• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus: Asuhan Keperawatan Anak dengan Hirschsprung

N/A
N/A
Arju Putri Aulia

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Kasus: Asuhan Keperawatan Anak dengan Hirschsprung"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. A DENGAN HIRSCHSPRUNG DI BANSAL FLAMBOYAN 9 RSUD DR. MOEWARDI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

Diampu Oleh:

Clinical Teacher: Sunarsih Rahayu, S.Kep., Ns., M.Kep.

Clinical Instructure: Risnandari, S.Kep., Ns

Disusun Oleh:

Arju Putri Aulia (P27220023168)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN PROFESI NERS POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

TAHUN 2025

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. A DENGAN HIRSCHSPRUNG DI BANSAL FLAMBOYAN 9 RSUD DR. MOEWARDI

Tgl/Jam MRS : 6 Mei 2025 / 18.30 WIB Tanggal/Jam Pengkajian : 6 Mei 2025 / 19.15 WIB Metode pengkajian : Anamnesa, Pemeriksaan Fisik Diagnosa Medis : Hirschsprung

No. RM : 017*****

A. PENGKAJIAN 1. BIODATA

a. Identitas Klien

Nama Klien : An. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Keden

Umur : 5 tahun 1 bulan 24 hari

Agama : Islam

b. Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn.S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

Alamat : Keden

Hubungan dengan Klien : Ayah

Agama : Islam

2. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama

Keluarga pasien mengatakan bahwa perut pasien kembung dan bab tidak lancar.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dari poli dengan keluhan perut pasien kembung dan bab tidak lancar.

Saat di poli pasien ditangani oleh dokter spesialis bedah dan akan direncanakan operasi pada tanggal 8 Mei 2025. Kemudian pasien dirawat inap di bangsal Flamboyan 9 pada tanggal 6 Mei 2025, pukul 18.30 WIB. Saat dilakukan

(3)

pengkajian, Keluarga pasien mengatakan bahwa perut pasien kembung dan BAB tidak lancar, bab hanya 1-2x sehari dengan jumlah yang sedikit dan tidak tuntas saat bab, pengeluaran feses lama dan sulit. Keluarga pasien mengatakan pola tidur pasien berubah karena sering terbangun, keluarga pasien mengatakan bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah, dan pasien tampak sedikit cemas.

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak karena habis di operasi, pengkajian PQRST: P : Nyeri bertambah saat bergerak, Q : Nyeri tidak bisa terkaji, R : Nyeri dibagian anus, S : Skala nyeri 6, T : Nyeri terus menerus, pasien tampak gelisah, dan pasien tampak meringis kesakitan. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa kesakitan di bagian yang dilakukan operasi dan rectal tube di bagian anus sudah dilepas dan diganti dengan pampers.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan bahwa ibu pasien memilik riwayat penyakit jantung dan asam lambung.

d. Riwayat Kehamilan dan Persalinan 1) Antenatal

Keluarga pasien mengatakan bahwa ibu pasien tidak mengalami kelaianan selama hamil dan ibu pasien sering memeriksakan kandungannya ke puskesmas terdekat serta bidan. Ibu pasien juga sering mengkonsumi vitamin.

2) Natal

Keluarga pasien mengatakan bahwa Ibu pasien melahirkan anak pertamanya pada tanggal 13 Maret 2020 secara caesar dengan usia kehamilan 8 bulan, bayi tidak menangis kuat, setelah lahir anak dibawa ke nicu anak untuk mendapatkan pemantauan lebih lanjutnya.

3) Postnatal

Keluarga pasien mengatakan pasien laki-laki dengan BBL: 1900 gram, panjang badan 44cm, dan sudah di imunisasi HB0.

e. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan 1) Pertumbuhan

- BBL: 1900 gram - TB L: 44 cm - BB sekarang: 16 kg - TB sekarang: 103 cm - IMT: 15,3 kg/m2

(4)

- LILA: 18 cm

Menurut penilaian tabel standar antropometri penilaian status gizi anak:

- BB/U : -2 s/d - 1 SD = Berat badan rendah (Gizi kurang).

- PB/U : -2 s/d < 0 SD = Pendek.

- BB/PB : -1 s/d - 0 SD = Normal.

- Lila: lebih dari 12,5 cm normal.

2) Perkembangan berdasarkan DDST

- Motorik Kasar: Anak dapat duduk dengan stabil dan kepala tegak, anak dapat berdiri dengan sempurna dan dapat berlari.

- Motorik Halus: Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain dengan koordinasi yang baik.

- Perkembangan Bahasa: Anak belum dapat berbicara tetapi rutin mengikuti terapi bicara.

- Perkembangan Sosial dan Perilaku Adaptasi: Anak mengenali dan dapat membedakan orang tua dan orang asing, Menunjukkan rasa cemas atau takut pada orang asing.

- Perkembangan Kognitif: Menunjukkan perhatian yang lebih lama terhadap objek atau permainan yang menarik.

f. Riwayat Imunisasi

Keluarga pasien mengatakan pasien sudah dilakukan imunisasi vaksin lengkap (Hepatitis B, BCG, Polio, DPT, Hib, Campak, MMR, PCV).

g. Riwayat Alergi

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.

h. Genogram

(5)

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Menikah : Keturunan : Pasien : Meninggal

3. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Keluarga pasien mengatakan kesehatan pasien merupakan hal yang sangat penting.

Keluarga pasien mengatakan jika pasien atau keluarganya sakit langsung memeriksakannya ke pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan.

b. Pola Aktifitas dan Latihan (Kegiatan sehari-hari)

Pasien masih tampak aktif, bisa keluar kamar untuk sekedar jalan-jalan, dan bahkan pasien masih bisa berlari.

c. Pola kognitif dan perceptual

1) Nyeri (kualitas, intensitas, durasi, skala): Pengkajian PQRST: P : Nyeri bertambah saat bergerak, Q : Nyeri tidak bisa terkaji, R : Nyeri dibagian anus, S : Skala nyeri 6, T : Nyeri terus menerus.

2) Fungsi panca indra (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, perasa):

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengalami gangguan kognitif- sensori.

3) Kemampuan bicara: Pasien belum dapat berbicara.

4) Kemampuan membaca: Pasien belum dapat membaca.

d. Pola Istirahat dan Tidur

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien biasanya tidur dengan pulas namun saat di rawat di bangsal flamboyan ini terkadang masih suka terbangun saat tidur.

(6)

e. Pola Nutrisi Metabolic

1) Pengkajian Nutrisi (ABCD) A (Antropometri)

BB : 16 kg TB : 103 cm IMT : 15,3 gram LILA : 18 cm B ( Biomechanical) Hemoglobin : 10.7 g/dl Hematokrit : 32%

Leukosit : 10.5 ribu/uL Monosit : 5.00 % Trombosit : 320 ribu/uL Limfosit : 43.00 % C (Clinical Sign)

Bibir pasien tampak sedikit pucat.

D (Diet)

Pasien diet nasi Tinggi Energi Tinggi Protein 1500 kkal.

f. Pola Eliminasi

Keluarga pasien mengatakan pasien belum BAB selama dirawat di rumah sakit, Keluarga pasien mengatakan pasien BAK ±4-5x, warna kuning kecoklatan.

ANALISIS KESEIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN Perhitungan selama 8 jam

Intake Output Analisis

a. Minuman 800 cc b. Infus 1000 cc c. AM 80 cc

a. Urine 500 cc b. Muntah - cc c. IWL 30 cc

Intake : 1880 cc Output: 530 cc

Total 1880 cc Total 530 cc Balance: 1350 cc g. Pola Seksual-Reproduksi

Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 5 tahun 1 bulan 24 hari.

h. Pola Nilai dan Kepecayaan

Keluarga pasien selalu berdoa untuk kesembuhan pasien.

(7)

4. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum: Sedang b. Kesadaran: Composmentis c. Tanda tanda vital:

TD : 100/68 mmhg Suhu : 36,7oC

Nadi : 98x/menit RR : 26x/menit SPO2 : 99%

d. Pemeriksaan Head To Toe

1) Kepala: Bentuk kepala simetris, rambut berawarna hitam, kulit kepala tampak bersih, tidak terdapat benjolan.

2) Wajah: Bentuk simetris dan tidak terdapat pembengkakan.

3) Mata: Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor (2mm/2mm), reflek cahaya (+/+).

4) Hidung: Tidak terpasang ventilator, tidak terpasang terpasang oksigen nasa kanul.

5) Mulut: Bentuk simetris, bibir tampak sedikit pucat.

6) Telinga: Bentuk normal, bersih, tidak ada gangguan pendengaran.

7) Leher: Bentuk simetris, tidak ada benjolan/thyroid.

8) Dada (Thorax)

- Inspeksi: Bentuk dada simetris kanan kiri, frekuensi napas 22x/menit, tidak terlihat retraksi dinding dada.

- Palpasi: Taktil fremitus teraba.

- Perkusi: Bunyi sonor pada seluruh lapang paru.

- Auskultasi: Tidak ada bunyi tambahan seperti mengi, ronkhi, bunyi jantung S1 S2 reguler, bising (-).

9) Abdomen

- Inspeksi: Tampak simetris, tidak tampak distensi berlebihan.

- Palpasi: Tidak ada pembesaran hepar, turgor kembali cepat, CRT <2 detik.

- Perkusi: Terdengar bunyi timpami

- Auskultasi: Terdengar suara bising usus 32x/menit.

10) Genetalia: Tidak terpasang kateter.

(8)

11) Anus:

- Tampak bersih.

- Lubang anus tampak lebih kecil.

- Pengkajian PQRST:

P : Nyeri bertambah saat bergerak.

Q : Nyeri tidak bisa terkaji.

R : Nyeri dibagian anus.

S : Skala nyeri 6.

T : Nyeri terus menerus.

12) Ekstermitas:

a) Atas: Simetris, tidak ada edema, tangan kiri terpasang infus.

b) Bawah: Simetris, tidak terdapat edema.

c) Integument: Kulit berwarna sawo matang, tidak kuning, biru, akral hangat Kekuatan Otot

4 4

4 4

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal pemeriksaan: 6 Mei 2025

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 10.7 g/dl 11.5 – 13.5

Hematokrit 32 % 34 – 40

Leukosit 10.5 ribu/uL 4.5 – 14.5

Trombosit 320 ribu/uL 150 – 450

Eritrosit 4.04 juta/uL 3.90 – 5.30

MCV 79.2 /um 80.0 – 96.0

MCH 26.5 pg 28.0 – 33.0

MCHC 33.4 g/dl 33.0 – 36.0

RDW 12.9 % 11.6 – 14.6

MPV 9.1 fl 7.2 – 11.1

PDW 9 % 25 – 65

(9)

Eosinofil 10.00 % 0.00 – 4.00

Basofil 1.00 % 0.00 – 1.00

Netrofil 41.00 % 29.00 – 72.00

Limfosit 43.00 % 36.00 – 52.00

Monosit 5.00 % 0.00 – 5.00

PT 13.3 detik 10.0 – 15.0

APTT 30.5 detik 20.0 – 40.0

INR 0.940

Golongan Darah B

Golongan Darah RN Positif KIMIA KLINIK

Glukosa Darah Sewaktu 94 mg/dl 60 – 100

Creaninine 0.4 mg/dl 0.3 – 0.7

Ureum 15 mg/dl <48.00

Natrium Darah 136 mmol/L 136 – 145

Kalium Darah 3.8 mmol/L 3.3 – 5.1

Chlorida Darah 103 mmol/L 98 - 106

SEROLOGI

HBsAg Non Reactive Non Reactive

Anti HIV - Rapid Non Reaktif Non Reaktif

6. TERAPI OBAT

No Jenis Terapi Dosis Fungsi

1. Inj Ampilin 400 mg/8 jam Berfungsi untuk mengatasi infeksi bakteri pada berbagai bagian tubuh, seperti saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran kemih, kelamin, telinga.

2. Inj Paracetamol 400 mg/8 jam Befungsi untuk mengatasi keluhan, seperti demam, sakit kepala, dan muncul nyeri.

3. Infus D5 ½ NS 1000 ml/jam Untuk menambah kalori dan mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

(10)

B. DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif

Pre Operasi pada tanggal 6 & 7 Mei 2025 -Pengeluaran feses lama dan sulit.

-Keluarga pasien mengatakan bahwa perut pasien kembung dan BAB tidak lancar.

-Keluarga pasien mengatakan pola tidur pasien berubah karena sering terbangun.

-Keluarga pasien mengatakan bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah.

Pre Operasi pada tanggal 6 & 7 Mei 2025 - CRT <2 detik.

- Tidak tuntas saat BAB.

- BAB hanya 1-2x sehari dengan jumlah yang sedikit.

- Hasil TTV:

TD: 100/68 mmhg Suhu: 36,7oC Nadi: 98x/menit RR: 26x/menit SPO2: 99%

- Pasien tampak sedikit cemas.

Post Operasi pada tanggal 8 Mei 2025 -Keluarga pasien mengatakan pasien

tidak bisa tidur nyenyak karena habis di operasi.

-Pengkajian PQRST:

P : Nyeri bertambah saat bergerak.

Q : Nyeri tidak bisa terkaji.

R : Nyeri dibagian anus.

S : Skala nyeri 6.

T : Nyeri terus menerus.

- Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa kesakitan di bagian yang dilakukan operasi.

Post Operasi pada tanggal 8 Mei 2025 - Pasien tampak gelisah.

- Rectal tube di bagian anus sudah dilepas dan diganti dengan pampers.

- Hasil TTV:

TD: 100/60 mmhg Suhu: 36oC

Nadi: 100x/menit RR: 24x/menit SPO2: 99%

(11)

C. ANALISA DATA

Nama : An. A No. RM : 017*****

Umur : 5 Tahun 1 bulan 24 hari Dx. Medis : Hirschprung

No Data Fokus Masalah Etiologi

1. Pre Operasi pada tanggal 6 & 7 Mei 2025

Ds :

- Pengeluaran feses lama dan sulit.

- Keluarga pasien mengatakan bahwa perut pasien kembung dan BAB tidak lancar.

Do:

-CRT <2 detik.

-Tidak tuntas saat BAB.

-BAB hanya 1-2x sehari dengan jumlah yang sedikit.

-Hasil TTV:

TD: 100/68 mmhg Suhu: 36,7oC Nadi: 98x/menit RR: 26x/menit SPO2: 99%

Konstipasi (D.0049)

Aganglionik.

2. Pre Operasi pada tanggal 6 & 7 Mei 2025

Ds:

- Keluarga pasien mengatakan pola tidur pasien berubah karena sering terbangun.

- Keluarga pasien mengatakan bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah.

Do: Pasien tampak sedikit cemas.

Ansietas (D.0080) Krisis Situasional.

3. Post Operasi pada tanggal 8 Mei 2025 Nyeri Akut Agen Pencedera

(12)

Ds:

-Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak karena habis di operasi.

-Pengkajian PQRST:

P : Nyeri bertambah saat bergerak.

Q : Nyeri tidak bisa terkaji.

R : Nyeri dibagian anus.

S : Skala nyeri 6.

T : Nyeri terus menerus.

Do:

-Pasien tampak gelisah.

-Pasien tampak meringis kesakitan.

(D.0077) Fisik.

4. Post Operasi pada tanggal 8 Mei 2025 Ds: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa kesakitan di bagian yang dilakukan operasi.

Do:

- Rectal tube di bagian anus sudah dilepas dan diganti dengan pampers.

- Hasil TTV:

TD: 100/60 mmhg Suhu: 36oC

Nadi: 100x/menit RR: 24x/menit SPO2: 99%

Risiko Infeksi (D.0142)

Efek Prosedur Invasif.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pre Operasi pada tanggal 6 & 7 Mei 2025

a) Konstipasi (D.0049) b.d. Aganglionik d.d. Pengeluaran feses lama dan sulit, keluarga pasien mengatakan bahwa perut pasien kembung dan BAB tidak lancar, CRT <2 detik, tidak tuntas saat BAB, BAB hanya 1-2x sehari dengan jumlah yang

(13)

sedikit, dan Hasil TTV: TD: 100/68 mmhg, Suhu: 36,7oC, Nadi: 98x/menit, RR:

26x/menit, SPO2: 99%.

b) Ansietas (D.0080) b.d. Krisis Situasional d.d. Keluarga pasien mengatakan pola tidur pasien berubah karena sering terbangun, keluarga pasien mengatakan bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah, dan pasien tampak sedikit cemas.

2. Post Operasi pada tanggal 8 Mei 2025

a) Nyeri Akut (D.0077) b.d. Agen Pencedera Fisik d.d. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak karena habis di operasi, pengkajian PQRST: P : Nyeri bertambah saat bergerak, Q : Nyeri tidak bisa terkaji, R : Nyeri dibagian anus, S : Skala nyeri 6, T : Nyeri terus menerus, pasien tampak gelisah, dan pasien tampak meringis kesakitan.

b) Risiko Infeksi (D.0142) b.d. Efek Prosedur Invasif d.d. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa kesakitan di bagian yang dilakukan operasi dan rectal tube di bagian anus sudah dilepas dan diganti dengan pampers, Hasil TTV:

TD: 100/60 mmhg, Suhu: 36oC, Nadi: 100x/menit, RR: 24x/menit, dan SPO2: 99%

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx. Kep Tujuan & kriteria Hasil Intervensi TTD 1. Konstipasi

(D.0049) b.d.

Aganglionik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam selama 3 hari, masalah keperawatan Eliminasi Fekal (L.04033) dapat teratasi dengan kriterial hasil:

- Kontrol pengeluaran feses, meningkat (5) - Keluhan defekasi lama

dan sulit, menurun (5) - Konsistensi feses

membaik (5) - Frekuensi BAB,

Manajemen Eliminasi Fekal (I.04151)

Observasi:

- Monitor buang air besar.

- Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi.

Terapeutik:

- Jelaskan untuk minum air hangat setelah makan.

Edukasi:

- Anjurkan meningkatkan

Arju

(14)

membaik (5) asupan cairan.

2. Ansietas (D.0080) b.d.

Krisis Situasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam selama 3 hari, masalah keperawatan Tingkat Ansietas (L.09093) teratasi dengan kriteria hasil:

- Verbalisasi

Kebingungan, cukup menurun (4)

- Pola tidur, cukup membaik (4)

Reduksi Ansietas (L.09314)

Observasi:

- Monitor tanda-tanda ansietas.

Terapeutik:

- Ciptakan suasana yang tenang.

Edukasi:

- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien.

Arju

3. Nyeri Akut (D.0077) b.d.

Agen Pencedera Fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam selama 3 hari, masalah keperawatan Tingkat Nyeri (L.08066) teratasi dengan kriteria hasil:

- Keluhan nyeri,

menurun (5)

- Meringis, menurun (5) - Gelisah, menurun (5) - Kesulitan tidur,

menurun (5)

Manajemen Nyeri (I.08238)

Observasi:

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.

- Identifikasi skala nyeri.

Terapeutik:

- Fasilitasi istirahat dan tidur.

Edukasi:

- Jelaskan strategi meredakan nyeri.

Arju

4. Risiko Infeksi (D.0142) b.d.

Efek Prosedur Invasif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam selama 3 hari, masalah keperawatan Tingkat Infeksi (L.14137) teratasi dengan kriteria hasil:

Pencegahan Infeksi (I.14539)

Observasi:

- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.

Arju

(15)

- Nyeri, cukup menurun (4)

- Nafsu makan, cukup membaik (4)

Terapeutik:

- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.

Edukasi:

- Ajarkan cara

memeriksa kondisi luka atau luka operasi.

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : An. A No. RM : 017*****

Umur : 5 Tahun 1 bulan 24 hari Dx. Medis : Hirschprung Hari

/Tgl /Jam

No.Dx Implementasi Respon TTD

Selasa, 6 Mei 2025

19.15 WIB

(D.0049) - Memonitor buang air besar.

- Memonitor tanda dan gejala diare,

konstipasi, atau impaksi.

S: Keluarga pasien mengatakan bahwa perut pasien kembung dan bab tidak lancar.

O:

- CRT <2 detik.

- Tidak tuntas saat BAB.

- BAB hanya 1-2x sehari dengan jumlah yang sedikit.

- Pengeluaran feses lama dan sulit.

- Hasil TTV:

TD: 100/68 mmhg Suhu: 36,7oC Nadi: 98x/menit RR: 26x/menit

Arju

(16)

SPO2: 99%

19.45 WIB

(D.0049) - Menjelaskan untuk minum air hangat setelah makan.

S: Keluarga pasien

bersedia untuk

memberikan air hangat ke pasien untuk diminum setelah makan.

O: Pasien tampak kooperatif.

Arju

20.15 WIB

(D.0049) - Menganjurkan

meningkatkan asupan cairan.

S: Perawat meminta keluarga pasien untuk pasien diberi minum air putih banyak.

O: Keluarga pasien tampak paham denga napa yang diminta oleh perawat.

Arju

20.45 WIB

(D.0080) - Memonitor tanda- tanda ansietas.

S: Keluarga pasien mengatakan bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah.

O: Pasien tampak sedikit cemas.

Arju

21.05 WIB

(D.0080) - Menciptakan suasana yang tenang.

- Menganjurkan

keluarga untuk tetap bersama pasien.

S:

- Perawat meminta keluarga pasien untuk membatasi pengunjung yang ingin menjenguk pasien.

- Keluarga pasien selalu menemani pasien.

Arju

(17)

O: Keluarga pasien tampak kooperatif.

Rabu, 7 Mei 2025

19.00 WIB

(D.0049) - Memonitor buang air besar.

- Memonitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi.

S: Keluarga pasien

mengatakan bahwa

terkadang perut pasien masih terasa kembung dan BAB masih tidak lancar.

O:

-CRT <2 detik.

-Masih belum tuntas saat BAB.

-BAB masih 1-2x sehari dengan jumlah yang sedikit.

-Pengeluaran fases juga masih lama dan sulit.

Arju

19.15 WIB

(D.0049) - Menjelaskan untuk minum air hangat setelah makan.

S: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien terkadang sudah minum air hangat setelah makan.

O: Pasien tampak kooperatif.

Arju

19.30 WIB

(D.0049) - Menganjurkan

meningkatkan asupan cairan.

S: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pasien sudah minum air putih lebih banyak dari kemarin.

O: Pasien bermain sendirian di tempat tidur.

Arju

(18)

19.45 WIB

(D.0080) - Memonitor tanda- tanda ansietas.

S: Keluarga pasien mengatakan masih bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah.

O: Pasien masih tampak sedikit cemas.

Arju

20.00 WIB

(D.0080) - Memasang infus. S: Keluarga pasien mengatakan bersedia pasien dipasangkan infusnya.

O: Pasien tampak menangis saat dipasangkan infus.

Arju

21.00 WIB

(D.0080) - Menganjurkan

keluarga untuk tetap bersama pasien.

S: Keluarga pasien mengatakan paham dengan apa yang diminta oleh perawat.

O: Pasien tampak tertidur pulas.

Arju

Kamis, 8 Mei 2025

21.00 WIB

(D.0049) - Memonitor buang air besar.

- Memonitor tanda dan gejala diare,

konstipasi, atau impaksi.

S: Keluarga pasien mengatakan pasien sudah bisa bab, keluarga mengatakan pasien sudah tidak merasa kembung.

O:

- CRT <2 detik.

- Sudah tuntas saat BAB.

- Bab sudah 1 kali sehari dengan jumlah sedikit.

Arju

(19)

- Pengeluaran fases sedikit dengan warna kecoklatan lunak.

21.15 WIB

(D.0049) - Menganjurkan

meningkatkan asupan cairan.

S: Keluarga pasien mengatakan jika pasien sudah minum susu dan air putih secara bergantian.

O: Pasien masih tampak bermain sendirian di tempat tidur.

Arju

21.30 WIB

(D.0080) - Memonitor tanda- tanda ansietas.

S: Keluarga pasien mengatakan sudah tidak bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah.

O: Pasien sudah tidak tampak cemas.

Arju

21.45 WIB

(D.0077) - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.

- Mengidentifikasi skala nyeri.

S:

-Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak karena habis di operasi.

-Pengkajian PQRST:

P : Nyeri bertambah saat bergerak.

Q : Nyeri tidak bisa terkaji.

R : Nyeri dibagian anus.

S : Skala nyeri 6.

T : Nyeri terus menerus.

Arju

(20)

O:

-Pasien tampak gelisah.

-Pasien tampak meringis kesakitan.

22.00 WIB

(D.0077) - Memfasilitasi istirahat dan tidur dengan memberikan

lingkungan yang nyaman.

S: Keluarga pasien mengatakan pasien sudah bisa tidur nyenyak walaupun masih suka terbangun.

O: Pasien tampak tidur pulas.

Arju

22.15 WIB

(D.0077) - Menjelaskan strategi meredakan nyeri.

S: Keluarga pasien mengatkan bersedia diajarkan teknik napas dalam sehingga nanti bisa dipraktikkan ke pasien jika pasien merasakan nyeri.

O: Keluarga pasien tampak bisa melakukan teknik napas dalam dengan benar.

Arju

06.00 WIB

(D.0142) - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.

S: Keluarga pasien

mengatakan bahwa pasien merasa kesakitan di bagian yang dilakukan operasi.

O:

-Rectal tube di bagian anus sudah dilepas dan diganti dengan pampers.

- Hasil TTV:

TD: 100/60 mmhg

Arju

(21)

Suhu: 36oC Nadi: 100x/menit RR: 24x/menit SPO2: 99%

06.13 WIB

(D.0142) - Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.

S: Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.

O: Pasien tampak tidur pulas.

Arju

06.15 WIB

(D.0142) - Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi.

S: Perawat mengajarkan tanda luka operasi membaik jika tidak ada nanah di sekitar luka operasi, kulit tidak lembab berlebihan, pasien tidak rewel.

O: Keluarga pasien tampak paham dengan apa yang diajarkan oleh perawat.

Arju

G. EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : An. A No. RM : 017*****

Umur : 5 Tahun 1 bulan 24 hari Dx. Medis : Hirschprung

No. Dx Hari / Tgl Evaluasi TTD

(D.0049) Selasa, 6 Mei 2025

S: Keluarga pasien mengatakan bahwa perut pasien kembung dan bab tidak lancar.

Arju

(22)

O:

-CRT <2 detik.

-Tidak tuntas saat BAB.

-BAB hanya 1-2x sehari dengan jumlah yang sedikit.

-Hasil TTV:

TD: 100/68 mmhg Suhu: 36,7oC Nadi: 98x/menit RR: 26x/menit SPO2: 99%

A: Masalah Eliminasi Fekal belum teratasi.

P: Intervensi Manajemen Eliminasi Fekal dilanjutkan dengan

- Memonitor buang air besar

- Memonitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi.

(D.0080) Selasa, 6 Mei 2025

S: Keluarga pasien mengatakan bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah.

O: Pasien tampak sedikit cemas.

A: Masalah Tingkat Ansietas belum teratasi.

P: Intervensi Reduksi Ansietas dilanjutkan dengan - Memonitor tanda-tanda ansietas.

Arju

(D.0049) Rabu, 7 Mei 2025

S: Keluarga pasien mengatakan bahwa terkadang perut pasien masih terasa kembung dan BAB masih tidak lancar.

O:

-CRT <2 detik.

-Masih belum tuntas saat BAB.

-BAB masih 1-2x sehari dengan jumlah yang sedikit.

-Pengeluaran fases juga masih lama dan sulit.

A: Masalah Eliminasi Fekal belum teratasi.

Arju

(23)

P: Intervensi Manajemen Eliminasi Fekal dilanjutkan dengan

- Memonitor buang air besar

- Memonitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi.

(D.0080) Rabu, 7 Mei 2025

S: Keluarga pasien mengatakan masih bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah.

O: Pasien masih tampak sedikit cemas.

A: Masalah Tingkat Ansietas belum teratasi.

P: Intervensi Reduksi Ansietas dilanjutkan dengan - Memonitor tanda-tanda ansietas.

Arju

(D.0049) Kamis, 8 Mei 2025

S: Keluarga pasien mengatakan pasien sudah bisa bab, keluarga mengatakan pasien sudah tidak merasa kembung.

O:

-CRT <2 detik

-Sudah tuntas saat BAB.

-Bab sudah 1 kali sehari dengan jumlah sedikit.

-Pengeluaran fases sedikit dengan warna kecoklatan lunak.

-Hasil TTV:

TD: 100/60 mmhg Suhu: 36oC

Nadi: 100x/menit RR: 24x/menit SPO2: 99%

A: Masalah Eliminasi Fekal teratasi.

P: Intervensi Manajemen Eliminasi Fekal dihentikan.

Arju

(D.0080) Kamis, 8 Mei 2025

S: Keluarga pasien mengatakan sudah tidak bingung cara perawatan luka setelah nanti pulang ke rumah.

O: Pasien sudah tidak tampak cemas.

Arju

(24)

A: Masalah Tingkat Ansietas teratasi.

P: Intervensi Reduksi Ansietas dihentikan.

(D.0077) Kamis, 8 Mei 2025

S:

-Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak karena habis di operasi.

-Pengkajian PQRST:

P : Nyeri bertambah saat bergerak.

Q : Nyeri tidak bisa terkaji.

R : Nyeri dibagian anus.

S : Skala nyeri 6.

T : Nyeri terus menerus.

O:

-Pasien tampak gelisah.

-Pasien tampak meringis kesakitan.

A: Masalah Tingkat Nyeri belum teratasi.

P: Intervansi Manajemen Nyeri dilanjutkan dengan - Menjelaskan strategi meredakan nyeri.

- Pemberian inj paracetamol 400 mg/8 jam.

Arju

(D.0142) Kamis, 8 Mei 2025

S: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa kesakitan di bagian yang dilakukan operasi.

O:

-Rectal tube di bagian anus sudah dilepas dan diganti dengan pampers.

- Hasil TTV:

TD: 100/60 mmhg Suhu: 36oC

Nadi: 100x/menit RR: 24x/menit SPO2: 99%

A: Masalah Tingkat Infeksi belum teratasi.

P: Intervensi Pencegahan Infeksi dilanjutkan dengan

Arju

(25)

- Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.

- Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi.

Referensi

Dokumen terkait

tentang asuhan keperawatan kondisi kritis dengan fungsi perawat dalam. pengelolaan kecemasan keluarga pasien di RSUD

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN “RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME” ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN “RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME”.. BAB I

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA.. II... DIAGNSA DIAGNSA KEPERA KEPERAW WA AT TAN AN.. DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Pada..., Devi Aditya Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020... Hubungan Antara Status Dehidrasi Dengan Penanganan Awal Diare Pada Anak Di Rsud

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil studi kasus pada klien 1 dan 2 dengan Asuhan Keperawatan Anak dengan Leukemia Limfositik Akut di ruangan Melati di RSUD

Laporan kasus ini menyajikan asuhan keperawatan pada pasien Ny. I yang mengalami ketoasidosis diabetikum di Instalasi Gawat Darurat RSU Hermina

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada klien dengan post

asuhan keperawatan anak dengan DHF AN. C 8