Hipertensi atau yang biasa disebut dengan tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik diatas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg (Ferry, 2017). Menurut Yonata dan Satria (2016), hipertensi merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda gangguan tekanan darah sistolik dan diastolik yang meningkat diatas tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan tertinggi yang dicapai saat jantung berkontraksi dan memompa darah melalui arteri.
Tekanan darah diastolik diukur ketika tekanan turun ke titik terendah saat jantung berelaksasi dan mengisi ulang darah. Hipertensi juga sering didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih besar dari 80 mmHg (Ilham, 2020). Sistem ini ada yang bereaksi bila terjadi perubahan tekanan darah, dan ada juga yang bereaksi bila terjadi perubahan tekanan darah secara akut.
Beberapa dari sistem ini bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah, dan ada pula yang bereaksi lebih lama. Sistem lain yang kurang cepat merespons perubahan tekanan darah melibatkan respons adrenal dengan mengatur hormon angiotensin dan vasopresor. Penumpukan ini membentuk plak yang kemudian menyempit dan mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga tekanan darah tidak dapat diatur, artinya beban pada jantung meningkat dan terjadi gangguan diastolik yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Hipertensi juga boleh dikelaskan berdasarkan tekanan darah orang dewasa mengikut (Inai, 2020), dan klasifikasinya adalah seperti berikut.
Faktor Resiko Hipertensi
Obesitas, orang dengan berat badan di atas 30% dari berat badan ideal, lebih besar kemungkinannya terkena hipertensi. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti kecemasan, yang untuk sementara waktu dapat meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan merokok dan nikotin pada rokok dapat merangsang pelepasan katekolamin, peningkatan katekolamin dapat menyebabkan iritabilitas miokard, meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan vasokonstriksi, meningkatkan tekanan darah.
Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen) melalui mekanisme ekspansi volume yang dimediasi renin-aldosteron, penghentian penggunaan kontrasepsi hormonal, dapat mengembalikan tekanan darah menjadi normal.
Komplikasi Hipertensi
Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
VMA urin (metabolit katekolamin): peningkatan dapat mengidentifikasi adanya feokomositoma. VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk menilai feokomositoma jika hipertensi bersifat intermiten. Steroid urin: peningkatan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, pheochromocytoma, atau disfungsi hipofisis. Kadar renin sindrom Cushing mungkin meningkat.
Penatalaksanaan Hipertensi
Hipertensi biasanya lebih sering menyerang lansia dibandingkan laki-laki, namun wanita lanjut usia yang sudah mengalami menopause lebih sering menderita hipertensi yang biasanya terjadi pada usia 45-55 tahun (Kusumawaty, 2016). Penderita hipertensi biasanya tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi, biasanya penderita mengetahui dirinya merasa pusing, biasanya lansia mengatasinya dengan istirahat (Yuanita, 2017). Hipertensi seringkali menimbulkan kondisi yang berbahaya karena keberadaannya seringkali tidak disadari dan seringkali tidak menimbulkan keluhan yang berarti hingga suatu saat terjadi komplikasi pada jantung, otak, ginjal, mata, pembuluh darah, atau organ vital lainnya, sehingga terkadang terasa nyaman dalam beraktivitas. Aktivitas Sehari-hari Hari-hari biasa pada lansia seringkali ditandai dengan gangguan tidur (Retnaningsih, 2016).
Lansia mempunyai kulit yang tipis dan kasar karena kadar air pada kulitnya rendah.Tidak jarang penderita hipertensi memiliki kulit wajah yang kemerahan, namun tidak semua penderita hipertensi mengalami hal tersebut (Setyowati, 2017). Orang lanjut usia dengan hipertensi berat dapat menyebabkan pendarahan di telinga bagian dalam sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid, namun tidak jarang penderita hipertensi mengalami rasa berat (kaku) pada leher (Adam, 2019).
Biasanya penderita hipertensi sering mengalami penyakit jantung, stroke, hingga kematian akibat penyakit pembuluh darah (Setyowati, 2017). Penderita hipertensi sering mengalami perubahan yang signifikan pada buang air kecil, biasanya sering buang air kecil pada malam hari (Setyowati, 2017). Biasanya klien penderita hipertensi tiba-tiba mengalami pusing, sehingga sebaiknya shalat di rumah (Inai, 2020).
Lansia dengan hipertensi sebaiknya tetap diawasi jika ingin melakukan apapun mengingat hipertensi dapat menyebabkan pusing mendadak, belum lagi beberapa lansia sering mengalami gangguan penglihatan (Inai, 2020). Lansia penderita hipertensi dikategorikan memiliki tingkat ADL yang rendah karena mempunyai kecemasan yang lebih tinggi terhadap penyakitnya, sehingga tingkat kemandirian lansia penderita hipertensi cenderung lebih rendah (Ichsani, 2018). Penilaian status kognitif digunakan untuk mendeteksi tingkat gangguan kognitif dengan menguji orientasi, memori terkait keterampilan perawatan diri, atau keterampilan matematika dengan mengajukan pertanyaan tentang tahun, di mana klien berada, menunjuk benda yang dipesan, atau menyuruh klien untuk melakukannya. menghitung dengan diberi skor maksimal 5 (Yuanita, 2017).
Minta klien mengulangi kata-kata berikut: “tidak, dan, jika, atau klien merespons: Minta klien untuk mengikuti perintah berikut, yang terdiri dari 3. Kecemasan terutama pada lansia tentu akan mengalami kecemasan berlebihan karena sakit. seperti hipertensi yang merupakan penyakit yang sering mereka derita. Orang lanjut usia seringkali menimbulkan rasa cemas yang berlebihan, seperti risiko yang akan dialaminya akibat suatu penyakit. Penderita hipertensi biasanya mempunyai status gizi yang tergolong overweight atau obesitas, namun tidak jarang lansia mempunyai gizi normal (Purwono et al., 2017).
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya berbicara dan mengungkapkan permasalahannya kepada saya. 3 Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas/orientasi baru.
Rencana Keperawatan
Memberikan informasi teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri (misal TENSE, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat aromaterapi, teknik guide imagery, kompres panas atau dingin, terapi bermain)2.
Implementasi Keperawatan
Evaluasi