Peserta penyusunan kontribusi ilmiah tidak dapat dicantumkan tersendiri. Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah penelitian ini tepat pada waktunya. Pihak-pihak yang turut serta dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak dapat disebutkan satu per satu.
PENDAHULUAN
Rumsan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Lansia Ny. M Dengan Masalah Keperawatan, Pembersihan Saluran Nafas Tidak Efektif Dalam Diagnosa Medis Tuberkulosis Paru Di Desa Golokan Gresik. Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada Ny. M lanjut usia dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif dalam diagnosa medis tuberkulosis paru di desa Golokan Gresik.
Manfaat penelitian
Studi literatur yaitu studi terhadap buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan permasalahan yang dihadapi.
Sistematika Penulisan
Konsep penyakit akan menjelaskan tentang pengertian, etiologi dan cara pengobatan medis.Asuhan keperawatan akan menggambarkan permasalahan yang timbul pada penyakit TBC paru dengan memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Konsep Penyakit TB Paru .1 Definisi
Ketika penderita TBC paru batuk, bersin atau berbicara, droplet nuklei secara tidak sengaja terlepas dan jatuh ke tanah, lantai atau tempat lain. Antibiotik ini mempunyai aktivitas bakterisida terhadap kuman TBC yang bersifat intraseluler (Caminero Streptomycin. Panduan OAT ini diberikan kepada pasien baru: pasien TBC paru terkonfirmasi bakteriologis, pasien TBC paru terdiagnosis klinis, pasien TBC paru tambahan.
Konsep Lansia .1 Pengertian
Salah satu penyebab terjadinya jatuh pada lansia adalah faktor motivasi, faktor motivasi memegang peranan yang sangat penting terhadap jatuhnya lansia. Perubahan peran lansia hendaknya dilakukan berdasarkan keinginannya, bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Kematian pasangan, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan dapat menghancurkan pertahanan mental yang sudah rapuh pada lansia.
Konsep Masalah Ketidakefektifa Bersihan Jalan Nafas .1 Pengertian
Penderita tuberkulosis paru biasanya mengeluhkan batuk yang berkepanjangan, disertai darah, dan terkadang mengalami demam yang terjadi pada siang dan malam hari, nyeri dada, pusing, keringat malam, penurunan berat badan, dan sesak napas (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Kondisi atau penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya dan mungkin berkaitan dengan tuberkulosis paru antara lain ISPA, efusi pleura, dan tuberkulosis paru reaktif (Kementerian Kesehatan, 2011). Sumber daya/sistem pendukung bagi pasien tuberkulosis paru adalah keluarga. Selain keluarga, sumber dukungan lainnya adalah dokter atau puskesmas untuk memantau kesehatan pasien tuberkulosis.
Pada penderita tuberkulosis paru tidak ada masalah pada pemeriksaan telinga, gangguan pendengaran, masalah pemahaman kata (Aspini 2014). 5) Hidung. Klien mampu. menjelaskan kembali pentingnya kepatuhan berobat.. pengobatan tuberkulosis paru yang harus dilakukan 2. Menginformasikan.. tentang manfaat yang dapat diperoleh dari pengobatan tuberkulosis paru secara rutin 3. Mendorong klien dan keluarga untuk melakukan hal tersebut. Setelah 1 kali kunjungan diharapkan pengetahuan klien tentang penyakitnya meningkat dengan kriteria sebagai berikut: ..penyebab penyakit tuberkulosis sehubungan dengan perjalanan penyakitnya meningkat 2) Klien mampu. menyebutkan 5 dari 7 gejala TBC.
TINJAUAN KASUS
Pengkajian Status Mental Gerontik
Analisa Data
- FORMAT SKORING DAN PRIORITAS MASALAH 1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Masalah sebenarnya karena Nym tapi tidak mengetahui penyebab TBC paru, gejala TBC paru, komplikasi dan pilihan pengobatan 2.
Diagnosa keperawatan
Intervensi Keperawatan
7). Untuk . tentukan apakah ada bunyi nafas...tambahan atau tidak 2. Setelah melakukan hal tersebut. Intervensi keperawatan dalam satu kali kunjungan akan meningkatkan pengetahuan tentang proses penyakit. 1).Untuk menambah pengetahuan tentang perjalanan penyakit 2).Untuk . mengetahui tentang tanda dan gejala serta mengurangi kecemasan 3) Agar klien mengetahui tentang pengobatan dan pencegahan TBC paru.
Implementasi Keperawatan
Respon : klien mengetahui gejala TBC paru yaitu batuk, keluar cairan, keringat dingin 09.20 3. menjelaskan pengobatan dan.
Evaluasi Keperawatan .1 Catatan Perkembangan
Kurang pengetahuan 2021 S: klien mengatakan rutin minum obat. Klien mengetahui penyebab TBC paru, gejala TBC paru, komplikasi dan pengobatan.
PEMBAHASAN
Pengkajian
Pada studi kasus klien mengatakan batuk, demam, pusing, tidak ada gap antara tinjauan literatur dan studi kasus. Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena tinjauan literatur dan tinjauan kasus menunjukkan bahwa klien menderita batuk, suhu tubuh meningkat (demam), dan pusing. Penelitian literatur menunjukkan bahwa seseorang dengan BTA positif berisiko tinggi menulari orang-orang di sekitarnya, terutama keluarganya sendiri (Sitorus, Lubis & dkk, 2018).
Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena dalam tinjauan literatur dan tinjauan kasus ditemukan adanya kerabat yang menderita TB paru, sedangkan kakak laki-laki klien dalam tinjauan kasus menderita. dari TBC paru. Dalam tinjauan pustaka, sumber pendukung keluarga lainnya adalah dokter atau puskesmas untuk memeriksa kesehatan penderita TBC. Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena dalam tinjauan literatur dan tinjauan kasus ditemukan bahwa klien pergi ke rumah sakit untuk memeriksa perkembangan penyakit TBC parunya.
Obat-obatan yang dikonsumsi secara oral oleh penderita TBC antara lain isoniazid, rimfampicin, ethambutol (Deck & Winston, 2011) Dalam tinjauan kasus, klien mengonsumsi obat oral yaitu omeprazol. Menurut penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan studi kasus, karena pada tinjauan pustaka dan studi kasus ditemukan bahwa klien mengonsumsi obat oral yaitu omeprazol. Dalam tinjauan literatur, penderita TBC sering mengalami gangguan gizi karena penderitanya enggan makan sehingga berat badannya menurun (Amalia, 2012) Dalam tinjauan kasus, klien mengalami penurunan berat badan sebesar 55-52.
Pada pendapat penulis, tiada jurang antara kajian literatur dan kajian kes kerana kajian literatur dan kajian kes menunjukkan terdapat penurunan berat badan daripada berat badan klien iaitu pada asalnya 55 kepada 52.
Tinjauan Umum .1 Integumen
Pada pendapat penulis, tiada jurang antara kajian literatur dan kajian kes kerana hanya terdapat satu persamaan antara kajian literatur dan kajian kes iaitu klien pening. Pada pendapat penulis, tiada jurang antara kajian literatur dan kajian kes, kerana hanya terdapat satu persamaan antara kajian literatur dan kajian kes iaitu klien merasakan penglihatannya kabur. Menurut penulis, tiada jurang antara kajian literatur dan kajian kes kerana kajian literatur dan kajian kes.
Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena klien dalam studi kasus tidak mengalami masalah apa pun pada hidungnya. Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan studi kasus karena tinjauan pustaka dan studi kasus hanya sekedar kajian literatur. Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena klien dalam tinjauan kasus tidak mengalami permasalahan pada lehernya.
Menurut penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena dalam tinjauan literatur dan tinjauan kasus terdapat kesamaan antara inspeksi dan palpasi. Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena klien mengalami permasalahan dalam tinjauan kasus. Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena tidak ada kesamaan penilaian dalam tinjauan literatur dan tinjauan kasus.
Pada tinjauan kasus, tidak ditemukan penyakit gondok (pembesaran kelenjar tiroid), tidak terdapat polifagia (makan berlebihan), tidak terdapat polidipsia, dan tidak terdapat poliuria (sering buang air kecil).
Diagnosa Keperawatan
Menurut hemat penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, yaitu pada tinjauan pustaka pasien mempunyai masalah pada sistem sarafnya, sedangkan pada tinjauan kasus pada saat sesi tanya jawab klien masih dapat mengingat. Tinjauan literatur pemeriksaan: pada wanita, kadar hormon seks turun secara signifikan dan menopause terjadi secara tiba-tiba. Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena kajian dalam tinjauan pustaka berbeda dengan kajian dalam tinjauan pustaka.
Menurut hemat penulis, terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena dalam tinjauan literatur terdapat 6 diagnosa, sedangkan pada tinjauan kasus hanya terdapat 3 diagnosa yang diprioritaskan yaitu tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan tertahannya sekret, kurangnya pengetahuan. berhubungan dengan kurangnya informasi pada saat klien masih di asesmen Tampak bingung dengan penyakit yang dideritanya, kemudian keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan asupan nutrisi karena pada saat asesmen klien mengatakan pernah mengalaminya. berat badan turun dan tidak nafsu makan selama sakit, beliau juga menceritakan bahwa setelah meminum obat tersebut beliau merasa mual dan muntah.
Intervensi Keperawatan
Klien mampu menyebutkan penyebab penyakit tuberkulosis sesuai dengan perkembangan penyakitnya, klien mampu menyebutkan 5 dari 7 gejala tuberkulosis, klien mampu menyebutkan 2 dari 3 cara pengobatan dan pencegahan tuberkulosis paru , klien mampu menyebutkan 2 dari 10 komplikasi tuberkulosis paru, klien tampak bingung menjelaskan penyebab tuberkulosis paru. Intervensi: Jelaskan tanda dan gejala tuberkulosis paru, jelaskan pengobatan dan pencegahan tuberkulosis paru, jelaskan komplikasi terkait tuberkulosis paru, beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya. Dalam tinjauan literatur dan tinjauan kasus, intervensi yang sama diterapkan, sehingga tidak ada kesenjangan setelah implementasi.
Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya gizi bagi tubuh, informasikan makanan apa saja yang boleh dan dilarang, anjurkan makan sedikit tapi sering, anjurkan untuk merencanakan makan, anjurkan makan selama 20-30 menit setelah mempertahankan posisi duduk. posisi. makan.
Implementasi Keperawatan
Sarankan berjemur pada pagi hari, respon : klien ingin berjemur pada pagi hari untuk meningkatkan vitamin D. Jelaskan tanda dan gejala tuberkulosis paru, respon : Klien mengetahui gejala tuberkulosis paru yaitu batuk, keluar cairan, keringat dingin. Penjelasan kepada pasien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh, respon : Klien mengetahui pentingnya nutrisi jika tidak ditangani.
Informasi makanan yang diperbolehkan dan yang dilarang, jawaban: klien mengetahui makanan yang diperbolehkan yaitu sayur mayur, protein, karbohidrat.
Evaluasi Keperawatan
Tindakan keperawatan sebanyak 2x karena sekret dan batuk klien mulai berkurang dan masalah teratasi pada tanggal 06 Maret 2021. Pada evaluasi yang diselesaikan dalam 1 x kunjungan, klien mengetahui penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan TB paru dan masalah teratasi pada 06 Maret 2021. Pada evaluasinya terpenuhi pada 1x tindakan keperawatan karena nafsu makan klien mulai meningkat dan intervensi dilanjutkan pada tanggal 6 Maret 2021.
Simpulan
Setelah penulis melakukan observasi dan melakukan keperawatan secara langsung pada Ny. M dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif dalam diagnosa medis tuberkulosis paru di kota Goloka Gresik.
Saran
Judul : “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Ny. M Dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Dalam Diagnosa Medis Tuberkulosis Paru Di Desa Golokan Gresik.” Sebelum saya bertanda tangan di bawah ini, saya mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari seorang mahasiswa bernama Khoitoatun Niswah tentang proses pengambilan studi kasus ini dan saya memahami semua yang dijelaskan. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan saya telah menerima salinan formulir ini.
Segala data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini.
LATAR BELAKANG
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK ) Setelah dilakukan penyuluhan, klien diharapkan mampu
PENGORGANISASIAN
KEGIATAN
SETTING TEMPAT
Metode Pembelajaran 1. Ceramah
Pengertian
Tanda dan Gejala Penyakit TB Paru 3. Batuk
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru luas atau karena kondisi penyerta seperti efusi pleura, pneumotoraks, dan anemia. Demam merupakan gejala yang umum terjadi, biasanya pada sore dan malam hari, mirip dengan flu, datang dan pergi.
Penularan penyakit TB paru 1) saat penderita TB batuk
Mengajarkan tindakan yang dapat dilakuakan penderita TB paru secara mandiri
Pembahasan : Efektivitas Airway Clearing Topik Pembahasan : Efektivitas Airway Clearing Day, Tanggal : Jumat, 05 Maret 2021.
LATAR BELAKANG
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK ) Setelah dilakukan penyuluhan, klien diharapkan mampu
PENGORGANISASIAN
MEDIA PEMBELAJARAN 2. leaflet
- KE GIATAN
SETTING TEMPAT
Metode Pembelajaran 1. Ceramah
Pengertian
Tanda dan Gejala Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas 1. Batuk tidak efektif
- Rencana Tindakan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas 1. Melakukan prosedur batuk efektif dan fisioterapi dada
POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO 2021
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah
Penyebab ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tanda Dan Gejala
Rencana tindakan
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
Penyakit Tuberkulosis
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
Tanda Dan Gejala Tuberkulosis
Cara penularan TB paru
Tindakan Yang Dapat
Dilakuakan Penderita TB Paru Secara Mandiri
Upaya pencegahan TB paru