• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asuhan Keperawatan PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Tujuan 2 1.3. Manfaat 3 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Definisi 4 2.2. Etiologi 5 2.3. Gejala Klinis Penderita Hipertensi... 5

2.4. Diagnosis 6 2.5. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi... 6

2.6. Pencegahan ...8

2.7. Klasifikasi Hipertensi... 8

2.8. WOC 9 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 3.1. Pengkajian ...10

3.2. Analisa Data ...15

3.3. Prioritas Masalah... 16

3.4. Masalah Keperawatan... 17

3.5. Rencana Asuhan Keperawatan Hipertensi... 18

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan ...27 4.2. Saran 28

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya (Slamet Suyono, 2001).

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001).

Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang pengobatannya.

(4)

darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001).

Berdasarkan latar belakang di atas, dengan tinggi persentase penyakit hipertensi pada lansia, maka kelompok kami tertarik mengangkat masalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Klien Hipertensi”.

1.2. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.

b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi.

1.3. Manfaat

1. Menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi.

(5)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Definisi

 Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001).

 Menurut Tom Smith (1991), hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal.

 Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

 Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.

 Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan

pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.

Etiologi

(6)

keturunan hormonal, metabolik, emosi dan kebiasaan diet menjadi pemicu terjadinya hipertensi esensial. Sedangkan 5-10% hipertensi diketahui penyebabnya yang disebut hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder : hormonal, kelainan pada ginjal, kelainan intracranial dan Koartasio aorta.

Gejala Klinis Penderita Hipertensi

Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa : 1. Sakit kepala

2. Pusing

3. Mudah marah (emosi meningkat) 4. Susah tidur

5. Rasa berat di tengkuk 6. Mudah lelah

7. Mata berkunang-kunang 8. Telinga berdengung

Diagnosis

Untuk menentukan derajat hipertensi tidaklah membutuhkan alat-alat canggih, namun cukup dengan menggunakan sphygmomanometer air rasa yang sederhana saja, digunakan dengan baik yaitu sesuai dengan pedoman pengukuran tekanan darah.

(7)

Indonesia untuk menilai hipertensi adalah sesuai dengan menggunakan standar WHO seperti lazimnya penyakit lain diagnosa hipertensi ditegakkan berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan penunjang. Selain itu data mengenai penyakit yang diderita dan faktor risiko penyakit hipertensi.

Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi

1. Faktor genetik

Terbukti bahwa faktor ini merupakan faktor predisposisi bagi individu untuk menderita hipertensi.

2. Karakteristik

Faktor-faktor yang terdapat pada individu yang terpenting untuk terjadinya hipertensi adalah umur, jenis kelamin dan ras.

3. Stress

Peranan stress dalam menimbulkan hipertensi sukar dinilai, sudah lama diketahui bahwa stress akut dapat meningkatkan darah untuk sementara, stress merupakan sesuatu yang sering dihubungkan dengan kegiatan.

4. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan atau kenaikan berat badan di atas beberapa standar yang ditetapkan, biasanya didefinisikan dalam hubungan tinggi badan.

(8)

Dalam kasus hipertensi seorang perokok mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok.

6. Garam

Penyakit hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal.

7. Konsumsi alkohol

Perlu diperhatikan oleh penderita penyakit kardiovaskuler adalah konsumsi alkohol, karena adanya bukti yang saling tolak belakang antara keuntungan dan risiko minum.

8. Olahraga

Kurangnya olahraga atau aktivitas fisik adalah kontribusi utama pada obesitas, diabetes dan hipertensi.

Pencegahan

Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan pencegahan antara lain :

 Diet rendah lemak  Diet rendah garam

 Hindari makan daging kambing, durian, minuman beralkohol  Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol

 Jauhi merokok

 Berhenti minum kopi

 Turunkan berat badan ke arah yang ideal

(9)

 Hindari penyerta seperti DM, kolesterol tinggi.

Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal tensi

Hipertensi borderline Hipertensi sedang dan berat Hipertensi terisolasi

< 140 140-160

> 180 > 140

(10)

Emosi

Merangsan g sistemsaraf

simpatis

Gaya hidup

Konsums i alkohol

(11)

Sex : Wanita

Genetik

Perubahan membranpembuluh darah

Umur>50tahun

(12)
(13)
(14)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

3.1. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 65 Tahun

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah Pendidikan terakhir : SD tidak tamat

Pekerjaan : Tani

Alamat Panti : Panti Sosial Tresna Werdha Bengkulu 2. Alasan Masuk Panti

Tuan A masuk ke panti sekitar 2 bulan yang lalu, hal ini disebabkan rumah klien dikontrakkan dengan orang lain. Anak klien pergi meninggalkan klien sebelum klien masuk panti.

3. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Tn. A mengatakan sudah menderita hipertensi sejak satu tahun yang lalu, tetapi selama ini Tn. A tidak rutin berobat karena tidak punya uang, hanya sesekali minum jamu yang dibeli di pasar.

(15)

Pada saat pengkajian, Tn. A sering sakit kepala, terutama pada bagian tengkuk, biasanya terjadi pada saat mengubah posisi dari duduk menjadi berdiri, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, susah tidur dan mudah lelah.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tn. A mengatakan keluarganya ada yang mengalami sakit yang sama seperti dialami klien yaitu orang tuanya, tetapi sekarang sudah meninggal.

6. Kebiasaan Sehari-hari a. Nutrisi

1) Makan

Frekuensi makan : 3 x sehari

Nafsu makan : Berkurang, klien bisa menghabiskan ½ porsi

Jenis makanan : Nasi + lauk pauk

Makanan yang tidak disukai : pantangan : makanan bermnyak (goreng-gorengan) dan sayuran. Kebiasaan sebelum makan : merokok dan minum kopi

2) Minum

Frekuensi minum : Bila haus

Banyaknya : 7-8 gelas/hari

Jenis : Air putih, kopi

b. Pola eliminasi 1) BAK

Frekuensi : 3-5 x / hari (melihat situasi)

(16)

Bau : Khas 2) BAB

Frekuensi : 1-2 x / hari

Konsistensi : Encer

Warna : Kuning kecoklatan

Bau : Khas

Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada keluhan c. Pola Tidur dan Istirahat

Setelah masuk panti, pola tidur klien tidak teratur yaitu 3-5 jam/hari. d. Kebiasaan klien di rumah

Merokok : Ya (2 bungkus perhari)

Minuman keras : Kadang-kadang

Ketergantungan obat : Kebiasaan konsumsi anti sakit kepala. 7. Hubungan Sosial

a. Hubungan antar keluarga

Tn. A sering dikunjungi keluarga setiap 1 minggu sekali.

b. Hubungan dengan orang lain

Tn. A termasuk orang yang ramah, mudah bergaul dengan penghuni panti yang lain maupun dengan pegawai dan pengasuh panti.

8. Pemeriksaan Fisik

(17)

b. TTV :

TD : 170/90 mmHg

Nadi : 88 x / menit

RR : 24 x / menit

Suhu : 37,5oC

c. Kepala

Bentuk : tidak bulat, tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, tidak ada ketombe, rambut rontok, rambut putih, keluhan sering sakit kepala.

d. Mata

Bentuk : simetris ka/ki, konjungtiva tidak anemis, reflek pupil (+) positif, sklera tidak ikterik, penglihatan klien sedikit kabur.

e. Hidung

Bentuk simetris ka/ki, tidak ada sekret, tidak ada kelainan seperti polip, kebersihan hidung bersih, tidak ada peradangan maupun perdarahan.

f. Mulut

Kebersihan mulut baik, tidak ada caries, gigi tidak lengkap, tidak ada gangguan menelan, mukosa basah.

g. Telinga

Bentuk simetris ka/ki, tidak ada serumen, sedikit tuli pada sistem pendengaran. h. Tonsil

Tidak ada pembengkakan i. Leher

(18)

j. Dada 1) Paru

I : dada simetris, retardasi dinding dada tidak ada dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan, RR : 24 x / menit

P : Premitus ka/ki

P : Sonor

A : Vesikuler

2) Jantung

I : Iktus cordis tidak terlihat

P : IC teraba (1 jari medial LMCS RIC kes/6) P : Batas jantung jelas, atas region intercosta II

Kiri : 1 jari medial LMCS RIC kes Kanan : linea sternalis dekstra

A : Aritmia

k. Abdomen

I : Bentuk simetris, asites (-)

P : Tidak ada pembesaran hepar/limfa, tidak ada pelebaran vena pada abdomen

P : Tympani

A : Bising usus (10 x / menit) l. Ekstremitas

(19)

Bawah : Bentuk simetris ka/ki, tidak ada bengkak dan gangguan pada bagian sendi lutut.

3.2. Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan

1 DS :

 Klien mengatakan sering sakit kepala  Klien mengatakan tengkuknya terasa sakit  Klien mengatakan sering pusing

DO :

Klien terlihat memegang kepala Klien tampak meringis

Klien tampak teringat menahan sakit  Skala nyeri : 5-7

 TTV :

TD : 170/100 mmHg RR : 24 x / menit N : 88 x / menit Suhu : 37,5oC

Gangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A

2 DS :

 Klien mengatakan mudah lelah

 Klien mengatakan jika bangun dari tidur terasa kesemutan (pegal-pegal)

DO :

Klien kelihatan lesu

 Klien kelihatan banyak diam

Intoleransi aktivitas pada Tn. A

(20)

1. Gangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah hipertensi.

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah skala : aktual

3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual karena Tn. A mengalami nyeri kepala. 2 Kemungkinan

masalah dapat diatasi skala : sebagian

½ x 2 = 1 Adanya keinginan sebagian klien untuk merubah nyeri akut kepala

3 Potensial masalah untuk dicegah

skala : cukup

2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi dan sudah berlangsung lama

4 Menonjol masalah harus segera ditangani

2/2 x 1 = 1 Klien mengatakan ada masalah

Total Skor 3 2/3

2. Intoleransi aktivitas pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah kelemahan

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah skala : aktual

3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual karena Tn. A mengalami intoleransi aktivitas.

2 Kemungkinan

masalah dapat diatasi skala : sebagian

½ x 2 = 1 Adanya keinginan sebagian klien untuk menambah gangguan aktivitas

3 Potensial masalah untuk dicegah

skala : rendah

1/3 x 1 = 1/3 Masalah sudah terjadi dan sudah berlangsung lama

4 Menonjol masalah harus segera ditangani

2/2 x 1 = 1 Klien mengatakan ada masalah

Total Skor 3 1/3

(21)

1. Gangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah hipertensi.

(22)

3.5. Rencana Asuhan Keperawatan Hipertensi akut kepala pada

Tn. A

berhubungan dengan

ketidakmampua n klien merawat dirinya dengan masalah nyeri akut pada

Tn. A

hipertensi dengan bahasanya sendiri.) Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang penyebab dari hipertensi)

Penyebab

(23)
(24)

klien hipertensi pada Tn. A adalah :

1. Stroke 2. Gagal jantung 3. Jantung koroner

(25)

menyebutkan cara merawat penyakit hipertensi :

1. Diet rendah lemak

2. Diet rendah garam

3. Hindari makan daging kambing,

(26)
(27)

klien

(28)

diharapkan

digunakan antara lain klinik panti :  Klinik panti dibuka

setiap hari Senin kembali keluhan yang terjadi selama ini dan mencegah komplikasi dari hipertensi

 Tempat konsultasi  Tempat mengobati

penyakit

(29)

Motivasi

aktivitas pada

Tn. A

berhubungan dengan

ketidakmampua n klien merawat dirinya dengan masalah aktivitas dapat berkurang/hilan

kelemahan dengan bahasanya sendiri) Kelemahan adalah suatu keadaan ketidakcukupan energi secara fisiologis/psikologi s pada seseorang untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan.

(30)

dari kelemahan dengan bahasanya sendiri atau dengan bantuan perawat. 1. Kaki terasa

kesemutan dan pegal-pegal. 2. Bangun tidur

(31)

ment (+) atas keberhasil an klien

1.3.1. Kaji pengetahu an klien tentang tanda dan gejala dari kelemaha n.

1.3.2. Beri reinforce ment (+) atas jawaban yang benar 1.3.3.

Diskusika n bersama klien tentang tanda dan gejala dari kelemaha n

1.3.4.

Motivasi klien untuk mengulan g kembali 1.3.5. Beri

(32)

jawaban kelumpuhan, yaitu tidak bisa melakukan

aktivitas secara mandiri dan harus dengan bantuan orang lain.

(33)

yang menyebutkan cara merawat dengan kelemahan :

(34)

kelemahan. n bersama

(35)

kelemahan.

Yankes yang dapat digunakan antara lain klinik panti :  Klinik panti dibuka

(36)

kembali keluhan yang terjadi selama ini dan mencegah komplikasi dari kelemahan

Tempat konsultasi  Tempat mengobati

penyakit

(37)

yankes. 5.2.2. Beri

(38)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi.

Penyebab hipertensi adalah : 1. Keturunan

2. Hormonal 3. Metabolik 4. Emosi

5. Kebiasaan diet.

Adapun tanda dan gejala hipertensi adalah : 1. Sakit kepala

2. Pusing

3. Mudah marah

4. Rasa berat di tengkuk 5. Mudah lelah

6. Mata berkunang-kunang

Akibat lanjut dari hipertensi adalah : 1. Stroke

(39)

4.2. Saran

Dalam upaya meningkatkan asuhan keperawatan klien dengan hipertensi : 1. Klien diberi support untuk mempercepat penyembuhan

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama. Media Aesculapius, Jakarta.

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Perluasan jaringan akses merupakan wewenang dari Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) dan dapat dilakukan oleh user dengan..

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengendalian Internal, Audit Internal, dan

sehingga masker perca ini sangat bermanfaat untuk mengurangi limbah dari perusahaan industri konveksi dan garment terutama, selain itu masker perca ini juga dapat menghasilkan nilai

Dimana sebuah sesi pemotretan, interaksi diantara fotografer dan modelnya menjadi penting karena ide, konsep dan gagasan untuk menciptakan sebuah karya foto disampaikan

Ketika sebuah sistem perpipaan PE akan dioperasikan pada temperatur konstan terus menerus lebih tinggi dari 20°C dan sampai40°C, pengurangan koefisien tekanan seperti yang

KONSEP TALAQQI Talaqqi al-Qur’an berasal dari masdar ilqa’ yang memberi maksud melontar atau mencampakkan.15 Manakala mengikut istilah pula,ia bermaksud manhaj pembelajaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh sikap dan perilaku guru terhadap minat peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran PKn pada kelas X di SMK Muhammadiyah 3

Oleh karena itu, masalah tersebut dibahas dan dituangkannya dalam bentuk Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Penilaian Tanah Dan Bangunan Sebagai Salah Satu Agunan Dalam