ASURANSI PERTANIAN
DR. RIANTIN HIKMAH WIDI, IR., MSI PASCASARJANA UNSIL
PENDAHULUAN
Secara teknis kegiatan usaha di sektor pertanian akan selalu dihadapkan pada risiko ketidakpastian yang cukup tinggi. Risiko ketidakpastian tersebut meliputi tingkat kegagalan panen yang disebabkan berbagai bencana alam, seperti banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit karena perubahan iklim global, disamping risiko ketidakpastian harga pasar.
Ketidakpastian dan tingginya risiko ini sangat memungkinkan petani beralih mengusahakan komoditas lain yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan risiko kegagalan yang lebih kecil.
Jika hal ini dibiarkan lebih berlanjut, dikhawatirkan akan berdampak terhadap stabilitas ketahanan pangan nasional, khususnya produksi dan ketersediaan bahan pangan pokok beras.
Asuransi pertanian ditawarkan sebagai salah satu skema pendanaan yang berkaitan dengan pembagian risiko dalam kegiatan usahatani.
Asuransi pertanian bukan istilah baru dalam sektor pertanian di
banyak negara, khususnya di negara maju yang telah menggunakan instrumen kebijakan asuransi untuk menjaga produksi pertanian dan melindungi petani.
Dengan asuransi pertanian, proses produksi dapat dijaga untuk mengikuti rekomendasi berusahatani yang baik.
Pengalaman penerapan skema asuransi dari negara-negara maju, sangat bermanfaat apabila diterapkan di Indonesia, meskipun masih diperlukan beberapa penyesuaian serta uji coba.
DEFINISI ASURANSI
World Bank, 2008
Asuransi pertanian berhubungan dengan pembiayaan usahatani dengan pihak ketiga (lembaga/perusahaan swasta atau instansi pemerintah) dengan jumlah tertentu dari pembayaran premi
Dari sudut pandang sosial
Asuransi adalah suatu sarana kelembagaan sosial (social device) yang terdiri dari banyak peserta dan yang bersepakat membayar iuran sejumlah tertentu dan yang keseluruhan dana hasil iuran yang terkumpul tersebut dicadangkan untuk dibayarkan kepada peserta lain yang mengalami musibah atau kerugian.
Dari sudut pandang ekonomi,
Asuransi merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko kerugian keuangan yang bersifat tidak tetap (variable cost) dengan jalan memindahkannya kepada penanggung dengan membayar sejumlah premi asuransi sebagai biaya tetap (fixed cost).
Dari sudut pandang hukum,
Asuransi adalah perjanjian pertanggungan risiko antara tertanggung dengan
penanggung, dimana penanggung berjanji akan membayar ganti rugi yang disebabkan risiko yang dijamin dalam polis kepada tertanggung.
FUNGSI ASURANSI
FUNGSI PRIMER
memberikan pengamanan terhadap berbagai aset dan kepentingan keuangan yang dipertanggungkan lainnya, sehingga kerugian-kerugian yang terjadi dapat diberikan kompensasi dan dipulihkan
FUNGSI SEKUNDER
FUNGSI PRIMER
Mekanisme pengalihan risiko (risk transfer mechanism)
Pengalihan risiko dilakukan mulai dari tertanggung kepada penanggung, dan kemudian dari penanggung pertama kepada penanggung ulang berikutnya (reasuransi), dan dari reasuransi kepada penanggung selanjutnya (retrosesi), sehingga terjadi persebaran risiko (spreading of risk) yang menjadi dasar
terbentuknya keseimbangan.
Premi yang seimbang (equitable premium)
Tertanggung dengan tingkat risiko lebih tinggi (more hazardous risks) harus membayar premi lebih besar, demikian juga sebaliknya, tertanggung dengan risiko lebih rendah (less hazardous risks) harus membayar premi lebih rendah.
Dana bersama (common fund)
Premi yang terkumpul merupakan dana bersama yang fungsi utamanya untuk digunakan sebagai cadangan pembayaran klaim yang terjadi dimasa mendatang.
Selain itu, dana bersama juga digunakan untuk menutup biaya administrasi dan sebagian lagi menjadi marjin keuntungan perusahaan asuransi.
FUNGSI SEKUNDER
Pikiran tenang. Dengan rasa tentram karena telah mengasuransikan risiko yang dihadapi, maka tertanggung dapat sepenuhnya memusatkan perhatian dan pikiran pada pengembangan-pengembangan usaha yang lebih positif.
Menyokong pembangunan nasional. Dari dana premi (common fund) yang terakumulasi dapat disalurkan untuk berbagai tujuan investasi dengan manfaat akhir membantu pembangunan.
Stimulus bagi dunia usaha. Dengan mengalihkan risiko kerugian kepada
perusahaan asuransi, maka dana yang semula dicadangkan untuk kerugian dapat dicairkan untuk tujuan pengembangan usaha.
Pengetahuan dan pencegahan. Pengalaman dalam pengelolaan risiko
memungkinkan perusahaan asuransi melakukan teknik pencegahan terjadinya musibah dan mitigasi kerugian.
Peluang mendatangkan devisa. Perusahaan asuransi yang besar dapat
mengekspose dan menjual kapasitas reasuransi ke pasar asuransi di luar negeri sehingga menghasilkan “invisible earning” atau devisa bagi negara.
JENIS RISIKO USAHA PERTANIAN YANG AKAN DIASURANSIKAN
Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kekeringan (Drought)
Banjir (Flood)
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Tanaman Perkebunan
Kebakarab
Serangan Hama
Peternakan
Kematian ternak
Kehilangan ternak
Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan
AUTP Memberikan perlindungan dalam bentuk bantuan modal kerja kepada petani jika terjadi gagal panen sebagai akibat risiko banjir, kekeringan, dan serangan OPT.
Membagi kerugian akibat risiko banjir, kekeringan, dan serangan OPT kepada pihak lain melalui skema pertanggungan asuransi.
Mengembangkan proses pembelajaran tentang
pengelolaan dan pemahaman manajemen risiko
usahatani padi..
MANFAAT AUTP BAGI PETANI
Melindungi petani secara finansial terhadap kerugian akibat kegagalan panen melalui fungsi pertanggungan kerugian;
Menaikkan posisi petani terhadap kredit pertanian terutama dalam mengakses sumber pembiayaan (bankable).
Menstabilkan pendapatan petani karena adanya
tanggungan kerugian atas kerusakan usahatani
padi.
Kriteria Calon Peserta Asuransi (Petani)
Petani padi sawah yang bergabung dalam kelompok tani aktif dan mempunyai pengurus lengkap.
Petani bersedia mengikuti anjuran teknis sesuai rekomendasi pengelolaan usahatani setempat.
Petani bersedia mengikuti aturan asuransi pertanian, termasuk membayar premi sebesar 20%. Daftar calon peserta asuransi usahatani padi diketahui oleh Dinas Pertanian setempat.
Risiko yang Dijamin
Banjir berhubungan dengan kelebihan air yang menggenangi areal pertanaman selama 3 (tiga) hari berturut-turut dan mengakibatkan kerusakan tanaman atau jika tanaman menunjukkan gejala kematian.
Kekeringan berhubungan dengan keadaan iklim kemarau dan/atau panas yang mengakibatkan kerusakan tanaman sejak awal perkiraan tanam hingga masa panen
Semua hama dan penyakit tanaman padi yang memakan dan/atau
menghisap zat makanan tanaman padi, sehingga terjadi kerusakan yang
mengakibatkan kerugian. Hama dan penyakit tidak dibatasi pada hama atau penyakit utama yang selama ini dipantau Kementerian Pertanian atau yang dijelaskan dalam polis asuransi usahatani padi, tetapi juga hama dan
penyakit setempat yang menyerang tanaman padi dan dicatat serta
dilaporkan oleh POPT-PHP menurut prosedur baku dengan menggunakan formulir standar.
Premi AUTP
Premi asuransi adalah biaya yang harus dibayar oleh Tertanggung untuk mendapatkan perlindungan asuransi.
Dengan membayar premi asuransi, maka Tertanggung akan memperoleh ganti-rugi jika usahatani mengalami kerugian atau kegagalan panen akibat risiko-risiko yang dijamin (banjir, kekeringan, dan OPT).
Premi asuransi disubsidi Perusahaan BUMN Pupuk sebesar 80% dan petani menanggung 20%.
Suku Premi: Suku premi sebesar 3% dari biaya usahatani (biaya input) sebesar Rp 6.000.000,- atau Rp 180.000,- per hektar. Dengan subsidi 80%, maka Perusahaan BUMN Pupuk sebagai Kontributor akan membayar premi sebesar Rp 144.000,- per ha, sedangkan petani membayar sebesar 20% atau Rp 36.000,- per ha.
NILAI PERTANGGUNGAN AUTP
Nilai pertanggungan ditetapkan sebesar Rp 6.000.000,- per ha sebagai nilai santunan kerugian untuk membantu biaya menanam kembali, termasuk untuk mempersiapkan lahan, ongkos tenaga kerja dan pupuk. Nilai pertanggungan menjadi dasar perhitungan premi dan merupakan batas maksimum santunan kerugian.
Periode Pertanggungan: Jangka waktu pertanggungan asuransi usahatani padi berlaku untuk satu musim tanam, dimulai pada tanggal perkiraan tanam dan berakhir pada tanggal perkiraan panen.
Ketentuan Klaim AUTP
Klaim adalah tuntutan ganti-rugi yang diajukan tertanggung kepada penanggung atas dasar:
Premi telah dibayar sesuai ketentuan.
Terjadi kerusakan dan/atau kerugian atas usahatani padi yang diasuransikan yang disebabkan oleh banjir, kekeringan dan OPT.
Kerusakan/kerugian terjadi dalam jangka waktu berlakunya pertanggungan.
Tuntutan klaim diajukan sesuai ketentuan pengajuan klaim. Besaran klaim berdasarkan biaya input selama 1 (satu) kali musim tanam sebesar Rp. 6.000.000,- per ha sebagai ”santunan” (benefit) dan bukan merupakan gantirugi pendapatan hasil usahatani.
Pengajuan Klaim AUTP
Surat pengajuan klaim harus melampirkan: (a) Polis asuransi;
(b) Berita acara kerusakan/kerugian yang ditandatangani oleh POPT- PHP dan/atau Mantri Tani/penyuluh pertanian; dan (c) Foto-foto kerusakan.
Khusus klaim gagal panen yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 50% dari luas lahan anyone risk dan anyone policy,
Perusahaan Asuransi diberi hak menunjuk perusahaan penilai kerugian independen (independent loss adjuster). Loss adjuster melakukan penelitian dan penilaian kerusakan/kerugian bersamasama dengan POPT-PHP dan/atau Mantri Tani/Penyuluh pertanian.
Laporan loss adjuster harus dilengkapi dengan surat pengajuan dan sekaligus sebagai persetujuan dari Mantri Tani yang juga dikenal sebagai UPTD atau KCD setempat tentang kerusakan/kerugian tersebut.
Pengajuan Klaim AUTP (lanjutan)
Perusahaan Asuransi mengirimkan surat persetujuan (konfirmasi) klaim dalam waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterima dokumen pengajuan klaim beserta kelengkapannya.
Perusahaan Asuransi melaksanakan pembayaran klaim selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal surat persetujuan (konfirmasi) klaim.
Pembayaran klaim dilaksanakan dengan pemindahbukuan ke rekening Kelompok Tani, yang selanjutnya akan menarik dana klaim tersebut dan membagikannya kepada masing-masing petani yang berhak atas santunan.
Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS)
Program asuransi dari pemerintah melalui Jasindo ini menyasar para peternak sapi. Dalam hal ini, asuransi melindungi peternak sapi dari berbagai kerugian karena kematian ternak, penyakit, kecelakaan, atau hilang karena dicuri.
Pertanggungan maksimal yang diberikan oleh perusahaan asuransi adalah maksimal sebesar Rp 10 juta per ekor sapi. Total tersebut merupakan perhitungan dari harga pertanggungan dikurangi hasil penjualan daging jika sapi dipotong paksa.
SYARAT ASURANSI TERNAK SAPI (ATS)
Nasabah merupakan peternak pembibitan atau pembiakan dan peternak berskala kecil.
Ternak yang dimiliki berupa sapi betina indukan dengan usia minimal 1 tahun, berbadan sehat, serta memiliki identitas.
Biaya premi sebesar Rp 200 ribu dengan subsidi pemerintah sebesar 80 persen. Jadi peternak cukup membayar Rp 40 ribu.
Asuransi Pertanian Nelayan
Asuransi pertanian nelayan merupakan asuransi yang bertujuan untuk melindungi para nelayan dari risiko meninggal dunia ketika melakukan penangkapan ikan maupun di luar dari kegiatan tersebut. Dalam hal ini, pemerintah memberikan subsidi sebesar 100 persen dari premi yaitu Rp 175 ribu.
SYARAT MENGIKUTI ASURANSI PERTANIAN NELAYAN
Memiliki kartu nelayan yang berlaku
Memiliki rekening tabungan, jika belum, dapat membuat surat pernyataan kesanggupan
memiliki rekening tabungan
Menggunakan kapal penangkap ikan dengan ukuran maksimal 10 GT
Usia maksimal 65 tahun.
Asuransi Non Program Pemerintah
Pemerintah melalui Jasindo juga menawarkan produk swasta yang menyasar pelaku usaha pertanian, lembaga keuangan, serta petani. Produk yang tersedia antara lain:
Asuransi Usaha Tani Padi
Asuransi Usaha Ternak Sapi
Asuransi Usaha Tani Jagung
Asuransi Nelayan Mandiri
Bagi pelaku usaha yang akan mendaftar, dapat melalui layanan online berupa Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).
Perbandingan Premi
Selain asuransi yang diberikan subsidi oleh pemerintah, terdapat perbandingan jumlah premi yang harus dibayarkan jika petani memilih produk asuransi berdasarkan cara pembayaran.
Perbandingan tersebut meliputi:
Pembayaran mandiri: petani harus membayar seluruh premi asuransi tanpa bantuan pemerintah atau pihak lain.
Pembayaraan kemitraan: petani dibantu oleh perusahaan asuransi dalam pembayaran premi, namun terdapat kesepakatan pembagian keuntungan tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Pembayaran pola kredit: pembayaran premi disesuaikan dengan kredit yang diambil oleh petani.
TIPS MEMILIH ASURANSI PERTANIAN
Petani memilih produk asuransi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing
Jika petani memenuhi persyaratan sebagai petani yang berhak mendapatkan subsidi premi, maka petani perlu mempersiapkan segala persyaratan yang diperlukan. Pastikan semua syarat terpenuhi, agar pengajuan pendaftaran asuransi tidak ditolak.
Aktif dalam kelompok tani jika ingin mendapatkan subsidi premi.
Untuk petani yang memilih asuransi swasta, perhatikan juga jenis asuransi yang dipilih, apakah asuransi swadaya, asuransi kemitraan, atau asuransi dengan
pola kredit.
Pilih premi asuransi swasta yang tidak memberatkan dan sesuai dengan kemampuan, serta memiliki petanggungan yang bermanfaat.
Pilih asuransi yang memberikan pertanggungan atas risiko yang banyak, menyeluruh, dan tepat guna sesuai dengan kondisi di lapangan.
Pilih juga asuransi yang mudah dalam proses pendaftaran serta proses pengajuan klaim.
Petani juga perlu mengetahui seluk beluk pengajuan klaim dari jauh-jauh hari untuk menghindari penolakan klaim saat terjadi kerugian.
KENDALA
Meskipun asuransi pertanian sudah memberikan berbagai kemudahan kepada para petani termasuk dalam keringanan premi, namun praktek di lapangan masih terdapat kendala. Beberapa kendala tersebut antara lain:
Rendahnya kesadaran para petani dan peternak atas pentingnya memiliki auransi pertanian.
Tingkat kesejahteraan petani dan peternak masih tergolong rendah dan lemah
Masih banyak petani dan peternak yang belum terakses oleh lembaga keuangan, baik bank maupun non bank.
Untuk menghadapi hal tersebut, diperlukan penyuluhan dan sosialisasi lebih lanjut dari Dinas setempat agar seluruh petani tersentuh oleh
program asuransi. Tujuannya adalah agar jika terjadi kerugian, petani tidak lagi meminjam modal kepada tengkulak yang justru merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pertanian. 2012a. Kebijakan Dasar Pelaksanaan Asuransi Pertanian. Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2012b. Pedoman Umum Pelaksanaan Asuransi Pertanian. Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2012c. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Asuransi Usahatani Padi. Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.
Nurmanaf, A.R., et al. 2007. Analisis Kelayakan dan Perspektif
Pengembangan Asuransi Pertanian pada Usahatani Padi dan Ternak Potong.
Laporan Hasil Penelitian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor, Indonesia. World Bank. 2008.
http://www-esd.worldbank.org. Tanggal perolehan: 4 Februari 2009.