• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Bab 4.docx"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA

A. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Deskripsi Proses Pembelajaran

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel dengan dua kelas yaitu kelas IV A dan kelas IV B. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan hubungannya dengan motivasi di M.I. Az-Zahir Palembang khususnya kelas IV A dan kelas IV B, peneliti diobservasi oleh guru mata pelajaran IPA dengan cara melihat peneliti menjelaskan secara rinci penerapan pendekatan pembelajaran kooperati tipe STAD.

Proses penelitian ini dilakukan di kelas IV A pada tanggal 11 September 2014, 16 September 2014, 18 September 2014, 23 September 2014, 26 September 2014, dan 30 September 2014. Sedangkan di kelas IV B pada tanggal 5 September 2014, 8 September 2014, 12 September 2014, 15 September 2014, 19 September 2014,

(2)

dan 22 September 2014. Dengan objek penelitian siswa kelas IV A berjumlah 20 orang dan kelas IV B berjumlah 20 orang.

Proses percobaan dilakukan sebanyak 6 kali di kelas IV A dan sebanyak 6 kali di kelas IV B sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh peneliti. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam proses pembeljaaran di kelas IV A dan IV B di M.I. Az- Zahir Palembang sebagai berikut:

a. Guru mempersiapkan RPP.

b. Guru memotivasi siswa.

c. Guru mempersiapkan media pembelajaran.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

e. Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

f. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil (4-5 orang).

g. Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan tugas kelompok yang diberikan.

h. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil tugas yang telah didiskusikan.

(3)

i. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang bekerja dengan bagus.

j. Semua anggota kelompok kembali ke tempat semula untuk melaksanakan tes individual dengan anggota lainnya.

k. Siswa diminta saling menukar jawabannya dan mengumpulkan pekerjaan untuk diperiksa.

2. Analisis Data Observasi

Untuk memperoleh data mengenai bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran kooperati tipe STAD pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di M.I. Az-Zahir Palembang dilakukan observasi. Yaitu peneliti membuat lembar observasi keaktifan siswa dan guru.

Observasi dilakukan dalam kegiatan ini pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun di dalamnya terdapat delapan indikator kegiatan penilaian untuk lembar observasi guru, dan empat indikator kegiatan penilaian untuk lembar observasi siswa yang telah disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD

(4)

yang terdiri dari 8 aktivitas yang mana dari 8 aktivitas yang dilakukan guru semuanya terlaksana. (terlampir).

Dari analisis lembar observasi partisipasi keaktifan siswa terdiri dari 4 indikator yang diamati oleh peneliti, indikatornya yaitu:

1)Siswa aktif bertanya

2)Siswa aktif mengeluarkan pendapat

3)Siswa bersemangat mengerjakan tugas dari guru 4)Siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru

Untuk lebih jelas mengenai kegiatan indikator hasil observasi yang dilakukan siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Lembar Observasi Siswa Kelas IV A

No Nama

Indikator Penilaian

Nilai Siswa

aktif bertanya

Siswa aktif mengeluarkan

pendapat

Siswa bersemangat mengerjakan tugas dari

guru

Siswa memperhatikan

penjelasan materi dari

guru

1 Ammar 5

2 Apila 3

3 Apri M. 4

(5)

4 Depita Y. 4

5 Dimas J. 3

6 Indah N. 5

7 Ilham Y. 4

8 Imam T. 4

9 Ira A. 5

10 M. Arief 5

11 M. Benny 3

12 M. Dava 4

13 M. Ilham 3

14 M. Yusuf 4

15 Nanda L. 4

16 Rifkah A. 4

17 Rima W. 5

18 Riyo 3

19 Yuni A. 5

20 Tarmizi 3

Keterangan:

a) 5, jika semua deskriptor muncul = Sangat memotivasi b) 4, jika tiga deskriptor muncul = Memotivasi

c) 3, jika dua deskriptor muncul = Cukup memotivasi d) 2, jika satu deskriptor muncul = Kurang memotivasi

e) 1, jika semua deskriptor tidak muncul = Tidak memotivasi Dari tabel di atas dapat kita lihat indikator (kegiatan) yang maksimal atau yang paling banyak dilakukan siswa yaitu kegiatan yang ke 1, 3, dan 4 (siswa aktif bertanya, siswa bersemangat mengerjakan tugas dari guru dan siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru), hal ini terlihat

(6)

dari tabel hasil observasi siswa yang menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD banyak siswa yang memperoleh kategori memotivasi.

Sedangkan aktivitas yang paling sedikit adalah indikator yang ke 2 (siswa aktif mengeluarkan pendapat), hal ini karena masih ada beberapa siswa asik membahas masalah di luar materi yang diajarkan.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Observasi Siswa Kelas IV A

No Kategori Frekuensi Persenta

se

1 Sangat Memotivasi 6 orang 30%

2 Memotivasi 8 orang 40%

3 Cukup Memotivasi 6 orang 30%

Jumlah 20 orang 100%

Berdasarkan tabel data rekapitulasi observasi siswa kelas IV A dapat diketahui bahwa ada 6 orang siswa (30%) yang termasuk dalam kriteria sangat memotivasi yaitu siswa yang mengerjakan keempat indikator kegiatan, 8 orang siswa (30%) termasuk dalam kriteria memotivasi yaitu siswa yang hanya mengerjakan tiga indikator kegiatan dan 6 orang (30%) yang termasuk dalam kriteria cukup memotivasi yaitu siswa yang hanya mengerjakan dua indikator. Dengan demikian penerapan pendekatan

(7)

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV A di M.I. Az-Zahir Palembang pada kriteria memotivasi yakni sebanyak 8 orang siswa (40%) dari 20 siswa yang menjadi sampel penelitian ini.

Tabel 4.3 Lembar Observasi Siswa Kelas IV B

No Nama

Indikator Penilaian

Nilai Siswa

aktif bertanya

Siswa aktif mengeluarkan

pendapat

Siswa bersemangat mengerjakan tugas dari

guru

Siswa memperhatikan

penjelasan materi dari

guru

1 Aisyah 5

2 Alpen S. 3

3 Febriani 3

4 Firman S. 5

5 Kevin 4

6 M. Adrian 5

7 M. Junior 4

8 M. Azis H. 3

9 M. Dwi A. 5

10 M. Rizki R. 4

11 M. Tio 3

12 Mutia S. 5

13 Putri A. S. 5

14 Rahmat K. 4

15 Rizki V. 4

16 Septi K. 4

17 Siti M. 5

18 Sri L. 4

19 Ulandari 4

20 Yuni 4

(8)

Keterangan:

a) 5, jika semua deskriptor muncul = Sangat memotivasi b)4, jika tiga deskriptor muncul = Memotivasi

c) 3, jika dua deskriptor muncul = Cukup memotivasi d)2, jika satu deskriptor muncul = Kurang memotivasi

e) 1, jika semua deskriptor tidak muncul = Tidak memotivasi Dari tabel di atas dapat kita lihat indikator (kegiatan) yang maksimal atau yang paling banyak dilakukan siswa yaitu kegiatan yang ke 1, 3, dan 4 (siswa aktif bertanya, siswa bersemangat mengerjakan tugas dari guru dan siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru), hal ini terlihat dari tabel hasil observasi siswa yang menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD banyak siswa yang memperoleh kategori memotivasi.

Sedangkan aktivitas yang paling sedikit adalah indikator yang ke 2 (siswa aktif mengeluarkan pendapat), hal ini karena masih ada beberapa siswa asik membahas masalah di luar materi yang diajarkan.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Observasi Siswa Kelas IV B

No Kategori Frekuensi Persenta

se

1 Sangat Memotivasi 7 orang 35%

(9)

2 Memotivasi 10 orang 50%

3 Cukup Memotivasi 3 orang 15%

Jumlah 20 orang 100%

Berdasarkan tabel data rekapitulasi observasi siswa kelas IV B dapat diketahui bahwa ada 7 orang siswa (35%) yang termasuk dalam kriteria sangat memotivasi yaitu siswa yang mengerjakan keempat indikator kegiatan, 10 orang siswa (50%) termasuk dalam kriteria memotivasi yaitu siswa yang hanya mengerjakan tiga indikator kegiatan dan 3 orang (15%) yang termasuk dalam kriteria cukup memotivasi yaitu siswa yang hanya mengerjakan dua indikator. Dengan demikian penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV B di M.I. Az-Zahir Palembang pada kriteria memotivasi yakni sebanyak 10 orang siswa (50%) dari 20 siswa yang menjadi sampel penelitian ini.

B. Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPA di MI Az-Zahir Palembang

(10)

Peneliti menggunakan metode tes untuk mendapatkan data yang diperlukan. Data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari nilai siswa hasil eksperimen yang peneliti lakukan dalam pelajaran IPA. Proses percobaan dilakukan sebanyak enam kali sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tes sebelum (pre-test) dan sesudah melaksanakan tindakan (post-test).

Peneliti memberikan soal tes yang berjumlah 20 item soal berbentuk pilihan ganda (multiple choice). Untuk memberikan skor hasil jawaban pre test dan post test siswa pada setiap butir soal pilihan ganda, terlebih dahulu peneliti membuat bobot penskoran atau acuan penskoran. Tiap soal memiliki skor 5, jadi bobot skor dari seluruh soal jika benar semua maka mendapat skor 100.

Skor tertinggi adalah 100 dengan kriteria jawaban benar semua dan skor terendah adalah 0 dengan kriteria kurang tepat jawaban yang diberikan.

1. Hasil Motivasi Belajar Siswa Kelas IV A a. Hasil Pre-Test Kelas IV A

(11)

Tabel 4.5

Skor Hasil Pre- Test Siswa Kelas IV A M.I. Az-Zahir Palembang Sebelum Diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Pada Mata Pelajaran IPA N

O NAMA SISWA SKOR

PRE-TEST (X)

1 Ammar 65

2 Apila 35

3 Apri M. 50

4 Depita Y. 70

5 Dimas J. 40

6 Indah N. 55

7 Ilham Y. 60

8 Imam T. 30

9 Ira A. 55

10 M. Arief 60

11 M. Benny 30

12 M. Dava 75

13 M. Ilham 60

14 M. Yusuf 55

15 Nanda L. 40

16 Rifkah A. 65

17 Rima W. 60

18 Riyo 55

19 Yuni A. 60

(12)

20 Tarmizi 60

Dari hasil test yang disebarkan pada siswa, didapat data tentang hasil motivasi belajar IPA kelas IV A sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah data-data terkumpul, maka proses pengelolaan data dilakukan sebagai berikut:

(1) Peneliti melakukan penskoran ke dalam tabel frekuensi

65 35 50 70 40 55 60 30 55 60

30 75 60 55 40 65 60 55 60 60

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Pre-Test Siswa Kelas IV A Pada Mata Pelajaran IPA Sebelum Diterapkan Pendekatan pembelajaran Kooperatif tipe STAD MI

Az-Zahir Palembang N

O X f fX x

(X - MX) x2 fx2

1 75 1 75 21 441 441

2 70 1 70 16 256 256

(13)

3 65 2 130 11 121 242

4 60 6 360 6 36 216

5 55 4 220 1 1 4

6 50 1 50 -4 16 16

7 40 2 80 -14 196 392

8 35 1 35 -19 361 361

9 30 2 60 -24 576 1152

Total N= 20 ∑fx= 1080 - - ∑fx²= 3080

a) Mencari nilai rata-rata

MI=

fX

N

= 1080 20

= 54

b) Mencari SD1

SD1=

Nfx2

=

308020

=

154

(14)

= 12,409 dibulatkan menjadi 12,41

c) Mengelompokkan hasil motivasi belajar IPA ke dalam tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, rendah (TSR)

M + 1 SD Tinggi

Nilai M-1 SD s.d. M+1 SD Sedang

M – 1 SD Rendah

Lebih lanjut penghitungan pengkategorian TSR dapat dilihat pada skala dibawah ini:

54 + 12,41 = 66,41 Hasil motivasi belajar IPA sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dikategorikan tinggi Nilai 41,59 s.d. 66,41 Hasil motivasi belajar IPA sebelum

diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dikategorikan sedang.

54 – 12,41 = 41,59 Hasil motivasi belajar IPA sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dikategorikan rendah.

(15)

Tabel 4.7

Persentase Hasil Motivasi Belajar IPA Kelas IV A sebelum Diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD di MI Az-Zahir

Palembang

No Hasil Motivasi Belajar IPA Frekuens

i Persentase 1.

2.

3.

Tinggi (Baik) Sedang Rendah

2 13

5

10 % 65 % 25 %

JUMLAH 20 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil motivasi belajar IPA siswa sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang tergolong tinggi (baik) sebanyak 2 orang siswa (10 %), tergolong sedang sebanyak 13 orang siswa (65 %) dan yang tergolong rendah sebanyak 5 orang siswa (25 %). Dengan demikian hasil motivasi belajar IPA siswa sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV A di MI Az-Zahir Palembang pada kategori sedang yakni sebanyak 13 siswa (65 %) dari 20 siswa yang menjadi sampel penelitian ini.

b. Hasil Post-Test Kelas IV A Tabel 4.8

Skor Hasil Post-Test Siswa Kelas IV A MI Az-Zahir sesudah diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada Mata Pelajaran IPA

N NAMA SISWA SKOR

(16)

O POST-TEST (Y)

1 Ammar 85

2 Apila 60

3 Apri M. 80

4 Depita Y. 85

5 Dimas J. 80

6 Indah N. 75

7 Ilham Y. 80

8 Imam T. 65

9 Ira A. 85

10 M. Arief 80

11 M. Benny 70

12 M. Dava 80

13 M. Ilham 75

14 M. Yusuf 65

15 Nanda L. 60

16 Rifkah A. 70

17 Rima W. 75

18 Riyo 65

19 Yuni A. 70

20 Tarmizi 65

(17)

Dari hasil test yang disebarkan pada siswa, didapat data tentang hasil motivasi belajar IPA setelah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah data-data terkumpul, maka proses pengelolaan data dilakukan sebagai berikut:

a. Penulis melakukan penskoran ke dalam tabel frekuensi

85 60 80 85 80 75 80 65 85 80

70 80 75 65 60 70 75 65 70 65

Tabel 4.9

Distribusi Hasil Post-test Siswa Kelas IV A Sesudah Diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di MI Az-Zahir

Palembang N

O Y f fY y

(Y – MY) y2 fy2

1 85 3 255 11,5 132,25 396,75

2 80 5 400 6,5 42,25 211,25

3 75 3 225 1,5 2,25 6,75

4 70 3 210 -3,5 12,25 36,75

5 65 4 260 -8,5 72,25 289

6 60 2 120 -13,5 182,25 364,5

Total N = 20 ∑fy=

1470 - - ∑fy²=

1305

1. Mencari nilai rata-rata

(18)

MI=

fY

N

= 1470 20

= 73,5 2. Mencari SD1

SD1=

Nfy2

=

130520

=

65,25

= 8,08

3. Mengelompokkan hasil motivasi belajar IPA siswa kedalam tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, rendah (TSR)

M + 1 SD Tinggi

Nilai M-1 SD s.d. M+1 SD Sedang

M – 1 SD Rendah

(19)

Lebih lanjut penghitungan pengkategorian TSR dapat dilihat pada skala dibawah ini:

73,5 + 8,08 = 81,58 Hasil motivasi belajar IPA setelah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan tinggi 65,42 s.d 81,58 Hasil motivasi belajar IPA setelah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan sedang

73,5 – 8,08 = 65,42 Hasil motivasi belajar IPA setelah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan rendah.

Tabel 5.1

Persentase Hasil Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IV A Setelah Diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD di MI Az-

Zahir Palembang

No Hasil Motivasi Belajar IPA Frekuensi Persentase 1.

2.

3.

Tinggi (Baik) Sedang Rendah

3 11

6

15 % 55 % 30 %

JUMLAH 20 100 %

(20)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil motivasi belajar IPA siswa sesudah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang tergolong tinggi (baik) sebanyak 3 orang siswa (15%), tergolong sedang sebanyak 11 orang siswa (55 %) dan yang tergolong rendah sebanyak 6 orang siswa (30%).

Dengan demikian hasil motivasi belajar IPA siswa setelah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV A di MI Az-Zahir Palembang pada kategori sedang yakni sebanyak 11 orang siswa (55%) dari 20 siswa yang menjadi sampel penelitian ini.

Dapat diinterpretasikan bahwa hasil motivasi belajar siswa kelas IV A pada mata pelajaran IPA pada post-test mengalami peningkatan skor mean jika dibandingkan dengan pre-test yaitu 54 meningkat menjadi 73,5 (post- test).

2. Hasil Motivasi Belajar Kelas IV B a) Hasil Pre-Test Kelas IV B

Tabel 5.2

Skor Hasil Pre- Test Siswa Kelas IV B di MI Az-Zahir Palembang Sebelum Diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pada Mata Pelajaran IPA N

O NAMA SISWA SKOR

PRE-TEST (X)

1 Aisyah 75

2 Alpen Syahrin 70

(21)

3 Febriani 50

4 Firman Saputra 75

5 Kevin 40

6 M. Adrian 55

7 M. Alazrillah Junior 70

8 M. Aziz Hidayatullah 50

9 M. Dwi Aditia 65

10 M. Rizki Ramadhan 70

11 Muhammad Tio 50

12 Mutia Sapitri 65

13 Putri Annisa. S 40

14 Rahmat Kurniawan 70

15 Rizki Varenza 65

16 Septi Koryani 75

17 Siti Maryani 40

18 Sri Lestari 70

19 Ulandari 75

20 Yuni 50

Dari hasil test yang disebarkan pada siswa, didapat data tentang hasil motivasi belajar IPA sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah data-data terkumpul, maka proses pengelolaan data dilakukan sebagai berikut:

(22)

(1) Peneliti melakukan penskoran ke dalam tabel frekuensi

75 70 50 75 40 55 70 50 65 70

50 65 40 70 65 75 40 70 75 50

Tabel 5.3

Distribusi Hasil Pre-test Siswa Kelas IV B Sebelum Diterapkan Pendekatan pembelajaran Kooperatif tipe STAD MI Az-Zahir Palembang

N

O X f fX x

(X - MX) x2 fx2

1 75 2 140 15,5 240,25 480,5

2 70 4 260 10,5 110,25 441

3 65 3 180 5,5 30,25 90,75

4 55 3 165 0,5 0,25 0,75

5 50 2 100 -4,5 20,25 40,5

6 40 2 90 -9,5 90,25 180,5

Total N= 20 ∑fx= 1220 - - ∑fx²= 3080

(a) Mencari nilai rata-rata

MI=

fX

N

= 1220 20

(23)

= 61

(b) Mencari SD1

SD1=

Nfx2

=

308020

=

154

= 12,409 dibulatkan menjadi 12,41

(c) Mengelompokkan hasil motivasi belajar IPA ke dalam tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, rendah (TSR)

M + 1 SD Tinggi

Nilai M-1 SD s.d. M+1 SD Sedang

M – 1 SD Rendah

Lebih lanjut penghitungan pengkategorian TSR dapat dilihat pada skala dibawah ini:

(24)

61 + 12,41 = 73,41 Hasil motivasi belajar IPA sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan tinggi Nilai 48,59 s.d. 73,41 Hasil motivasi belajar IPA sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan sedang.

61 – 12,41 = 48,59 Hasil motivasi belajar IPA sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan rendah.

Tabel 5.4

Persentase Hasil Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IV B sebelum Diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD di MI Az-

Zahir Palembang

No Hasil Motivasi Belajar IPA Frekuens

i Persentase 1.

2.

Tinggi (Baik) Sedang

4 13

20 % 65 %

(25)

3. Rendah 3 15 %

JUMLAH 20 101

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil motivasi belajar IPA siswa sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang tergolong tinggi (baik) sebanyak 4 orang siswa (20 %), tergolong sedang sebanyak 13 orang siswa (65 %) dan yang tergolong rendah sebanyak 3 orang siswa (15%). Dengan demikian hasil motivasi belajar IPA siswa sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV B di MI Az-Zahir Palembang pada kategori sedang yakni sebanyak 13 siswa (65 %) dari 20 siswa yang menjadi sampel penelitian ini.

b) Hasil Post-Test Kelas IV B Tabel 5.5

Skor Hasil Post- Test Siswa Kelas IV B MI Az-Zahir Palembang Sesudah Diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pada Mata Pelajaran IPA N

O NAMA SISWA SKOR

POST-TEST (Y)

(26)

1 Aisyah 95

2 Alpen Syahrin 80

3 Febriani 65

4 Firman Saputra 90

5 Kevin 65

6 M. Adrian 60

7 M. Alazrillah Junior 90

8 M. Aziz Hidayatullah 55

9 M. Dwi Aditia 70

10 M. Rizki Ramadhan 85

11 Muhammad Tio 60

12 Mutia Sapitri 75

13 Putri Annisa. S 55

14 Rahmat Kurniawan 95

15 Rizki Varenza 70

16 Septi Koryani 90

17 Siti Maryani 55

18 Sri Lestari 85

19 Ulandari 90

20 Yuni 55

Dari hasil test yang disebarkan pada siswa, didapat data tentang hasil motivasi belajar IPA sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran

(27)

kooperatif tipe STAD. Setelah data-data terkumpul, maka proses pengelolaan data dilakukan sebagai berikut:

(1) Peneliti melakukan penskoran ke dalam tabel frekuensi

95 80 65 90 65 60 90 55 70 85

60 75 55 95 70 90 55 85 90 55

Tabel 5.6

Distribusi Hasil Post-test Siswa Kelas IV B Sesudah Diterapkan Pendekatan pembelajaran Kooperatif tipe STAD di MI Az-Zahir

Palembang N

O Y f fY y

(Y – My) y2 fy2

1 95 2 190 20,75 430,5625 861,125

2 90 4 360 15,75 248,0625 992,25

3 85 2 170 10,75 115,5625 231,125

4 80 1 80 5,75 33,0625 33,0625

5 75 1 75 0,75 0,5625 0,5625

6 70 2 140 -4,25 18,0625 36,125

7 65 2 130 -9,25 85,5625 171,125

8 60 2 120 -14,25 203,0625 406,125

9 55 4 220 -19,25 370,5625 1482,25

Total N= 20 ∑fy= 1485 - - ∑fy²=

4213,75

(28)

(b) Mencari nilai rata-rata

MI=

fY

N

= 1485 20

= 74,25 (c) Mencari SD1

SD1=

Nfy2

=

4213,7520

=

210,6875

= 14,51

(d) Mengelompokkan hasil motivasi belajar IPA ke dalam tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, rendah (TSR)

M + 1 SD Tinggi

Nilai M-1 SD s.d. M+1 SD Sedang

M – 1 SD Rendah

(29)

Lebih lanjut penghitungan pengkategorian TSR dapat dilihat pada skala dibawah ini:

74,25 + 14,51 = 88,76 Hasil motivasi belajar IPA sesudah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan tinggi Nilai 59,74 s.d. 88,76 Hasil motivasi belajar IPA sesudah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan sedang.

74,25 - 14,51 = 59,74 Hasil motivasi belajar IPA sesudah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kategorikan rendah.

Tabel 5.7

Persentase Hasil Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IV B Sesudah Diterapkan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD di MI Az-

Zahir Palembang

No Hasil Motivasi Belajar IPA Frekuens

i Persentase

(30)

1.

2.

3.

Tinggi (Baik) Sedang Rendah

6 10

4

30 % 50 % 20 %

JUMLAH 20 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil motivasi belajar IPA siswa sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang tergolong tinggi (baik) sebanyak 6 orang siswa (30 %), tergolong sedang sebanyak 10 orang siswa (50 %) dan yang tergolong rendah sebanyak 4 orang siswa (20%). Dengan demikian hasil motivasi belajar IPA siswa sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV B di MI Az-Zahir Palembang pada kategori sedang yakni sebanyak 10 siswa (50 %) dari 20 siswa yang menjadi sampel penelitian ini.

C. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di M.I. Az-Zahir Palembang di M.I. Az-Zahir Palembang

(31)

Pada bab ini merupakan bab analisis data yang berisikan beberapa masalah yang diangkat dalam penelitian ini antara lain penggunaan rumus uji

“t” untuk menguji dua sampel kecil dengan Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di M.I. Az-Zahir Palembang.

Adapun untuk mengetahui apakah terdapat/tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di M.I. Az-Zahir Palembang.

Peneliti memberikan tes tertulis kepada siswa kelas IV A yang berjumlah 20 orang dan siswa kelas IV B yang berjumlah 20 orang sebelum diterapkannya penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan sesudah diterapkannya pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dan kemudian akan dilakukan pengujian tes “t” untuk melihat terdapat/tidak terdapat hubungan antara penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa.

Penggunaan tes “t” pada penelitian ini mengasumsikan Hipotesis Nihil sebagai terdapat hubungan/tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di M.I. Az-Zahir Palembang. Apabila nilai t0 yang diperoleh leebih besar daripada t tabel maka Hipotesis Nihil yang diajukan

(32)

ditolak. Dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata: uji dua pihak, diperoleh rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di M.I. Az-Zahir Palembang.

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di M.I. Az-Zahir Palembang.

a. Penggunaan Tes “T” Untuk Dua Sampel Kecil dengan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai pendekatan yang baik untuk mengajarkan materi IPA kelas IV di M.I. Az-Zahir Palembang. Dalam rangka uji coba efektivitas atau keampuhan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, dilaksanakan penelitian lanjutan, dengan mengajukan Hipotesis Nihil: terdapat / tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa pada siswa kelas IV mata pelajaran IPA MI Az-Zahir Palembang.

(33)

Dalam hubungan ini dari sejumlah siswa kelas IV A berjumlah 20 dan siswa kelas IV B berjumlah 20 orang siswa MI yang termasuk dalam kelompok kelas coba (kelas Eksperimen), yang ditetapkan sebagai populasi penelitian, telah berhasil dihimpun data berupa nilai yang melambangkan motivasi belajar mereka pada Pre-Test (sebelum diterapkannya pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD) dan nilai yang melambangkan motivasi belajar mereka pada Post-Test (setelah mereka diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD), sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :

1) Uji “t” Kelas IV A

TABEL 5.8

Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas IV A dari 20 Orang Siswa di M.I. Az-Zahir Palembang Pada Saat Pre-test dan Post-test

NO Nama

Siswa

Nilai Motivasi Belajar Siswa Sebelum

diterapkannya Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD(X)

Sesudah diterapkannya

Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD (Y)

1 Ammar 65 85

2 Apila 35 60

3 Apri M. 50 80

4 Depita Y. 70 85

(34)

5 Dimas J. 40 80

6 Indah N. 55 75

7 Ilham Y. 60 80

8 Imam T. 30 65

9 Ira A. 55 85

10 M. Arief 60 80

11 M. Benny 30 70

12 M. Dava 75 80

13 M. Ilham 60 75

14 M. Yusuf 55 65

15 Nanda L. 40 60

16 Rifkah A. 65 70

17 Rima W. 60 75

18 Riyo 55 65

19 Yuni A. 60 70

20 Tarmizi 60 65

N= 20 ∑X=1080 ∑Y=1470

TABEL 5.9

Perhitungan untuk Memperoleh “t” dalam Rangka Menguji Kebenaran/Kepalsuan Hipotesis Nihil Tentang Ada Hubungan / Tidak ada Hubungan yang Signifikan dengan Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV A MI Az-Zahir Palembang, Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

NO Nama

Siswa Nilai Motivasi

Belajar Siswa D = D2 =

(35)

X Y (X-Y) (X-Y)2

1 Ammar 65 85 -20 400

2 Apila 35 60 -25 625

3 Apri M. 50 80 -30 900

4 Depita Y. 70 85 -15 225

5 Dimas J. 40 80 -40 1600

6 Indah N. 55 75 -20 400

7 Ilham Y. 60 80 -20 400

8 Imam T. 30 65 -35 1225

9 Ira A. 55 85 -30 900

10 M. Arief 60 80 -20 400

11 M. Benny 30 70 -40 1600

12 M. Dava 75 80 -5 25

13 M. Ilham 60 75 -15 225

14 M. Yusuf 55 65 -10 100

15 Nanda L. 40 60 -20 400

16 Rifkah A. 65 70 -5 25

17 Rima W. 60 75 -15 225

18 Riyo 55 65 -10 100

19 Yuni A. 60 70 -10 100

20 Tarmizi 60 65 -5 25

20 =

N - - - - 390*=

D

= 9900

D2

(36)

*Tanda – (“minus”) di sini bukanlah tanda aljabar, karena itu hendaknya dibaca : ada selisih/beda nilai antara Varibel X dan Variabel Y sebesar .

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa pada siswa kelas IVA pada mata pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahir Palembang.

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa pada siswa kelas IVA pada mata pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahir Palembang.

Untuk mengetes mana yang benar di antara kedua hipotesis tersebut, kita lakukan perhitungan yang langkah- langkahnya sebagai berikut :

Pada Tabel 4. Telah berhasil kita peroleh

D=−390dan

D2=9900 .

Dengan diperolehnya ∑D=-390 dan ∑D2=9900 itu, maka dapat diketahui besarnya Deviasi Standar Perbedaan skor antara variabel X dan variabel Y (dalam hal ini SDD):

(37)

SDD=

ND2

(

ND

)

2=

990020

(

−39020

)

2

SDD=

495−(−19,5)2=

495−380,25

SDD=

114,75=10,71

Dengan diperolehnya SDD sebesar 10,71 mencari Standar Error Mean Variabel X dengan rumus:

SEMD= SDD

N−1=

10,71

20−1=

10,71

19

SEMD=10,71

4,359=2,457

Langkah berikutnya adalah mencari harga t0 dan menggunakan rumus :

t0= MD SEMD

MD telah kita ketahui yaitu MD=

D

N =−390

20 =−19,5 ; sedangkan SEMD=2,457 ; jadi :

t0=−19,5

2,457 =−7,936

(38)

Langkah berikutnya, kita berikan interpretasi terhadap t0 , dengan terlebih dahulu memperhitungkan df atau db-nya: df atau db = N-1 = 20-1 = 19. Dengan df sebesar 19 kita berkonsultasi pada Tabel Nilai “t”, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%.

Ternyata dengan df sebesar 19 itu diperoleh harga kritik t atau tabel pada ttabel signifikansi 5% sebesar 2,09; sedangkan pada taraf signifikansi 1% tt diperoleh sebesar 2,86.

Dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam perhitungan ( t0 = 7,936 ) dan besarnya “t” yang tercantum pada Tabel Nilai t ( tt .ts.5% = 2,09 dan tt .ts.1% = 2,86) maka dapat kita ketahui bahwa t0 adalah lebih besar daripada tt ; yaitu:

2,09< 7,936 >2,86

Karena t0 lebih besar daripada tt maka Hipotesis Nihil yang diajukan di muka ditolak; ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa antara sebelum dan sesudah diterapkannya pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan perbedaan yang berarti atau perbedaan yang meyakinkan (signifikan).

(39)

Kesimpulan yang dapat kita tarik di sini ialah, berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, secara meyakinkan dapat dikatakan Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ini, telah menunjukkan efektivitasnya yang nyata; dalam arti kata: dapat diandalkan sebagai pendekatan yang baik untuk mengajar pada materi IPA.

Nilai t0 = −7,936 di sini artinya ada selisih derajat perbedaan sebesar 13,139 . Tanda – (“minus”) di sini bukanlah tanda Aljabar.

2) Uji “t” Kelas IV B

TABEL 6.1

Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas IV B dari 20 Orang Siswa di M.I. Az-Zahir Palembang pada Saat Pre-test dan Post-test

NO Nama

Siswa

Nilai Motivasi Belajar Siswa Sebelum

diterapkannya Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD(X)

Sesudah diterapkannya

Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD (Y)

1 Aisyah 75 95

2 Alpen Syahrin 70 80

3 Febriani 50 65

4 Firman Saputra 75 90

5 Kevin 40 65

6 M. Adrian 55 60

7 M. Alazrillah J. 70 90

8 M. Aziz H. 50 55

(40)

9 M. Dwi Aditia 65 70

10 M. Rizki R. 70 85

11 Muhammad

Tio 50 60

12 Mutia Sapitri 65 75

13 Putri Anisa S 40 55

14 Rahmat K. 70 95

15 Rizki Varenza 65 70

16 Septi Koryani 75 90

17 Siti Maryani 40 55

18 Sri Lestari 70 85

19 Ulandari 75 90

20 Yuni 50 55

N= 20 ∑X=1220 ∑Y=1485

TABEL 6.1

Perhitungan untuk Memperoleh “t” dalam Rangka Menguji Kebenaran/Kepalsuan Hipotesis Nihil Tentang Ada Hubungan / Tidak ada Hubungan yang Signifikan dengan Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV MI, Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

NO Nama

Siswa

Nilai Motivasi

Belajar Siswa D = D2 =

X Y (X-Y) (X-Y)2

1 Aisyah 75 95 -20 400

2 Alpen Syahrin 70 80 -10 100

3 Febriani 50 65 -15 225

(41)

4 Firman

Saputra 75 90 -15 225

5 Kevin 40 65 -25 625

6 M. Adrian 55 60 -5 25

7 M. Alazrillah

J. 70 90 -20 400

8 M. Aziz H. 50 55 -5 25

9 M. Dwi Aditia 65 70 -5 25

10 M. Rizki R. 70 85 -15 225

11 Muhammad

Tio 50 60 -10 100

12 Mutia Sapitri 65 75 -10 100

13 Putri Anisa S 40 55 -15 225

14 Rahmat K. 70 95 -25 625

15 Rizki Varenza 65 70 -5 25

16 Septi Koryani 75 90 -15 225

17 Siti Maryani 40 55 -15 225

18 Sri Lestari 70 85 -15 225

19 Ulandari 75 90 -15 225

20 Yuni 50 55 -5 25

20 =

N - - - - 265*=

D

= 4275

D2

*Tanda – (“minus”) di sini bukanlah tanda aljabar, karena itu hendaknya dibaca : ada selisih/beda nilai antara Varibel X dan Variabel Y sebesar .

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

(42)

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa kelas IV B pada mata pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahir Palembang.

Ho: Tidak terdapat hubungan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang signifikan dengan motivasi belajar siswa kelas IV B pada mata pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahir Palembang.

Untuk mengetes mana yang benar di antara kedua hipotesis tersebut, kita lakukan perhitungan yang langkah- langkahnya sebagai berikut :

Pada Tabel 4. Telah berhasil kita peroleh

D=−265dan

D2=4275 .

Dengan diperolehnya ∑D=-265 dan ∑D2=4275 itu, maka dapat diketahui besarnya Deviasi Standar Perbedaan skor antara variabel X dan variabel Y (dalam hal ini SDD):

SDD=

ND2

(

ND

)

2=

427520

(

−26520

)

2

SDD=

213,75−(−13,25)2=

213,75−175,5625

SDD=

38,1875=6,1796 dibulatkan menjadi 6,2

(43)

Dengan diperolehnya SDD sebesar 9,27 mencari Standar Error Mean Variabel X dengan rumus:

SEMD= SDD

N−1= 6,2

20−1=6,2

19

SEMD= 6,2

4,359=1,422

Langkah berikutnya adalah mencari harga t0 dan menggunakan rumus :

t0= MD SEMD

MD telah kita ketahui yaitu MD=

D

N =−265

20 =−13,25 ; sedangkan SEMD=1,422 ; jadi :

t0=−13,25

1,422 =−9,3178 dibulatkan menjadi -9,32

Langkah berikutnya, kita berikan interpretasi terhadap t0 , dengan terlebih dahulu memperhitungkan df atau db-nya: df atau db = N-1 = 20-1 = 19. Dengan df sebesar 19 kita berkonsultasi pada Tabel Nilai “t”, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%.

(44)

Ternyata dengan df sebesar 19 itu diperoleh harga kritik t atau tabel pada ttabel signifikansi 5% sebesar 2,09; sedangkan pada taraf signifikansi 1% tt diperoleh sebesar 2,86.

Dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam perhitungan ( t0 = 9,32 ) dan besarnya “t” yang tercantum pada Tabel Nilai t ( tt .ts.5% = 2,09 dan tt .ts.1 % = 2,86) maka dapat kita ketahui bahwa t0 adalah lebih besar daripada tt ; yaitu:

2,09< 9,32 >2,86

Karena t0 lebih besar daripada tt maka Hipotesis Nihil yang diajukan di muka ditolak; ini berarti bahwa adanya hubungan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan motivasi belajar siswa antara sebelum dan sesudah diterapkannya pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan perbedaan yang berarti atau perbedaan yang meyakinkan (signifikan).

Kesimpulan yang dapat kita tarik di sini ialah, berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, secara meyakinkan dapat dikatakan Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ini, telah menunjukkan efektivitasnya yang nyata; dalam arti kata: dapat diandalkan sebagai pendekatan yang baik untuk mengajar pada materi IPA.

(45)

Nilai t0 = −9,32 di sini artinya ada selisih derajat perbedaan sebesar 13,139 . Tanda – (“minus”) di sini bukanlah tanda Aljabar.

Kesimpulan yang dapat diambil antara motivasi belajar siswa kelas IV A dan siswa kelas IV B pada mata pelajaran IPA dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dapat dilihat pada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil mean pre-test yaitu sebesar 54 dan post-test yaitu sebesar 73,5 di kelas IV A, sedangkan hasil mean pre-tes yaitu sebesar 61 dan post-test yaitu sebesar 74,25 di kelas IV B. Dan dari analisis uji t diperoleh data to lebih besar dari t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dan berdasarkan lembar observasi didapat hasil kelas IV A didapat kriteria sangat memotivasi berjumlah 6 orang (30%), kriteria memotivasi berjumlah 8 orang (40%) dan kriteria cukup memotivasi berjumlah 6 orang (30%) sedangkan hasil lembar observasi kelas IV B didapat kriteria sangat memotivasi berjumlah 7 orang (35%), memotivasi berjumlah 10 orang (50%), dan kriteria cukup memotivasi berjumlah 3 orang (15%) sejumlah hasil kelas IV A dan IV B. Jadi dapat disimpulkan berdasarkan

(46)

lembar observasi siswa didapat kriteria memotivasi dilihat dari hasil observasi kelas IV A dan kelas IV B.

Gambar

Tabel 4.3 Lembar Observasi Siswa Kelas IV B

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok VI (P4) adalah perlakuan, diberi pakan standar BR-1 sebanyak 20 g/hari/tikus serta minum ad libitum ditambah streptozotocin dengan dosis 60 mg/kgBB

Pada tabel 4.12 diketahui bahwa semua pengujian telah memenuhi spesifikasi, dimana aspal normal penetrasi 60/70 memiliki batas suhu akhir 51 °C dan

Jumlah tersebut didasarkan pada asumsi bahwa di Software Laboratory Center terdapat 1080 kelas (30 kelas x 6 shift x 6 hari) dari seluruh jurusan yang ada praktikum komputernya dan

3 Tanggung jawab perusahaan sudah dijalankan 70% 30% 4 Pimpinan mempunyai hubungan baik terhadap karyawan 80% 20% 5 Pimpinan dapat mendelegasikan wewenang dengan baik 40%

Pada penelitian digunakan empat parameter untuk menentukan kondisi awal tanah longsor, dengan batas kemiringan yaitu 60°, batas kelembaban 20%, dan curah hujan lebih dari

Berikut ini merupakan hasil analisis lereng tunggal kering dan basah dengan tinggi 5 dan 10 meter pada sudut 60˚, 65˚, 70˚, dan 75˚ dengan material CLAY A (CLAY

Untuk lebih jelas maka akan di visualisasikan dalam diagram batang 4.3 sebagai berikut: 1 2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 IF IR Gambar 4.3 Visualisasi Nilai Hasil Kemampuan

Kemudian dilakukan survei dengan mengambil sampel 150 pasien, hasil wawancara sbb:  Askes: n=70; mengaku puas = 20 pasien  Umum: n = 80; mengaku puas = 65 pasien Buktikan apakah ada