BAB 4
ALINYEMEN HORIZONTAL
Alinyemen horizontal adalah garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta. Alinyemen horizontal atau trace merupakan suatu susunan dari potongan-potongan garis lurus yang disebut tangen. Kemudian, dihubungkan dengan garis lurus peralihan atau busur peralihan. Lengkung-lengkung tersebut biasa disebut tikungan. Dalam alinyemen horizontal diperlihatkan kriteria perencanaan sebagai berikut :
1. Jari-jari minimum
2. Jari-jari lengkung maksimum 3. Lebar perkerasan pada tikungan 4. Pandangan bebas pada tikungan 5. Lengkung peralihan
Dalam perhitungan alinyemen horizontal ini digunakan rumus umum : 𝑅 = 𝑉𝑅2
127 + (𝑒 + 𝑓) Dimana :
R = Jari-jari lengkung (m) VR = Kecepatan rencana (km/jam) e = Superelevasi
f = Koefisien gesek melintang
Dalam alinyemen horizontal, ada 3 macam bentuk tikungan, yaitu :
1. Full circle adalah tikungan dengan busur lingkaran tanpa lengkung peralihan
2. Spiral-spiral adalah tikungan dengan lengkung peralihan saja
3. Spiral-circle-spiral adalah tikungan dengan busur lingkaran dan lengkung peraihan
4.1 Kriteria Jalan 4.1.1 Data Soal
Dari soal diperoleh data sebagai berikut :
a. Peta yang digunakan = Peta Wonogiri b. Lokasi proyek = 6
c. Kelas jalan = Arteri d. Jalan melintasi = Sungai e. Jumlah tikungan = 3 f. Panjang minimum jalan = 3 km
4.1.2 Data Kriteria Jalan
Berdasarkan kelas jalan seperti pada soal dan mengacu pada TPGJAK tahun 1997, maka kriteria jalan adalah sebagai berikut :
Vrencana (VR) = 70 km/jam
Lebar jalur = 7 m
e normal (en) = 2%
e maksimum (em) = 10%
Perubahan kecepatan (c) = 0,4 m/detik2 Jarak pandang henti (Jh) = 97,5 m Jarak pandang mendahului (Jd) = 450 m
Karena belum melakukan praktikum, maka Jh dan Jd diambil dari TPGJAK Tabel II.10 dan Tabel II.11.
4.1.3 Perhitungan Rmin dan Dmaks fmax = 0,24 – (0,00125 VR)
= 0,24 – 0,0875
= 0,1525
Rmin = 4900
127 (0,1+0,1465)
= 4900
127 (0,2465)
= 156,5220 Dmaks = 1432,39
156,5220= 9,1514
4.2 Tikungan P11
4.2.1 Hitungan Lengkung Horizontal
∆1 = 8°22’47,85”
Direncanakan tikungan Full Circle (F – C) Rr = 1330 m > Rmin
Dtjd = 1432,39
𝑅𝑟
= 1432,39
1330
= 1,0770°
= 1°4’37,15”
Etjd = −𝑒𝑚 𝐷𝑡𝑗𝑑
2
𝐷𝑚𝑎𝑥+ 2 𝑒𝑚 𝐷𝑡𝑗𝑑
𝐷𝑚𝑎𝑥
= −0,1 1,07702
9,1514 + 2 (0,1)1,0770
9,1515
= 0,0222
= 2,2152%
Hitungan Ls
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum dari lengkung peralihan Ls = 𝑉𝑅
3,6× 𝑇
= 70
3,6× 3
= 58,3333 m
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal Ls = 0,022 × 𝑉𝑅3
𝑅𝑟×𝑐− 2,727 𝑉𝑅×𝑒𝑡𝑗𝑑
𝑐
= 0,022 × 703
1330×0,4− 2,727 70×0,0222
0,4
= 3,6126 m
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian Re = 0,035 m/dt
Ls = (𝑒𝑚−𝑒𝑛) 𝑉𝑅
3,6 𝑟𝑒
= (0,1−0,02)×70 3,6×0,035
Digunakan Ls = 44,4444 m dikarenakan nilai itu paling besar dan supaya perubahan kemiringan jalan tidak begitu terasa dan pengemudi tidak teregesa–gesa.
Perhitungan 𝐿𝑐, syarat Lc < 20 m Lc = ∆1
180× 𝜋 × 𝑅𝑟
= 8,3800
180 × 3,14 × 1330
= 194,5230 m > 20 m (memenuhi syarat) Tc = Rr ×tan12∆1
= 1330 × tan (1
2× 8,3800)
= 97,4352 m Ec = Tc × tan1
4∆1
= 97,4352 × tan (1
4× ∆1) = 97,4352 × tan (1
4× 8,3800)
= 3,5643 m Kontrol 2Tc ≥ Lc
2 (97,4352) ≥ 194,5230 194,8705 ≥ 194,5230 (benar)
4.2.2 Hitungan Pelebaran Perkerasan di Tikungan PI1
Dari TPGJAK diperoleh : b = 2,6
p = 18,9
A = 1,2
c = 0,8 n = 2
Dari data di atas dapat dihitung harga-harga sebagai berikut : b” = 𝑅𝑟 − √𝑅𝑟2− 𝑝2
= 1330 − √13302− 18,92 = 0,1343 m
b’ = b + b”
= 2,6 + 0,1343
= 2,7343 m
Td = √𝑅𝑟2+ 𝐴(2𝑝 + 𝐴) − 𝑅𝑟
= √13302+ 1,2(2 . 18,9 + 1,2) − 1330 = 0,0176 m
z = 0,105 × 𝑉𝑟
√𝑅𝑟
= 0,105 × 70
√1330
= 0,3429 m
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + z
= 2 (2,7343 + 0,8) + (2 – 1) 0,0176 + 0,215 = 7,2877 m
w = 2 x 3,5 = 7 m
Karena w < B, maka diperlukan pelebaran perkerasan Pelebaran perkerasan = B – w
= 7,2877 – 7
= 0,2877 m
4.2.3 Hitungan Kebebasan Samping Tikungan PI1
Kebebasan samping tersedia = 0,5 ( lebar daerah penguasaan – W )
= 0,5 ( 20 – 7 )
= 6,5 m
R’ = Rr - (0,5 (0,5W)) = 1330 - (0,5(0,5 . 7)) = 1328,25 m
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti L = Lc = 194,5230
Jh = 97,5
Karena L > Jh, maka digunakan rumus : E = R’ (1 − cos90 𝐽ℎ
𝜋𝑅′ ) +1
2(𝐽ℎ − 𝐿) sin (90×𝐽𝑑
𝜋𝑅′ )
= 1328,3 (1 − cos 90×97,5
𝜋×1328,25 ) +1
2(97,5 − 194,52) sin ( 90×450
𝜋×1328,3)
= 0,8945 m
karena E = 0,8945 m < 6,5 m, maka kebebasan samping cukup.
b. Berdasarkan Jarak Pandang Mendahului Jd = 450
Karena L > Jd, maka digunakan rumus : E = R’ (1 − cos90 𝐽𝑑
𝜋𝑅′ ) + 1
2 ( 𝐽𝑑 − 𝐿 ) sin (90 . 𝐽𝑑
𝜋𝑅′ )
= 1328,3(1 −cos 90 . 450
𝜋 . 1328,3) +1
2( 450 − 194.5230) sin (90 . 450
𝜋 . 1328,3)
= 40.5465 m
Karena E = 40.5465 m > 6,5 m, maka kebebasan samping kurang.
4.2.4 Kesimpulan
Direncanakan tikungan Full Circle (F-C) dengan data tikungan sebagai berikut:
Rr = 1330 m Dterjadi = 1°4’37,15”
eterjadi = 2,2152 % Lc = 194,5230 m Kebebasan samping:
a. Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti : E < kebebasan samping
0,8945 m < 6,5 m (memenuhi syarat)
b. Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang mendahului : E < kebebasan samping
40.5465 > 6,5 m (tidak memenuhi syarat)
Berdasarkan jarak pandang menyiap, kebebasan samping kurang, sehingga perlu dipasang rambu-rambu “dilarang menyiap” atau marka jalan dibuat solid.
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tikungan tersebut adalah full circle.
Gambar 4.1 Tikungan Full Circle
DATA LENGKUNG HORIZONTAL 1 Jenis Tikungan : Full Circle (F-C) Δ : 8° 22' 47,85"
VR : 70 km/jam Rr : 1330 m en : 2 % etjd : 2,22 % Dmax : 9° 9' 4,91"
Dtjd : 1° 4' 37,15"
Ls :58,3333 m Lc : 194,5230 m Tc : 97,4352 m Ec : 3,5643 m
Gambar 4.2 Diagram Superelevasi dan Potongan Melintang Tikungan F-C
4. 3 Tikungan PI2
Direncanakan Tikungan Spiral-Spiral (S-C-S) Δ2 = 16°56’12”
4.3.1 Hitungan Lengkung Horizontal Rr = 283 m > Rmin
Dtjd = 1432,39
𝑅𝑟
= 1432,39
230
= 5,0614°
= 6°13’40,02”
Etjd = −𝑒𝑚 𝐷𝑡𝑗𝑑
2
𝐷𝑚𝑎𝑥+ 2 𝑒𝑚 𝐷𝑡𝑗𝑑
𝐷𝑚𝑎𝑥
= −0,1 5,06142
9,1514 + 2 (0,1)5,0614
9,1514
= 0,0800
= 8,00 % Hitungan Ls
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum dari lengkung peralihan Ls = 𝑉𝑅
3,6× 𝑇
= 70
3,6× 3
= 58,3333 m
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal Ls = 0,022 × 𝑉𝑅3
𝑅𝑟×𝑐− 2,727 𝑉𝑅×𝑒𝑡𝑗𝑑
𝑐
= 0,022 × 703
283×0,4− 2,727 70×0,0800
0,4
= 28,4702 m
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian re = 0,035 m/dt
Ls = (𝑒𝑚−𝑒𝑛) 𝑉𝑅
3,6 𝑟𝑒
= (0,1−0,02)×70 3,6×0,035
= 44,4444 m
Digunakan Ls = 58,3333 m dikarenakan nilai Ls yang paling besar dan juga agar perubahan kemiringan jalan tidak begitu terasa dan pengemudi tidak tergesa-gesa.
Perhitungan 𝜃𝑠, 𝜃𝑐, 𝐿𝑐 Syarat 𝜃𝑠 > 0° Lc > 20 m θs = 𝐿𝑠.90°
𝜋.𝑅𝑟
= 58,3333.90°
𝜋.230
= 5,9050˚
= 5˚54’18,15’’
θc = ∆2 − 2θs
= 16°56’12”- 2(5˚54’18,15’’)
= 5,1266˚
= 5˚7’35,7”
Lc = 360𝜃𝑐 2𝜋 𝑅𝑟
= 5,1266360 2𝜋 (283)
= 25,3216 m > 20 m (memenuhi syarat) Perhitungan Lengkung S-C-S
Lc = 25,3216 m y = Ls
2
6 Rr
= 58,3333
2
6 (283)
= 2,0040 m x = Ls
−
Ls340Rr2
= 58,3333
−
58,3333 340 (283)2
= 58,2714 m p = 𝐿𝑠
2
24 𝑅𝑟
= 58,3333
2
24 (283)
= 0,5010 m k = x − Rr sin θs
= 58,2714 − 283. sin 5,9050°
= 29,1563 m Ts =(Rr + p) tan1
2∆𝟐+ k
= (283 + 0,5010) tan1
2(16,9367°) + 29,1563
= 71,3656 m Es = (Rr + p) sec1
2∆𝟐+ k
= (283 + 0,5010) sec1
2(16,9367°) + 29,1563
= 3,6260 m L = Lc + 2. Ls
= 25,3216 + 2(58,3333)
= 141,9883 m Kontrol
2 Ts ≥ L
2 (71,3656) ≥ 141,9883 142,7313 ≥ 141,9883 (benar) Kontrol
2 Ts ≥ 2Ls
142,7313 ≥ 116,6667 (benar)
4.3.2 Hitungan Pelebaran Perkerasan Tikungan PI2
Dari TPGJAK diperoleh : b = 2,6
p = 18,9 A = 1,2 c = 0,8 n = 2
Dari data di atas dapat dihitung harga-harga sebagai berikut : b” = 𝑅𝑟 − √𝑅𝑟2− 𝑝2
= 283 − √2832− 18,92 = 0,6318 m
b’ = b + b”
= 2,6 + 0,6318 = 3,2318 m
Td = √𝑅𝑟2+ 𝐴(2𝑝 + 𝐴) − 𝑅𝑟
= √2832+ 1,2(2 . 18,9 + 1,2) − 283 = 0,0827 m
z = 0,105 × 𝑉𝑟
√𝑅𝑟
= 0,105 × 70
√283
= 0,4369 m
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + z
= 2 (3,2318 + 0,8) + (2 – 1) 0,0827 + 0,4369 = 8,5832 m
w = 2 x 3,5 = 7 m
Karena w < B, maka diperlukan pelebaran perkerasan Pelebaran perkerasan = B – w
= 8,5832 – 7
= 1,5832 m
4.3.3 Hitungan Kebebasan Samping Tikungan PI2
Kebebasan samping tersedia = 0,5 (lebar daerah penguasaan – w)
= 0,5 (20 – 7)
= 6,5 meter
R’ = Rr – (0,5(0,5w))
= 283 – (0,5(0,5 × 7)
= 281,25 m
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti L = 2Ls = 141,9883
Jh = 97,5
L > Jh, maka menggunakan rumus : E = R’(1 −𝑐𝑜𝑠90°𝐽ℎ
𝜋𝑅′ ) + 1
2 (𝐽ℎ − 𝐿)sin (90 ×𝐽𝑑
𝜋𝑅′ ) E = 281,25 (1 −𝑐𝑜𝑠90°97,5
𝜋×281,25) + 1
2 (97,5 − 141,9883)sin (90 ×97,5
𝜋×281,25)
= 4,2144
Karena E = 4,2144< 6,5 m, maka kebebasan samping cukup.
b. Berdasarkan Jarak Pandang Mendahului L = 2Ls = 141,9883
Jd = 450
L < Jd, maka digunakan rumus : E = R’(1 −𝑐𝑜𝑠90°𝐽𝑑
𝜋𝑅′ ) + 1
2 (𝐽𝑑 − 𝐿)sin (90 ×𝐽𝑑
𝜋𝑅′ )
= 281,25 (1 −𝑐𝑜𝑠90°450
𝜋×281,25 ) + 1
2 (450 − 141,9883 )sin (90 ×450
𝜋×281,25 )
= 222,7989 m
Karena E = 195,7783 m > 6,5 m, maka kebebasan samping kurang.
4.3.4 Kesimpulan
Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S) Data tikungan :
∆2 = 16˚56’12”
Direncanakan tikungan spira-spiral (S-S) dengan data sebagai berikut:
Rr = 283 m Dtrjd = 5°3’41,22”
etrjd = 8,00 % Ls = 58,3333 m Ts = 71,3656 m Kebebasan samping :
1. Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti : E < kebebasan samping
4,2144 m < 6,5 m (memenuhi syarat)
2. Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang mendahului : E > kebebasan samping
195,7783 m > 6,5 m (tidak memenuhi syarat)
Berdasarkan jarak pandang mendahului, kebebasan samping kurang, sehingga perlu dipasang rambu-rambu “dilarang menyiap” atau diberi marka solid.
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tikungan tersebut adalah spiral-spiral.
Gambar 4.3 Tikungan Spiral-Circle-Spiral
DATA LENGKUNG HORIZONTAL 2
Jenis Tikungan : Spiral Spiral (S-S) Δ : 16° 56' 12"
VR : 70 km/jam Rr : 283 m en : 2 % etjd : 8,97 % Dmax : 9° 9' 4,91"
Dtjd : 5° 3' 41,22"
θs : 5° 54' 18,15"
Ls : 58,3333 m Es : 3,6260 m x : 58,2714 m
y : 2,0040 m
P : 0,5010 m k : 29,1563 m Ts : 71,3656 m
Gambar 4.4 Diagram Superelevasi dan Potongan Melintang Tikungan S-C-S
4.4. Tikungan PI3
Direncanakan tikungan Spiral-Spiral (S-S) Δ3 = 30°34’49,06”
4.4.1 Hitungan Lengkung Horizontal Rr = 185 m > Rmin
Dtjd = 1432,39
𝑅𝑟
= 1432,39
185
= 7,7426°
= 7°44’33,54”
Etjd = −𝑒𝑚 𝐷𝑡𝑗𝑑
2
𝐷𝑚𝑎𝑥+ 2 𝑒𝑚 𝐷𝑡𝑗𝑑
𝐷𝑚𝑎𝑥
= −0,1 7,74262
9,1514 + 2 (0,1)7,7426
9,1514
= 0,0976
= 9,7630%
Hitungan Ls
d. Berdasarkan waktu tempuh maksimum dari lengkung peralihan Ls = 𝑉𝑅
3,6× 𝑇
= 70
3,6× 3
= 58,3333 m
e. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal Ls = 0,022 × 𝑉𝑅3
𝑅𝑟×𝑐− 2,727 𝑉𝑅×𝑒𝑡𝑗𝑑
𝑐
= 0,022 × 703
15×0,4− 2,727 70×0,0976
0,4
= 55,3813 m
f. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian re = 0,035 m/dt
Ls = (𝑒𝑚−𝑒𝑛) 𝑉𝑅
3,6 𝑟𝑒
= (0,1−0,02)×70 3,6×0,035
= 44,4444 m
Digunakan Ls = 58,3333 m dikarenakan nilai Ls yang paling besar dan juga agar perubahan kemiringan jalan tidak begitu terasa dan pengemudi tidak tergesa-gesa.
Perhitungan θs dan θc
Syarat θs > 0o dan Lc > 20 m θs = 𝐿𝑠.90°
𝜋.𝑅𝑟
= 58,3333.90°
𝜋.185
= 15,2901°
= 15°17’24,53” > 0 (memenuhi syarat) θc = ∆3 − 2θs
= 30°34’49,06”- 2(15°17’24,53”)
= 0°
Lc = 𝜃𝑐
3602𝜋 𝑅𝑟
= 0
360 2𝜋 (185)
= 0 m < 20 m (tidak memenuhi syarat) Perhitungan Lengkung S-S
Lc = 0 m θs = 1
2∆3
= 1
2 30,5803°
= 15,2901 m = 15˚17’24,53”
Ls = 𝜃𝑠 .𝜋 .𝑅𝑟
90
= 15,901 .𝜋 .185 90
= 98,7395 m y = 𝐿𝑠
2 6 𝑅𝑟
= 98,7395
2 6 (185)
= 8,7833 m
x = Ls − 𝐿𝑠3
40𝑅𝑟2
= 98,7395 −98,7395 3
40 (185)2
= 98,0363 m
p = y − Rr − (1 − cos θs)
= 8,7833− 185 − (1 − cos 15,2901 °)
= 2,2348 m k = x − Rr sin θs
= 98,0363 − 185. sin 15,2901°
= 49,2505 m
Ts = (Rr + p) tan1
2∆3 + k
= (185 +2,2348) tan12(30,5803°) +49,2505
= 100,4375 m Es = (Rr + p) sec12∆3 + k
= (185 +2,2348) sec12(30,5903°) +49,2505
= 18,0375 m Kontrol
2 Ts ≥ 2Ls
200,8750 ≥ 197,4789 (benar)
4.4.2 Hitungan Pelebaran Perkerasan Tikungan PI3
Dari TPGJAK diperoleh : b = 2,6
p = 18,9 A = 1,2 c = 0,8 n = 2
Dari data di atas dapat dihitung harga-harga sebagai berikut : b” = 𝑅𝑟 − √𝑅𝑟2− 𝑝2
= 185 − √1852− 18,92 = 0,9680 m
b’ = b + b”
= 2,6 + 0,9680
= 3,5680 m
Td = √𝑅𝑟2+ 𝐴(2𝑝 + 𝐴) − 𝑅𝑟
= √1852+ 1,2(2 . 18,9 + 1,2) − 185 = 0,1264 m
z = 0,105 × 𝑉𝑟
√𝑅𝑟
= 0,105 × 70
√185
= 0,5404 m
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + z
= 2 (3,5680 + 0,8) + (2 – 1) 0,1264 + 0,5404 = 9,4028 m
w = 2 x 3,5 = 7 m
Karena w < B, maka diperlukan pelebaran perkerasan Pelebaran perkerasan = B – w
= 9,4028 – 7
= 2,4028 m
4.4.3 Hitungan Kebebasan Samping Tikungan PI3
Kebebasan samping tersedia = 0,5 ( lebar daerah penguasaan – W )
= 0,5 ( 20 – 7 )
= 6,5 m
R’ = Rr - ( 0,5 ( 0,5W)) = 185 - ( 0,5 ( 0,5 . 7 ) =,25 m
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti L = 2Ls + Lc = 197,4789 Jh = 97,5
L > Jh, maka menggunakan rumus : E = R’(1 −𝑐𝑜𝑠90°𝐽ℎ
𝜋𝑅′ ) + 1
2 (𝐽ℎ − 𝐿)sin (90 ×𝐽𝑑
𝜋𝑅′ ) E = 183,25 (1 −𝑐𝑜𝑠90°97,5
𝜋×183,25) + 1
2 (97,5 − 197,4789)sin ( 90 ×97,5
𝜋×2183,25) = 6,4463 m
Karena E = 6,4463 m < 6,5 m, maka kebebasan samping cukup.
b. Berdasarkan Jarak Pandang Mendahului L = 2Ls + Lc = 197,4789
Jd = 450
L < Jd, maka digunakan rumus : E = R’(1 −𝑐𝑜𝑠90°𝐽𝑑
𝜋𝑅′ ) + 1
2 (𝐽𝑑 − 𝐿)sin (90 ×𝐽𝑑
𝜋𝑅′ )
= 183,25 (1 −𝑐𝑜𝑠90°450
𝜋×183,25) + 1
2 (450 − 197,4789)sin (90 ×450
𝜋×183,25)
= 168,6140 m
Karena E = 168,6140 m < 6,5 m, maka kebebasan samping kurang.
4.4.4 Kesimpulan
Tikungan tipe Spiral – Circle – Spiral (S-C-S) Data tikungan :
Δ3 = 30°34’49,06”
Rr = 185 m Dtjd = 7°44’33,54”
Etjd = 9,7630 % Ls = 58,3333 m Lc = 0 m
Kebebasan samping
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, kebebasan samping cukup.
b. Berdasarkan Jarak Pandang Mendahukui, kebebasan samping kurang, sehingga perlu dipasang rambu “dilarang menyiap” dan atau marka jalan dibuat solid.
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tikungan tersebut adalah spiral–spiral.
Gambar 4.5 Tikungan Spiral Spiral
DATA LENGKUNG HORIZONTAL 3 Jenis Tikungan : Spiral Spiral
(S-S) Δ : 30°34’49,06”
VR : 70 km/jam Rr : 185 m en : 2 % etjd : 9,7630 % Dmaks : 9° 9' 4,91"
Dtjd : 7° 44' 33,54"
θs : 15° 17' 24,53"
θc : 0° 0' 0"
Lc : 0 m
Ls : 98,7895 m x : 98,0363 m
y : 8,7833 m
P : 2,2348 m
k : 49,2505 m Ts : 98,0363 m Es : 9,1056 m L : 197,4789 m
Gambar 4.6 Diagram Superelevasi dan Potongan Melintang Tikungan S-C-S
4.5 Kontrol Overlapping Data-data yang diketahui : dA-1 = 888,88 m d1-2 = 979,60 m d2-3 = 757,43 m d3-B = 554,50 m d1-J = 605,36 m dJ-2 = 374,33 m L. jembatan = 100 m TC1 = CT1 = 97,44 m TS2 = ST2 = 71,37 m TS3 = ST3 = 100,44 m
Syarat agar tidak terjadi overlapping adalah :
Vr = 70 km/jam
= 19,4444 m/s Lre = 3 x Vr
= 3 x 19,4444
= 58,3333 m
Sehingga agar tidak terjadi overlapping adalah ≥ 58,3333 m
• Jarak A ̶ 1
αA1 = dA-1 – TC1
= 888,88 – 97,44
= 791,44 m
Karena 791,44 m ≥ 58,3333 m , maka AMAN dari overlapping
• Jarak PI1 ̶ PI2
L = d1-2 – TC1– TS2
= 979 – 97,44 – 71,37
= 810,80 m
Karena 810,80 m ≥ 58,3333 m , maka AMAN dari overlapping
• Jarak PI1 ̶ Jembatan
L = d1-J – TC1– ½ Jembatan
= 605,36– 97,44 – 50
= 485,67 m
Karena 810,80 m ≥ 58,3333 m , maka AMAN dari overlapping
• Jarak Jembatan – PI2
L = dJ-2 – TS2 – ½ Jembatan
= 374,33 – 97,44 – 50
= 226,83 m
Karena 226,83 m ≥ 58,3333 m , maka AMAN dari overlapping
• Jarak PI2 ̶ PI3
L = d2-3 – TS2– TS3
= 979,60 – 71,37 – 100,44
= 807,80 m
Karena 807,80 m ≥ 58,3333 m , maka AMAN dari overlapping
• Jarak PI3 ̶ PIB
L = d3-B – TS3
= 554,50– 100444
= 454,06 m
Karena 454,06 m ≥ 58,3333 m , maka AMAN dari overlapping 4.6 Perhitungan Stasioning
Data-data yang diketahui : 1. Tikungan PI1 (Full Circle)
LC1 = 194,52 m TC1 = 97,44 m 1/3 TC1 = 32,4784 m 2/3 TC1 = 64,9568 m
2. Tikungan PI2 (Spiral – circle – spiral) LC2 = 25,32 m
LS2 = 58,33 m TS2 = 71,37 m 3. Tikungan PI3 (Spiral –spiral)
LC3 = 0 m LS3 = 98,74 m TS3 = 100,44 m 4. Jarak
dA-1 = 888,88 m d1-2 = 979,60 m d2-3 = 757,43 m d3-B = 554,50 m
Full Circle (FC) Sta. A = 0+000 Sta. PI1 = Sta. A + dA-1
= 0,0000 + 888,88
= 0+888,88 Sta. TC1 = Sta. PI1 – TC1
= 888,88– 97,44
= 0+791,44 Sta. CT1 = Sta. TC1 + LC1
= 791,44+ 194,52
= 0+985,96
Spiral – Circle – Spiral (S-C-S) Sta. PI2 = Sta. CT1 + d1-2 – TC1
= 985,96 + 979,60– 97,44
= 1+868,13 Sta. TS2 = Sta. PI2 – TS2
= 1868,13 – 71,37
= 1+796,77 Sta. SC2 = Sta. TS2 + Ls2
= 1796,77 + 58,33
= 1+855,10 Sta. CS2 = Sta. SC2 + LC2
= 1855,10 + 25,32
= 1+880,42 Sta. ST2 = Sta. CS2 + LS2
= 1880,42 + 58,33
= 1+938,76
Spiral-Spiral (S-S)
Sta. PI3 = Sta. ST3 + d2-3 – TS3
= 1938,76+ 757,43 – 71,37
= 2+624,82 Sta. TS3 = Sta. P3 - TS3
= 2624,82 – 100,44
= 2+524,38 Sta. ST3 = Sta. TS3 + 2LS3
= 1719,4026 + 2(98,74)
= 2+721,86
Sta. B = Sta ST3 + d3-B – TC3
= 2721,86+ 554,50– 97,44
= 3+178,92
Gambar 4.7 Stationing Tikungan