ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE
LAURA SIHOTANG REGINA SIMATUPANG
PENDAHULUAN
Penyakit yang sering diderita oleh anak-anak yaitu masalah pencernaan seperti diare atau
gastroenteritis.
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen (Muttaqin, 2011).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak,
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir
saja (Potter dan Perry, 2010).
Pada anak-anak banyak sekali ditemukan
kasus tersebut, karena mereka tidak mencuci tangan sebelum makan.
Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap
tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian
pada anak yang hidup di Negara berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi
(Sazawal dkk di dalam Kyle, 2014)
Di Negara berkembang, 50-60% diare disebabkan oleh infeksi bakteri dan 35%
disebabkan infeksi virus (Fahrunnisa, 2017).
ETIOLOGI
Menurut Wong (2009), penyebab diare kebanyakan yaitu mikroorganisme patogen yang disebarluaskan lewat jalur fekal-oral melalui makanan atau air
yang terkontaminasi atau ditularkan antar-manusia dengan kontak yang erat.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya diare pada balita, diantaranya faktor infeksi, faktor malabsorbsi dan faktor makanan.
Serta beberapa faktor yang mempengaruhi diare meliputi faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor gizi dan faktor sosial dan ekonomi.
Diare juga bisa terjadi karena mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi bakteri.
Tanda dan gejala
Cengeng
Gelisah
Demam / suhu badan meningkat
Nafsu makan menurun
Muntah
Badan lesu dan lemah
Dehidrasi
Patofisiologi Diare
Berikut patofisiologi diare menurut (Mardalena, 2018), Penyebab diare akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia, dan lainnya), parasite (Biardia Lambia,
Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada diare akut.
Penularan diare bisa melalui fekal ke oral dari satu penderita ke penderita lain. Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen disebabkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis Manifestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsih (2013) adalah sebagai berikut :
a. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nuraarif & Kusuma (2015)
pemeriksaan penunjang pada diagnos medis diare adalah :
a. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan
makroskopis dan mikroskopis, Ph dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda- tanda gangguan keseimbangan asam basa.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar
Na,K,kalsium dan Prosfat.
KOMPLIKASI DIARE
Menurut Dwienda (2014), komplikasi yang dapat diakibatkan oleh diare adalah sebagai berikut:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik).
b. Hipokalemia (dengan gejala ineteorismus, lemah, bradikardi).
c. Hipoglikemi.
d. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
e. Intolerasi sekunder. Akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktose.
f. Nafas cepat (pernafasan kusmaul).
g. Gagal ginjal akut.
h. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah :
Mengganti cairan yang keluar. Oleh karana itu berikan:
Larutan oralit / larutan gula garam atau
Cairan dari bahan makanan seperti sup, air tajin, dan minuman yoghurt (susu aman ) atau
Air putih masak.
Bila anak berusia kurang dari 6 bulan dan
masih diberi ASI, teruskan pemberian ASI
sebagai tambahan berikan larutan oralit air
putih masak.
Cara membuat oralit:
1 sendok teh gula
¼ sendok teh garam
1 gelas air putih (200 ml) Cara pemberian oralit:
Anak < 1 tahun: berikan 1,5 gelas dalam 3 jam dan berikan ½ gelas (100 ml) tiap kali BAB cair.
1-5 tahun: 3 gelas 3 jam pertama dan 1 gelas tiap BAB cair.
5-12 tahun: 6 gelas 3 jam pertama dan 1,5 gelas tiap BAB cair.
Bila anak muntah ditunggu 10 dan diberikan
secara lambat.
Kebutuhan cairan pada anak
Menghitung Balance cairan anak tergantungtahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme yaitu, 1. Usia Balita (1-3 tahun) : 8cc/kgBB/hari
2. Usia 5-7 tahun : 8-8,5cc/kgBB/hari 3. Usia 7-11 tahun : 6-7 cc/kg BB/hari 4. Usia 12-14 tahun : 5-6cc/kg BB/hari
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = ( 30-usia anak) x kgBB
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1
cc/kg BB/hari
Thank you