BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju atau mundurnya organisasi. Pengambilan keputusan yang tepatlah yang akan menghasilkan suatu perubahan terhadap sekolah ke arah yang lebih baik, tapi sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada sekolah. Pengambilan keputusan khususnya disekolah merupakan hal yang sangat substansial dan harus dilakukan. Kondisi ini mengingat bahwa sekolah merupakan institusi yang harus diperhadapkan dengan berbagai persoalan yang memerlukan pemecahan masalah. Usaha untuk mencari solusi yang tepat atas berbagai masalah yang muncul tersebut harus melalui proses pengambilan keputusan yang tepat. Sejalan dengan hal tersebut Handoko, mengemukakan bahwa pengambilan keputusan dapat di definisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang di inginkan.1
Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama.2 Setiap jabatan kepala sekolah dalam lembaga formal tertentu di harapkan mampu melaksanakan pengambilan keputusan sesuai dengan tugas sebagai pimpinan.
Suatu hal yang sangat prinsip untuk diperhatikan dalam proses pengambilan
1 Gustinar Napitupulu, Mardin Silalahi, and Sariaman Gultom, “Implementasi Manajemen Kurikulum Merdeka Belajar Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SMA Negeri 1 Bandar” 06, no. 01 (2023): 5397–5406.
2 Dudun Supriadi, “Implementasi Manajemen Inovasi Dan Kreatifitas Guru Dalam Meningkatkan
keputusan yaitu tingkat kualitas keputusan, manfaatnya bagi organisasi serta adanya dukungan yang positif dari segenap stakeholder pendidikan disekolah.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?
2. Bagaimana tahap-tahap pengambilan keputusan ? 3. Bagaimana model pengambilan keputusan?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu pengambilan keputusan.
2. Mengetahui tahap-tahap pengambilan keputusan . 3. Mengetahui model pengambilan keputusan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Untuk lebih memahami tentang pengambilan keputusan ini, maka perlu diuraikan yang menjadi dasar atau pengertian pengambilan keputusan tersebut, ada beberapa macam pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli, diantaranya:
1. Menurut George R. Terry “ bahwa pengambilan keputusan di definisikan adalah pemilihan dua alternatif atau lebih” menurut definisi tersebut bahwa untuk menentukan suatu keputusan harus memunculkan alternatif solusi minimal dua solusi atau lebih yang akan ditentukan kemudian pilihan terbaik diantaranya.3
2. Sondang P. Siagian, menyatakan : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu permasalahan dengan pengumpulan fakta – fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan suatu tindakan yang paling tepat. Pengertian ini mengandung makna bahwa suatu permasalahan dilakukan penelusuran terlebih dahulu sehinga diketahui dengan jelas pokok-pokok permasalahan atau bukan suatu permasalahan yang perlu dilakukan putusan atau pilihan.
3. Azhar Kasim, Menyatakan : “Pemuatan keputusan adalah kegiatan- kegiatan yg meliputi perumusan masalah, pembahasan alternatif dan penilaian serta pemilihan bagi penyelesaian permasalahan”.4
3 Supriadi.
4 Dewi Ratiwi Meiliza, Teori Pengambilan Keputusan, ( Sidoarjo: UMSIDA, 2020), hlm. 3.
Berlandaskan teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah pilihan alternatif penyelesaian permasalahan, dengan terlebih dahulu memahami permasalahnnya dengan cara mengurai masalah sehingga didapatkan pokok permasalahan atau bukan permasalahan, selanjutnya dengan keilmuan dapat merumuskan berbagai alternatif penyelesaian permasalahan yang berdasar dan di dukung data dan fakta yang akurat.
B. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan
Teori dari Simon menyebutkan beberapa jenjang pengambilan keputusan, olehnya dinyatakan 4 tahap yaitu :
1. Intelligence : pengumpulan data dan informasi untuk identifikasi masalah.
2. Design : tahap perumusan penanggulangan dalam bentuk opsi pemecahan permasalahan.
3. Choice : fase menyaring keputusan dari solusi alternatif – alternatif yang tersedia.
4. Implementation : tahap menjalankan pilihan keputusan dan mengevaluasi hasil.
Pengambilan keputusan dibuat berdasar proses analisis, pendenahan, dan pensimulasian melalui berbagai perhitungan alternatif solusi yang mungkin dilakukan. Tahap pengambilan keputusan mempunyai beberapa langkah : 1. Pemahaman dan menyatakan dasar permasalahan.
Para pemimpin sering berhadapan dengan kenyataan bahwa permasalahan yang sulit dipecahkan atau sukar diidentifikasikan, bukan
merupakan dasar dari sebuah permasalahan. Para pemimpin dapat memahami masalah yang sedang dihadapi dengan beberapa fase. Pertama, pemimpin secara sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua, pemimpin menganalisis perubahan atau penyimpangan normal sebuah permasalahan yang sedang berlangsung.
2. Pencarian dan proses data analisis yang signifikan.
Setelah pemimpin menemukan dan menyatakan masalah, pemimpin harus memformulasikan langkah kedepan. Langkah pertama pemimpin adalah harus menetapkan data dan informasi apa yang diperlukan dalam merumuskan keputusan yang akurat. Langkah yang kedua adalah memastikan bahwa informasi dan data tersebut mampu didapatkan secara tepat waktu dan relevan.
3. Pegembangan solusi alternatif.
Kecenderungan dalam menerima solusi alternatif keputusan yang feasibel akan mampu menghindarkan pemimpin dari kegagalan dalam pencapaian dan penyelesaian yang optimal. ekspansi sejumlah alternatif solusi membuat pemimpin secara otomatis menghalangi kecenderungan dalam pembuatan keputusan yang tergesa-gesa, sekaligus mengarahkan seorang pemimpn untuk merumuskan keputusan yang makin efektif.
Pemimpin harus menentukan solusi alternatif yang secara overall mampu menyelesaikan permasalahan, walaupun pilihan tersebut bukanlah hal ideal.
4. Evaluasi alternatif solusi.
Setelah pemimpin mengemukakan sekumpulan alternative solusi, pemimpin harus melakukan evaluasi sekumpulan alternatif tersebuti. Tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai tingkat efektifitas dari setiap alternative solusi.
5. Pemilihan alternatif solusi terbaik.
Pengambilan keputusan adalah hasil pengevaluasian berbagai alternatif yang tersedia. Alternatif yang terpilih harus didasarkan pada kemampuan pemimpin dalam menghadapi konsekwensi yang akan terjadi setelah implementasi dari alternatif terpilih tersebut.
6. Implementasi Keputusan.
Setelah solusi terbaik terpilih, para pemimpin harus menetapkan perencanaan untuk menghadapi berbagai potensi permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan keputusan. Sejalan dengan itu, pemimpin perlu memperhitungkan berbagai ketidakpastian dan bahaya sebagai konsekuensi dalam sebuah keputusan. Pada langkah ini, keputusan pemimpin juga harus mensyaratkan prosedur pelaporan kemajuaan secara periodik serta menyusun tindakan preventif apabila timbul penyimpanggan dari implementasi keputusan.
7. Evaluasi perolehan keputusan.
Implementasi evaluasi keputusan harus diawasi secara periodik.
pemimpin akan melakukan penilaian apakah implementasi telah dilakukan secara baik dan keputusan membuahkan hasil yang ditargetkan.5
C. Model Pengambilan Keputusan
Mengapa seorang pengambil keputusan memilih suatu alternatif ? Jawaban terhadap hal itu melibatkan rasionalitas keputusan dan model keputusan. Ada berbagai model deskriptif perilaku rasionalitas pilihan. Model ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara teoritis dan realistis bagaimana para manajer praktisi membuat keputusan. Secara lebih khusus model berusaha untuk menentukan pada derajat mana para pembuat keputusan menajemen adalah rasional. Kerangka model mulai dari rasionalitas penuh, dalam kasus ini model ekonomi sampai irrasionalitas penuh dalam kasus sosial. Dapat dikemukakan bahwa ada enam model pengambilan keputusan menajemen, yaitu :
1. Model ekonomi
Model ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, Pada model rasionalitas ekonomi terdapat teknik rasional moderen yaitu pendekatan scientific management seperti ABC, EVA dan MVA. Pada teknik ABC (activity-based cosying) menentukan biaya yang berhubungan dengan aktivitas seperti memproses pesanan penjualan, mempercepat pesanan pemasok, dan atau pelanggan,
5 Ibid, hlm. 3.
memecahkan masalah kualitas pemasok dan atau masalah pengantaran, dan memperlengkapi mesin.
Untuk teknik EVA (economic value added) biaya semua kapital ditentukan misalnya biaya kapital ekuitas (uang yang disediakan pemegang saham), EVA berguna juga sebagai ukuran untuk mengambil keputusan mengenai masalah akuisisi dan pajak sampai masalah kompensasi. Sementara MVA (market value added) dapat menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan atau seberapa besar kapital yang terbuang kaitannya dengan nilai pasar saham.
2. Model rasionalitas terbatas dari Simon (Satisficing)
Model ini menyatakan bahwa perilaku pengambilan keputusan dapat dideskripsikan sebagai rasional dan maksimal tetapi terbatas dimana pembuat keputusan berakhir dengan kepuasan minimal karena tidak memiliki kemampuan untuk memaksimalkan. Hal tersebut dikarenakan informasi yang kurang sempurna, terdapat batasan waktu dan biaya, tawaran alternatif kurang disukai dan efek kekuatan lingkungan tidak dapat diabaikan.
3. Model penilaian heuristik dan bias
Model ini diprakarsai oleh ahli teori kognitif yaitu Kahneman dan Tversky yang menyatakan bahwa pembuat keputusan mengandalkan heuristik yakni penyederhanaa strategi atau metode berdasarkan pengalaman. Meskipun heuristik kognitif menyederhanakan dan
membantu pembuat keputusan, dalam situasi tertentu penggunaannya dapat menyebabkan eror dan hasil bias secara sistematis.
4. Model Sosial
Sigmund freud memandang manusia sebagai sekumpulan perasaan, emosi dan naluri dengan perilaku yang dipandu oleh keinginan yang tidak disadari. Model ini adalah sisi yang berlawanan dari rasionalitas ekonomi yakni melihat dari sudut pandang psikologi. Hal ini didukung pandangan bahwa pengaruh psikologi mempunyai dampak yang signifikan pada perilaku pengambilan keputusan.
Fisher (B Aubrey Fisher) mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada dua model proses pengambilan keputusan, yaitu :
1. Model preskriptif atau pemberian resep perbaikan, Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal.
2. Model deskriptif. Model preskriptif menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan, sedang model deskriptif itu menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu. model deskriptif berdasar realitas observasi. Model deskriptif diperkenalkan oleh Bales dan meliputi 3 langkah, yaitu :
a. Orientasi yang menentukan bagaimana situasi yang dihadapi, b. Evaluasi yang menentukan sikap yang perlu diambil.
c. Pengawasan yang menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi seperti itu.
Disamping model di atas (model linier), terdapat pula model spiral dimana satu anggota mengemukakan satu konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju atau tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan revisi dan seterusnya. Dengan demikian hal ini terjadi proses kumulatif, progresif dan terus menerus merubah konsep dan akhirnya para anggota menyetujui posisi yang diambil. Atas dasar uraian ini dapatlah diindentifikasikan bahwa dalam proses pengambilan keputusan ini muncul para pimpinan yang nantinya membawa organisasi ke arah yang lebih baik, karena mereka diakui mampu oleh anggota lainnya walaupun dalam proses tersebut sering pula timbul konflik.6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi merupakan hal yang penting bagi kemajuan organisasi tersebut. Dalam mengambil sebuah keputusan diperlukan ketepatan dalam menganalisis masalah, menetapkan tujuan, mengidentifikasi alternatif yang ada, dan mengevaluasinya. Di organisasi manapun masalah selalu menjadi tantangan bagi setiap anggota dan pimpinan organisasi tersebut. Adanya masalah dalam organisasi bukan berarti organisasi tersebut memiliki kualitas yang buruk, bahkan dengan adanya masalah dalam organisasi, pimpinan dituntut untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Sangat kuatnya tingkat hubungan antara kualitas pengambilan keputusan dalam kelompok dengan kualitas hasil keputusan, menunjukkan bahwa kualitas pengambilan keputusan dalam kelompok berhubungan erat dengan kualitas hasil keputusan, namun untuk menghasilkan hubungan yang lebih erat lagi diperlukan faktor lain yaitu tingkat evaluasi yang merupakan salah satu tahap dalam pengambilan keputusan.
B. Saran
Berdasarkan hasil makalah yang telah diperoleh, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi saran bagi pihak-pihak yang membaca penulisan ilmiah ini:
1. Pimpinan harus lebih dapat membantu para anggota untuk mengarahkan ke arah yang lebih baik lagi.
2. Pimpinan harus lebih tegas dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan yang dapat mempengaruhi kinerja oanggota dan kemajuanorganisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Ratiwi Meiliza, Teori Pengambilan Keputusan, Sidoarjo: UMSIDA, 2020
Haudi, Teknik Pengambilan Keputusan, Sumatra: Insen Cendekia Mandiri, 2021