• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laporan keuangan memiliki peran penting dalam suatu perusahaan seperti halnya dapat menjadi media informasi dalam merangkum aktivitas suatu perusahaan yang menunjukan kemampuan perusahaan atau menjadi indikator perusahaan mengelola sumber dayanya (Rasmini, 2018). Laba merupakan salah satu bagian terpenting dari laporan keuangan yang banyak menjadi perhatian pihak eksternal, karena pihak eksternal terutama para investor cenderung akan memilih untuk berinvestasi pada suatu perusahaan yang memiliki nilai laba yang tinggi atau perusahaan yang mengalami peningkatan laba yang signifikan dari tahun ke tahun.

Laba yang berkualitas menjadi informasi yang penting bagi calon investor dan stakeholder untuk pengambilan keputusan yang tepat (Murniati, dan Sastri, 2018).

Kualitas laba merupakan komponen laba yang merupakan bentuk kewajiban hasil dari setiap perusahaan yang memiliki laba yang berkesinambungan dan stabil.

Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah meningkatkan kualitas laba.

Kualitas laba perusahaan yang lebih tinggi mencerminkan pemilik yang lebih sejahtera. Kualitas laba khususnya dilihat dari laba yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan laporan keuangan. Laba juga merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan.

Kreditur dan investor menggunakan informasi laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan kekuatan laba dan memprediksi laba yang akan datang (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Hery, 2012: 3). Dalam perspektif tujuan kontrak, informasi laba dapat digunakan untuk mengambil keputusan terkait praktik tata kelola perusahaan, juga dapat digunakan sebagai dasar alokasi gaji dalam suatu perusahaan. Dalam perspektif pengambilan keputusan investasi, informasi laba penting bagi investor untuk mengetahui kualitas laba sebagai informasi.

(2)

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan kualitas laba perusahaan sehingga penerapan tata kelola perusahaan merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomi, tata kelola perusahaan yang baik sendiri baru populer di Asia dan berkembang pada tahun 1990-an, dimana berdasarkan pernyataan Monks (2003) “Secara definitif Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder”. terdapat dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Mekanisme tata kelola perusahaan yang baik akan memberikan perlindungan kepada pemegang saham dan direksi untuk mendapatkan kembali investasi secara wajar, tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen melakukan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan perusahaan (Khotimah, 2017).

Menurut Kaen (2003) dalam Shaw (2003) Ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good Corporate Governance, yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility. Berdasarkan pernyataan tersebut empat komponen yang terdiri fairness, transparency, accountability, dan responsibility penting diterapkan dalam perusahaan agar para stakeholder dan seluruh pihak yang menggunakan informasi laporan keuangan terutama informasi laba mendapatkan perlindungan dari kecurangan yang mungkin saja timbul akibat aktivitas manajemen laba perusahaan. Konsep good corporate governance sendiri sejalan dengan teori stakeholder dimana “Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain)”, Ghazali dan Chariri (2007:409).

Tata kelola perusahaan juga menyediakan struktur yang memfasilitasi penentuan tujuan perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik pemantauan kinerja (Deni et al., 2004). Berdasarkan pernyataan tersebut penelitian ini menjadikan mekanisme pengawasan dan penentuan tujuan perusahaan dari Good

(3)

Corporate Governance yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit sebagai variabel independen.

Merujuk dari teori keagenan, dimana terdapat pemisahan kinerja antara pihak agen yang dalam hal ini erat kaitannya dengan manajemen perusahaan dan prinsipal adalah pemegang saham, kreditor dan investor. Pemisahaan kinerja tersebut dapat mengakibatkan munculnya potensi konflik yang dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Pihak manajemen yang mempunyai kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan laba yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi kepentingan prinsipal. Seringkali tujuan pribadi manajemen ini menyampingkan aspek nilai dalam pelaporan keuangan sehingga diperlukan prinsip pelaporan yang mampu menekan sifat oportunisme manajemen perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, dan mampu menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas yang memiliki kredibilitas dan transparansi yang baik. Pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia sendiri umumnya menggunakan akuntansi konservatif.

Kiryanto dan Supriyanto (2006) menyatakan bahwa jika laporan keuangan dibuat atas dasar metode konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya. Namun berbanding terbalik dengan penelitian Fala (2007) menyatakan bahwa kualitas laba yang tinggi akan diperoleh dari implementasi konservatisme akuntansi. Hal ini dimungkinkan karena konsep ini meniadakan kesempatan perusahaan untuk meninggikan perolehan laba serta membantu pemakai laporan keuangan dengan penyajian aktiva dan laba perusahaan yang tidak cenderung kearah overstate.

Watt (2003) mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai prinsip kehati- hatian serta prinsip dalam mengakui pendapatan dan segera mengakui potensi kerugian dan utang. Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengakui pendapatan yang belum diterima tentunya akan menghasilkan laba yang berkualitas. “Penghasilan yang dihasilkan melalui prinsip konservatif adalah penghasilan tinggi kualitas karena mereka melakukan verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui pendapatan (Basu, 1997).

Investor sering kali hanya memperhatikan informasi mengenai keuntungan atau jumlah laba yang didapat tanpa mengetahui latar belakang keuntungan tersebut. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Givoly dan Hayn (2000)

(4)

yang berpendapat bahwa “pengakuan tepat waktu dalam mengakui kerugian dan menunda pengakuan keuntungan, dalam hal ini dapat mengurangi peluang bagi manajer berhasil menerapkan praktik manajemen laba. Praktik manajemen laba sendiri timbul dari sikap oportunisme manajemen akibat tujuan pribadi mereka yang ingin agar laba perusahaan terlihat tinggi sehingga mampu menarik perhatian para calon investor mereka. Kondisi ini sesuai dengan pandangan konservatisme yang lebih luas dalam pernyataan Watts (2003) yang menyatakan bahwa peran penting konservatisme adalah membatasi oportunisme perilaku pelaporan manajemen dan untuk bias presentasi dalam laporan keuangan oleh pihak yang berkepentingan. Penyajian informasi dalam laporan keuangan harus sesuai dengan fakta yang sebenarnya sehingga prinsip kebenaran dan kejujuran dapat terpenuhi.

Informasi akuntansi dalam laporan keuangan harus memenuhi tiga kriteria kualitatif, yaitu: relevansi, objektivitas, dan reliabilitas (Jama'an, 2008).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti mengangkat fenomena tentang aktivitas manajemen laba tahun 2019 yang melibatkan perusahaan di bidang teknologi yang tercatat di bursa efek Indonesia yaitu PT Envy Technologies Indonesia tbk (ENVY), dimana PT Envy diduga telah memanipulasi laporan keuangan mereka. Menurut penjelasan pihak manajemen PT Envy, manipulasi laporan keuangan tersebut disebabkan dari pengkonsolidasian laporan keuangan milik anak perusahaan mereka yaitu PT Ritel Global Solusi (RGS) yang telah dimanipulasi tanpa sepengetahuan mereka. Dugaan ini berdasarkan kenaikan pendapatan yang tercatat di laporan keuangan tahunan (LKT) PT Envy secara drastis sebesar Rp 188,58 miliar, yang melesat 135% dari pendapatan 2018 sebesar Rp 80,35 miliar dan total laba bersih 2019 naik 19% menjadi Rp 8,05 miliar, dari tahun 2018 sebesar Rp 6,79 miliar. Akibat kasus ini pihak BEI mengambil tindakan tegas dengan melakukan penghapusan perdagangan saham ENVY dari papan perdagangan bursa alias delisting. Dikutip dari (CNBC, 2021).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Wati (2017) mengenai Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Good Corporate Governance Pada Kualitas Laba menunjukkan hasil bahwa Good Corporate Governance berpengaruh positif pada kualitas laba karena tata kelola perusahaan yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan sehingga berpengaruh pada peningkatan laba

(5)

yang berkualitas. Dari hasil penelitian T Manik (2017) dengan judul Praktik Konservatisme Akuntansi Melalui Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba menyatakan bahwa konservatisme akuntansi dengan ukuran akrual dan konservatisme akuntansi dengan ukuran nilai pasar berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.

Selanjutnya pada Ismail (2018) yang sekaligus menjadi acuan pada penelitian ini dimana pada penelitian tersebut menunjukan bahwasanya variabel konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial dan kualitas laba. Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul serupa dengan mengubah susunan variabel penelitian dimana hanya terdapat satu variabel dependen yaitu kualitas laba sehingga variabel konservatisme akuntansi dan kepemilikan manajerial menjadi variabel independen dalam penelitian ini. Peneliti juga menambah variabel pengawasan yang terdapat pada mekanisme good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit dalam mengukur pengaruh mekanisme Good Corporate Governance terhadap kualitas laba. Peneliti juga merubah teknik analisis data yang digunakan menjadi teknik analisis Regresi Data Panel dimana penelitian sebelumnya menggunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM).

Alasan penggunaan teknik analisis tersebut adalah karena jenis data yang digunakan pada penelitian merupakan kombinasi data Time Series dan Cross Section.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Konservatisme Akuntansi Terhadap Kualitas Laba (Studi Pada Perusahaan Sektor Teknologi Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2019-2020)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka konflik yang dapat diangkat merupakan sebagai berikut:

(6)

1. Apakah Good Corporate Governance berpengaruh terhadap kualitas laba pada laporan keuangan perusahaan bidang teknologi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020

2. Apakah konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laba pada laporan keuangan perusahaan bidang teknologi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, tujuan yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisa pengaruh Good Corporate Governance terhadap kualitas laba pada laporan keuangan perusahaan bidang teknologi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020

2. Untuk menganalisis pengaruh konservatisme akuntansi terhadap kualitas laba pada laporan keuangan perusahaan bidang teknologi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020

1.4. Manfaat Penelitian

Secara praktik penelitian ini berguna bagi beberapa pihak:

a. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat berguna sebagai sumber informasi pada saat mempertimbangkan atau pengambilan keputusan saat akan berinvestasi saham khususnya pada perusahaan bidang Teknologi yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

b. Bagi Manajemen

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk pihak manajemen perusahaan sebagai saran atau masukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

c. Bagi Akademis

(7)

Mampu dijadikan sebagai bahan literatur dan surat keterangan dalam menyampaikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang manajemen keuangan, dan mampu dipergunakan sebagai dasar serta tambahan informasi untuk penelitian sejenis di masa depan

Referensi

Dokumen terkait

Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e- governance dalam memberikan pelayanan

Sekretaris Perusahaan memainkan peranan kunci dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik di Perseroan dengan memastikan aliran informasi yang tepat waktu,

Sekretaris Perusahaan memainkan peranan kunci dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik di Perseroan dengan memastikan aliran informasi yang tepat waktu,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas informasi akuntansi dan efisiensi tata kelola perusahaan terhadap keputusan investasi modal di

Misi 1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi yang reponsif dan penerapan e-govet yang terintegritas

Misi1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e- gov yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan

Kata kunci: tata kelola perusahaan, kesulitan keuangan, laba bersih negatif, arus kas operasi negatif, komisaris independen, komite audit, kepemilikan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI Penerapan Prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik 131 Tata Kelola Perusahaan Panduan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Struktur Tata Kelola Perusahaan