• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S DENGAN DIAGNOSA MEDIS HEPATITIS DI RUANG MELATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S DENGAN DIAGNOSA MEDIS HEPATITIS DI RUANG MELATI "

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) pada Akademi Keperawatan Kerta Ilmu Sidoar. Disebutkan bahwa makalah penelitian tersebut berjudul: “Keperawatan pada klien dengan diagnosa medis hepatitis di ruang melati RSUD Bangil Pasuruan. Oleh karena itu, surat ini saya berikan dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya siap menerima sanksi.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Bapak Pada Penyelesaian Program D3 Keperawatan Akper Kerta Pakar Sidoarjo. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat-Nya sehingga artikel ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.Pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan artikel ilmiah ini tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa artikel ilmiah ini masih belum mencapai kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan penulis mengucapkan terima kasih apabila para pembaca bersedia memberikan masukan, baik berupa kritik maupun saran demi kesempurnaan artikel ilmiah ini.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Anna (2011), virus hepatitis B merupakan virus yang harus diwaspadai karena 100 kali lebih menular dibandingkan HIV dan 10 kali lebih mudah menular dibandingkan hepatitis C. Hj Ani Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 20 juta penderita hepatitis B dan C di Indonesia, dan setengah dari penderita tersebut berpotensi terkena penyakit hati kronis (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Selain itu, india merupakan negara ketiga dengan penderita hepatitis terbanyak setelah China dan India (Bararah, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, ditemukan pasien hepatitis di RSUD Bangil Pada. Penyebab penyakit hepatitis adalah virus hepatitis A, B, C dan D atau virus lainnya yaitu cytomegalovirus, Epstain, Barr dan rubella. Diantaranya, hepatitis A biasanya menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.

Kemudian hepatitis B dapat menular melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B seperti darah, cairan vagina, dan air mani. Melihat kondisi di atas, penulis selaku perawat berpendapat bahwa angka kejadian penyakit hepatitis di Indonesia sangat tinggi, dan jika angka kejadian tersebut tidak ditekan dan tidak segera ditangani maka akan timbul permasalahan, antara lain peningkatan jumlah penyakit. penderita hepatitis. pada akhirnya akan meningkatkan angka kematian.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum

Manfaat

Studi literatur mengkaji buku-buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan masalah yang sedang dibahas. Bab 2 akan menjelaskan konsep teoritis penyakit hepatitis dan keperawatan.

Konsep Penyakit .1 Definisi .1 Definisi

  • Patofisiologi
  • Manifestasi Klinik
  • Komplikasi
  • Pengobatan
  • Penatalaksanaan

Infeksi virus Virus Hepatitis B (HBV) adalah virus berselubung ganda yang berukuran 42 juta. Penularannya melalui darah atau produk darah, air liur, air mani, keputihan. Ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B dapat menularkan virus kepada bayinya pada masa inkubasi persalinan 40-180 hari dengan rata-rata 75 hari. Faktor risiko dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan ahli terapi pernapasan, staf dan pasien di unit hemodialisis, obat-obatan pengguna, yang bersama-sama menggunakan jarum suntik atau antara pasangan seksual pria heteroseksual dan homoseksual. Peradangan yang menyebar ke hati (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia.Unit fungsional dasar hati disebut lobulus, dan unit-unit ini unik untuk peradangan di hati, suatu pola gangguan normal. fungsi hati Gangguan dan kerusakan sel hati serta menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel hati. Setelah tanggal kadaluarsa, sel-sel hati yang rusak akan dikeluarkan dari hati. Munculnya penyakit kuning merupakan akibat dari kerusakan sel parenkim hati.Meski jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi di hati tetap normal, namun akibat rusaknya sel hati dan saluran empedu intrahepatik, terdapat masalah pada pengangkutan bilirubin ke dalam. hati. Selain itu juga terdapat masalah konjugasi, sehingga bilirubin tidak terekskresi sempurna melalui saluran hepatik, karena terjadi retensi (akibat rusaknya sel ekskresi) dan regurgitasi pada saluran, empedu belum terkonjugasi. (bilirubin langsung).Jadi, penyakit kuning yang terjadi di sini terutama disebabkan oleh masalah transportasi dan ekskresi konjugasi bilirubin (Smeltezer & Bare, 2002).

Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan akhirnya mencapai hati. Di sini agen penular tetap ada dan menyebabkan peradangan dan kerusakan sel hati (hal ini terlihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). Akibat kerusakan ini. terjadi penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin yang mengakibatkan gangguan fungsi hepatosit dan menyebabkan penyakit kuning. Peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehingga menimbulkan gejala kurang nafsu makan (anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah menetralisir racun. . Jika racun yang masuk berlebih atau tubuh mengalami respon hipersensitivitas, maka akan merusak hati itu sendiri dengan mengurangi fungsinya sebagai kelenjar terbesar untuk menetralisir racun (Syaifuddin, 2006). Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan akibat infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (kemunculan pertama), mual, muntah, nyeri pada perut bagian kanan atas (ulu hati). Nyeri seluruh badan terutama pinggang dan bahu serta rasa tidak enak badan, mudah tersinggung terutama pada sore hari, suhu badan naik sekitar 39% C berlangsung 2-5 hari, pusing, nyeri sendi Keluhan gatal hebat pada virus hepatitis B. Urin berwarna teh kental, feses pucat. penurunan suhu tubuh disertai bradikardia.Ikterus pada kulit dan sklera terus meningkat pada minggu pertama, kemudian berlanjut dan berkurang hanya setelah 10-14 hari. Kadang disertai rasa gatal di sekujur tubuh, rasa lesu dan lelah sangat terasa. selama 1-2 minggu.

Dimulai ketika gejala penyakit kuning hilang, mual, nyeri pada ulu hati, diikuti nafsu makan meningkat, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya penyakit kuning.Warna urin tampak normal, pasien mulai merasa segar kembali. tapi dia lemah dan cepat lelah. . Infeksi fecal-oral melalui menelan makanan yang terkontaminasi, kontak dengan orang sakit melalui kontaminasi wajah pada makanan atau air minum, atau dengan memakan kerang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan benar.

Dampak Masalah .1 Dampak Ekonomi

Asuhan Keperawatan .1 Pengkajian

  • Pemeriksan fisik
  • Diagnosa Keperawatan
  • Perencanaan
  • Implemntasi
  • Evaluasi

Inspeksi : bentuk dada simetris, alat pernafasan tidak ada, irama pernafasan teratur, nyeri dada tidak ada, sianosis. Inspeksi: sklera tampak ikterik, konjungtiva berwarna merah muda, tidak ada ptosis, pertumbuhan bulu mata baik, respon pupil terhadap cahaya isokhorik, ketajaman penglihatan baik, tidak ada alat bantu yang digunakan. 4 Resiko rusaknya integritas kulit berhubungan dengan gatal pada kulit Tujuan : Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan rasa gatal pada kulit klien berkurang.

Bila diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, ajarkan dan bantu klien untuk istirahat. Pada diagnosis intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan dirinya untuk melanjutkan aktivitas. Klien mampu meningkatkan toleransi aktivitas. Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun 2. Pembedahan : Pasien mengatakan belum pernah menjalani operasi 3. Alergi : Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi 4. Jenis alergi : Tidak ada.

Tabel  3.2  Analisa  pada  Tn.S  dengan  diagonsa  medis  Hepatitis  di  ruang          melati
Tabel 3.2 Analisa pada Tn.S dengan diagonsa medis Hepatitis di ruang melati

PEMBAHASAN

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
    • Diagnosa keperawatan berdasarkan tinjauan pustaka, terdapat tujuh diagnosa keperawatan, antara lain
    • Diagnosa Keperawatan pada tinjauan kasus
    • Prioritas diagnosa keperawatan pada studi kasus
  • Intervensi
  • Implementasi
  • Evaluasi

Dalam penelitian identitas, terdapat kesenjangan antara kasus dan tinjauan kasus serta tinjauan literatur. Dalam tinjauan literatur, jenis kelamin yang paling umum terkena Hepatitis adalah laki-laki, sedangkan dalam studi kasus diperoleh data pasien yang menderita sakit perut. Pada gambaran kasus terdapat gap dengan tinjauan literatur, karena pada gambaran kasus keluhan utama hanya mengenai data nyeri pada perut kanan atas. Dalam penelusuran literatur diperoleh data yang berkaitan erat dengan penyakit keturunan dan riwayat penyakit menular terutama yang berkaitan dengan penyakit pencernaan.

Sedangkan tinjauan kasus menunjukkan pasien memiliki nafsu makan yang cukup, 4 sendok makan, minum air putih sebanyak 800 cc, berat badan berkurang, dan mengalami anemia konjungtiva. Berdasarkan pengamatan peneliti, terdapat gap antara case review dan literatur review karena pada literatur review ditemukan data pasien dengan gejala mual, muntah, dan anoreksia, sedangkan pada literatur review ditemukan data pasien konjungtiva anemia dan penurunan nafsu makan akibat penyakit. kelelahan. . Pada pemeriksaan B2 (Darah) menurut Wiliam (2011), penelitian literatur menunjukkan bahwa data pemeriksaan menunjukkan tidak ada sianosis, tidak ada edema, dan tidak ada jari tabuh.

Karena pasien tidak mengalami kejang, tidak ada kaku leher, sehingga case review dan literatur review tidak menjadi masalah. Menurut penulis, pada studi kasus tidak ditemukan adanya perbedaan pada tinjauan pustaka yang ada, sehingga studi kasus dan tinjauan pustaka tidak mempunyai permasalahan. Menurut penulis, tinjauan kasus menemukan masalah yang sama, akibat nyeri di area perut, seperti ditusuk.

Pada pemeriksaan B6 (Tulang) menurut Wiliam (2011), tinjauan literatur menunjukkan bukti kuku kuning, kulit pucat, lemas. Sedangkan pada case review data kemampuan gerak bebas sendi dan anggota badan (ROM), kekuatan otot 5-5-5-5, tidak ada patah tulang, tidak ada dislokasi, kulit. Menurut penulis, hal tersebut dikarenakan dalam peninjauan kembali kasus tersebut tidak ada perubahan pada kuku kuning tersebut.

Menurut hemat penulis, pada tinjauan pustaka terdapat kesamaan antara studi kasus, karena skleranya berwarna kuning. Menurut penulis, pada studi kasus tidak ditemukan adanya perbedaan pada tinjauan pustaka yang ada, sehingga studi kasus dan tinjauan pustaka tidak mempunyai permasalahan. Dalam tinjauan literatur, perencanaan menggunakan kriteria hasil yang mengacu pada pencapaian tujuan, sedangkan dalam hal perencanaan tinjauan menggunakan tujuan dalam intervensinya.

PENUTUP

Simpulan

Saran

Kemudian saring ramuan Obat Hepatitis Alami tersebut, minumlah pada pagi hari sebelum diminum. Obat hepatitis alami dengan dua buah tomat matang dan gula pasir secukupnya. Ambil tiga buah mengkudu matang dan segenggam kulit mengkudu, satu lembar daun pisang, selembar kain, cuka secukupnya.

Aturan pembuatannya adalah dengan mencuci buah mengkudu, lalu memarutnya dan memerasnya dengan selembar kain. Dan untuk pemakaian luar, tumbuk kulit mengkudu hingga halus, lalu masukkan sedikit cuka. Dan untuk kondisi hangat, tempelkan bungkusan tersebut pada area perut bagian kanan atas yang mengalami pembengkakan liver.

Gambar

Tabel  3.2  Analisa  pada  Tn.S  dengan  diagonsa  medis  Hepatitis  di  ruang          melati
Tabel  3.3  Rencana  Tindakan  Keperawatan  pada  Tn.S  dengan  diagnosa  medis  Hepatitis diruang Melati
Tabel 3.4 Implementasi Keperawatan Pada Tn.S Dengan Diagnosa Medis  Hepatitis DiRuang Melati
Tabel 3.5 Evaluasi Keperawatan pada Tn S dengan Hepatitis

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran Concept Sentence yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran menelaah struktur, kebahasaan dan