• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

0

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Disusun oleh: IRMA YUSANTI NPM 220110120179 MULYATI K NPM 220110120229 NIA AISYAH NPM 220110120230 RATIH FATHMA NPM 220110120197

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2013

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya,2009).

Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.

Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah

(3)

2 secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi hipertensi ?

2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?

3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?

4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?

5. Bagaimana penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?

6. Apa komplikasi dari hipertensi ?

7. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan gangguan hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.

b. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi. c. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.

d.Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi. e.Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi. f. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.

(4)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KELUARGA

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 ).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1978 ).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,1988 ).

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain, keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial (suami, istri, anak, kakak dan adik) dan mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.1.2 Tipe Keluarga 1. Tradisional :

a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. b. The dyad family: keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup

(5)

4

c. Keluarga usila: keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak

sudah memisahkan diri.

d. The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk

mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.

e. The extended family (keluarga luas/besar): keluarga yang terdiri dari tiga generasi

yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll).

f. The single-parent family (keluarga duda/janda): keluarga yang terdiri dari satu

orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).

g. Commuter family: kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu

kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).

h. Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur

yang tinggal bersama dalam satu rumah.

i. Kin-network : beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).

j. Blended family: keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

k. The single adult living alone / single-adult family: keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.

2. Non-Tradisional

a. The unmarried teenage mother : keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama

ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b. The stepparent family : keluarga dengan orangtua tiri.

c. Commune family: beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

(6)

5 yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

e. Gay and lesbian families: seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).

f. Cohabitating couple: orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

g. Group-marriage family : beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat

rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

h. Group network family : keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.

i. Foster family: keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j. Homeless family: keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k. Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang

mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

2.1.3 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Friedman, 1998):

(7)

6 Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua.

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga.

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. 3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.

b. Membantu anak untuk bersosialisasi.

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot). f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak. 4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

(8)

7 a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga 6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan

(9)

8 c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

2.1.4 Keluarga Sebagai Unit Keperawatan

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (Friedman, 1998 ) adalah sebagai berikut: 1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya.

3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.

4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien ) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.

5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.

2.1.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sehat- Sakit

Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut H. L Bloom yaitu :

(10)

9 1) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah dengan cara menghindari adanya stres

2) Faktor sosial budaya

 Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi adalah : - Kebiasaan merokok

- Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam - Pola diet tidak teratur

- Bila sakit tidak segera berobat

 Status sosial budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada kasus hipertensi adalah :

- Menghindari kebiasaan merokok

- Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam . - Menjaga berat badan dan olah raga yang teratur

- Melakukan konril yang teratur 3) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi

4) Faktor keturunan

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetik.

2.1.6 Tugas Keluarga Dalam Pemeliharaan Kesehatan

Menurut Friedman ( 1998) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas memelihara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensi yaitu :

(11)

10 1) Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

tentang gejala hipertensi

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi

3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi 4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepada anggota keluarganya

5) Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat mengatasi penyakit hipertensi.

2.1.7 Peran Perawat Dalam Memberi Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Menderita Penyakit Hipertensi.

Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :

1) Pengenal tentang gejala hipertensi

Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi .

2) Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi . Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

3) Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit hipertensi .

Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang sedang dihadapi

(12)

11 4) Fasilitator

Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif pemecahanya .

5) Pendidik kesehatan

Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi

6) Penyuluh dan konsultasi

Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

2.2 KONSEP DASAR HIPERTENSI

2.2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolik serta merupakan suatu faktor terjadinya kompilikasi penyakit kardiovaskuler (Soekarsohardi :1999).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik diatas standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin :1993).

Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskuler.

2.2.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

(13)

12 Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain- lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus

(14)

13 hipertensi primer didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf para simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

2.2.3 Patofisiologi

Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

(15)

14 jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun .

Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac output . Dalam sistim renin - angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi, glandula supra renal juga menjadi faktor penyebab oleh karena faktor hormon. Sistim renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angoitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Enzym (ACE).

Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus perifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra fluid volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 ).

2.2.4 Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

2.2.5 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume

cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.

2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

(16)

15

4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler). 7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan

hipertensi.

8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).

9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.

12.Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat. 13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal dan ureter.

14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; pembesaran jantung.

15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma. 16.EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan

konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

2.2.5 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis 1. Aktivitas

(17)

16 Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.

2. Nutrisi

Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.

Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :

1) Diet rendah garam

Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega. Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :

a) Jangan menggunakan garam dapur.

b) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarin, mentega, keju, terasi, petis, biscuit, ikan asin, sarden, sosis dan lain-lain.

c) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.

(18)

17 d) Hindari penggunaan baking soda atau obat-obatan yang mengandung

sodium.

e) Batasi minuman yang bersoda. 2) Diet rendah kolesterol / lemak.

Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan fospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diabsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang mengandung kolesterol tinggi yaitu daging, jeroan, keju, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hipertensi adalah : a) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega. b) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.

c) Gunakan susu full cream.

d) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.

e) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya. f) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup,

dodol.

g) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan. 3) Diet kalori bila kelebihan berat badan.

Hipertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena hipertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal berikut :

a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badan per minggu.

(19)

18 b) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

c) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan. b. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal. 3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien. 6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

2.2.6 Komplikasi

Organ- organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

2.3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .

I. PENGKAJIAN a. Penjajakan pertama

(20)

19 Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang

dihadapi oleh keluarga. 1) Pengumpulan data

Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga .

a) Struktur dan sifat anggota keluarga

- Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga. - Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga. - Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.

- Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau menyebar.

- Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.

- Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.

- Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan penggunaan waktu senggang.

b) Faktor sosial budaya dan ekonomi

Pekerjaan, penghasilan, kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer, jam kerja ayah dan ibu, siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya . c) Faktor lingkungan

- Perumahan: luas rumah, pengaturan dalam rumah, persediaan sumber air, adanya bahan kecelakaan, dan pembuangan sampah.

- Macam lingkungan / daerah rumah - Fasilitas social dan lingkungan - Fasilitas transportasi dan kesehatan

(21)

20 d) Riwayat kesehatan

- Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga - Upaya pencegahan terhadap penyakit

- Sumber pelayanan kesehatan

- Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan. - Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.

e) Cara pengumpulan data

(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.

Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga, komunikasi dari tiap anggota keluarga, peran dari tiap anggota keluarga, keadaan rumah dan lingkungan. (2) Wawancara (Aspek fisik, aspek mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan,

lingkungan.

(3) Studi dokumentasi antara lain : perkembangan kesehatan anak, kartu keluarga, catatan kesehatan lainnya.

(4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan keperawatan antara lain : tanda-tanda penyakit dan kelainan organ tubuh.

2) Analisa data

Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan typologi masalah dalam family health care. Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Contoh :

- Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi. - Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet.

b. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Contoh:

(22)

21 - Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

- Siapakah yang menderita penyakit hipertensi.

c. Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka. Contoh :

- Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi. 3) Prioritas Masalah

Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut:

K riteria Bobot

1. Sifat masalah

Skala : ancaman kesehatan

Tidak/kurang sehat(aktual) Krisis 2 3 1 1

2. Kemungikan masalah dapat diubah Skala : Dengan mudah

Hanya sebagian Tidak dapat 2 1 0 2

3. Potensia masalah untuk dicegah Skala : Tinggi Cukup Rendah 3 2 1 1 4. Menonjolnya masalah

Skala : Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi tidak perlu

segera ditangani

Masalah tidak dirasakan

2 1

0 1

Skoring :

(23)

22 2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

Skor X bobot Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria , skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot.

b. Penjajakan pada tahap kedua

Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan, kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama. Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .

Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara lain :

1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi.

2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan.

3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .

4) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.

(24)

23 5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.

2. PERENCANAAN

Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 ) . Ciri- ciri rencana perawatan keluarga:

1) Berpusat pada tindakan- tindakaan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi.

2) Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dengan pikiran yang logis.

3) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang. 4) Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang

diidentifikasi.

5) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan. 6) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus. Perumusan Tujuan:

- Tujuan jangka panjang mengacu pada penyelesaian masalah. - Tujuan jangka pendek mengacu pada penyelesaian etiologi. Kriteria Evaluasi:

- Kriteria - Standar

Hal yang perlu dipertimbsngksn sebelum menetspksn intervensi, yaitu:

 Apakah pendekatan itu menyebabkan meningkatnya ketergantungan atau kemandirian keluarga?

(25)

24

 Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan keterampilan keluarga?

 Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan koping keluarga?

 Apakah keluarga punya komitmen dan motivasi yg memadai terhadap perencanaan tersebut ?

 Apakah kelugrg a punya sumber-sumber yang memadai untuk melaksanakan perencanaan tersebut ?

Tipologi Intervensi:

a. Kognitif: mengemukakan informasi dan gagasan serta pengalaman contohnya pengajaran.

b. Afektif : tindakan dirancang untuk mengubah emosi dari anggota keluarga sehingga dapat memecahkan masalah secara lebih efektif. Orang tua membantu mengurangi ansietas thd perawatan anak sakit.

c. Perilaku : strategi perawatan yang diarahkan untuk membantu anggota keluarga berinteraksi/ bertingkah laku dengan anggota keluarga lain.

3. PELAKSANAAN

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal- hal yang peru diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga adalah:

- Sumber daya keluarga (keuangan) - Tingkat pendidikan keluarga - Adat istiadat yang berlaku

- Respon dan penerimaaan keluarga

- Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga 4. EVALUASI

Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah: a. Kriteria keberhasilan

b. Standar keperawatan c. Perubahan perilaku

(26)

25 BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh Kasus

Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) seorang laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit hipertensi, pasien nampak lemas dan mengeluh pusing. Dua tahun yang lalu pasien pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena hipertensi sebelumnya.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA A. Pengkajian Keluarga

I. Data Umum :

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A

2. Alamat : Tanjungsari

3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pedagang

4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP

(27)

26 No Nama Jenis Kelamin Hubungan dengan KK Umur Pendidikan 1. 2. 3. 4. Tn. A Ny. S Nn. Z An. D L P P L Suami Istri Anak Anak 50 th 45 th 13 th 6 th SMA SMP SMP SD 6. Tipe Keluarga

Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.

7. Suku bangsa.

Sunda – Indonesia. Tn. A berasal dari Tanjungsari dan Ny.S dari Sumedang.

8. Agama.

Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.

Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis tepat waktu karena Tn. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah. 10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.

- Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.

- Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Sumedang jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama. II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

(28)

27

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, Anak pertama berusia 13 th dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-masing SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.

3. Riwayat keluarga inti :

Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga: Nama Umur BB/ Kg Keadaan sehat Imunisasi (BCG/ Polio/ DPT/ HB/ Campak Masalah kesehatan Tindakan yang telah dilakukan Tn. A Ny. S An. Z An. D 50 thn 45 thn 13 thn 6 thn 60 48 27 25 Baik Sakit Sakit Baik Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap - Ggn nutrisi - - - Membantu pemenuhan nutrisi Ny.S tanpa membawa ke pelayanan kesehatan

4. Riwayat keluarga sebelumnya :

Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.

III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah :

Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk

(29)

28 sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual oti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki jendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC, lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan bersuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.

3. Mobilitas geografis keluarga :

Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah tempat, saat Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.

4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anaknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.

5. Sistem pendukung keluarga :

Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti sehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan

(30)

29 Tn.A mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.

IV. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga anak-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memarahi anak-anaknya ketika mereka salah.

2. Struktur Kekuatan Keluarga :

Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.

3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

- Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga.

- Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar. - An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2. - An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.

4. Nilai dan Norma Keluarga :

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu, sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.

(31)

30 V. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif :

Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.

2. Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga :

Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anaknya, sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.

4. Fungsi Reproduksi :

Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.

5. Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.

VI. Stres dan Koping Keluarga

1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.

(32)

31

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak menjadi anak yang berguna.

3. Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional :

Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.

VII. Pemeriksaan Fisik.

Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing. No Pemeriksa

an Fisik

Tn. A Ny.S An. Z An. D

1 Kepala Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe. Simetris,tidak ada ketombe,Ramb ut sedikit kusut Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe. Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe. 2. Leher leher tidak

nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma). leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma). leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma). leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma). 3. Mata Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas 4. Telinga Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran

(33)

32

baik baik baik baik

5. Hidung Simetris,keadaa n bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan Simetris,keadaa n bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan Simetris,keadaa n bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan Simetris,keadaa n bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan 6. Mulut Mukosa mulut

lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan Mukosa mulut agak sedikit kering,Mulut sedikit kotor, makan 1x/hari porsi habis ½. Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan Mukosa mulut lemb,keadaan bersih,Tidak ada kelainan 7. Dada Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) 8. Abdomen Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi 9. TTV dan ekstremita s TD : 120/80 mmHg, N : 74x/m, S : 360C R: 20x/m TD : 160/100 mmHg, N : 100x/m, S : 36,50C R: 20x/mnt TD: 110/80 mmHg R: 18 x/mnt N: 84 x/mnt S: 37,2OC TD: 105/63 mmHg R: 18 x/mnt N: 72 x/mnt S: 370C

(34)

33 VIII. Harapan Keluarga

Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan baik.

Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Masalah

DS:

- Ny.S mengatakan

mual,muntah,lemas, nafsu makan menurun.

DO:

- Ny.S terlihat lemas

- Ny.S makan 1x/hari habis ½ porsi dengan bantuan, dan kadang tidak makan.

- Mukosa bibir kering.

Kenaikan tekanan darah ↓

Kompensasi tubuh (pusing) ↓

mempengaruhi hypothalamus ↓

kurang nafsu makan ↓ Kurang nutrisi Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. DS:

- Pasien mengatakan pusing dan lemas.

- Ny.S mengatakan menderita penyakit hipertensi sejak 2 th yang lalu dan sempat MRS d RSUD selama 3 hari.

- Karena merasa sudah sehat Ny.S jarang lagi periksa ke dokter meskipun hanya sekedar periksa. - Ny.S bekerja berdagang di pasar

dari pagi sampai hampir sore sehingga kurang istirah

- Ny.S mengatakan jarang berolah raga

- Ny.S tidak merokok

- Ny.S suka mengkonsumsi makanan berlemak, seperti gorengan dan bumbu santan.

- Tn.A mengatakan bahwa ibu sudah biasa seperti ini.

DO:

- Ny.S tampak lemas dan berbaring di tempat tidur.

- TD : 160/100mmH, N : 100x/m, S : 36,50C , R: 20x/m

Riwayat hipertensi, gaya hidup ↓ Penumpukan kolesterol dalam pemb.darah ↓ Vasokontriksi vascular ↓

Tekanan darah meningkat

(35)

34 Diagnosa keperawatan:

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga

Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.

2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam

mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya. B. Perencanaan

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sbb :

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S

keluarga Tn.A b.d kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah 1.aktual (3) 2. resiko tinggi (2) 3. potensial (1)

3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan yang sudah terjadi dan perlu di lakukan tindakan segera.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :

1.tinggi (2) 2. sedang (1) 3. rendah (0)

1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan tindakan untuk me-mecahkan masalah dapat dijangkau keluarga.

3.

4.

Potensi untuk mencegah masalah:

1. Mudah (3) 2. Cukup (2) 3. Tidak dapat (1)

3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk tidak memper-buruk keadaan dapat dilakukan Ny.S dan

keluarga dengan

memperbaiki perilaku hidup sehat.

Menonjolnya masalah

1. Masalah dirasakan dan perlu penanganan segera. (2) 2. Masalah di rasakan, tidak

perlu di tangani segera (1) 3. Masalah tidak dirasakan (0)

2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya masalah tetapi tidak

didukung dengan

pemahaman yang ade-kuat tentang karakteristik penyakit .

(36)

35

2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah 1. Actual (3) 2. Resiko tinggi (2) 3. Potensial (1)

3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani segera. 2. Kemungkinan masalah dapat diubah 1. Tinggi (2) 2. Sedang (1) 3. Rendah (0) 1/2 x 2 1 Membawa Ny.S ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.

3.

4.

Potensi untuk mence-gah masalah

1. Mudah (3) 2. Cukup (2) 3. Tidak dapat (1)

2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan dengan menjaga pola hidup dan pola makan.

Menonjolnya masalah 1. Masalah dirasakan

dan perlu penanganan segera (2)

2. Masalah dirasakan, tidak perlu di tangani segera (2)

3. Masalah tidak di rasakan (0)

2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa menerima keadaan mereka saat ini meskipun belum stabil.

(37)

36 RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S

TANGGAL 10 November 2013 No Diagnosis

Keperawatan Keluarga

Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standart

1 Gangguan

pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga

Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga yang sakit. Setelah di lakukan tindakan diharapkan kebutuhan nutrisinya pasien terpenuhi secara sembang Setelah di lakukan kunjungan sampai 1 hari selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarga mampu memahami tentang pentingnya nutrisi. Verbal : Pasien dan keluarga bisa memahami materi yang di berikan. - Mengetahui tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. - Mengetahui komposisi nutrisi yang seimbang.

1. Memberitahu pasien dan keluarga betapa pentingnya untuk tetap menjaga kebutuhan nutrisi walau saat sakit.

2. Memberitahu keluarga dan pasien tentang komposisi nutrisi yang seimbang.

3. Memberitahu keluarga supaya lebih aktif dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya nya secara parsial, perlahan-lahan sambil melatih pasien agar mampu melaksanakannya secara mandiri.

Setelah di lakukan kunjungan sampai 1-2 hari selama 30 menit diharapkan pasien mampu makan 3x/hari porsi habis dan minum 8 gelas air / hari.

Perilaku: Pasien mampu makan dan minum secara seimbang - Makan 3x sehari porsi habis tanpa bantuan

- Minum air putih 8 gelas perhari tanpa bantuan

1. Menjelaskan bagaimana pentingnya nutrisi bagi tubuh dan sebagai penunjang kesembuhan penyakit.

2. Memotivasi Ny.S untuk melakukan aktifitas tersebut.

3.Membantu keluarga supaya lebih aktif dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya secara parsial, sampai tujuan terpenuhi.

(38)

37 2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya Setelah dilakukan kunjungan keperawata n, keadaan penyakit Ny.S berangsur membaik 1.Setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama 30 menit Keluarga dapat mengenal ka-rakteristik pen-yakit hipertensi Verbal :Pasien dapat menyebutkan dengan jelas dan benar a. Pengertian hipertensi b. Penyebab : - Keturunan - Kelelahan - Kurang olah raga -Penyakit tekanan

darah tinggi c.Menjawab

pertanyaan dengan baik dan benar.

1. Berikan pengetahuan keluarga tentang karakteristik penyakit hipertensi dan perawatannya.

2. Mendiskusikan bersama tentang karakteristik penyakit hipertensi dan perawatannya. 3. Memberikan bimbingan dengan ilustrasi

menggunakan brosur dan sebagainya.

4. Mendengarkan dengan seksama sanggahan yang diajukan keluarga.

5. Menanggapi pertanyaan dengan sabar. 6. Membimbing keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang sudah diberikan.

7. Berikan pujian bila keluarga mampu menjawab dengan baik dan benar.

2.Setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama 30menit Keluarga dapat membuat kepu-tusan yang tepat tentang upaya pengobatan Ny.S ke sarana kesehatan dan bersedia memberikan perawatan yang baik dan benar. Verbal: Pasien memperhatik an dengan baik Keputusan yang dibuat keluarga dan Ny.S sendiri

1.Mendiskusikan alternatif untuk mengatasi masalah yaitu :

- Pentingnya berobat teratur ke sarana kesehatan.

- Pentingnya kerjasama dengan petugas kesehatan.

- Manfaat istirahat dan olah raga teratur 2. Berikan dorongan kepada keluarga dan Ny.S

untuk membuat keputusan.

3.Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan benar sebaliknya beri koreksi atas keputusan keliru

(39)

38 3. Pada akhir pertemuan

keluarga sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu. Perilaku: Pasien melaksanakn apa yang sudah di ajarkan dengan baik -melakukan olah raga yang cukup -makan teratur -meluangkan waktu untuk istirahat dan refreshing.

1. Menjelaskan manfaat evaluasi sewaktu-waktu.

2. Menjelaskan bahwa diskusi akan dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan keputusan yang telah dibuat keluarga.

(40)

39 C. EVALUASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu

1 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektif an keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga yang sakit. Tgl 11-11-2013 Jam 08.30-09.00 - Mengucapkan salam - Memvalidasi keadaan keluarga - Mengingatkan kontrak - Menjelaskan tujuan TUK 1. Memberitahu kepada pasien dan keluarga betapa pentingnya menjaga keseimbangan nutrisi walaupun saat sakit. 2. Memberitahu pasien dan

keluarga tentang komposisi nutrisi yang seimbang. 3. Memberikan kesempatan

pada keluarga untuk bertanya dan mengulangi penjelasan apa yang sudah kita ajarkan.

4. Memberitahu keluarga untuk lebih aktif dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi secara parsial.

5. Memberikan motivasi pasien dan membantu anggota keluarga untuk membantu Ny.S perlahan-lahan memenuhi kebutuhan nutrisi sampai tujuan tercapai.

S:

- Keluarga menjawab salam - Tn.A mengatakan Ny.S

masih mual, pahit di mulut, dan belum bisa sepenuhnya menghabiskan porsi makannya.

- Keluarga menyetujui pertemuan saat ini selama 30 menit tentang pentingnya pemenuhan nutrisi dan komposisi seimbangnya.

- Keluarga mengatakan sudah faham tentang proses membantu pemenuhan nutrisi Ny.S.

O:

- Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan. - Keluarga mendengarkan

penjelasan yang diberikan. - Keluarga membantu proses

pemenuhan kebutuhan nutrisi Ny.S sampai akhirnya bisa makan dan minum.

- Ny.S belum menghabiskan seluruh porsi, tapi 2/3 porsi dan minum kurang lebih 5 gelas/hari.

A:

Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi. Tgl 11-11-2013 Jam 08.30-09.00 Sampai Tgl. 12-11-2013 jam 08.30-09.00

(41)

40 2 Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampua n keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya Tgl 11-11-2013 Jam 08.30-09.00 - Mengucapkan salam - Memvalidasi keadaan keluarga - Mengingatkan kontrak - Menjelaskan tujuan TUK 1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi yang meliputi: - Pengertian hipertensi - Tanda dan gejala

-Penyebab dan pencegahan 2. Memberikan masukan

/saran kepada keluarga untuk membawa Ny.S untuk berobat ke pelayan kesehatan sebagai keputusan yang baik. 3. Mengajukan kontrak

waktu pada akhir pertemuan untuk di lakukan evaluasi keadaan Ny.S dan keluarga.

S:

- Keluarga menjawab salam - Tn.A mengatakan Ny.S

masih sedikit pusing dan belum bisa sepenuhnya melakukan aktifitas. - Keluarga menyetujui

pertemuan saat ini selama 30 menit tentang pentingnya aktifitas sehari-hari.

- Keluarga dan pasien mengatakan belum sepenuhnya memahami apa itu yang berkaitan dengan hipertensi.

- Keluarga sudah membawa Ny.S ke dokter yang biasa di kunjungi.

O:

- Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan. - Keluarga mendengarkan

penjelasan yang diberikan. - Ny.S masih terlihat sedikit

lemas , tapi sudah agak lebih baik.

- TD: 130/90mmHg

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

Tgl 13-11-2013 Jam 08.30-09.00

(42)

41 BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

4.2 Saran

Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

(43)

42 DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC.

Dep.Kes RI. 2006. Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas. Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan

Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Friedman, Bowden and Jones. 2003. Family Nursing ,Research, theory and practice. Apletton

Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya hal tersebut dapat mengatasi masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi dan

Diagnosa keperawatan yang kedua adalah resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal dan mengambil keputusan tentang penyakit diabetes

Hasil penelitian menunjukan keluarga mengenal masalah hipertensi berada pada kategori tinggi (60,8%), sudah baik dalam mengambil keputusan (67,1%), merawat keluarga dengan

1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet yang

dalam keluarga 3 Ketidak mampuan mengambil keputusan dalam hal pengobatan DM berhubungan dengan kurangnya pengetahuan Ditujukan kepada Tn.H dan keluarga Setelah dilakukan

Menurut hasil intervensi dilapangan pada diagnosa Intervensi pada diagnosa defisit pengetahuan tentang penyakit hipertensi berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga

Fungsi keluarga dalam menangani pasien lansia dengan hipertensi meliputi 5 tugas keluarga yang harus dilaksanakan seluruh anggota keluarga yaitu mengenal masalah yang ada

Standar Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat,  Intervensi:  Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi 