• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Bencana

N/A
N/A
sahlan chalil

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Bencana"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG

Bencana alam berupa banjir sering terjadi di Indonesia. Hal ini mengacu pada data statistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2022), di mana banjir terjadi sebanyak 1.531 kejadian sepanjang tahun 2022. Banjir tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti: faktor meteorologi, topografi, penggunaan lahan, dan tipe tanah (Kharimah et al., 2021). Bencana banjir memiliki beragam resiko yang memberikan dampak negatife pada berbagai sektor. Bencana banjir ini dapat menyebabkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan tersebut dapat diukur dari segi kerusakan langsung seperti: hilangnya nyawa, cedera, kehancuran infrastruktur, kendaraan dan kerusakan tanaman dan hewan. Kemudian kerusakan tidak langsung mengacu pada gangguan sosial, trauma psikologis dan pola produksi dan konsumsi barang yang terganggu. Oleh karena itu, diperlukan upaya penanggulangan pada bencana banjir

Berdasarkan BNPB (2022), Provinsi Sulawesi Barat merupakan provinsi yang memiliki Indeks Risiko Bencana tertinggi dengan angka indeks risiko sebesar 164.85. Hal ini menunjukkan Provinsi Sulawesi Barat memiliki tingkat bahaya dan kerentanan bencana alam yang termasuk kategori tertinggi di Indonesia. Salah satu Kabupaten yang memiliki kerawanan bencana yang cukup tinggi di Provinsi Sulawesi Barat adalah Kabupaten Mamuju, kecenderungan Indeks Risiko bencana Kabupaten Mamuju mengalami penaikan pada tahun 2018-2022, sekarang Kabupaten Mamuju masih menempati urutan teratas sebagai daerah Risiko Bencana banjir tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat

Dari sekian jenis bencana yang terjadi, salah satu jenis bencana yang rawan untuk terjadi di Kabupaten Mamuju adalah Banjir (BNPB, 2022). Berdasarkan Indeks Risiko menurut jenis ancamannya, Kabupaten Mamuju memiliki skor yang sedang pada ancaman bencana alam banjir (skor 10,40). Banjir menimbulkan masalah dan menjadi bencana akibat banjir dapat terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang dimaksud adalah hujan dan pengaruh air pasang (rob), sedangkan faktor manusia adalah pengaruh perilaku dan perlakuan masyarakat terhadap alam serta lingkungannya yang antara lain mengakibatkan perubahan pada tata guna lahan. Perubahan penggunaan lahan, dapat memberi dampak pada aliran permukaan (run-off). Untuk itu cara menanggulangi agar tidak terjadi banjir bisa membuat tanggul yang menggelilingi suatu badan air atau daerah wilayah

(2)

tertentu dengan elevasi yang lebih tinggi daripada elevasi di sekitar kawasan tersebut, yang bertujuan untuk melindungi kawasan tersebut dari limpasan air atau bisa juga membuat kolam retensi yang dapat menampung atau meresapkan air didalamnya, tergantung dari jenis bahan pelapis dinding dan dasar kolam dan juga bisa menggunakan sistem polder fungsinya untuk mengeluarkan air yang sudah terkumpul dalam kolam retensi atau junction jaringan drainase keluar cakupan area

Banjir kembali melanda Desa Beru-Beru tepatnya di Dusun Galung Lemo, Desa Beru-beru, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Banjir terjadi pasca hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Kalukku, Mamuju pada Senin, (25/10/2021) pukul 02:00 Wita hingga pukul 05:00 Wita. Akibat dari kejadian itu sedikitnya 20 rumah warga terendam banjir di Dusun Galung Lemo. Sehingga, beberapa perabot dan kebutuhan rumah tangga terendam banjir dan tidak sempat diselamatkan. "Tidak di ingat datang air, jadi beras dan perabot rumah tangga terendam banjir," sebut Kasim. Ia mengungkapkan, wilayah tersebut sudah menjadi langganan banjir tiap tahun, karena tidak

ada pembuangan air. Pelaksana tugas (Plt)

Kepala BPBD Mamuju , Muhammad Taslim mengatakan, banjir yang terjadi di Kalukku, disebabkan luapan air sungai. Luapan air sungai ini, akibat dari banyaknya pohon yang terbawa arus, ketika hujan deras terjadi. "Sehingga menutupi aliran sungai, terjadilah luapan hingga menutup permukiman warga. "Karena pohon-pohon itu tersangkut di jembatan, lalu menutup aliran sungai," terang Taslim salah satu masyarakat di desa Beru-beru, tidak hanya itu berdasarkan hasil survei lapangan kami salah satu penyebab terjadinya banjir di desa Beru-Beru yaitu masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah di sungai, tidak hanya itu bahkan sampah besar seperti pepohonan dari babat pertanian seringkali di buang ke sungai, hal inilah yang membuat tersumbatnya air di bawah kolong jembatan sehingga menyebabkan air sungai meluap dan mengakibatkan banjir di desa Beru-Beru.

Meskipun Desa Beru-Beru memiliki potensi yang besar terhadap bencana Banjir tetapi rencana mitigasi dan peringatan terhadap ancaman bencana Banjir yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Beru-Beru masih sangatlah minim, dibuktikan dengan ketidaktahuan atau tidak adanya sosialisasi ke masyarkat terkait bencana banjir, sebagian besar masyarakat Desa Beru-Beru khususnya masyarakat yang berdomisili di kawasan yang berdekatan dengan sungai tidak mengetahui bahwa daerahnya sangat berpotensi terjadi bencana Banjir, tidak adanya petunjuk atau rambu-rambu evakuasi jika terjadi bencana Banjir dan masih

(3)

banyaknya bangunan yang terbangun dekat dengan kawasan pinngiran sungai atau daerah yang dianggap dalam zona rawan bencana Banjir.

Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan arahan untuk pemecahan dan solusi terhadap mitigasi bencana khususnya Banjir dengan penerapan Konsep Pemberdayaan Masyarakat yang bersifat "people centred, participatory, empowering, and sustainable"

(Chambers, 1995). Konsep pemberdayaan masyarakat merupakan proses yang bertujuan untuk mengembangkan, memandirikan, dan memperkuat posisi tawar masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan. Konsep ini mencakup berbagai aspek, seperti peningkatan kapasitas, kemandirian, partisipasi, dan penguatan pranata-pranata masyarakat. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat "people centred, participatory, empowering, and sustainable" (Chambers, 1995) yaitu pembangunan yang menempatkan manusia sebagai pusat, melibatkan partisipasi aktif masyarakat, memberdayakan masyarakat, dan berkelanjutan.

Konsep ini menekankan pentingnya memprioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan manusia, melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap aspek pembangunan, memberdayakan masyarakat untuk mengelola sumber daya dan pengambilan keputusan, serta menjaga keberlanjutan upaya pembangunan. Penerapan konsep Pemberdayaan Masyarakat di Desa Beru-Beru dalam memanfaatkan tenaga kerja dari masyarakat sekitar untuk turut ambil alih dalam partisipasi terhadap mitigasi bencana banjir yang ada.

B.TUJUAN

1. Membuat perencanaan Masterplan pedesaan berbasis mitigasi bencana di desa Beru- Beru

2. Meningkatkan kesadaran dalam pemberdayaan masyarakat terhadap mitigasi bencana banjir.

C.MANFAAT PERENCANAAN

Perencanaan pembangunan desa diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah. Manfaat dari program ini antara lain:

1. Untuk Pemerintah Desa, Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya mitigasi bencana, sehingga pemerintah desa dapat memperoleh dukungan dan keterlibatan yang lebih luas dari masyarakat dalam menjalankan program-program mitigasi bencana.

(4)

2. Untuk Masyarakat, Memungkinkan keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan, implementasi, dan pemantauan program-program mitigasi bencana gempa bumi, sehingga mereka dapat berperan sebagai agen perubahan dalam upaya mengurangi risiko bencana.

3. Untuk Mahasiswa, Pelaksana Program Menjadi sarana dalam melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat serta menjadi wadah implementasi ilmu atau pengetahuan tentang perencanaan yang didapatkan dari perguruan tinggi.

D.KEUTAMAAN PERENCANAAN

Menjadikan Desa Beru-Beru sebagai desa yang masyarakatnya sadar akan mitigasi bencana banjir yang ada melalui program pemberdayaan masyarakat dan partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan, implementasi, dan pemantauan program-program mitigasi bencana banjir, sehingga secara tidak langsung masyarakat mempunyai rasa tanggung jawab terhadap inisiatif-inisiatif tersebut

E.RENCANA YANG DITARGETKAN 1. Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat

2. Partisipasi aktif masyarakat dalam mitigasi bencana Banjir 3. Penguatan kapasitas dan kemandirian masyarakat

4. Pengembangan desa tangguh bencana Banjir

(5)

Referensi

Dokumen terkait

KERAWANAN BENCANA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KEBENCANAAN SISWA DI KABUPATEN SUKOHARJO”.

Ruang lingkup kerjasama yaitu penyelenggaraan transmigrasi di lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Sinyonyoi Kecamatan kalukku Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SULAWESI BARAT RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2021 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT DINAS PERHUBUNGAN Jl H Abd Malik Pattana Endeng Rangas Baru

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tingkat kabupaten/kota dan provinsi di Sulawesi Barat masih berada di bawah rata-rata nasional, memberikan alokasi belanja pemerintah yang besar

Provinsi Sulawesi Barat adalah salah satu daerah rawan bencana karena berada dalam jalur tektonik cincin api inya bencana alam geologi, seperti gempa u tanah longsor maupun

Setelah kegiatan POMP dilakukan selama tiga tahun berturut-turut di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, untuk mengukur keberhasilan pengobatan massal

Pada Kantor Desa Benggaulu Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat harus terus menumbuhkembangkan motivasi kerja dan budaya organisasi serta kepuasan kerja

Potensi Bencana Sumba Timur Dalam Buku Indeks Risiko Bencana Tahun 2021 yang di terbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, di Kabupaten Sumba Timur menunjukan hasil