Nama: Alfina Devi Wulandari NIM: B1031231154
Jurusan/Kelas: Akuntansi/E
Mata Kuliah: Akuntansi Keuangan Menengah 2 Dosen Pengampu: Rusliyawati, SE,M.Si,Ak BAB 20 AKUNTANSI UNTUK PENSIUN
Tujuan dan Lingkup
Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Tujuan akuntansi pensiun adalah memastikan pengelolaan dan pelaporan keuangan yang akurat terkait program pensiun, termasuk biaya, aset, dan kewajiban yang terkait.
Ruang lingkupnya mencakup pencatatan dan pelaporan seluruh program pensiun yang diatur dalam PSAK 18, seperti program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti.
PSAK 24 memiliki prinsip dasar dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan imbalan kerja.
Berikut adalah prinsip dasar PSAK 24 yang perlu dipahami oleh perusahaan:
1. Pengakuan Imbalan Kerja
Prinsip dasar pengakuan imbalan kerja adalah harus diakui sebagai beban pada saat terjadi dan harus diukur secara wajar. Beban ini harus diakui dalam laporan laba rugi dan jumlah kewajiban imbalan kerja harus diungkapkan dalam neraca.
2. Pengukuran Imbalan Kerja
Pengukuran ini tergantung pada jenis imbalan kerja yang diberikan oleh perusahaan.
Terdapat dua jenis imbalan kerja menurut PSAK 24, yaitu:
● Imbalan kerja pasti: imbalan kerja yang jumlahnya sudah pasti dan jelas.
Contohnya adalah gaji dan bonus. Dinyatakan bahwa perusahaan harus mengakui beban imbalan kerja pasti pada saat terjadi dan harus diukur secara akurat.
● Imbalan kerja tidak pasti: imbalan kerja yang jumlahnya tidak pasti dan tidak jelas.
Contohnya adalah pensiun dan manfaat kesehatan. Dinyatakan bahwa perusahaan harus menggunakan metode perkiraan aktuaria pada saat mengukur imbalan kerja tidak pasti. Metode perkiraan aktuaria ini melibatkan penggunaan informasi historis
dan perkiraan masa depan untuk mengukur nilai kini imbalan kerja yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawannya.
3. Pengungkapan Imbalan
Menurut PSAK 24, hal ini harus dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan informasi yang memadai kepada para pemangku kepentingan, seperti investor dan karyawan.
Beberapa hal yang harus diungkapkan adalah sebagai berikut:
● Kebijakan akuntansi perusahaan dalam mengukur imbalan kerja Perusahaan harus mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mengukur imbalan kerja yang diberikan kepada karyawan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas bagi para pemangku kepentingan tentang metode yang digunakan perusahaan dalam mengukur imbalan kerja.
● Nilai kini kewajiban imbalan kerja Perusahaan harus mengungkapkan nilai kini kewajiban imbalan kerja yang harus dibayarkan kepada karyawan. Hal ini penting untuk memberikan informasi yang transparan dan akurat kepada para pemangku kepentingan.
● Perubahan nilai kini kewajiban imbalan kerja Perusahaan harus mengungkapkan perubahan nilai kini kewajiban imbalan kerja dari waktu ke waktu. Hal ini dapat membantu para pemangku kepentingan untuk memahami bagaimana perusahaan menangani kewajiban imbalan kerja yang diberikan kepada karyawan.
● Biaya imbalan kerja Perusahaan harus mengungkapkan biaya imbalan kerja yang terkait dengan jasa yang diberikan oleh karyawan pada periode tertentu. Hal ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pemangku kepentingan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
● Informasi lainnya Perusahaan juga harus mengungkapkan informasi lain yang relevan terkait dengan imbalan kerja yang diberikan kepada karyawan, seperti jumlah karyawan yang diberikan imbalan kerja, jenis imbalan kerja yang diberikan, dan lain sebagainya
Imbalan jangka pendek
Menurut PSAK 24, imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain dari pesangon) yang diperkirakan akan diselesaikan seluruhnya dalam waktu dua belas bulan setelah akhir periode
pelaporan saat pekerja memberikan jasa terkait. Sebagai contoh, imbalan kerja jangka pendek yang disajikan dalam laporan keuangan tahun 2019 mencakup imbalan kerja yang dibayarkan pada tahun 2020 terkait jasa yang diberikan oleh pekerja pada tahun 2019.
Imbalan kerja jangka pendek meliputi:
a. Upah, gaji, dan iuran jaminan sosial.
b. Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar.
c. Program bagi laba dan bonus.
d. Imbalan non moneter.
Akuntansi untuk imbalan kerja jangka pendek biasanya cukup jelas karena tidak ada asumsi aktuaria dan perhitungannya tidak dilakukan dengan dasar diskonto. Program bagi laba dan bonus, Entitas mengakui biaya ekspektasi atas pembayaran bagi laba dan bonus jika, dan hanya jika:
a. Terdapat kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atas pembayaran tersebut.
b. Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
c. Terkadang entitas tidak menyatakan dalam kontrak kerja dengan pekerja bahwa akan ada pembayaran bonus atau gaji ke-13. Tetapi setiap tahun entitas selalu membayar bonus semacam itu. Hal ini menyebabkan timbulnya kewajiban konstruktif karena tidak ada hal realistis lain yang dapat dilakukan selain membayarkan bonus atau gaji ke-13 tersebut.
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebagai beban ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada entitas, dan bagian yang belum dibayarkan akan diakui sebagai liabilitas (beban akrual).
Jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah imbalan diakui sebagai aset (biaya dibayar di muka).
Cuti berbayar adalah kompensasi yang diberikan entitas kepada karyawan dan terbagi menjadi dua kategori:
a. Cuti berbayar berakumulasi, yaitu apabila hak cuti periode berjalan yang belum digunakan dapat diakumulasi dan digunakan di periode mendatang.
b. Cuti berbayar tidak berakumulasi, yaitu apabila hak cuti periode berjalan akan hangus apabila tidak digunakan di periode berjalan.
Entitas mengakui biaya ekspektasi atas cuti berimbalan jangka pendek sebagai berikut:
a. Atas cuti berbayar berakumulasi: beban dan liabilitas diakui pada saat pekerja memberikan jasa yang menambah hak cuti berbayar di masa yang akan datang. Entitas mengukur biaya ekspektasi
cuti berbayar diakumulasi sebagai jumlah tambahan yang diperkirakan akan dibayar oleh entitas akibat hak yang belum digunakan dan telah terakumulasi pada akhir periode pelaporan.
b. Atas cuti berbayar tidak berakumulasi: beban langsung diakui dan dibayarkan pada saat terjadinya cuti.
Imbalan Iuran Pasti
Imbalan iuran pasti (defined contribution plan) adalah jenis imbalan pascakerja di mana jumlah imbalan yang diterima pekerja ditentukan oleh jumlah iuran yang dibayarkan oleh entitas (dan mungkin juga oleh pekerja) ke program imbalan pascakerja, ditambah hasil investasi iuran tersebut. Perusahaan tidak memiliki kewajiban hukum atau kewajiban kontruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika dana tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan kerja.
Penggunaan program iuran pasti mengakibatkan kewajiban hukum dan konstruktif yang dimiliki oleh pemberi kerja hanya terbatas pada jumlah iuran yang disepakati. Pemberi kerja tidak menentukan manfaat pensiun yang akan diterima oleh pekerja. Sehingga nantinya jumlah imbalan pascakerja yang akan dibayarkan kepada pekerja adalah jumlah dari akumulasi iuran dan hasil pengembangan iuran. Hal ini mengakibatkan risiko aktuarial dan risiko investasi ditanggung oleh pekerja.
Akuntansi Untuk Program Imbalan Pasti
Akuntansi untuk program imbalan pasti memang memiliki kompleksitas yang jauh lebih tinggi dari pada akuntansi untuk program iuran pasti. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya:
1. Penghitungan estimasi manfaat yang akan diterima sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 2. Penggunaan teknik dan diskonto aktuarial, khususnya metode Projected Unit Credit (PUC)
3. Penggunaan asumsi demografis, seperti: tingkat mortalitas, perputaran pekerja, pergantian karyawan, pensiun dini, klaim kesehatan, dll
4. Penggunaan asumsi keuangan, berdasarkan estimasi pasar, seperti: tingkat diskonto dan imbal hasil, gaji masa depan dan tingkat manfaat, biaya kesehatan masa depan, dll
Dari sisi pencatatan akuntansinya, beberapa akun dalam komponen Laporan Keuangan berikut ini akan terpengaruh dengan transaksi program imbalan pasti:
1. Laporan Posisi Keuangan ➞ Aset/Liabilitas Imbalan Pasti, yang dihitung sebagai selisih
dari:
● Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (Present Value of Defined Benefit Obligation = PVDBO), dengan
● Nilai Wajar Aset Program (Fair Value of Plan Asset = FVPA) setelah disesuaikan dengan dampak Batas atas Aset.
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
● Diakui dalam Laporan Laba Rugi periode berjalan:
- Biaya Jasa, yaitu Biaya Jasa Kini, Biaya Jasa Lalu, dan Keuntungan/Kerugian atas Penyelesaian
- Bunga Neto Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti
● Diakui sebagai Penghasilan Komprehensif Lain (OCI) adalah komponen Pengukuran Kembali Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti (Remeasurement Component), yang terdiri dari:
- Keuntungan dan Kerugian Aktuarial
- Imbal Hasil Aset Program yang belum diakui dalam Bunga Neto
- Perubahan atas dampak Batas atas Aset yang belum diakui dalam Bunga Neto Laporan Posisi Keuangan akan menyajikan nilai Aset Imbalan Pasti atau Liabilitas Imbalan Pasti, yaitu selisih dari Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti dengan Nilai Wajar Aset Program, setelah disesuaikan dengan dampak Batas Atas Aset.
Imbalan Manfaat Pasti
Imbalan manfaat pasti (defined benefit) dalam akuntansi adalah sistem di mana perusahaan menjanjikan pembayaran tertentu kepada karyawan setelah masa kerja mereka berakhir, seperti pensiun atau pesangon. Perusahaan menanggung risiko aktuaria dan investasi, dan akuntansi untuk sistem ini melibatkan perhitungan yang rumit untuk memastikan kewajiban yang dijanjikan dapat dipenuhi. Akuntansi untuk program imbalan manfaat pasti melibatkan:
● Perhitungan Kewajiban: Perusahaan harus menghitung kewajiban yang timbul dari janjinya untuk membayar imbalan di masa depan, yang melibatkan perhitungan yang rumit dengan asumsi aktuaria.
● Pembebanan: Kewajiban tersebut akan diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi, dan perubahan pada kewajiban akan dilaporkan dalam laporan perubahan ekuitas.
● Pengakuan Aset: Jika terdapat kelebihan dana dalam program imbalan manfaat pasti, aset tersebut akan diakui dalam neraca.
Imbalan manfaat pasti misalnya adalah sebuah manfaat-tahunan-pensiun setara 2 ku lk% gaji dikalikan jumlah tahun kerja pada pemberi-kerja tersebut. Bila seseorang bekerja selama 45 tahun pada sebuah entitas dan menerima gaji pertama 25.000 dengan 2% pertumbuhan imbalan per tahun selama masa-kerja di entitas LK tersebut maka imbalan pensiun tahunan adalah 1.219 ( dihitung dari 25,000 x 1.0245 x .02) diterima pensiunan sepanjang misalnya 30 tahun sisa-hidup. Bila tarif bunga SUN berjangka 30 tahun adalah 4% digunakan sebagai faktor diskonto , maka imbalan- kerja-tahunan sepanjang 30 tahun masa-pensiun sebesar 21.079. Nilai kini imbalan kerja berbasis diskonto 4% atau PBO adalah 3.753 terdanai penuh (fully funded) oleh entitas-pemberi kerja dari sudut-pandang aktuarial.
Imbalan Kerja Jangka Panjang lainnya (other long-term employee benefits).
Imbalan Kerja Jangka Panjang lainnya adalah imbalan kerja (selain imbalan pasca kerja, pesangon PKK, dan imbalan berbasis ekuitas) yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya. Imbalan kerja jangka panjang lainnya mencakup, antara lain : (1) cuti berimbalan jangka panjang ; (2) imbalan cacat permanen ; (3) hutang bagi laba dan bonus yang dibayar 12 bulan atau lebih setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya dan (4) kompensasi ditangguhkan yang dibayar 12 bulan atau lebih sesudah akhir dari periode pelaporan saat jasa diberikan.
Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (PKK)
Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (PKK) adalah imbalan kerja yang dibayarkan kepada karyawan saat terjadi pemutusan kontrak kerja, baik karena keputusan perusahaan atau karena pekerja menerima tawaran perusahaan untuk mengundurkan diri dengan imbalan tertentu. Besaran
pesangon diatur dalam Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Cipta Kerja.
DAFTAR PUSTAKA
MODUL LEVEL DASAR AKUNTANSI KEUANGAN. (n.d.). From iaiglobal:
https://web.iaiglobal.or.id/assets/materi/Sertifikasi/CA/modul/ak/files/basic-html/
page243.html
MODUL CA - Pelaporan Korporat 2021. (n.d.). From iaiglobal:
https://web.iaiglobal.or.id/assets/materi/Sertifikasi/CA/modul/pk_19/files/basic-html/
page246.html
Rasmin. (2025). PSAK 24 TENTANG IMBALAN KERJA. From Jamkrida Banten:
https://www.jamkridabanten.co.id/articles/2022/02/psak-24-tentang-imbalan-kerja Syafrial, T. (2025, Agustus 31). PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA
KERJA. From http://bjh.co.id/arsip/Perhitungan%20Aktuaria%20Imbalan%20Pasca
%20Kerja.pdf