• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... - Repository UHN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... - Repository UHN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Abortus Provocatus merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan, padahal merupakan cara yang paling berbahaya.8 Abortus Provocatus terbagi menjadi dua jenis, yaitu Abortus Provocatus Therapeuticus dan Abortus Provocatus Criminalis. dilakukan atas dasar pertimbangan medis dan dilakukan oleh tenaga yang telah mendapat pendidikan khusus dan dapat bertindak profesional atau sering disebut aborsi legal. Abortus Provocatus Criminalis merupakan provokator aborsi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan biasanya dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih secara khusus, termasuk ibu hamil yang hendak melakukan aborsi terencana. Abortus Provocatus Criminalis merupakan salah satu penyebab kematian perempuan pada masa subur di negara berkembang.

Namun praktik aborsi yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab masih terus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dan dari sudut pandang tanggung jawab, hanya orang yang mampu mengambil tanggung jawab yang dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Van Hamel berpendapat bahwa kemampuan mengambil tanggung jawab merupakan keadaan normalitas dan kedewasaan psikologis, yang memiliki tiga jenis kemampuan.

Dilihat dari segi tanggung jawab, maka hanya orang yang “mampu bertanggung jawab” yang dapat dimintai pertanggung jawaban. Pertanggungjawaban pidana disebut dengan “atributabilitas” Hal ini dimaksudkan untuk menentukan bertanggung jawab atau tidaknya seorang tersangka/terdakwa atas suatu tindak pidana yang telah terjadi.

Kesalahan

Keupayaan untuk tanggungjawab adalah berdasarkan keadaan dan kapasiti "jiwa" (geestelijke vercomens), bukan pada keadaan dan kapasiti "berfikir" (verstanddelijke vercomens), manusia, walaupun istilah itu digunakan secara rasmi dalam Seni. 44 Kanun Keseksaan adalah verstanddelijke vercomens.

Tidak Ada Alasan Maaf

Dalam kriminologi, alasan penghapusan suatu tindak pidana dibedakan menjadi dua bagian; yaitu, pertama, penghapusan tindak pidana umum, berlaku terhadap segala bentuk tindak pidana yang tercantum dalam pasal-pasal KUHP, kedua, adanya alasan penghapusan tindak pidana khusus hanya terdapat pada beberapa pasal yaitu Pasal 122 ayat 221 dan Paragraf 367. (1) KUHP.20.

Pengertian Tindak Pidana dan Unsur Tindak Pidana 1. Pengertian Tindak Pidana

  • Perbuatan Pidana
  • Peristiwa Pidana
  • Tindak Pidana
  • Unsur-Unsur Tindak Pidana

Istilah tindak pidana yang merupakan terjemahan dari “Strafbaar Feit” yang dirumuskan oleh “Van Hamel” adalah sebagai berikut: “perilaku manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, adalah melawan hukum, patut dihukum dan dilakukan dengan kesalahan”. Penegakan hukum merupakan kegiatan menyelaraskan hubungan nilai-nilai yang dituangkan dalam asas, pandangan yang mantap serta perwujudan hukuman dalam sikap, tindakan sebagai rangkaian penjabaran nilai-nilai pada tahap akhir untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang tenteram. 24 Sedangkan tindak pidana adalah setiap perbuatan yang diancam dengan hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran, baik yang disebutkan dalam hukum pidana maupun ketentuan undang-undang lainnya.25 Istilah tindak pidana dalam bahasa Belanda digunakan dengan istilah strafbaar feit dan delict. Jadi, selain karena perbuatan itu dilarang oleh undang-undang, perbuatan itu juga harus benar-benar dianggap oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tidak pantas.

Moeljono mengatakan, tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh peraturan hukum pidana dan diancam dengan pidana bagi siapa saja yang melanggar larangan tersebut. Lebih lanjut disebutkan bahwa tindak pidana tersebut merupakan perbuatan melawan hukum, dalam arti merugikan masyarakat, dan bertentangan dengan tatanan sosial dalam masyarakat. Mulyono mengatakan, “starfaar faid” sebagaimana digunakan oleh pembuat undang-undang dalam hukum pidana hendaknya dimaknai sebagai suatu perbuatan manusia yang menimbulkan akibat tertentu yang dilarang oleh undang-undang dimana pelakunya dapat dikenakan sanksi pidana.27.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia berbunyi sebagai berikut: Pelanggaran adalah perbuatan yang dapat dipidana karena merupakan pelanggaran hukum pidana. Istilah ini sering digunakan dalam hukum pidana tertentu, misalnya: KUHP dan UU Kesehatan, yang secara khusus mengatur tentang tindak pidana aborsi atau aborsi. Sudarto berpendapat sulitnya merumuskan undang-undang untuk mempertahankan penggunaan konsep tindak pidana dan lebih cenderung menggunakan konsep tindak pidana seperti yang dilakukan oleh para perumus undang-undang.

Pendapat Sudarto ini disusul oleh Teguh Prasetyo karena undang-undang saat ini selalu menggunakan istilah “kejahatan”. Oleh karena itu, setelah mencermati berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan diancam dengan pidana, pengertian perbuatan di sini terpisah dari perbuatan aktif (melakukan sesuatu). yang sebenarnya dilarang oleh undang-undang) dan perbuatan yang bersifat pasif (tidak melakukan sesuatu yang sebenarnya diwajibkan oleh undang-undang).28. Unsur yang terdiri dari dolus atau culpa inilah yang dimaksud dengan pasal pidana 53 ayat 1 KUHP.30 Berdasarkan pengertian di atas, Moeljatno berpendapat bahwa unsur-unsur tindak pidana adalah: tingkah laku dan akibat (perbuatan). ) . , yang dilarang atau peraturan hukum dan ancaman pidana bagi yang melanggar larangan itu.

Menurut Simon, fakta pidana adalah perbuatan yang diancam dengan pidana yang melawan hukum, yang berkaitan dengan suatu kesalahan dan dilakukan oleh orang yang cakap untuk mempertanggungjawabkannya.

Jenis-Jenis Kekerasan

Kekerasan fisik (kekerasan tubuh). Kekerasan ini menyangkut luka pada anak yang bukan disebabkan oleh suatu kecelakaan, melainkan akibat pukulan dengan suatu benda atau beberapa kali penyerangan yang berulang-ulang. Kategori kekerasan ini secara umum dapat didefinisikan berdasarkan kelesuan, pucat, dan kekurangan gizi pada anak. Pelecehan emosional (kekerasan emosional) mengacu pada situasi di mana orang tua/wali gagal menyediakan lingkungan yang penuh kasih sayang di mana seorang anak dapat tumbuh dan berkembang.

Pelecehan seksual (kekerasan seksual) mengacu pada aktivitas seksual apa pun, yang dapat berupa penyerangan atau non-penyerangan. Kategori penyerangan menimbulkan penderitaan berupa luka fisik, kategori kekerasan seksual tanpa penyerangan menimbulkan trauma emosional. Bentuk-bentuk kekerasan seksual antara lain: rayuan, ejekan, pelukan kuat, remasan, masturbasi paksa, oral seks bahkan pemerkosaan.

Pengertian Abortus dan Jenis-Jenis Abortus

Pengertian Anak

Sebagaimana dimaksud dalam pasal 330 KUHPerdata, bila seorang dewasa belum berumur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin sebelumnya, maka yang dimaksud dalam KUH Perdata ini adalah ia termasuk anak yang berumur 20 tahun ke bawah. . Dalam Pasal (1) angka (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dikatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.37. Menurut Konvensi Usia Minimal Nomor 138 Tahun 1973, yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang berusia 15 tahun ke bawah.

Sedangkan dalam Konvensi Hak Anak tahun 1989 yang diratifikasi pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1990 disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun ke bawah. 37 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Refika Aditama, 2006. Sedangkan UU Perkawinan menetapkan batasan usia 16 tahun 38 Jadi, secara umum dapat diketahui kelompok umur anak terletak pada skala 0 hingga 21 tahun. .

Penjelasan mengenai batas usia 21 tahun ditentukan berdasarkan pertimbangan kepentingan upaya kesejahteraan sosial, kedewasaan pribadi, dan kedewasaan rohani seseorang yang umumnya dicapai setelah seseorang melewati usia 21 tahun.

Pengertian Janin

Kekerasan terhadap janin sangat sering terjadi saat ini, baik kekerasan fisik maupun non fisik. Seperti halnya kekerasan fisik yang menyebabkan keguguran bahkan kematian janin yang tidak bersalah, aborsi juga diperlukan untuk menyelamatkan nyawa ibu yang mengandung janin tersebut. Kekerasan diucapkan dalam hal ini karena mengakibatkan hilangnya nyawa janin yang dikandungnya, yang dilakukan oleh seseorang baik itu ibu yang sedang hamil maupun akibat orang lain yang juga melakukan kekerasan dengan cara yang berbeda-beda, dengan kata lain aborsi.

Kekerasan terhadap janin juga dapat disebut dalam hukum pidana sebagai tindak pidana, dimana kerugian yang dialami sebagai korban dari tindak kekerasan tidak diatur secara khusus. Kekerasan terhadap janin tersebar luas, baik fisik maupun non fisik; Harus ada aturan dan sanksi yang tegas bagi seseorang yang melakukan kekerasan terhadap janin.

Selanjutnya KUHP sehubungan dengan sanksi memuat ketentuan yang menjamin kelangsungan hidup janin dan tidak melakukan aborsi yang terkandung dalam: (Pasal 341) KUHP mengatur apakah seorang ibu dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya ketika dilahirkan. atau tidak. dilahirkan selama beberapa waktu, karena takut diketahui bahwa dia telah melahirkan seorang anak. Selain hukum pidana, undang-undang kesehatan juga mengatur kekerasan dan tindak pidana aborsi yaitu pada Pasal 75 yaitu setiap orang dilarang melakukan aborsi dan juga ketentuan lainnya. Aborsi jenis ini merupakan suatu tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap janin karena dilakukan secara tidak tepat yaitu tidak dilakukan oleh pihak terkait yang berkompeten yaitu medis dan profesional di bidangnya, namun sering juga dilakukan. dikeluarkan oleh tenaga medis, namun yang dikatakan malpraktek justru tidak ada indikasinya.

Kekerasan tersebut dilakukan dengan cara pemijatan, meminum obat-obatan herbal atau ramuan yang dapat mengakibatkan keguguran bahkan kematian bagi janin yang tidak bersalah.41. Oleh karena itu ketentuan undang-undang ini sangat penting sehingga memberikan sanksi yang sangat berat bagi setiap orang yang melakukan tindak pidana aborsi dan ikut serta di dalamnya demi menyelamatkan nyawa setiap janin yang ada. Namun kejahatan aborsi tidak dapat dihentikan melainkan dapat diminimalisir dengan berbagai faktor.

Sebab, aborsi dilakukan agar tidak ada yang mengetahui bahwa pasangan wanitanya sedang hamil, atau janinnya tidak dikenali oleh pasangan prianya.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis dan Sumber data

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat secara umum (peraturan perundang-undangan) atau mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (kontrak, konvensi, dokumen hukum dan keputusan hakim). Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer (buku hukum, jurnal hukum, laporan hukum, media cetak atau elektronik). Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder (tagihan, kamus hukum, dan ensiklopedia).

Dalam penelitian ini bahan hukum primer yang digunakan adalah Putusan Pengadilan Negeri Blitar, Klasifikasi Pengadilan Umum Nomor 432/Pid.sus/2011/PN.Blt, Kitab Hukum Pidana (KUHP), Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak dan juga peraturan perundang-undangannya. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku hukum yang berkaitan dengan penelitian ini, dan bahan hukum tersier yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamus-kamus hukum dan juga artikel-artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.

Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian tidak ada pengecualian bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta ataupun pengusaha untuk tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dengan

Pengertian Penyelidikan dan Penyidikan Menurut pasal 1 butir 4 KUHAP penyelidik adalah “pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk

Dari pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa, kualitas merupakan alat yang dapat digunakan oleh para konsumen untuk memberikan penilaian bagi suatu perusahaan

Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan yang dirancang guru dimana guru tersebut menyediakan sumber-sumber belajar, membimbing, memotivasi, dan mengarahkan peserta didik untuk

Selanjutnya, Silberman dalam Shoimin, 2018:105 “Mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pembelajar untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari,

Tua atau aging adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-lahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur, serta fungsinya sehingga

22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terdapat beberapa hak-hak dari pihak pengangkut, yaitu: 1 Perusahaan angkutan umum berhak untuk menahan barang yang diangkut jika

Lingkup penelitian juga menunjukkan secara pasti faktor-faktor mana yang akan diteliti dan mana yang tidak, atau untuk menentukan apakah semua faktor yang berkaitan dengan penelitian