BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012), angka kematian ibu (AKI) mengalami peningkatan drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa penyebab secara langsung kematian ibu di Indonesia masih diakibatkan oleh perdarahan (42%), eklampsia (13%), dan infeksi (10%). Anemia pada ibu hamil menjadi penyebab paling utama terjadinya perdarahan dan infeksi. Tujuh dari sepuluh ibu hamil di Indonesia yang mengalami anemia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin dan Wahyudin, menunjukkan bahwa 83,6% ibu hamil di Puskesmas Bantimurung yang mengalami anemia. (1)
Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh seorang memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang jumlah nya terlalu sedikit, yang dimana sel darah merah tersebut mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan pada tubuh (1). Menurut WHO (2008) secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh dunia adalah berkisar sebesar 41,8%.
Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia berkisar sebesar 48,2%, di Afrika 57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%. (1)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia berkisar sebesar 37,1%. Sedangkan prevalensi pada tahun 2018 prevalensi anemia ibu hamil sebesar 48,9% di Indonesia, pada persentase ini mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2013-2018. (2). Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
sebanyak 26,8% ibu hamil di Indonesia tidak mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) dan sebanyak 73,2% ibu hamil telah mendapatkan Tablet Tambah Darah(TTD), akan tetapi dari 73,2% tersebut 76% mendapatkan TTD <90 butir dan hanya 24% dari 73,2% ibu yang mendapatkan TTD >90 butir. (3)
Anemia merupakan masalah kesehatan pada kelompok masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada kempok wanita usia subur (WUS) dapat menimbulkan berupa gejala kelelahan, badan terasa lemah, penurunan kapasitas/produktivitas kerja. penyebab paling umum dari anemia dalam kehamilan adalah kekurangan konsumsi zat besi, asam folat, dan perdarahan akut yang dapat terjadi karena adanya interaksi keduanya. (3)
Anemia dalam kehamilan adalah perununan kadar hemoglobin yang kurang dari 11g/dl selama masa kehamilan pada trimester pertama atau masa kehamilan trimester ketiga, kurang dari 10g/dl selama masa post partum dan trimester kedua. Darah akan mengalami penambahan dalam kehamilan yang lazim yang disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah yang kurang dibandingkan dengan plasma darah sehingga terjadinya pengenceran darah. Perbandingan ini tersebut yaitu plasma darah 30%, sel darah 18% dan kadar hemoglobin 19%.(4)
Akibat yang dapat terjadi pada pada anemia dalam kehamilan pada trimester pertama dan trimester III terjadi abortus, dan kelainan congenital. Pada kehamilan trimester kedua dapat terjadi persalinan prematur, perdarahan antepartum, serta gangguan pertumbuhan yang terjadi pada janin di dalam rahim, asphixia intrauterin sampai kematian, berat badan lahir rendah (BBLR), dan mudah untuk terkena infeksi, IQ rendah. (4)
Anemia dalam kehamilan dapat terjadi yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah jarak kehamilan dengan kehamilan yang sebelumnya berjarak berdekatan, hamil lebih dari satu anak, sering mengalami mual, muntah yang sering terjadi di waktu pagi hari, tidak mengkonsumsi zat besi yang cukup, mengalami menstruasi berat sebelum masa kehamilan, hamil pada saat usia masih remaja, kehilangan banyak pasokan darah. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amiruddin dan Wahidin menunjukkan ada terdapat hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia. Jarak kehamilan resiko rendah yaitu jarak ibu yang melahirkan bayi > 2 tahun sampai 10 tahun dan sebagian besar ibu mengalami anemia ringan yaitu dengan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil > 8 g% - <11g%. (5)
Anemia bisa juga dicegah dengan cara mengatur jarak kehamilan.
Semakin sering wanita mengalami masa kehamilan dan melahirkan, akan semakin banyak wanita kehilangan zat besi dan bisa untuk terjadinya anemia. Jika persediaan cadangan tablet Fe yang jumlah minimal, maka setiap masa kehamilan akan menguras persediaan tablet Fe dalam tubuh, yang akhirnya dapat menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu sangat perlu diupayakan agar jarak kehamilan tidak terlalu pendek, minimal jarak kehamilan lebih dari 2 tahun. (5)
Faktor usia merupakan faktor yang paling beriko mengalami kejadian anemia pada ibu hamil. Usia ibu hamil berkaitan erat dengan alat-alat reproduksi pada wanita. Usia reproduksi yang sehat dan aman untuk hamil adalah 20 35 tahun. Kehamilan pada usia < 20 tahun dan diatas usia 35 tahun akan dapat menyebabkan terjadinya anemia karena pada kehamilan usia yang < 20 tahun kondisi secara biologis belum optimal tingkat emosinya cenderung labil, mental
nya belum matang sehingga pada ibu hamil mudah mengalami permasalahan yang dapat mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat gizi yang cukup selama masa kehamilan. Sedangkan pada ibu hamil yang usia nya
> 35 tahun terkait dengan permasalahan kondisi ibu dengan penurunan daya tahan tubuh serta timbulnya berbagai penyakit yang rentan terjadi di usia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa usia ibu pada saat hamil sangat berisiko pada ibu terhadap kejadian anemia. (6)
Paritas adalah jumlah kelahiran anak yang hidup maupun mati dengan usia kehamilan 36 minggu keatas yang pernah dialami oleh ibu. Paritas 1-3 merupakan paritas yang kategori baik untuk kesehatan ibu maupun janin yang ada di dalam kandungan ibu. Ibu hamil yang paritas tinggi memiliki resiko 1.454 kali besar untuk mengalami terjadi nya anemia dibandingkan paritas yang rendah. (7)
Anemia gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin di dalam darah yang disebabkan karena defisiensi zat besi yang diperlukan untuk pembentukan kadar hemoglobin tersebut. Anemia juga merupakan suatu keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah dengan batas dibawah nilai normal yang sudah ada patokan untuk perorangan. (8)
Risiko kematian ibu yang mengalami anemia yang disebabkan oleh perdarahan masih cukup tinggi yang diperkirakan pada tahun 2008-2010 mencapai 40%. Anemia dalam kehamilan sangat diwaspadai karena menjadi penyebab untuk terjadinya morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Menurut Word Health Organization (WHO) dari keseluruhan jumlah penduduk dunia diantaranya 52 dari jumlah 100 ibu hamil dinyatakan anemia (WHO, 2010) sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70%, 7 dari 10 ibu hamil yang menderita anemia. (9)
Beberapa literatur mengatakan kebutuhan zat besi dua keli lipat dari kebutuhan sebelum masa kehamilan. Hal ini dapat terjadi karena pada masa hamil, volume darah mengalami peningkatan sebesar 50% sehingga ibu perlu banyak zat besi untuk membentuk kadar hemoglobin. Pertumbuhan pada janin dan plasenta yang sangat pesat juga sangat membutuhkan zat besi yang banyak, dalam keadaan ibu tidak hamil kebutuhan zat besi biasanya dapat dipenuhi yang didapatkan dari menu makanan yang sehat dan seimbang. Keadaan pada saat hamil konsumsi zat besi dari makanan masih belum bisa tercukupi sehingga dibutuhkan suplemen tambahan yang berupa tablet besi yang berguna untuk meningkatkan kadar hemoglobin. (10)
Berdasarkan data yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Jambi, dari total keseluruhan 20 Puskesmas yang terdapat di Kota Jambi, angka kejadian anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi yang mana dengan prevalensi pada tahun 2016 angka kejadian sebesar 949 kejadian anemia ibu hamil (2,5%), mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 1.107 kejadian anemia ibu hamil (28,1%), dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 1.223 kejadian anemia ibu hamil (28,6%), pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1.331 keadiaan anemia pada ibu hamil (32,5%), pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 1.425 keadian anemia ibu hamil (41,7%), pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 2.099 kejadian anemia ibu hamil (51,67).
Kebutuhan zat besi tiap individu berbeda-beda mulai dari excess zat besi sampai anemia defisiensi zat besi. Walaupun kebutuhan zat besi bermacam- macam pada tiap kelompok yang tergantung pada faktor-faktor pertumbuhan bayi serta kehilangan yang normal zat besi (fase menstruasi, dan kelahiran), terjadi
proses yang di atur oleh tubuh yang dapat meningkatkan absorpsi zat besi sejalan dengan penggunaan zat besi dan dapat pula menurunkan absorpsi zat besi yang penyimpanan nya di dalam tubuh sejalan dengan adanya asupan makanan.(8)
Zat besi dalam masa kehamilan digunakan untuk perkembangan pada janin, plasenta, ekspansi sel darah merah, dan juga untuk kebutuhan basal tubuh.
Zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh dapat diperoleh dari sumber makanan dan tablet besi. Akan tetapi, seperti halnya mengkonsumsi zat gizi secara keseluruhan, mengkonsumsi zat besi seringkali belum cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam tubuh. Apabila kadar zat besi di dalam tubuh ibu hamil kurang, maka akan bisa terjadi keadaan yang disebut anemia. Hal yang telah diketahui bahwa rendahnya kadar hemoglobin dalam darah yang dapat mengakibatkan suatu keadaan yang disebut anemia. (11)
Terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya anemia antara lain faktor sosial ekonomi, yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dimana masalah ekonomi sangat berperan penting yang dapat berpengaruh terhadap perbaikan gizi ibu hamil, dan hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Paribu, 2006 terdapat hasil penelitian ini menjelaskan pengaruh sosial ekonomi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. (13)
Berdasarkan bebarapa penelitian yang dilakukan oleh Indri Ramadini &
Elda Risma, didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil yaitu status gizi, tingkat pengetahuan, paritas, dan jarak kehamilan. Pada status gizi terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian anenia ibu hamil. pada tingkat pengetahuan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, sedangkan
paritas terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian anemia ibu hamil. (13)
Tingkat pengetahuan gizi seseorang sangat berpengaruh terdapat pemilihan makanan yang bergizi yang akan dikonsumsi ibu hamil. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pengetahuan sangat memiliki peran panting dalam memilih asupan makanan yang bergizi, adanya pengetahuan sangat memungkinkan seseorang untuk menentukan sikap yang akan diambil karena perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan yang dimiliki. (14)
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas, alasan peneliti memilih Puskesmas Putri Ayu sebagai tempat penelitian yaitu dari jumlah keseluruhan 20 puskesmas di kota jambi anemia ibu hamil tertinggi berada di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dengan jumlah ibu hamil sebanyak 299, dan sebelumnya belum ada peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2023.
1.2 Rumusan Masalah
Anemia ibu hamil merupakan masalah yang sering terjadi pada ibu hamil, dan juga angka terjadinya anemia ibu hamil masih tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil yaitu sebagian ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi masih belum mengetahui akan pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe).
Maka dari penjelasan tersebut, didapat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
ingin melihat apa saja faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023.
1.3 Tujuan penelitian 1. Tujuan penelitian umum
Tujuan umum penelitian ini menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023.
2. Tujuan penelitian khusus
a. Mengetahui proporsi kejadian anemia ibu hamil, karakteristik responden, status gizi, usia ibu hamil, paritas, usia kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet tambah darah di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi b. Menganalisis hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
c. Menganalisis hubungan usia ibu hamil dengan kejadian anemia ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
d. Menganalisis hubungan paritas dengan kejadian anemia ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
e. Menganalisis hubungan usia kehamilan dengan kejadian anemia ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
f. Menganalisis hubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan serta menambah pengetahuan dalam membuat dan melakukan penelitian ilmiah.
Peneliti juga menambah pengetahuan pada hasil telitian yang berupa faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023.
2. Bagi Puskesmas Putri Ayu
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan bahan masukan dan dasar untuk perencanaan program kesehatan reproduksi pada ibu hamil.
3. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Manfaat untuk fakultas yaitu sebagai bahan pustaka dan bacaan untuk mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan masyarakat Universitas Jambi, maupun sekedar menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan mahasiswi tentang faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023.
4. Bagi pelayanan kesehatan
Manfaat penelitian ini bagi pelayanan kesehatan adalah untuk mengambil action berdasarkan hasil riset penelitian ini. Yang mana akan menentukan kebijakan dalam menentukan masalah dan cara pencegahanya
5. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menambah informasi kepada seluruh masyarakat terutama kelompok sasaran ibu hamil tentang faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2023. Sehingga kejadian anemia pada ibu hamil ini dapat
segera dicegah dengan tujuan untuk menurunkan angka kejadian anemia agar setiap tahunnya tidak mengalami peningkatan.