• Tidak ada hasil yang ditemukan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan pada ibu hamil di Indonesia antara lain Angka Kematian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan pada ibu hamil di Indonesia antara lain Angka Kematian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan pada ibu hamil di Indonesia antara lain Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 305/100.000 kelahiran hidup (KH); jumlah anemia ibu hamil sebesar 48,9%; kunjungan Antenatal Care (ANC) 4x sebesar 74.1%; dan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil baru mencapai 38.1% (Pritasari, 2020). Menurut World Health Organization (WHO) penyebab kematian ibu meliputi perdarahan parah,

infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan (preeklampsia/eklampsia), partus

lama/macet, dan aborsi yang tidak aman (Achadi, 2019). Faktor utama penyebab

perdarahan pasca persalinan disebabkan oleh anemia dan Kekurangan Energi

Kronik (KEK) pada ibu hamil. Penyebab utama anemia adalah kekurangan zat besi

(Anggraini, Purnomo and Trijanto, 2018). Beberapa faktor yang memengaruhi

terjadinya anemia pada kehamilan antara lain kepatuhan konsumsi tablet Fe,

keteraturan melakukan kunjungan ANC, paritas, umur ibu, frekuensi ANC, sosial

ekonomi, pengetahuan pendidikan, dukungan suami, budaya, dan infeksi (Rizqi

Ariyanti, 2016). Pencegahan melalui program pemberian tablet Fe pada ibu hamil

oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) untuk mengurangi

masalah anemia zat besi pada ibu hamil telah dilakukan, namun angka kejadian

anemia masih tinggi (Wulandini and Triska, 2020). Berdasarkan penelitian

sebelumnya, masih banyak ibu hamil yang memiliki pengetahuan rendah tentang

anemia dan belum sadar akan pentingnya ANC (Ramadini and Risma, 2016). Dari

beberapa uraian kasus di atas menunjukkan bahwa hubungan antara frekuensi

(2)

kunjungan ANC, kepatuhan konsumsi tablet Fe, dan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia belum dapat dijelaskan.

Menurut WHO terdapat ibu hamil anemia di dunia sebesar 40% dan di Indonesia sebesar 41,89% (WHO, 2017). Berdasarkan data Riskesdas didapatkan bahwa rentang anemia pada ibu hamil yang paling sering mengalami anemia adalah 15-24 tahun yaitu sebanyak 86,4% (Riskesdas, 2018). Prevalensi anemia pada ibu hamil di Jawa Tengah adalah 57,1% yang banyak terjadi pada ibu hamil trimester III (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016). Berdasarkan Dinkes Kabupaten Magelang, jumlah ibu hamil anemia di Kabupaten Magelang pada bulan Juli 2020 sebesar 12,3%. Prevalensi anemia pada ibu hamil rata-rata di perkotaan dan pedesaan sebesar 48,9% (BPS, 2018). Sedangkan capaian cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil k4 di Indonesia tahun 2018 sebesar 88,03% (Kemenkes RI, 2019). Proporsi pemeriksaan kehamilan (ANC akses) pada perempuan umur 10-54 tahun di Indonesia tahun 2018 sebesar 96,1% dan di Jawa Tengah sebesar 99%

(Riskesdas, 2018). Cakupan ibu hamil melakukan kunjungan k1 tahun 2019 di Jawa Tengah mengalami kenaikan 0,5% dan k4 sebesar 0,3% dari tahun 2018 (Badan Pusat Statistik, 2019).

Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 sebesar 91,95%, menurun bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2018 yaitu 92,05 % (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2019). Sedangkan cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Kabupaten Magelang terdapat 89,7%

(Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan hasil studi pendahuluan, menurut data dari

Dinkes Kabupaten Magelang didapatkan data puskesmas dengan jumlah ibu hamil

(3)

anemia terbanyak pada bulan Juli 2020 yaitu Puskesmas Grabag I. Menurut data ANC terpadu ibu hamil bulan Juli 2020 di Puskesmas Grabag I terdapat 43,6% ibu anemia dari yang diperiksa kadar Hb. Hasil wawancara singkat di Puskesmas Grabag I dengan 10 ibu hamil didapatkan hasil bahwa 5 dari 10 ibu hamil periksa k1 pada usia kehamilan >8 minggu, 8 dari 10 ibu hamil tersebut patuh mengonsumsi tablet Fe, dan 6 dari 10 ibu hamil mengetahui tentang anemia serta tablet Fe.

Anemia dalam kehamilan dapat berdampak pada kesehatan, kesejahteraan wanita, dan dapat meningkatkan risiko pada ibu serta bayi. Penyebab anemia bermacam-macam yaitu diperkirakan setengah dari kasus disebabkan oleh kekurangan zat besi (WHO, 2020). Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda dilanjutkan dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb) (Antono, 2017). Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dengan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan masyarakat terdekat dimana ibu hamil dengan anemia akan mendapatkan tablet Fe. Selain melindungi kesehatan ibu, pemberian tablet Fe juga memberikan manfaat kesehatan pada anak-anak serta dapat menyelamatkan nyawa mereka (PPN/Bappenas, 2019). Hal ini sesuai dengan target SDGs ketiga yaitu menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua di segala usia, khususnya yaitu mengurangi rasio kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran pada tahun 2030 (UCLG, 2017).

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia karena kekurangan besi

telah dilakukan oleh pemerintah melalui pemberian tablet Fe sebanyak 90 butir

(4)

yang dikonsumsi sehari satu tablet (60 mg elemental iron dan 0,25 mg asam folat) secara berturut-turut minimal 90 hari selama masa kehamilan (Nurmasari and Sumarmi, 2019). Tablet Fe penting untuk ibu hamil karena memiliki beberapa fungsi terutama untuk menambah asupan nutrisi pada janin, mencegah anemia defisiensi zat besi, mencegah pendarahan saat masa persalinan, menurunkan risiko

kematian pada ibu karena pendarahan pada saat persalinan (Kemenkes RI, 2018).

Konsumsi tablet Fe oleh ibu selama masa kehamilan akan berkaitan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan menjadi dasar penting untuk membentuk tindakan seseorang (Putri, 2019). Oleh karena itu, ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang anemia dapat memperhatikan informasi dari petugas kesehatan sehingga kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe akan semakin meningkat (Meynanda, 2020).

Upaya pencegahan anemia belum terlaksana dengan baik sehingga angka

kejadian anemia pada ibu hamil masih tinggi. Menurut teori Lawrence Green,

pengetahuan seseorang tentang kesehatan merupakan salah satu faktor predisposisi

yang mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan faktor yang

penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, karena dari pengalaman dan

penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng

dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Teori ini menjelaskan tentang

beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku kesehatan mencakup faktor

predisposisi/predisposing factors, faktor pendukung/enabling factors, dan faktor

penguat/ reinforcing factors (Notoatmodjo, 2012b).

(5)

Faktor predisposisi/predisposing factors terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi, frekuensi ANC). Faktor pendukung/enabling factors terdiri dari ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan, kemudahan mencapai layanan kesehatan, waktu pelayanan, kemudahan transportasi. Faktor penguat/ reinforcing factors terdiri dari sikap dan dukungan keluarga, teman, guru, tenaga kesehatan, penyedia layanan kesehatan, pemimpin dan pengambil keputusan (Ismangoen, 2017). Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi dapat diperoleh dari tenaga kesehatan saat melakukan pemeriksaan ANC. Tingkat pengetahuan ibu hamil akan mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe (Andini, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan frekuensi ANC, kepatuhan konsumsi tablet Fe, dan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan frekuensi ANC, kepatuhan konsumsi tablet Fe, dan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan frekuensi ANC dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang.

(6)

2. Menganalisis hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu keperawatan maternitas dalam hal upaya mencegah kejadian anemia pada ibu hamil.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi perawat maternitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan yang efektif oleh perawat maternitas di Wilayah Kerja Puskesmas Grabag I terkait pencegahan kejadian anemia pada ibu hamil.

2. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya melakukan ANC serta meningkatkan kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar informasi untuk

penelitian terkait dengan pencegahan anemia pada ibu hamil.

Referensi

Dokumen terkait

• Praktek, kebijakan, dan perubahan dari penelitian umpan balik ini memberikan kantor penjualan pengaruh yang nyata untuk kinerja dan profitabilitas. • Menanggapi sistem

Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan harga saham di pasar modal Indonesia secara teknikal dalam rentang waktu Januari 2009 sampai dengan Desember 2014

(1) Kepala ULP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a secara ex- officio dijabat oleh Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur, Protein adalah sumber asam- asam amino

Total Quality Management (TQM) digunakan untuk memaksimalkan adanya persaingan organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan

Hal ini menunjukan bahwa dengan adannya Total Quality Management yang senantiasa diterapkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengukur kinerja dan

Dibentuknya Dinas Perhubungan Kota Palembang tidak serta merta diikuti perubalian instasional, melainkan lahapan-tahapan instansional yakni berawal dari terbentuknya Dinas

adalah proses kompilasi pikiran alam ke dalam pikiran manusia yang akan terungkap kembali saat kita berdialog dengan alam. • Berdialog dengan alam tidak