 21 Juni 2023 dengan menerapkan manajemen kebidanan, maka penulis akan membahas antara teori dan pelaksanaan teori, maka di dapatkan hasil sebagai berikut: Imunisasi MR pada tanggal 21 Juni 2023 An. A datang dibawa ibunya untuk imunisasi MR sesuai jadwal imunisasi di Puskesmas Imogiri I.
Pada pemeriksaan didapatkan hasil Berat badan 9,5 kg, Panjang Badang 72 cm, Suhu 37,5 derajat celsius, Pernafasan 35 kali/menit, dan tidak ada kelainan pada fisik bayi, dan tidak di lakukan pemeriksaan penunjang. Sesuai hasil pemeriksaan kondisi anak dalan keadaan sehat (tidak demam dan tidak ada KIPI).
Maka dari itu imunisasi bisa dilakukan, Yuningsih, R. (2017).
Dalam mendiagnosa dan indentifikasi masalah tidak ada perbedaan karena diagnosa diambil dari prosedur anamnesa, pada kasus An. A tidak ada masalah yang muncul. Dalam teori juga disebutkan bahwa keluhan dari imunisasi MR hanya 15% kemungkinan terjadi KIPI setelah imunisasi MR.
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya diagnosa potensial karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa An. A dalam
keadaan sehat dan baik. Dalam antisipasi masalah dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan khusus cepat dan segera untuk menangani An. A agar tidak terjadi kegawatdaruratan dan pada kasus ini tidak ada tanda-tanda yang mengancam jiwa.
Pada perencanaan dan implementasi di Puskesmas tidak ada perbedaan pada teori dan praktik, semua dilakukan sesuai dengan SOP, pada tahap evaluasi juga tidak ada perbedaan antara teori dan praktik dimana dalam praktik langkah-langkah tersebut disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga tujuan dilakukan asuhan kebidanan An. A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan Praktik Klinik Kebidanan pada An. A di Puskesmas Imogiri I dari tanggal 12 Juni sampai 8 Juli 2023 dengan mengacu pada tujuan yang dicapai maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan yang telah dilakukan mahasiswa mampu melakukan hasil pengkajian data subjektif dan data objektif pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
2. Berdasarkan yang telah dilakukan mahasiswa mampu melakukan interpretasi data kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
3. Berdasarkan yang telah dilakukan mahasiswa mampu melakukan diagnosa potensial pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
4. Berdasarkan yang telah dilakukan mahasiswa mampu melakukan antisipasi tindakan segera pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
5. Berdasarkan yang telah dilakukan mahasiswa mampu melakukan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
6. Berdasarkan yang telah dilakukan mahasiswa mampu melakukan
pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
7. Berdasarkan yang telah dilakukan mahasiswa mampu melakukan evalusasi hasil asuhan kebidanan pada bayi balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR di Puskesmas Imogiri I.
B. Saran (BERKAITAN DENGAN APA YG DI TEMUKAN DI PEMBAHASAN) 1. Bagi Pasien
Diharapkan ibu dari pasien dapat berkonsultasi seperti menanyakan hal-hal yang mungkin kurang jelas terkait imunisasi MR kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
2. Bagi Puskesmas Imogiri I
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan imunisasi yang meliputi KIE mengenai imunisasi yang akan di lakukan sehingga ibu dari pasien mengetahui apa saja efek samping dan manfaat dari imunisasi yang di lakukan.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menggunakan kesempatan belajar saat Praktik di Puskesmas Imogiri I setelah melakukan asuhan kebidanan pada balita sehat anak A umur 9 bulan 11 hari dengan imunisasi MR dengan baik dan dapat mengambil ilmu yang mungkin tidak bisa di dapatkan di tempat lain mengenai imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Afdila, R., & Hrp, L. K. S. (2023). Penyuluhan Penyakit Campak Didesa Paya Bujok Beuramoe Kec. Langsa Barat Kota Langsa. Jurnal Pengabdian Masyarakat Darussalam, 2(1), 38-41.
Eka Satria, G. (2023). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TAMBAHAN MEASLES DAN RUBELLA (MR) PADA ANAK USIA 9 BULAN SAMPAI 12 TAHUN PADA PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUNGKUR AGUNG KECAMATAN KELUA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2022 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB)
II, B. A. Konsep Dasar kasus 1. Balita A. Pengertian Balita.
Kemenkes RI. Status campak dan rubella saat ini di indonesia. World Heal Organ.
Published online 2018:2013-2014. doi:10.1126/science.1218377
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2020.https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil- kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI Mulyani, Nina Siti. (2018). Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta: Nuha Medika. PIOGMA.
Setyaningsih, P. H., Holidah, H., Haryanto, S., Rahayu, D., Panjaitan, E. M., Maryam, S., ... & Prahesti, S. M. (2023). Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Campak Di Wilayah UPTD Puskesmas Pamulang Pada Usia 0 Sampai 59 Bulan. JAM: JURNAL ABDI MASYARAKAT, 4(1), 59-64.
WHO, “Organisasi Kesehatan Dunia,” www.depkes.go.id (25 Februari 2018), 2015
Yuningsih, R. (2017). Pro-Kontra Imunisasi Campak-Rubela. Majalah Info Singkat, 9(16).
LAMPIRAN-LAMPIRAN