• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Keluarga Anak dan Remaja

N/A
N/A
Damai Antar Suku Pakaya

Academic year: 2024

Membagikan "Asuhan Keperawatan Keluarga Anak dan Remaja"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

“ANAK DAN REMAJA”

Dosen Pengampu : Dr. Zainuddin, M.Kep

DISUSUN

KELOMPOK 3 | KEPERAWATAN B Moh. Fajar R. Ishak 841421093

Nur Mawadah Djano 841421052

Indriani Nuraini Dupamana 841421057 Damai Antar Suku Pakaya 841421075

Astrid Dunaya 841421079

Alya Nur Azmi Antuli 841421087

JURUSAN S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2024

(2)

i KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan (ASKEP).

Tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dari beberapa sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan Asuhan Keperawatan (ASKEP) ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada beberapa sumber yang telah membantu dalam pembuatan Asuhan Keperawatan (ASKEP) ini dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini Dr. Zainuddin, M.Kep

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan dan cara pengeditan kerapian dalam tugas ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen pengampu mata kuliah dan pembaca agar kami dapat memperbaiki Asuhan Keperawatan (ASKEP) ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk banyak orang dan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap para pembaca.

Gorontalo, 26 April 2024

Penyusun

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Masalah ... 2

SKENARIO “ANAK DAN REMAJA” ... 3

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ... 4

2.1. Pengkajian ... 4

2.2. Analisi Data ... 12

2.3. Diagnosa Keperawatan ... 14

2.4. Tabel Skoring ... 15

2.5. Intervensi Keperawatan ... 19

BAB III PENUTUP ... 31

3.1. Kesimpulan ... 31

3.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia terdapat dua proses kejiwaan yang terjadi, yaitu pertumbuhan dan perkembangan yang biasanya disingkat dengan tumbuh kembang.

Pada umumnya istilah pertumbuhan dan perkembangan digunakan secara bergantian.

Padahal kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung antara satu sama lain. Kedua proses itu tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan untuk memperjelas penggunaanya antara tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Sendangkan Proses perkembangan bersifat kualitatif.

menurut Warner (1957) berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada keadaan diferensiasi,artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap.

Proses diferensiasi bersifat totalitas pada diri anak bahwa bagian-bagian penghayatan totalitas itu lambat laun semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan. Selama perkembangannya, individu akan tetap menerima dan memperoleh hal-hal baru, terutama yang berhubungan dengan kehidupan psikisnya. Sebab pada diri manusia terdapat naluri dan kebutuhan untuk memperoleh dan mengetahui sesuatu. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akan timbul rasa kecewa dan penderitaan secara psikis (kejiwaan). Kebutuhan psikis anak merupakan kegiatan yang selalu meningkat seperti yang terlihat pada sikap atau tingkah laku anak begitupun dengan remaja yang sering terlihat sifat bosan terhadap sesuatu dan ingin selalu melakukan dan memperoleh hal baru yang ada di lingkungannya.

Keluarga merupakan tempat yang penting untuk perkembangan anak secara fisik, emosi, spritual, dan sosial. Menurut Soedarjito (2017) keluarga merupakan pusat pendidikan pertama yang dikenal anak, keluarga mempunyai peran mensosialisasikan adat istiadat, kebiasaan, peraturan, nilai-nilai, atau tata cara kehidupan. Keluarga merupakan satu kesatuan lingkungan sosial pertama bagi anak dan tempat mendapatkan anak perlindungan, kasih sayang serta rasa aman dan kebutuhan yang lainnya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan itu perlu diimbangi dengan kualitas dan

(5)

2 intensitas hubungan sehingga ketidakberadaan kedua orang tuanya baik ayah maupun ibu tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis oleh anak.

Peran orang tua dan pendidik pada dasarnya mengarahkan anak-anak sebagai generasi unggul, karena potensi anak tidak akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tampa bantuan orang tua dan orang yang ada disekitarnya. Orang tua memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk anak guna memotivasi anak agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan nanti.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja?

1.3. Tujuan Masalah

Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja

(6)

3 SKENARIO

“ANAK DAN REMAJA”

Pada saat dilakukan pengkajian pada keluarga Ny. A dan didapatkan bahwa keluarga Ny.

A terdiri dari Tn. E (50 th) suami dari Ny. A (40 th) mempunyai dua orang anak, An.W (14 th) laki- laki kelas 2 SMP dan anak ke dua An.S (10 th) perempuan kelas 4 SD. Ny. A mengatakan bahwa, An. W sering ketahuan merokok dirumah, ibu juga mengatakan sering menegur akan tetapi An. W tidak mendengarkan. Ibu klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pengusaha dagang dan suaminya pengusaha aluminium, orang tua klien hanya dirumah waktu pagi sebelum bekerja dan malam hari ketika pulang bekerja, oleh karena itu An. W mengatakan tidak sering berkomunikasi bersama kedua orang tuanya dan merasa jarang mendapat perhatian dari orang tua. Karena hal tersebut, ibu mengatakan seringkali muncul konflik antara orang tua dan An. W karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya.

Pada masalah lain, Ny A mengatakan bahwa An. S sering mengalami sakit perut yang terus-menerus dan BAB Cair, terutama setelah makan. BAB yang dialami terjadi 4x dalam sehari. Selain itu Ny. N juga mengatakan sedikit resah dengan lingkungan rumahnya yang dekat dengan pembuangan sampah, membuat Ny. N takut akan dampak kesehatan keluarganya karena beberapa dari anak tetangganya sudah terkena diare akibat sering berinteraksi dilingkungan tempat sampah tersebut.

Ny. A mengatakan An. S adalah seorang siswa kelas 4 SD yang aktif dalam kegiatan sekolah dan olahraga. Dia selalu tertarik untuk bermain sepak bola dengan teman-temannya.

Namun, beberapa bulan terakhir, An. S sering absen sekolah karena seringnya sakit perut yang dialaminya. An. S juga mengeluhkan penurunan nafsu makan dan kesulitan berkonsentrasi saat belajar.

(7)

4 BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 2.1. Pengkajian

DATA UMUM KELUARGA

1. Nama Kepala Keluarga : Tn.E

2. Umur : 50 Tahun

3. Agama : (tidak terkaji) 4. Pendidikan : (tidak terkaji)

5. Pekerjaan : Pengusaha aluminium

6. Suku / bangsa : Indonesia 7. Alamat : (tidak terkaji) 8. Komposisi keluarga :

No Nama Umur Sex TTL Pendidikan Pekerjaan Ket 1.

2.

3.

4.

Tn.E Ny. A An. W An. S

50 th 40 th 14 th 10 th

L P L P

- - - -

- - SMP

SD

Pengusaha Pedagang

- -

- - - -

9. Tipe keluarga : Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas suami, istri dan anak.

10. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki : Garis Pernikahan : Perempuan : Garis Keturunan

11. Sifat keluarga:

a. Pengambilan keputusan

Kepala keluarga (suami/ayah) sebagai pengambil keputusan dalam keluarga

(8)

5 b. Kebiasaan hidup sehari-hari

1) Kebiasaan tidur / istirahat : (tidak terkaji) 2) Kebiasaan rekreasi : (tidak terkaji)

3) Kebiasaan makan keluarga : (tidak terkaji) 12. Status social ekonomi keluarga

Sumber pendapatan keluarga berasal dari penghasilan kepala keluarga (suami/ayah) dan istri (ibu) yang bekerja sebagai pengusaha

13. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku / bangsa ) : (tidak terkaji) 14. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama) : (tidak terkaji) RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn.E saat ini berada pada tahap Families with school children (oldest child 6-13 years), keluarga dengan anak yang telah masuk sekolah dasar (An.S) dan Families with teenagers (oldest child 13- 20 years), keluarga dengan anak yang telah remaja (An.W)

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : (tidak terkaji) 3. Riwayat keluarga inti

a. Tn.E sebagai kepala keluarga saat ini berusia 50 tahun dan bekerja sebagai pengusaha aluminium

b. Ny.A adalah istri dari Tn.E yang saat ini berusia 40 tahun dan bekerja sebagai pengusaha dagang

c. An.W (Anak 1)

Ny. A mengatakan bahwa, An. W sering ketahuan merokok dirumah, Ny.A juga mengatakan sering menegur akan tetapi An. W tidak mendengarkan. Ibu klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pengusaha dagang dan suaminya pengusaha aluminium, orang tua klien hanya dirumah waktu pagi sebelum bekerja dan sore hari ketika pulang bekerja, oleh karena itu An. W merasa jarang mendapat perhatian dari orang tua. Karena hal tersebut, ibu mengatakan seringkali muncul konflik antara orang tua dan An.

W karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya.

d. An.S (Anak 2)

(9)

6 Ny A mengatakan bahwa An. S sering mengalami sakit perut yang terus- menerus dan BAB Cair, terutama setelah makan. BAB yang dialami terjadi 4x dalam sehari. Selain itu Ny. N juga mengatakan sedikit resah dengan lingkungan rumahnya yang dekat dengan pembuangan sampah, membuat Ny.

N takut akan dampak kesehatan keluarganya karena beberapa dari anak tetangganya sudah terkena diare akibat sering berinteraksi dilingkungan tempat sampah tersebut.

Ny. A mengatakan An. S adalah seorang siswa kelas 4 SD yang aktif dalam kegiatan sekolah dan olahraga. Dia selalu tertarik untuk bermain sepak bola dengan teman-temannya. Namun, beberapa bulan terakhir, An. S sering absen sekolah karena seringnya sakit perut yang dialaminya. An. S juga mengeluhkan penurunan nafsu makan dan kesulitan berkonsentrasi saat belajar.

4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami) : (tidak terkaji) LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan) : (tidak terkaji) 2. Ventilasi dan penerangan : (tidak terkaji)

3. Persediaan air bersih : (tidak terkaji)

4. Pembuangan sampah : Sampah dibuang di tempat pembuangan sampah dekat rumah

5. Pembuagan air limbah : (tidak terkaji)

6. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air) : (tidak terkaji) 7. Denah rumah : (tidak terkaji)

8. Lingkungan sekitar rumah : Lingkungan rumah yang dekat dengan tempat pembuangan sampah

9. Sarana komunikasi dan transportasi : (tidak terkaji) 10. Fasilitas hiburan (tv, radio, dll) : (tidak terkaji) 11. Fasilitas pelayanan kesehatan : (tidak terkaji) SOSIAL

1. Karakteristik tetangga dan komunitas : (tidak terkaji) 2. Mobilitas geografis keluarga : (tidak terkaji)

(10)

7 3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga lengkap berkumpul hanya pada saat pagi dan sore saja karena Tn.E dan Ny.A hanya dirumah pada saat pagi sebelum bekerja dan saat sore setelah pulang kerja

4. System pendukung keluarga : (tidak terkaji) STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga : Anggota keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari

2. Struktur kekuatan keluarga : An.W sering merokok dan selalu ditegur oleh ibunya (Ny.A) sedangkan An.S sering sakit perut terus menerus,BAB cair terutama setelah makan,BAB yang dialami 4 kali dalam sehari,terjadi penurunan nafsu makan,sulit konsentrasi saat belajar dan di sekolah aktif kegiatan sekolah dan olahraga Ny. A takut akan dampak kesehatan keluarganya karena beberapa dari anak tetangganya sudah terkena diare akibat sering berinteraksi dilingkungan tempat sampah tersebut.

3. Struktur peran (formal dan informal)

a. Formal : Tn.E sebagai kepala keluarga dan Ny.A sebagai istri b. Informal : Tn.E dibantu istrinya dalam mencari nafkah 4. Nilai dan norma keluarga : (tidak terkaji)

FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif : (tidak terkaji) 2. Fungsi sosialisasi : (tidak terkaji) 3. Fungsi perawatan kesehatan

a. Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan : 1) Mengenal masalah kesehatan

2) Memutuskan untuk merawat 3) Mampu merawat

4) Modifikasi lingkungan

5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada 4. Fungsi reproduksi : Tn. E mempunyai 2 orang anak 5. Fungsi ekonomi : (tidak terkaji)

(11)

8 STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka panjang dan jangka pendek a. Stressor jangka panjang : (tidak terkaji) b. Stressor jangka pendek : (tidak terkaji)

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor : (tidak terkaji) 3. Strategi koping yang digunakan : (tidak terkaji)

4. Strategi adaptasi disfunsional : (tidak terkaji) RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga a. Ayah : (tidak terkaji)

b. Ibu : (tidak terkaji) c. Anak : (tidak terkaji)

2. Keluarga berencana : (tidak terkaji) 3. Imunisasi : (tidak terkaji)

4. Tumbuh kembang : (tidak terkaji)

a. Pemeriksaan tumbuh kembang anak 1) Anak 1 : (tidak terkaji)

2) Anak 2 : (tidak terkaji) 3) Dll : (tidak terkaji)

b. Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak : (tidak terkaji) PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

1. Pemeriksaan fisik bapak

a. Keadaan umum : (tidak terkaji) b. Kesadaran : (tidak terkaji) c. Tanda – tanda vital :

1) TD : (tidak terkaji) 2) N : (tidak terkaji) 3) RR : (tidak terkaji) 4) SB : (tidak terkaji) d. Kepala :

1) Rambut: (tidak terkaji)

(12)

9 2) Mata : (tidak terkaji)

3) Hidung: (tidak terkaji) 4) Telinga: (tidak terkaji) 5) Mulut : (tidak terkaji) e. Dada / Thorax :

1) I : (tidak terkaji) 2) P : (tidak terkaji) 3) P : (tidak terkaji) 4) A : (tidak terkaji) f. Perut / Abdomen :

1) I : (tidak terkaji) 2) A : (tidak terkaji) 3) P : (tidak terkaji) 4) P : (tidak terkaji)

g. Genetalia/Anus : (tidak terkaji) h. Ekstremitas : (tidak terkaji) 2. Pemeriksaan fisik ibu

a. Keadaan umum : (tidak terkaji) b. Kesadaran : (tidak terkaji) c. Tanda – tanda vital :

1) TD : (tidak terkaji) 2) N : (tidak terkaji) 3) RR : (tidak terkaji) 4) SB : (tidak terkaji) d. Kepala : (tidak terkaji)

1) Rambut: (tidak terkaji) 2) Mata : (tidak terkaji) 3) Hidung: (tidak terkaji) 4) Telinga: (tidak terkaji) 5) Mulut : (tidak terkaji) e. Dada / Thorax

(13)

10 1) I : (tidak terkaji)

2) P : (tidak terkaji) 3) P : (tidak terkaji) 4) A : (tidak terkaji) f. Perut / Abdomen

1) I : (tidak terkaji) 2) A : (tidak terkaji) 3) P : (tidak terkaji) 4) P : (tidak terkaji)

g. Genetalia/Anus : (tidak terkaji) h. Ekstremitas: (tidak terkaji) 3. Pemeriksaan fisik An.W (Anak 1)

a. Keadaan umum : (tidak terkaji) b. Kesadaran : (tidak terkaji) c. Tanda – tanda vital

1) TD : (tidak terkaji) 2) N : (tidak terkaji) 3) RR : (tidak terkaji) 4) SB :(tidak terkaji) d. Kepala

1) Rambut: (tidak terkaji) 2) Mata : (tidak terkaji) 3) Hidung: (tidak terkaji) 4) Telinga: (tidak terkaji) 5) Mulut : (tidak terkaji) e. Dada / Thorax

1) I : (tidak terkaji) 2) P : (tidak terkaji) 3) P : (tidak terkaji) 4) A : (tidak terkaji) f. Perut / Abdomen

(14)

11 1) I : (tidak terkaji)

2) A : (tidak terkaji) 3) P : (tidak terkaji) 4) P : (tidak terkaji)

g. Genetalia/Anus: (tidak terkaji) h. Ekstremitas: (tidak terkaji) 4. Pemeriksaan fisik An.S (Anak 2)

a. Keadaan umum : (tidak terkaji) b. Kesadaran : (tidak terkaji) c. Tanda – tanda vital

1) TD : (tidak terkaji) 2) N : (tidak terkaji) 3) RR : (tidak terkaji) 4) SB : (tidak terkaji) d. Kepala

1) Rambut: (tidak terkaji) 2) Mata : (tidak terkaji) 3) Hidung: (tidak terkaji) 4) Telinga: (tidak terkaji) 5) Mulut : (tidak terkaji) e. Dada / Thorax

1) I : (tidak terkaji) 2) P : (tidak terkaji) 3) P : (tidak terkaji) 4) A : (tidak terkaji) f. Perut / Abdomen

1) I : (tidak terkaji) 2) A : (tidak terkaji) 3) P :(tidak terkaji) 4) P : (tidak terkaji)

g. Genetalia/Anus : (tidak terkaji)

(15)

12 h. Ekstremitas: (tidak terkaji)

5. Harapan Keluarga : (tidak terkaji) 2.2. Analisis Data

Data fokus Masalah Kesehatan Diagnosa

keperawatan Data Subjektif :

1. Ibu klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pengusaha dagang dan suaminya pengusaha aluminium, orang tua klien hanya dirumah waktu pagi sebelum bekerja dan malam hari ketika pulang bekerja,

2. An. W mengatakan

tidak sering

berkomunikasi

bersama kedua orang tuanya dan merasa jarang mendapat perhatian dari orang tua.

3. Ibu mengatakan seringkali muncul konflik antara orang tua dan An. W karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan

Kurangnya saling mendukung, Krisis situasional yang dialami

orang terdekat

Penurunan Koping Keluarga (D. 0097)

(16)

13 aktivitasnya.

Data Objektif : - Data Subjektif :

1. Ny. A mengatakan bahwa, An. W sering ketahuan merokok dirumah, ibu juga mengatakan sering menegur akan tetapi

An. W

tidak mendengarkan.

Data Objektif : -

Pemilihan gaya hidup yang tidak sehat (mis.

merokok)

Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

(D. 0099)

Data Subjektif :

1. Ny A mengatakan bahwa An. S sering mengalami sakit perut yang terus-menerus dan BAB Cair, terutama setelah makan.

2. BAB yang dialami terjadi 4x dalam sehari.

3. Selain itu Ny. N juga mengatakan sedikit

resah dengan

lingkungan rumahnya yang dekat dengan pembuangan sampah, membuat Ny. N takut

akan dampak

Proses infeksi, Terpapar kontaminan, Bakteri pada

air

Diare (D. 0020)

(17)

14 kesehatan keluarganya

karena beberapa dari anak tetangganya sudah terkena diare akibat sering berinteraksi

dilingkungan tempat sampah tersebut.

4. Ny. A mengatakan beberapa bulan terakhir, An. S sering absen sekolah karena seringnya sakit perut yang dialaminya. An.

S juga mengeluhkan penurunan nafsu makan dan kesulitan berkonsentrasi saat bel ajar.

Data Objektif : -

2.3. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan Koping Keluarga (D. 0097) b.d Kurangnya saling mendukung, Krisis situasional yang dialami orang terdekat d.d Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien

2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (D. 0099) b.d Pemilihan gaya hidup yang tidak sehat (mis. merokok) d.d Menunjukan penolakan terhadap perubahan status kesehatan, Gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan 3. Diare (D. 0020) b.d Proses infeksi, Terpapar kontaminan, Bakteri pada air d.d

Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, Feses lembek atau cair, Nyeri/kram abdomen

(18)

15 2.4. Tabel Skoring

Masalah 1 : Penurunan Koping Keluarga (D. 0097)

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran 1. Sifat Masalah

a. Aktual (3) b. Risiko (2) c. Potensial (1)

1

3/3x1 = 1 Masalah ini aktual, An. W mengatakan tidak sering berkomunikasi bersama kedua orang tuanya dan merasa jarang mendapat

perhatian dari orang tua.

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah

a. Mudah (2) b. Sebagian (1) c. Tidak dapat (0)

2

2/2x2 = 2 Masalah mudah diubah, jika seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam

melakukan penatalaksanaan masalah

kesehatan.

3. Kemungkinan masalah dapat dicegah

a. Tinggi (3) b. Cukup (2)

c. Rendah (1) 1

3/3x1 = 1 Masalah masih dapat dicegah agar tidak berlanjut dengan cara seluruh anggota keluarga

(19)

16 ikut

berpartisipasi 4. Menonjolnya masalah

a. Segera (2) b. Tidak segera (1) c. Tidak dirasakan (0)

1

2/2x1 = 1 Masalah harus segera diatasi karena akan mempengaruhi aktivitas sehari- hari klien.

Skor 5

Masalah 2 : Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (D. 0099)

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran 1. Sifat Masalah

a. Aktual (3) b. Risiko (2) c. Potensial (1)

1

3/3x1 = 1 Masalah ini aktual, Ny. A mengatakan bahwa, An. W sering ketahuan merokok dirumah, ibu juga mengatakan sering menegur akan tetapi An. W tidak mendengarkan.

2. Kemungkinan

masalah dapat dirubah

a. Mudah (2) b. Sebagian (1)

c. Tidak dapat (0) 2

2/2x2 = 2 Masalah mudah diubah, jika Klien (An. W) ikut berpartisipasi dalam melakukan

penatalaksanaan masalah kesehatan.

3. Kemungkinan

masalah dapat dicegah

a. Tinggi (3)

1

2/3x1 = 0,7 Masalah masih dapat dicegah agar

(20)

17 b. Cukup (2)

c. Rendah (1)

tidak berlanjut dengan cara Klien (An. W) ikut berpartisipasi

4. Menonjolnya masalah a. Segera (2) b. Tidak segera (1) c. Tidak dirasakan

(0)

1

2/2x1 = 1 Masalah harus segera diatasi karena akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari klien.

Skor 4,7

Masalah 3 : Diare (D. 0020)

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran 1. Sifat Masalah

a. Aktual (3) b. Risiko (2) c. Potensial (1)

1

3/3x1 = 1 Masalah ini aktual, Ny A mengatakan bahwa An. S sering

mengalami sakit perut yang terus- menerus dan BAB Cair, BAB yang dialami terjadi 4x dalam sehari.

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah

a. Mudah (2) b. Sebagian (1)

c. Tidak dapat (0) 2

1/2x2 = 1 Masalah

sebagian diubah, dikarenakan lingkungan yang menjadi faktor penyebab

(21)

18 dikarenakan

dekat dengan pembungan sampah 3. Kemungkinan masalah

dapat dicegah a. Tinggi (3) b. Cukup (2) c. Rendah (1)

1

3/3x1 = 1 Masalah masih dapat dicegah agar tidak berlanjut dengan cara seluruh anggota keluarga dan masyarakat sekitar dapat berpartisipasi 4. Menonjolnya masalah

a. Segera (2) b. Tidak segera (1) c. Tidak dirasakan (0)

1

2/2x1 =1 Masalah harus segera diatasi karena akan mempengaruhi aktivitas sehari- hari klien.

Skor 4

(22)

19 2.5. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan

Penurunan Koping Keluarga (D.

0097)

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi :

Ketidakadekuatan atau

ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang yang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatannya

Penyebab :

1. Kurangnya saling

mendukung

2. Krisis situasional yang dialami orang terdekat

Status Koping Keluarga (L. 09088)

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka Status Koping Keluarga (Membaik) dengan Kriteria Hasil :

1. Perasaan diabaikan (menurun) 2. Komunikasi antar anggota

keluarha (menurun)

Dukungan Koping Keluarga (L. 09260)

Definisi :

Memfasilitasi peningkatan nilai-nilai, minat, dan tujuan dalam keluarga

Tindakan Observasi :

1. Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini

2. Identifikasi beban prognosis secara psikologis

3. Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang Terapeutik:

4. Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga

5. Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi

6. Fasilitasi memperoleh pengetahuan,

(23)

20 Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : - Objektif :

1. Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien

Gejala dan Tanda Minor Subjektif : -

Objektif : -

keterampilan dan peralatan yang diperlukan untuk mempertahankan keputusan perawatan pasien

7. Hargai dan dukukng mekanisme koping adaptif yang digunakan

Edukasi :

8. Informasikan kemajuan pasien secara berkala

9. Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia

Kolaborasi

10. Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

Promosi koping (I. 09312)

Definisi :

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stressor dan/atau kemampuan mnggunakan sumber-sumber yang ada

Tindakan

(24)

21 Observasi

1. Identifikasi kemampuan yang dimiliki 2. Identifikasi sumber daya yang tersedia

untuk memenuhi tujuan

3. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

4. Identifikasi metode penyelesaian masalah

5. Identifikasi kebutuahn dan keinginan terhadap dukungan sosial

Terapeutik

1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

2. Diskusikan untuk mengklarifikasi keslahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri

3. Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

4. Hindari mengambil keputusan saat pasien verada dibaeah tekanan

5. Motivasi terlibat dalam kegiatan social 6. Kurangi rangsangan lingkungan yang

(25)

22 mengancam

Edukasi

7. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama

8. Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

9. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

10. Anjurkan keluarga terlibat

11. Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

12. Anjurkan cara memecahkan maslah secara konstruktif

13. Latih penggunaan teknik relaksasi 14. Latih kemampuan social, sesuai

kebutuhan

15. Latih mengembangkan

penilaian objektif Perilaku Kesehatan Cenderung

Berisiko (D. 0099) Kategori : Psikologis

Perilaku Kesehatan (L. 12107)

Setelah dilakukan intervensi keperawatan

Terapi Pemberhentian Merokok (I.01027)

Definisi

(26)

23 Subkategori : Integritas Ego

Definisi :

Hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki status kesehatan

Penyebab :

1. Pemilihan gaya hidup yang tidak sehat (mis. merokok)

Gejala dan Tanda Mayor Subjektif : (tidak tersedia) Objektif :

1. Menunjukan penolakan terhadap perubahan status kesehatan

2. Gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan

Gejala dan Tanda Minor

selama 1x24 jam maka Perilaku Kesehatan (Membaik) dengan Kriteria Hasil :

1. Penerimaan terhadap perubahan status kesehatan (meningkat) 2. Kemampuan melakukan tindakan

pencegahan masalah kesehatan (meningkat)

3. Kemampuan peningkatan kesehatan (meningkat)

Menggunakan substitusi nikotin dan intervensi psikososial untuk pemberhentian merokok.

Tindakan Observasi

1. Identifikasi status merokok saat ini dan riwayat merokok

2. Identifikasi alasan berhenti merokok 3. Identifikasi kesiapan untuk berhenti

merokok

4. Identifikasi perubahan aspek psikososial (mis. perasaan positif dan negatif terkait merokok) yang mempengaruhi perilaku merokok 5. Monitor selama 2 tahun setelah

berhenti jika memungkinkan Terapeutik

6. Yakinkan bahwa gejala fisik putus nikotin bersifat sementara

7. Motivasi menentukan tanggal berhenti merokok

(27)

24 Subjektif : (tidak tersedia)

Objektif : -

8. Fasilitasi memilih metode terbaik untuk menghentikan rokok

9. Kelola terapi pengganti nikotin

10. Buatkan catatan tentang penyebab dan akibat dari merokok

11. Fasilitasi dalam mengembangkan rencana penghentian merokok terkait aspek psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok

12. Fasilitasi mengembangkan metode praktis untuk menolak keinginan merokok (mis. berteman dengan teman yang tidak merokok, tidak sering tempat merokok, latihan relaksasi)

13. Gunakan model peran yang tidak merokok

14. Berikan penguatan positif untuk mempertahankan gaya hidup bebas asap rokok (mis. merayakan hari berhenti merokok, beri penghargaan untuk diri sendiri setelah bebas dari

(28)

25 rokok pada 1 minggu, 1 bulan, 6 bulan; menabung uang yang biasanya untuk membeli rokok dan membeli hadiah spesial untuk dirinya)

15. Promosikan kebijakan lingkungan bebas asap rokok Libatkan dalam kelompok pendukung berhenti merokok

Edukasi

16. Jelaskan manfaat berhenti merokok secara konsisten

17. Jelaskan gejala fisik putus nikotin (mis. sakit kepala, pusing, mual, mudah tersinggung, dan insomnia) 18. ⁠Jelaskan metode self-help (swabantu)

untuk berhenti merokok

19. ⁠Jelaskan rencana strategi penanganan spesifik dan mengatasi masalah akibat berhenti merokok

20. Ajarkan mengenali isyarat kekambuhan keinginan merokok (mis.

berada di sekitar orang lain yang

(29)

26 merokok, sering mengunjungi tempat merokok)

21. Ajarkan cara mengatasi kegagalan (mis, meyakinkan bahwa bukan kegagalan", tetapi pembelajaran, dan identifikasi alasan kambuh)

22. Informasikan pengganti nikotin (mis.

koyo nikotin, permen karet, spray hidung, inhaler)

23. ⁠Informasikan bahwa mulut kering, batuk, tenggorokan gatal, dan perasaan sesak merupakan gejala yang mungkin terjadi setelah berhenti merokok

24. Gunakan koyo nikotin atau permen karet

25. Anjurkan kembali berusaha berhenti merokok, jika kambuh

Kolaborasi

1. Rujuk pada program kelompok atau terapis individu, jika sesuai

2. Rujuk pada sumber daya organisasi

(30)

27 nasional dan lokal untuk dukungan pemberhentian merokok

Promosi perilaku upaya kesehatan (I.

12472)

Definisi :

Meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memiliki kemauan dan kemampuan yang kondusif bagi kesehatan secara menyeluruh baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.

Tindakan Observasi:

1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat digunakan

Terapeutik:

2. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan

3. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan

(31)

28 Edukasi

4. Anjurkan menggunkan air bersih 5. Anjurkan mencuci tangan dengan air

bersih dan sabun

6. Anjurkan menggunkan jamban sehat 7. Anjurkan memberantas jentik dirumah

seminggu sekali

8. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari

9. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Anjurkan tidak

merokok didalam rumah Diare (D. 0020)

Kategori :Fisiologis

Subkategori :Nutrisi dan Cairan

Definisi :

Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk

Penyebab :

Eliminasi Fekal (L. 04033)

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka Eliminasi Fekal (Membaik) dengan Kriteria Hasil :

1. Kontrol pengeluaran feses (meningkat)

2. Nyeri abdomen (menurun) 3. Konsistensi feses (membaik)

Manajemen Diare (I. 03101)

Definisi :

Mengindentifikasi dan mengelola diare dan dampaknya

Tindakan Observasi:

1. Identifikasi penyebab diare (mis,

(32)

29 Fisiologis :

1. Proses infeksi Psikologis : -

Situasional :

1. Terpapar kontaminan 2. Bakteri pada air

Gejala dan Tanda Mayor Subjektif : (tidak tersedia) Objektif :

1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam

2. Feses lembek atau cair

Gejala dan Tanda Minor Subjektif :

1. Nyeri/kram abdomen Objektif : -

4. Frekuensi BAB (membaik) inflamasi gastrointestinal, iritasi pastrointestinal, proses infeksi, malabsorpsi, ansietas, stress,)

2. Identifikasi riwayat pemberian makanan

3. Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja

4. Monitor tanda dan gejala hypovelemia (mis.takikardi, nadi teraba lemah, tekanan darah turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering, CRT ,elambat, BB menurun)

5. Monitor jumlah pengeluaran diare 6. Monitor keamanan penyiapan

makanan Terapeutik :

7. Berikan asupan cairan oral (mis.larutan garam gula, oralit, pedialyte, renalyte)

8. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit

(33)

30 9. Ambil sampel feses untuk kultur, jika

perlu Edukasi

10. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap

11. Anjurkan menghindari maknaan pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa

Kolaborasi

12. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis.atapulgit, smektit, kaolin- pektin)

(34)

31 BAB III

PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja adalah proses yang kompleks dan berkelanjutan yang melibatkan banyak aspek, termasuk fisik, kognitif, emosional, sosial, dan moral. Anak-anak dan remaja melewati serangkaian tahapan perkembangan yang umumnya diakui, seperti perkembangan motorik, bahasa, sosial, dan moral. Setiap tahap memiliki ciri khas dan pencapaian yang diharapkan. Anak-anak dan remaja juga mengalami perkembangan emosional dan sosial yang signifikan. Mereka belajar mengenali dan mengatur emosi mereka, membangun hubungan dengan orang lain, dan mengembangkan kemampuan berempati dan memahami perspektif orang lain.

Merokok pada remaja memiliki dampak yang serius pada pertumbuhan dan perkembangan mereka. Merokok pada masa remaja dapat mengganggu pertumbuhan fisik, baik dalam hal tinggi badan maupun perkembangan organ tubuh. Paparan terus- menerus terhadap zat-zat kimia berbahaya dalam rokok dapat mempengaruhi proses pertumbuhan tulang dan otot, serta memperlambat perkembangan fisik secara keseluruhan.

Diare pada anak-anak dapat memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan mereka. Diare dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan dari tubuh anak-anak, yang dapat mengganggu status gizi mereka.

Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan nutrisi, yang dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif. Anak-anak yang menderita diare sering kali harus absen dari sekolah atau aktivitas lainnya karena kesehatan yang buruk. Absensi ini dapat mengganggu proses pembelajaran dan interaksi sosial, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perkembangan akademis dan sosial mereka.

3.2. Saran

Dengan makalah ini, kami berharap pembaca dapat memahami mengenai “Asuhan Keperawatan Keluarga Anak dan Remaja” dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, Sekian dan terima kasih.

(35)

32 DAFTAR PUSTAKA

Ardini, P. P., Utoyo, S., & Juniarti, Y. (2019). Tumbuh Kembang Anak Broken Home. Jurnal Pelita PAUD, 4(1), 114-123.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan persepsi mahasiswa ter hadap ma nfaat asuhan keperawatan keluarga dalam meningkatkan skill di lapangan adalah meliputi pemahaman mahasiswa terhadap

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA.. II... DIAGNSA DIAGNSA KEPERA KEPERAW WA AT TAN AN.. DAFTAR PUSTAKA

Yang dimaksud dengan persepsi mahasiswa ter hadap ma nfaat asuhan keperawatan keluarga dalam meningkatkan skill di lapangan adalah meliputi pemahaman mahasiswa terhadap

Asuhan Keperawatan Keluarga ini telah dipertahankan di depan tim penguji ujian sidang Asuhan Keperawatan Keluarga pada Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ASUHAN

Buku ajar ini mencakup ilmu keperawatan keluarga yang dibutuhkan mahasiswa dan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif kepada

asuhan keperawatan anak dengan DHF AN. C 8

Dokumen ini adalah laporan kasus asuhan keperawatan untuk seorang anak bernama An. A yang menderita Hirschsprung di RSUD Dr.