• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA HIPERTENSI DENGAN NYERI KEPALA AKUT DI DESA PACING KECAMATAN BANGSAL KABIPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA HIPERTENSI DENGAN NYERI KEPALA AKUT DI DESA PACING KECAMATAN BANGSAL KABIPATEN MOJOKERTO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA HIPERTENSI DENGAN NYERI KEPALA AKUT DI DESA PACING KECAMATAN

BANGSAL KABIPATEN MOJOKERTO

Kusnul Khotimah 1312010015

Subject: Asuhan Keperawatan, Keluarga, Lansia, Hipertensi, Nyeri

Description

Penyakit hipertensi pada lansia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan hipertensi sistolik diatas 140 mmHg dan diastoliknya menetap atau lebih dari 90 mmHg dan merupakan faktor resiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia.Upaya yang paling penting dalam penyembuhan hipertensi adalah dengan mengenal dan melakukan perawatan pada anggota keluarga yang tepat merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan hipertensi umtuk mencegah komplikasi dan serangan berulang. Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan hipertensi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi menggunakan format asuhan keperawatan keluarga pada 3 responden keluarga dengan klien yang mengalami nyeri kepala.

Hasil dari studi kasus pada pengkajian didapatkan keluhan nyeri pada ketiga responden lansia yang mengalami hipertensi dengan skala nyeri 4 pada responden 1 dan 2, pada responden 3 skala nyeri 6. Pengkajian fungsi perawatan kesehatan didapatkan responden 1 keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan, responden 2 keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan, responden 3 keluarga tidak mampu merawat anggota yang sakit. dilakukan intervensi dan implementasi health education kepada keluarga tentang hipertensi dan perawatan dirumah serta mengajarkan cara relaksasi non farmakologi (kompres hangat). Pada evaluasi didapat keluarga mampu melaksanakan 5 tugas keluarga serta nyeri berkurang pada responden 1 dan 2, sedangkan responden 3 tidak mengalami penurunan skala nyeri.

Kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas keluarga dapat mempengaruhi kesehatan setiap anggota keluarga. Simpulan hasil studi kasus ini 3 responden atau keluarga mampu melaksanakan 5 tugas keluarga dalam pemenuhan kesehatan sehingga skala nyeri mampu berkurang.

Abstract

Hypertention in the elderly is a condition characterized by hypertention systolic over 140 mmHg and diastolic remains or more than 90 mmHg and is risk factor for morbidity dan mortality for the elderly. The purpose of this study was to conduct a family nursing care in alderly with hypertention.

The design used in this research was a casestudy with interviews, observation and documentation using the format of family nursing care in 3 respondents family of clients who had a headache.

(2)

on respondents 1 and 2. On pain scale was 6 on respondent 3. Assessment of health care functions obtained respondent 1’s family was unable to recognize health problems, respondent 2’s families was not able to modify the environment to ensure the health, respondent 3’s family was unable to take care for family members. Conducted intervention and implementation of health education to families about hypertention and home care as well as to taught non pharmacological methods of relaxation (a warm compress). In evaluation ob tained families were able to implement five family duties and reduced pain on the respondents 1 and 2, while the respondent 3 did not experience a decrease in pain scale.

The family’s ability to implement five family duties can affect the health of every member of the family. Conclution from the results of this case study in 3 respondents or family are able to perform five duties of the family in the provision of health so the scale of pain can be reduced.

Keywords: Nursing care, Family, Hypertention, Elderly, Acute

Contributor : Eka Diah Kartiningrum, M. Kes WidySetyowati, M. Kep

Date : 29 juni-29 juli 2016 Type material : Laporan Tugas Akhir Identifier : -

Right : Open Document Summary :

Latar belakang

Lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh akibat perubahan fisik, psikososial, kultural, spiritual. Perubahan fisik akan mempengaruhi berbagai sistem tubuh salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari proses penuaan yang sering terjadi pada sistem kardiovaskuler yang merupakan proses degenerative, diantaranya adalah penyakit hipertensi. Penyakit hipertensi pada lansia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan hipertensi sistolik diatas 140 mmHg dan diastoliknya menetap atau lebih dari 90 mmHg yang memberi gejala yang berlanjut, seperti stroke, penyakit jantung koroner (Kellicker, 2010).

Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST), dan pada umumnya merupakan hipertensi primer. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor resiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor resiko utama untuk stroke, gagal jantung dan penyakit koroner, dimana peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih muda. (Zulfitri, 2013)

(3)

berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah (Purwanto, 2012).

Hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia padausia > 18 tahun sebesar 26,5% namun hanya 7,2% penduduk yang sadar dirinya terkena hipertensi. Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur sebesar 26,2%. Pada usia lebih dari 65 tahun sebanyak 63,8%, prevalensi hipertensi pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki.

Hasil studi pendahuluan di desa pacing kecamatan bangsal kabupaten mojokerto jumlah pra lansia laki 95 orang perempuan 130 orang, lansia laki-laki 134 orang perempuan 78 orang, jumlah lansia dengan resiko tinggi laki-laki-laki-laki 27 orang perempuan 31 orang. Pada tahun 2015 dari jumlah 100 lansia yang rutin berkunjung ke posyandu lansia 50 orang atau 50% lansia mengalami hipertensi.

Hasil penelitian Reni tahun 2013 menyatakan bahwa 60% dukungan keluarga dengan baik sangat berpengaruh menimbulkan kepercayaan diri pada penderita hipertensi dan mampu menghadapi dan mengelola penyakitnya dengan baik. Pasien akan merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya.

Pada lanjut usia terjadi beberapa perubahan-perubahan pada pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya hipertensi. Diantaranya adalah perubahan pada struktur dan fungsi pembuluh darah, yaitu sifat elastisitas dari pembuluh darah menjadi berkurang dan kejadian aterosklerosis (kekakuan dinding pembuluh darah dalam arteri) semakin meningkat, sehingga pembuluh darah menjadi terganggu untuk melebar. Karena hipertensi memicu proses aterosklerosis arteri koronaria, maka jantung dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat penurunan aliran darah ke dalam miokardium sehingga timbul anginapektoris atau infarkmiokard. Hipertensi juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin mempercepat proses aterosklerosis serta kerusakan organ, seperti cedera retina, gagal ginjal, stroke, dan aneurisma serta diseksi aorta. (Muttaqin, 2009)

Penatalaksanaan dan perawatan hipertensi pada lanjut usia memerlukan pendekatan tersendiri dan pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologinya. Perlindungan pertama yang terbaik untuk mengatasi kerusakan pembuluh darah akibat hipertensi adalah dengan mencegahnya, dan perlindungan kedua yang terbaik adalah dengan mengontrolnya secara rutin. Selain itu, penting sekali supportatau dukungan keluarga psikososial dari berbagai pihak khususnya keluarga yang merupakan orang yang paling dekat dengan lanjut usia dan merupakan lingkungan yang paling aman dan nyaman bagi lanjut usia dalam menghabiskan sisa hidupnya menjadi lebih berarti (zulfitri, 2013).

Upaya yang paling penting dalam penyembuhan hipertensi adalah dengan mengenal dan melakukan perawatan pada anggota keluarga yang tepat merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan hipertensi untuk mencegah komplikasi dan serangan berulang. Maka perlunya dilakukan suatu pelayanan melalui proses keperawatan keluarga oleh tenaga kesehatan sekitar daerah setempat melalui proses keperawatan keluarga dimana tenaga kesehatan memberikan pelayanan kepada keluarga (Ekasari, Mita, Fatmadkk, 2007).

(4)

keluarga yang hipertensi dengan membatasi diet dan olahraga serta minum obat teratur, memodifikasi lingkungan kelurga untuk menjamin kesehatan keluarga dengan hipertensi dan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada jika ada kekambuhan pada keluarga yang hipertensi.

Metodologi

Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien keluarga pada lansia dengan hipertensi di desa Pacing kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto.Partisipan dalam studi kasus ini adalah 3 keluarga dengan lansia hipertensi yang mengalami nyeri kepala di desa Pacing kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan pada klien dan keluarga. Observasi yang dilakukan menggunakan pemeriksaan fisik dengan metode persistem. Dokumentasi yaitu mencatat hasil wawancara dan observasi dengan klien, dengan menggunakan format asuhan keperawatan keluarga.

Uji keabsahan data menggunakan 2 sumber data utama yaitu klien dan keluarga. Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan. Kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi.

Hasil dan pembahasan 1. Pengkajian

Pada pengkajian pada tanggal 29 juni 2016 keluhan yang muncul dari 3 responden adalah nyeri kepala terutama pada tengkuk. Pada responden 1 nyeri muncul saat kelelahan dengan tekanan darah 160/80 mmHg, responden 2 nyeri muncul setelah makan ikan klotok atau makanan yang asin dengan tekanan darah 180/90 mmHg, responden 3 nyeri kepala muncul jika pada malam hari sulit tidur dengan tekanan darah 190/90 mmHg.

Salah satu tanda dan gejala hipertensi adalah tengkuk terasa pegal atau kekakuan pada otot tengkuk yang diakibatkan karena terjadi peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah di daerah leher yang mana pembuluh darah tersebut membawa darah ke otak sehingga ketika terjadi peningkatan tekanan vaskuler ke otak yang mengakibatkan terjadi penekanan pada syaraf otot leher sehingga penderita merasa nyeri atau ketidaknyamanan pada leher (Bararah, 2011).

Berdasarkan hasil pengkajian keluhan yang muncul dengan teori terdapat kesesuaian salah satu tanda gejala pada hipertensi yaitu nyeri kepala terutama ditengkuk yang bersifat akut atau sementara.

(5)

responden 3 keluarga membawa Ny. S ke perawat saat sakit dan membeli obat diwarung, anak Ny. S yang tinggal satu rumah tidak setiap hari dirumah. Tugas kesehatan keluarga menurut Effendy, (2009) adalah memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut: keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis, dan perawatannya). Sifat dan perkembangan yang dibutuhkan, keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. Sumber-sumber yang ada pada keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan atau finansial, fasilitas fisik, psikososial dan sikap keluarga terhadap yang sakit, untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya).

Hasil penelitian Hamid (2012) menjelaskan bahwa pengetahuan keluarga tetang hipertensi dan cara perawatannya berhubungan dengan kejadian hipertensi pada anggota keluarga (p valve: 0,011). Keterbatasan pengetahuan tentang hipertensi berpengaruh secara langsung terhadap perilaku sehari-hari seperti pola makan, dan cara perawatan nyeri yang muncul akibat hipertensi. Hal ini menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah. Semakin baik pengetahuan maka semakin baik perawatan yang diberikan keluarga pada pasien hipertensi demikian pula dari sikap. Hasil penelitian Hamid (2012) menjelaskan sikap memperberat dengan kejadian hipertensi (p value: 0,014) sikap negatif mendorong keluarga kurang memperhatikan dan membiarkan penderita hipertensi mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, garam dan fastfood sehingga pola makan tidak sehat. Selain itu juga mengurangi rasa empati, kepedulian dan perhatian pada setiap keluhan penderita. Dengan perhatian yang lebih penderita hipertensi tidak merasa sendiri karena penyakit hipertensi adalah penyakit seumur hidup dan perawatannya seumur hidup.

Berdasarkan pengkajian dan teori pada fungsi perawatan kesehatan pada keluarga didapatkan ketiga responden keluarga mengalami ketidakmampuan dalam salah satu tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan responden 1 adalah Nyeri kepala akut berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat (Setiawati, 2008).

(6)

Diagnosa keperawatan responden 2 adalah Nyeri kepala akut berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan.

Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat (Setiawati, 2008).

Berdasarkan pengkajian dan teori responden 2 keluarga tidak mampu melaksanakan tugas keluarga memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan, faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab keluarga tidak mampu mengubah kebiasaan makan makanan yang cenderung asin serta faktor psikologi tentang pendapatan yang menjadi stressor pada lansia yang mengalami hipertensi.

Diagnosa keperawatan responden 3 adalah Nyeri kepala akut berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat (Setiawati, 2008).

Berdasarkan pengkajian dan teori responden 3 keluarga tidak mampu melaksanakan tugas keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, karena hanya berdua dan anggota keluarga yang merawat adalah anak laki-laki yang setiap hari bekerja.

Dari ketiga responden memiliki diagnosa keperawatan yang sama, tetapi etiologi yang berbeda dari pemeriksaan 5 tugas kesehatan keluarga.

3. Intervensi

Intervensi yang dilakukan pada ketiga responden sama yaitu:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1 x 24 jam nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil keluarga mengerti tentang proses penyakit, keluarga mampu mengatasi nyeri klien, klien mengatakan nyeri berkurang, wajah tampak rileks, keluarga dan klien mampu melakukan tindakan relaksasi yang diajarkan (kompres hangat).

Salah satu tindakan nonfarmakologis untuk meghilangkan nyeri adalah kompres hangat. Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu, karena panas yang diberikan mampu mendilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen menjadi lancar dan meredakan ketegangan akibatnya nyeri dapat berkurang (Asmadi, 2008).

(7)

Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkuan menjadi sehat, Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Murwani, 2007).

Berdasarkan intervensi yang direncanakan dan teori terdapat kesesuaian yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan mandiri keluarga pada lansia dengan hipertensi dirumah saat nyeri kambuh. 4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan dengan masalah nyeri akut pada tanggal 21-24 juli 2016 adalah menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala dan komplikasi hipertensi, pengobatan dan batasan diet rendah garam. Mengajarkan kepada keluarga dan klien teknik relaksasi (kompres hangat pada tengkuk dan daerah nyeri). Mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang mobilisasi dan olahraga. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (seperti suara bising yang mengganggu, pencahayaan yang terlalu terang). Menganjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan istirahat tidur pada klien.

Salah satu tindakan nonfarmakologis untuk meghilangkan nyeri adalah kompres hangat. Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu, karena panas yang diberikan mampu mendilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen menjadi lancar dan meredakan ketegangan akibatnya nyeri dapat berkurang (Asmadi, 2008). Hasil penelitian rohimah&kurniasih (2015) ada pengaruh signifikan pemberian kompres hangat terhadap pemberian kompres hangat terhadap skala nyeri leher pada penderita hipertensi, dengan hasil akhir perubahan skala nyeri sedang menjadi nyeri ringan (prevalue: 0,003)

Penelitian widyastuti (2012) tentang kompres hangat terhadap nyeri sendi diperoleh perubahan nyeri sendi dari tingkat berat ke skala sedang setelah dilakukan kompres hangat. Hal ini menjelaskan tentang kompres hangat memang merupakan salah satu implementasi yang tepat untuk diajarkan pada keluarga agar dapat menanggulangi rasa nyeri akibat hipertensi.

Berdasarkan implementasi dan teori ditemukan kesesuaian yaitu mengajarkan tindakan mandiri kompres hangat, keluarga mampu melakukan kompres hangat dengan baik saat diajarkan. Keluarga mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan.

5. Evaluasi

Responden 1 keluarga mengerti tentang pengertian, diit rendah garam, tanda gejala pada hipertensi, aktifias olahraga, dan istirahat cukup serta kompres hangat. Ny. Ms mengatakan sakit pada tengkuk berkurang dengan skala nyeri 3. Keluarga sudah membatasi makanan tinggi garam, menyarankan kepada Ny. Ms untuk istirahat cukup TD: 180/80 mmHg Ny. Ms tampak rileks.

(8)

Responden 3 keluarga mengerti tentang pengertian, tanda gejala, diit rendah garam, aktifias olahraga, dan istirahat cukup serta kompres hangat, Ny. S mengatakan masih sakit pada tengkuk dengan skala nyeri 6. Keluarga sudah melaksanakan beberapa yang telah diajarkan seperti tidak mengkonsumsi makanan tinggi garam, terutama istirahat cukup untuk menghindari sakit kepala dan tensi tinggi TD: 190/90 mmHg Ny. S tampak rileks.

Salah satu tindakan nonfarmakologis untuk meghilangkan nyeri adalah kompres hangat. Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu, karena panas yang diberikan mampu mendilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen menjadi lancar dan meredakan ketegangan akibatnya nyeri dapat berkurang (Asmadi, 2008). Hasil penelitian rohimah&kurniasih (2015) ada pengaruh signifikan pemberian kompres hangat terhadap pemberian kompres hangat terhadap skala nyeri leher pada penderita hipertensi, dengan hasil akhir perubahan skala nyeri sedang menjadi nyeri ringan.

Hasil evaluasi menunjukkan ada kesesuaian pada responden 1 dan 2 yaitu penurunan skala nyeri, sedangkan responden 3 tidak mengalami penurunan nyeri sesuai kriteria hasil yang ditetapkan. Hasil penelitian Fanada (2012) pada pretest terjadi nyeri dengan skala 3 dan di posttest turun menjadi skala 1. Demikian pula dengan Malissa (2011) pada nyeri pretest terjadi nyeri skala sedang (53,3%) setelah dikompres 70% responden tidak mengalami nyeri.

Pada responden 3 tidak terjadi penurunan nyeri menjadi hal yang wajar. Nyeri dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, respon nyeri, perhatian, ansietas dan keletihan. Responden 3 merupakan penderita hipertensi yang juga komplikasi dari penyakit lain, sehingga memiliki respon nyeri yang rendah dengan terlihat ansietas yang berlebihan, oleh sebab itu dia tidak memahami pemenuhan terhadap nyeri. selain itu responden juga tinggal sendiri dirumah, oleh sebab itu faktor keletihan juga menjadi hal yang mempengaruhi perubahan skala nyeri pasca di kompres air hangat.

Simpulan 1. Pengkajian

Dari data hasil pengkajian keluhan yang ditemukan pada ketiga responden sama yaitu nyeri kepala terutama dibagian tengkuk.

2. Diagnosa keperawatan

Klien 1, 2 dan 3 memiliki masalah keperawatan yang sama tetapi memiliki etiologi yang berbeda. Responden 1 yaitu Nyeri kepala akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Responden 2 yaitu Nyeri kepala akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan. Responden 3 yaitu Nyeri kepala akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Perbedaan etiologi terjadi dipengaruhi oleh ketidakmampuan keluarga melaksanakan salah satu dari 5 tugas kesehatan keluarga.

3. Intervensi

(9)

batasan diet rendah garam, mengajarkan kepada keluarga dan klien teknik relaksasi (kompres hangat pada tengkuk dan daerah nyeri), mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang mobilisasi dan olahraga, mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (seperti suara bising yang mengganggu, pencahayaan yang terlalu terang), danmenganjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan istirahat tidur pada klien.

4. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn. H, Tn. P dan Ny. S yaitu 1x24 jam selama 4 hari sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat. 5. Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketiga keluarga telah memahami segala sesuatu yang telah diajarkan. Termasuk pada penurunan skala nyeri terdapat perbedaan pada penderita yang ketiga tidak mengalami penurunan nyeri.

Rekomendasi

Di harapkan kepada keluarga mampu mempertahankan dan tetap menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada pasien lansia yang mengalami hipertensi dengan masalah nyeri kepala

Daftar Pustaka

Arita, Murwani. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga konsep dan aplikasi kasus. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Brunner&Suddart. 2013. KeperawatanMedikal Bedah,edisi 12. EGC:Jakarta. Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga, edisi 3. EGC:Jakarta.

Herlinah, Lily dkk. Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi. 2013. Jurnal keperawatan komunitas, volume 1, no 2.

Kushariyadi, 2010. Asuhan keperawatan pada lanjut usia. Jakarta: Salemba medika

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mujahidullah, Khalid. 2012. Keperawatangerontik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Nettina, Sandra M. 2002. Pedoman praktikkeperawatan. EGC: Jakarta

Puspitaningsih, Dwi harini. Kartiningrum, Eka diah & Puspitasari, Widya. 2015. Panduan studi kasus d3 Keperawatan. Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto.

Rahayu, niken. Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan keluarga pada ny S dengan hipertensi. 2013. Surakarta.

Setiawati, santun & dermawan aguscitra. 2008. Asuhan keperawatan keluarga. Trans info medika: Jakarta.

Zulfitri, reni. Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lanjut usia hipertensi dalam mengontrol kesehatannya. FIK-UI, 2006.

Alamat corespondensi

Email : kusnulkz88@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain perusahaan dengan Growth Opportunity dalam hal ini dilihat dari sisi pertumbuhan penjualan yang baik selalu tidak selalu ditandai dengan peningkatan laba

SDS = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda pendek SD1 = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda 1 detik SMS = parameter spektrum

... ﻢّﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰّﻠﺻ ّﻲﺒﻨﻟا لﺎﻗ : حّﺮﻟا ﻞﻴﻠﺧ ﻢﻴﻫاﺮﺑإ ﺐﻠﻗ ﻲﻓ ﻢﻬﺑﻮﻠﻗ ﻼﺟر نﻮﺛﻼﺛ ﺔّﻣﻷا ﻩﺬﻫ ﻲﻓ لاﺪﺑﻷا ﻦﻣ ﻼﺟر ﻪﻧﺎﻜﻣ ﷲا لﺪﺑأ تﺎﻣ ﺎﻤّﻠﻛ ) ﺖﻣﺎّﺼﻟا ﻦﺑ ةدﺎﺒﻋ ﻦﻋ ﺪﻤﺣأ ﻩاور ( ﺢﻴﺤﺻ

Apakah tekanan (pressure) yang terdiri dari financial target, financial stability, external pressure dan institutional ownership berpengaruh terhadap

Keberhasilan gerakan sosial ekonomi Islam dalam prinsip- prinsipnya bisa meresap dan menjadi bagian dari ekonomi pedesaan Kabupaten Sragen, bisa diukur dengan melihat jumlah BMT yang

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu harga, pelayanan purna jual, inovasi,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam materi perkalian dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada siswa kelas II

Metode nasehat merupakan salah satu metode yang efektif dalam mendidik anak, karena nasehat memiliki pengaruh yang besar yang membuat anak mengerti tentang hakekat