• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKPATUHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKPATUHAN "

Copied!
118
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Metode Penulisan

  • Metode Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga atau teman dekat klien, rekam medis perawat, hasil pemeriksaan dan tim medis lainnya.

Sistematika Penulisan Metode

Pada tinjauan literatur ditemukan tidak terjadi perdarahan, tidak terjadi pembengkakan kelenjar getah bening (Barara danjauhar, 2011). Pada pemeriksaan literatur didapatkan riwayat sakit kepala, pusing, tanpa trauma (Barara danjauhar, 2011). Dalam peninjauan kasus diketahui klien merasakan sakit kepala, tidak ada trauma sebelumnya, pusing.

Pada tinjauan pustaka didapatkan bentuk telinga simetris, tidak ada kelainan, tidak ada lesi, biasanya pada lansia terjadi gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan kasus didapatkan tidak ada kelainan, tidak ada lesi, bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan. Berdasarkan peninjauan kasus, ditemukan adanya kekakuan leher pada punggung, terdapat nyeri tekan pada leher belakang, dan tidak terdapat benjolan.

Pada tinjauan literatur ditemukan tidak adanya batuk, sesak nafas, sputum, dan wheezing (Barara danjauhar, 2011). Pada tinjauan kasus, tidak terdapat tarikan otot pernafasan karena klien tidak mempunyai riwayat asma. Pada tinjauan literatur ditemukan adanya peningkatan tekanan darah, tidak ada nyeri atau nyeri dada, tidak ada rasa sesak, tidak ada edema (Barara danjauhar, 2011).

Pada tinjauan kasus tidak ditemukan adanya edema, hal ini dikarenakan klien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung. Pada tinjauan kasus ditemukan adanya perubahan nafsu makan, tidak nyeri ulu hati, tidak diare atau konstipasi, intoleransi terhadap makanan. Pada tinjauan literatur ditemukan tidak adanya edema pada pasien, inkontinensia urin (Barara danjauhar, 2011).

Berdasarkan tinjauan literatur, pemeriksaan menunjukkan: tidak ada lesi, pada anamnesis menstruasi, pada anamnesis menopause, tidak ada penyakit menular seksual. Pada pemeriksaan kasus ditemukan tidak ada sakit kepala, tidak ada kejang, tidak ada tremor, tidak ada luka, tidak ada gangguan ingatan. Tinjauan literatur menemukan perubahan warna rambut, tidak ada poliuria, tidak ada pigmentasi kulit, tidak ada pembesaran tiroid (Barara danjauhar, 2011).

Tinjauan kasus menunjukkan bahwa klien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid, yang biasa terlihat di leher.

Table 2.1 Derajat hipertensi
Table 2.1 Derajat hipertensi

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Etiologi

Pada pemeriksaan kasus didapatkan klien tidak mengalami pendarahan, tidak terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, dan tidak dilakukan transfusi darah. Pada pemeriksaan kasus, klien tidak mempunyai benjolan yang biasa terlihat pada leher karena klien tidak mempunyai riwayat pembesaran tiroid. Saat diperiksa kasusnya, ditemukan bentuk payudara simetris, tidak ada luka, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluarnya cairan dari puting.

Tinjauan kasus menunjukkan bahwa tidak ada lesi, tidak ada pendarahan, tidak ada nyeri panggul, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada infeksi.

Manifestasi Klinis

Klasifikasi

Hipertensi primer seringkali tidak menunjukkan gejala, dan gejala baru biasanya muncul ketika hipertensi sudah parah atau telah menimbulkan komplikasi. Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain penyempitan arteri ginjal, penyakit parenkim ginjal, hiperardosteron, dan kehamilan. Hipertensi primer dan sekunder dapat menjadi hipertensi berat atau krisis hipertensi.

Prevalensi krisis hipertensi di Amerika berkisar antara 2-7% pada populasi penderita hipertensi yang tidak mendapat pengobatan secara teratur. Sayangnya, sejauh ini belum ada laporan mengenai krisis hipertensi di Indonesia.

Patofisiologi

Adanya angiotensin I dalam aliran darah akan menyebabkan pelepasan enzim pengubah angiotensin (ACE) pada endotel pembuluh darah paru. Enzim pengubah angiotensin (ACE) yang diproduksi oleh endotel pembuluh darah paru mengubah AI menjadi angiotensin II (AII). Peningkatan tekanan darah akibat adanya AII terjadi melalui dua cara utama, yaitu efek pentahapan dan rangsangan pada kelenjar adrenal.

Dampak dari adanya hormon aldesteron adalah peningkatan reabsorpsi air dan NACl oleh tubulus distal nefron. Berat ringannya gejala hipertensi sendiri sangat dipengaruhi oleh seberapa besar dan seberapa besar organ vital terkena dampak berkurangnya perfusi darah akibat resistensi sistemik yang tinggi.

Penatalaksanaan

Pemeriksaan Penunjang

Komplikasi

Dampak Masalah

Konsep Gerontik

  • Pengertian
  • Klasifikasi Lansia
  • Ciri-ciri Lansia
  • Perubahan Pada Lansia

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi
  • Kerangka Masalah

TINJAUAN KASUS

Identitas

Riwayat Kesehaan Saat ini

Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dia dirawat di rumah sakit karena infeksi bakteri pada kaki dan dirawat di rumah sakit selama 3 hari.

Riwayat Keluarga

Riwayat Pekerjaan

Riwayat Lingkungan Hidup

Riwayat Rekreasi

Bentuk payudara simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluarnya cairan dari puting. Pada saat peninjauan kasus klien didapatkan tidak terdapat lesi, terdapat perubahan warna rambut, tidak terdapat lebam, terdapat sedikit pemutihan pada warna rambut, terdapat perubahan tekstur. Pada tinjauan pustaka terlihat bahwa bentuk mulut biasanya asimetris jika terjadi CVA, tidak terdapat lesi, tidak terdapat kesulitan menelan (Barara andjauhar, 2011).

Tinjauan literatur menunjukkan bahwa nyeri sendi disebabkan oleh faktor usia dan aktivitas berlebihan, leher kaku, tidak ada pembengkakan pada sendi, tidak nyeri pinggul, tidak pernah berolahraga (Barara danjauhar, 2011). Tinjauan kasus menunjukkan adanya nyeri sendi, kaku pada bagian belakang leher, tidak ada pembengkakan pada sendi, tidak ada nyeri panggul dan tidak mengejan. Tinjauan literatur menunjukkan bahwa sakit kepala disebabkan oleh tekanan darah tinggi, tidak ada serangan, tidak ada tremor, tidak ada cedera, tidak ada gangguan daya ingat (Barara danjauhar, 2011).

Pada tinjauan kasus ditemukan tidak adanya gangguan daya ingat, biasanya pada lansia terdapat gangguan daya ingat yang berhubungan dengan gangguan otak akibat demensia (Rizal, 2020).

Table 2.11 format skoring dan prioritas masalah
Table 2.11 format skoring dan prioritas masalah

Sumber atau Sistem Pendukung

Obat-obatan

Nutrisi

Klien mengatakan bila timbul keluhan meminum obat Oskadon Original yang mengandung paracetamol 500 mg dan kafein 35 mg yang aktif bekerja pada pusat nyeri seperti sakit kepala.

Tinjauan Sistem

Berdasarkan peninjauan kasus, diketahui tidak ada sakit tenggorokan, tidak ada lesi, tidak ada kesulitan menelan, tidak ada riwayat infeksi, pola gosok gigi dua kali sehari setelah mandi, tidak ada pemasangan gigi palsu. Berdasarkan peninjauan kasus, pasien tidak mengalami edema, tidak nyeri saat berkemih, tidak mengalami hematuria, tidak mengalami infeksi saluran kemih, terdapat nokturia pada klien yang sering buang air kecil pada malam hari.

Pengkajian Fungsioal Klien

Barthel Indekz

Pengkajian Status Mental Gerontik

Analisa Data

Format Skoring dan Prioritas Masalah

Rencana Tindakan Keperawatan

Pada pemeriksaan kasus didapatkan bentuk dada simetris, irama pernafasan teratur, tidak terdapat retakan pada otot bantu pernafasan, premitus vokal kanan dan kiri sama, tidak batuk, tidak ada dahak. Dalam tinjauan literatur, pengkajian tidak dapat dilakukan karena merupakan kasus semu, sedangkan dalam tinjauan kasus, pengkajian dapat dilakukan karena dapat diketahui kondisi klien. Pada akhir pengkajian diagnosa keperawatan nyeri akut terkait agen pencedera biologis disimpulkan bahwa masalah keperawatan klien teratasi karena konsisten dengan tujuan yang ditetapkan perawat agar nyeri teratasi. S yaitu pada sistem kardiovaskuler dengan data tidak ada nyeri tekan, tidak ada pernafasan, tidak ada edema, terjadi peningkatan tekanan darah.

Pada sistem syaraf ada sakit kepala, karena darah tinggi, tidak ada kejang, tidak ada tremor, tidak ada gangguan daya ingat.

Implementasi Keperawatan

Catatan Perkembangan

Evaluasi Keperawatan

PEMBAHASAN

Diagnosa Keperawatan

Dalam diagnosa keperawatan hipertensi yang muncul pada tinjauan literatur menurut (Nurarif & Kusuma, 2015), nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh darah otak dan iskemia, kelelahan berhubungan dengan ketidakmampuan mempertahankan rutinitas normal, kurangnya pengetahuan. dikaitkan dengan kurangnya sumber daya pengetahuan. Selama peninjauan kasus, hanya dua diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, yaitu nyeri akut terkait agen biologis cedera dan ketidakpatuhan terkait beban pembiayaan program perawatan atau pengobatan. Tinjauan kasus menunjukkan tidak ada diagnosis kelelahan berhubungan dengan ketidakmampuan mempertahankan rutinitas normal karena klien masih mampu mempertahankan aktivitas normalnya.

Diagnosa keperawatan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi untuk pengobatan tidak muncul karena klien mengetahui tentang penyakitnya, klien mengetahui tanda dan gejalanya tetapi klien terhambat oleh biaya dan jarak untuk mencapai fasilitas kesehatan. Saat merumuskan perencanaan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus biasanya terdapat kesenjangan yang cukup besar karena perencanaan dalam tampilan kasus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien. Pada diagnosa keperawatan ketidakpatuhan terkait beban pembiayaan program perawatan atau pengobatan, tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan studi kasus, yaitu pada tinjauan kasus perawat menambahkan bahwa klien dapat mengubah pola hidupnya sehingga tekanan darah tinggi bisa turun.

Ketika meninjau kasus nyata, implementasinya disiapkan dan implementasinya merupakan perwujudan dari implementasi yang disiapkan. Diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis. Perencanaan tindakan keperawatan dilakukan untuk menjelaskan pada klien penyebab nyeri, mendorong klien untuk segera melaporkan nyeri, mengajarkan teknik distraksi, dan mendorong klien untuk istirahat. Diagnosa keperawatan ketidakpatuhan berhubungan dengan beban pembiayaan program perawatan atau pengobatan. Perencanaan tindakan keperawatan yang dilakukan seperti menginformasikan tentang program perawatan diet yang akan dilakukan, menginformasikan tentang manfaat yang diperoleh jika rutin menjalaninya. pengobatan diet, mendorong klien dan keluarga untuk berkonsultasi dengan pelayanan kesehatan, dan melibatkan keluarga dalam mendukung program pengobatan yang dijalani.

Diagnosa keperawatan ketidakpatuhan berkaitan dengan beban pembiayaan program kesehatan atau pengobatan. Setelah melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosa medis hipertensi di Desa Darungan Lumajang, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan serta saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit medis. diagnosis hipertensi. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan saya telah menerima salinan formulir ini.

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Dalam pelaksanaan rencana yang telah disusun, segala sesuatunya berlangsung secara mandiri tanpa campur tangan perawat atau dokter atau tenaga medis lainnya, karena semua kegiatan dilakukan secara mandiri di rumah klien.

Evaluasi Keperawatan

Sebelum saya tanda tangan di bawah ini, saya telah mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari seorang mahasiswa bernama Leli Anggita tentang proses pengambilan studi kasus ini dan saya memahami semua yang telah dijelaskan. Segala data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini. Lokasi : Rumah Warga Desa Darungan - Yosowilangun- Lumajang Sasaran : Warga Rt 01 Rw 04 Desa Darungan - Yosowilangun- Lumajang.

Hipertensi pada lansia merupakan hipertensi sistolik terisolasi (SHT), peningkatan tekanan sistolik menyebabkan kemungkinan lebih besar terjadinya stroke dan infark miokard meskipun tekanan diastolik dalam batas normal (hipertensi sistolik terisolasi) (Siti Widyaningrum, 2012). Hipertensi pada lansia merupakan hipertensi sistolik terisolasi (SHT), peningkatan tekanan sistolik menyebabkan kemungkinan lebih besar terjadinya stroke dan infark miokard meskipun tekanan diastolik dalam batas normal (hipertensi sistolik terisolasi) (Siti Widyaningrum, 2012).

PENUTUP

Saran

Gambar

Table 2.1 Derajat hipertensi
Table 2.2 Faktor Resiko dan target organ penderita hipertensi
Table  2.3 :  Nyeri  akut berhubungan  dengan peningkatan  tekanan  vaskuler  serebral dan iskemia
Table 2.6 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber  pengetahuan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada tinjauan pustaka terdapat beberapa diagnose yang tidak dimunculkan dalam tinjauan kasus antara lain; (1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya luas