LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PASIEN HIPERTENSI PADA Tn.B DI DS. JATIPAMOR RT
07 / RW 04 KEC. PANYINGKIRAN KAB. MAJALENGKA TAHUN 2023
Untuk Memenuhi Tugas PBL 3 Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Dosen Pengampu : Bapak H.Ade Tedi Irawan, SKM.,Skep.,Ners.,M.Kes
Disusun Oleh : PUTRI ANGGRAENI
(20142011037)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
2023
A. KONSEP ASKEP KELUARGA A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.
1. Struktur dan Sifat Keluarga a. Data Umum
1) Nama KK 2) Jenis Kelamin 3) Umur
4) Agama 5) Pendidikan 6) Pekerjaan 7) Suku Bangsa 8) Alamat
9) Tanggal Pengkajian 10) Nama Puskesmas
11) Jarak tempuh ke Puskesmas b. Komposisi Keluarga
c. Genogram d. Tipe Keluarga e. Struktur Peran f. Suku Bangsa g. Agama
1. Riwayat tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit.
Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3. Riwayat Kesehatan
Kebiasaan keluarga mengenai kebutuhan nutrisi,kebutuhan eliminasi, istirahat tidur, kebersihan diri dan rekreasi waktu luang.
4. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010).
b. Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman serta memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010).
c. Fungsi Ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status kesehatan.
d. Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
berapa jumlah anak. Apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga (padila, 2012).
5. Faktor sosial dan Ekonomi a. Pekerjaan
b. Penghasilan dan Pengeluaran c. Simpanan / uang keluarga d. Penentu Keuangan
e. Nilai yang diterapkan / Sistem Nilai f. Hubungan dengan masyarakat g. Mobilitas Geografis Keluarga 6. Faktor Lingkungan
a. Karakteristik rumah b. Denah rumah
c. Karakteristik tetangga dan komunitas 7. Pesikologi
a. Status Emosi
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang adalah stresor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor menjelaskan bagaimana keluarga berespons terhadap stresor yang ada.
3) Strategi koping yang digunakan menjelaskan tentang strategi koping (mekanisme pembelaan) terhadap stresor yang ada. Disfungsi strategi adaptasi menjelaskan tentang perilaku yang tidak adaptif ketika memiliki masalah keluarga.
8. Derajat Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga uang dilakukan tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik (runah sakit) meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang perlu
9. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membanyj menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
B. PENGKAJIAN INDIVIDU
Pengkajian individu berisikan tentang identitas, riwayat kesehatan, kebiasaan sehari-hari
C. PENGKAJIAN GERONTIK
1. Identifikasi Masalah Psikososial 2. Identifikasi Masalah Emosional 3. Identifikasi Masalah Spiritual 4. Katz Indeks
5. Indeks Bartel 6. Sistem SPSMQ
7. Inventaris Depresi Beck 8. Sistem MMSE
9. Pengkajian keseimbangan untuk pasien keluarga 10. Afgar Keluarga
D. PENGKAJIAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah salah satu prosedur yang biasa dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyakit. Hasil pemeriksaan ini kemudian digunakan untuk merencanakan perawatan lanjutan. Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan secara sistematis. Mulai dari kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
E. ANALISA DATA
Pada analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu menetapkan masalah kesehatan Keluarga yang diangkat dari lima tugas keluarga, yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat.
F. PRIORITAS MASALAH
Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga dengan menggunakan s skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga adalah kriteria dan bobot. Kriteria dari prioritas masalah keperawatan keluarga terdiridari:
1. Kriteria kesatu adalah Sifat masalah: Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan Dengan melihat kategori diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah Sebagai berikut:
diagnosis keperawatan potensial skor 1, diagnosis keperawatan Risiko skor 2 dan diagnosis keperawatan aktual dengan skor 3.
2. Kriteria kedua adalah kemungkinan untuk diubah : Kriteria ini dapat ditentuan dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya perawatan yang tersedia dan dukungan masyarakatnya. Kriteria kemungkinan untuk diubah iniskornya terdiri dari mudah skornya 2, sebagian skornya 1, dan tidak dapat skornya 0 (Nol).
3. Kriteria ketiga adalah potensial untuk dicegah : Kriteria ini dapat ditentukan dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari criteria ini terdiri dari tinggi dengan skor 3, cukup denganskor 2, dan rendah denganskor 1.
4. Kriteria Keempat adalah menonjolnya masalah: criteria ini dapat ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah. Penilaian dari criteria ini terdiri dari segera dengan skor 2, tidak perlu segera dengan skor nya 1 dan tidak dirasakan dengan skor (nol) 0.
G. HASIL PENGHITUNGAN MAYORITAS MASALAH
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu masalah. Prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses skoring sebagai berikut.
Sumber: (Wahit Iqbal Mubarak, 2011: 105), Skoring:
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria bobot
2) Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Skor yang diperoleh
_________________ X Bobot Skor tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk semua criteria. (Andarmoyo, 2012:100)
H. KELUARGA MANDIRI
1. Keluarga Mandiri Tingkat I 1) Menerima petugas
2) Menerima pelayanan sesuai rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar 2. Keluarga Mandiri Tingkat II
1) Menerima petugas
2) Menerima pelayanan sesuai rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar 4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran 5) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran 3. Keluarga Mandiri Tingkat III
1) Menerima petugas
2) Menerima pelayanan sesuai rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar 4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran 5) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran 6) Melakukan tindakan pencegahan secara asertif
4. Keluarga Mandiri Tingkat IV 1) Menerima petugas
2) Menerima pelayanan sesuai rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar 4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran 5) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran 6) Melakukan tindakan pencegahan secara asertif
7) Melakukan tindakan peningkatan atau promotif secara aktif I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup schari-hari tidak Memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidak berdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidak mampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi Penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang Dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi
Membuat Perencanaan. Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab.
Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.
Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut:
f. Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan Mengerti tentang penyakit hipertensi
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali Kunjungan rumah.
Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit Hipertensi.
Standar: Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.
Intervensi :
Jelaskan arti penyakit hipertensi
Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
2) Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi
Tujuan: Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambiltindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Standar Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat,
Intervensi:
Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
2) Ketidak mampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi Standar Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat Mempengaruhi penyakit hipertensi.
Intervensi:
Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi Penyakit hipertensi misalnya:
Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya Benda yang tajam.
Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi Terjadinya iritasi.
3) Ketidak mampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Guna perawatan dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan Fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan: Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi. Standar Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi :
Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.
4) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
Sasaran: Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan: Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi :
Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan Olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.
J. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah fase ketikan perawata menerapkan melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Nursalam, 2008).
K. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil.
Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil (hidayat. A.a.a.
2008).
L. CATATATAN PERKEMBANGAN
Catatan perkembangan berisikan catatan tentang perkembangan tiap–tiap masalah yang telah dilakukan tindakan, dan disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang sama