• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 SUMBER DAYA PROYEK

N/A
N/A
Ervan Kamal

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 3 SUMBER DAYA PROYEK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

SUMBER DAYA PROYEK

Sumber daya proyek merupakan bagian dari salah satu penyelenggaraan proyek konstruksi. Sumber daya proyek merupakan kemampuan dan kapasitas potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi. Sumber daya proyek konstruksi terdiri dari beberapa jenis diantaranya biaya, waktu, sumber daya manusia, material, dan juga peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, dimana dalam mengoperasionalkan sumber daya tersebut perlu dilakukan dalam suatu sistem manajemen yang baik, sehingga dapat dioptimalkan secara maksimal. Sumber daya proyek yang akan dijabarkan adalah material, bahan, dan sumber daya manusia.

3.1. Material

Material merupakan komponen penting dalam suatu proyek konstruksi karena total biaya proyek sebagian besar merupakan biaya untuk pengadaan material. Oleh karena itu, di setiap proyek konstruksi diperlukan manajemen material yang baik.

Material yang digunakan dalam proyek ini harus memenuhi standar dan ketentuan yang tertulis dalam Spesifikasi Teknis yang merupakan bagian dari dokumen kontrak. Namun, dalam pemilihan merk dagang tidak ada ketentuan yang mengikat dari Konsultan Perencana karena pemilihan material seluruhnya merupakan wewenang Kontraktor. Manajemen material juga pada umumnya mendahulukan material yang lebih dahulu datang untuk lebih dahulu digunakan untuk menghindari terlalu lamanya masa penyimpanan material.

Dalam proyek pembangunan gedung kuliah Universitas Prima Indonesia Medan, pihak pelaksana yaitu CV Prima Abadi Jaya melakukan pengadaan material (bahan) bangunan secara pesanan bertahap. Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan konstuksi bangunan, antara lain:

3.1.1. Semen

Semen yang digunakan dalam proyek ini adalah semen Portland pada umumnya yaitu Semen Portland Type II. Semen ini digunakan sebagai bahan campuran mortar untuk pekerjaan bekisting batako balok sloof dan bekisting

(2)

batako pile cap pondasi tiang pancang. Semen ini juga digunakan sebagai adukan siraman untuk pengecoran kolom. Semen disimpan di gudang proyek, dengan diberi alas kayu sembarang ukuran 2x5 inci.

3.1.2. Agregat

Agregat yang digunakan pada umumnya adalah agregat halus. Dimana agregat halus digunakan sebagai bahan campuran mortar untuk pekerjaan bekisting batako balok sloof dan bekisting batako pile cap pondasi tiang pancang.

3.1.3. Air

Air yang dipergunakan sebagai bahan bangunan pada teorinya adalah air yang tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton ataupun baja tulangan. Air yang dipergunakan dalam proyek adalah air tanah yang disedot menggunakan pompa air, yang menurut kami mengandung alkali tanah. Hal itu terlihat dari adanya bercak karat pada daerah sekitaran kran air pompa.

3.1.4. Beton Ready Mix

Beton ready mix digunakan dalam pekerjaan struktur dan lantai kerja.

Dimana beton ready mix digunakan untuk pekerjaan lantai kerja, pile cap, balok sloof, balok struktural, kolom struktural, dan lantai structural.

Beton ready mix yang digunakan memiliki kelas mutu beton K-300 (mampu menahan gaya sebesar 300 kg/cm2), dengan slump sebesar 102 (Pile Cap) dan 122 (Kolom, Balok, dan Lantai). Mutu beton tersebut untuk pekerjaan struktur, baik pile cap, kolom, balok, dan plat lantai. Pemilihan slump sebesar 102 dan 122 direncanakan agar tidak adanya beton yang keropos (adanya segregasi) pada saat beton mengikat (beton keras).

Beton ready mix menggunakan bahan tambah, yaitu bahan tambah Superplastisizer. Dimana superplasticizer adalah bahan kimia tambahan pengurang air. Dengan pemakaian bahan tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang

(3)

sama atau diperoleh adukan dengan kekentalan lebih encer dengan faktor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi.

Superplasticizer juga mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan workabilitas, bahan ini mencegah terjadinya segregasi ataupun bleeding yang umumnya terjadi pada beton dengan nilai slump yang tinggi seperti pada proyek ini, sehingga superplastisizer ini sangat dibutuhkan, terutama untuk pengecoran kolom. Dimana penulangan kolom sangat rapat, dengan sengkang pengikat yang terdiri dari 6 sengkang tiap baris sengkang.

Gambar 3.1 Batching Plant Beton Ready Mix

3.1.5. Besi Tulangan

Jenis besi tulangan yang dipergunakan adalah tulangan ulir, dengan mutu baja U39 (fy: 3900 kg/cm2).

Dalam proyek ini, besi tulangan yang digunakan D8, D10, D13, D16, D19, dan D25. Besi tulangan disimpan diruangan terbuka dengan diberi alas kayu 2x3 inchi.

Gambar 3.1 Besi Tulangan

(4)

3.1.6. Papan Multiplex

Papan multiplek digunakan sebagai konstruksi acuan perancah atau bekisting balok, plat lantai, dan kolom. Dalam penggunaannya, papan multiplek yang digunakan memiliki ketebalan 12mm, 15mm, dan 18mm. Dimana untuk setiap pekerjaan konstruksi, ketebalan papan multiplek yang digunakan berbeda pula, seperti untuk pekerjaan bekisting balok digunakan ketebalan 12mm, bekisting plat lantai digunakan ketebalan 15mm, dan untuk pekerjaan bekisting kolom digunakan papan multiplek ketebalan 18mm.

Dalam penggunaannya, papan multiplek digunakan sebanyak tiga kali pengecoran.

Gambar 3.3 Papan Multiplek

3.1.7. Kayu

Kayu yang digunakan dalam proyek ini adalah kayu sembarang keras, yaitu spesifiknya tipe kayu kelapa. Kayu SK tersebut digunakan untuk suri-suri, gelagar, dan tulangan bekisting. Kayu yang digunakan berukuran 2x3 inchi dan 2x5 inchi.

3.1.8. Besi Profil (Besi Hollow)

Besi profil (besi hollow) digunakan dalam konstruksi acuan atau bekisting. Besi profil yang digunakan adalah besi hollow, dimana besi hollow ini digunakan sebagai bekisting dinding balok, bekisting bodeman balok, suri-

(5)

suri, gelagar, dan juga siku penahan (sekor) balok. Dimana hollow yang digunakan yaitu hollow square 2”x 2” dan hollow 2”x 4”.

Gambar 3.4 Besi Profil Hollow 3.1.8. Mini Pile (Tiang Pancang Mini)

Tiang pancang (mini pile) yang digunakan adalah mini pile ukuran 25x25 cm dengan mutu beton K-500. Tiap tiang pancang yang digunakan berukuran ± 6 meter. Tiang pancang disuplay oleh PT. Sinar Abadi Beton.

Gambar 3.5 Storing Mini Pile

Gambar 3.6 Pabrikasi Mini Pile

(6)

3.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan konstuksi bangunan proyek gedung Universitas Prima Indonesia, antara lain:

3.2.1. Concete Mixer Truck

Truk mixer digunakan untuk mengangkut beton ready mix dari tempat pembuatan beton ke lokasi proyek, dimana selama perjalanan tangki berisi adukan terus berputar agar adukan beton tetap homogen.

Pengadaan truk mixer berasal dari Produsen Beton yaitu PT. Sinar Abadi Beton. Truk mixer milik Sinar Abadi Beton memiliki kapasitas 5 m3 dan 7 m3.

Gambar 3.7 Truck Mixer

3.2.2. Concete Pump Truck

Concrete pump truck adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan (boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat- tempat yang sulit dijangkau. Untuk pengecoran lantai yang lebih tinggi dari panjang lengan concrete pump truck dapat dilakukan dengan cara disambung dengan pipa secara vertikal sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan, pipa dan lengan ini dapat dipasang kombinasi vertikal dan horisontal atau miring. Sehingga pemompaan merupakan cara yang fleksibel pada lokasi yang sulit untuk memindahkan campuran beton ke sembarang tempat pada bidang pengecoran.

Concrete pump truck merupakan tanggung jawab pihak penyedia beton ready mix. Alat ini memiliki kapasitas 10-15 m3/jam.

(7)

Gambar 3.8 Concrete Pump

3.2.3. Concrete Vibrator

Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos. Concrete vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan mempunyai lengan sepanjang beberapa meter untuk dapat menggetarkan beton di tempat yang agak jauh.

Alat ini digunakan sebagai pemadat pada saat pengecoran yang sedang berlangsung, baik pada kolom, pelat lantai, balok maupun pile cap dengan cara menggetarkannya. Hal ini untuk menghindari adanya gelembung-gelembung udara yang terjadi pada saat pengecoran yang dapat menyebabkan pengeroposan pada beton sehingga mengurangi kekuatan struktur beton itu sendiri. Terutama untuk volume pengecoran yang besar, alat ini sangat penting. Penggunaannya tidak boleh terlalu lama pada satu tempat saja serta tidak boleh mengenai tulangan yang akan menyebabkan bergesernya letak tulangan.

Gambar 3.9 Concrete Vibrator

(8)

3.2.4. Concrete Bucket

Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer concrete sampai ke tempat pengecoran. Beton dari truck mixer concrete dituangkan kedalam concrete bucket, kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan tower crane. Dalam pengerjaannya dibutuhkan satu orang sebagai operator concrete bucket yang bertugas untuk membuka atau mengunci agar cor-an beton tidak tumpah pada saat dibawa ke area pengecoran dengan tower crane.

Concrete bucket yang digunakan pada proyek ini mempunyai kapasitas sebesar 0,8 m3. Pada proyek ini, pengecoran dengan concrete bucket hanya untuk pengecoran kolom, pile cap, dan pengecoran balok dan plat lantai selanjutnya karena tidak adanya ruang bagi concrete pump truck.

Gambar 3.10 Concrete Bucket

3.2.5. Tower Crane (TC)

Tower Crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang terbatas. Selain untuk mengangkat material, Tower Crane juga digunakan untuk mengangkat bucket dalam pengerjaan pengecoran kolom. TC yang digunakan memiliki beban maksimal sebesar 1,8 ton pada Jib (lengan tower crane) sepanjang 60 meter. Untuk pengadaan Tower Crane di lapangan, tower crane yang digunakan merupakan milik pelaksana.

Dalam operasionalnya, tower crane dioperasionalkan oleh seorang tenaga

(9)

ahli yang telah memiliki sertifikat dari perusahaan penyedia tower crane (TC).

Gambar 3.10 Concrete Bucket

3.2.6. Bar Bender

Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan.

Cara kerja alat ini adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi.

Gambar 3.10 Bar Bender

(10)

3.2.7. Bar Cutter

Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter listrik dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan.

Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke dalam gigi bar cutter, dan dalam hitungan detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja yang diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat.

Gambar 3.10 Bar Cutter

3.2.8. Scafolding

Scaffolding adalah suatu struktur penyangga sementara yang digunakan untuk menopang pekerja dan material dalam suatu pengerjaan konstruksi bangunan atau perbaikan gedung.

Scaffolding digunakan sebagai alat bantu dalam pengerjaan proyek.

Scaffolding sendiri terbuat dari pipa-pipa yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki kekuatan untuk menopang beban yang berada diatasnya.

Dalam penggunaannya, scaffolding digunakan dalam pekerjaan acuan perancah dalam hal pengecoran lantai dan balok.

(11)

Gambar 3.11 Scaffolding

3.2.8. Hydraulic Static Pile Driven (HSPD)

HSPD adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang pelaksanaannya ditekan masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan gaya tekan dongkrak lansung dan dapat dibaca melalui manometer sehingga gaya tekan tiang dapat diketahui tiap menacapai kedalaman tertentu. Sebelum dilakukan pemancangan dengan jack-in terlebih dahulu dilakukan tes sondir dan boring. Dari hasil tes sondir tersebut, rata-rata kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang kemudian dibandingkan dengan perencanaan panjang dan kedalaman tiang.

Selain memiliki keunggulan yang disebutkan diatas, alat ini juga mampu memancang pondasi dengan berbagai ukuran mulai dari 200×200 mm sampai dengan 500×500 mm. Mobilisasi alat ini cukup mudah dan pada jack in pile tidak mungkin terjadi keretakan pada kepala tiang seperti pada sistem pemancangan.

Hydraulic Static Pile Driver merk T-Works ZYJ320. Dengan beban ultimate yang mencapai 90 ton. Alat penekan tiang pancang yang terletak pada bagian tengah mesin dikelilingi beban counterweight bergerak menggunakan rel yang dapat berpindah-pindah dengan bantuan mesin hirolis pada bagian bawah mesin. Mesin penekan pancang ini memiliki 4 buah kaki, yang mana terdiri dari 2 kaki pada bagian luar (rel besi berisi air) dan 2 kaki pada bagian dalam yang semuanya digerakkan secara hidrolis.

(12)

Kaki-kaki ini disebut sebagai support sleeper yang digunakan untuk bergerak menuju titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya dan diberi tanda. Hidaulic Static Pile Driver memiliki kemampuan mobilisasi dan mampu untuk memancang tiang pancang berdiameter besar.

Pada saat penekanan tiang, tekanan hidraulic yang tertera pada manometer hidraulik mewakili besaran daya dukung tiang pancang (end bearing). Dimana nilai dalam satuan MPa yang tertera pada manometer dikonversi kedalan kN.

Gambar 3.12 Alat Hydraulic Static Pile

Gambar 3.12 Manometer Hidrolik

(13)

3.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber daya yang kompleks dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan:

 Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja

Recruitment dan pembagian tenaga kerja ke dalam kelompok kerja

 Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan

 Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung

 Perencanaan, penjadwalan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja

Pada pelaksanaannya, untuk pengadaan tenaga kerja di proyek ini tergantung pada bagaimana setiap mandor membutuhkan jumlah tenaga kerja berdasarkan penjelasan dari pelaksana tentang volume pekerjaan yang harus dikerjakan.

Pada proyek ini, sebagian besar tenaga kerja direkrut dan menjadi tanggung jawab pihak kontraktor. Namun, jika suatu bagian pekerjaan proyek diserahkan kepada subkontraktor, maka tenaga kerja yang terlibat menjadi tanggung jawab subkontraktor tersebut sehingga mengenai upah dan perekrutan menjadi permasalahan subkontraktor tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

perancangan meliputi struktur bawah yaitu fondasi bored pile dan struktur atas yaitu balok, kolom, pelat lantai, dan tangga menggunakan struktur beton bertulang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis waktu dan produktivitas peralatan pengecoran beton pada kolom, balok dan plat lantai gedung bertingkat, khususnya pada lantai V, VI

Pada penulisan tugas akhir ini penulis merancang rangka atap baja, pelat lantai, balok, tangga, serta kolom sebagai elemen struktur atas dan fondasi bored pile sebagai

Stuktur bangunan gedung umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang umumnya dapat merupakan satu kesatuan monolit atau

Pada Proyek Akhir ini akan membahas proses pelaksanaan pekerjaan struktur kolom, balok, dan pelat lantai yang dimulai dari pekerjaan pembesian, pekerjaan

Analisis dan perhitungan elemen-elemen struktur utama, baik pada pelat lantai, balok, kolom dan tangga terbuat dari beton bertulang yang perhitungannya dilakukan dengan

3D kolom lantai 1 6 Pemodelan pelat lantai 1 Membuat pemodelan pelat lantai satu dimodelkan dengan cara yaitu, pertama membuat elemen plat lantai sesuai dimensi dan ukuran yaitu

3.3 Volume Material Pada tinjauan Praktik Konstruksi Dasar Bangunan Bertingkat ini berfokus pada perhitungan volume pengecoran serta kebutuhan bekisting balok dan pelat lantai yang