BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah disusun oleh 2 komponen yaitu plasma dan sel-sel darah. Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler. Apabila sejumlah volume darah ditambahkan suatu zat pencegah pembekuan darah secukupnya dalam suatu wadah, misalnya tabung, kemudian diputar (sentrifuge) dengan kecepatan 3000rpm selama 20 menit. Maka setelah itu akan terdapat bagian cairan yang terpisah dari bagian korpuskuli yang terdapat pada bagian bawah. Cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma masih mengandung fibrinogen karena dalam memperoleh cairan ini darah dicampur dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah (Depkes RI, 2001).
Berbagai macam pemeriksaan laboratorium klinik diantaranya adalah pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi terdiri dari berbagai macam pemeriksaan, antara lain pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan faal hemostasis, pemeriksaan daya tahan osmotik, pemeriksaan pembekuan darah, salah satu contohnya yaitu pemeriksaan PPT (Plasma Protrombin Time).
Pemeriksaan PPT dipakai untuk menguji adanya gangguan faktor pembekuan darah pada jalur ekstrinsik (faktor VII) sebagai faktor-faktor yang umum untuk kedua sistem (faktor X, V, protrombin dan fibrinogen). Jika dianggap bahwa faktor lain-lain dalam proses itu normal, maka masa protrombin ini menjadi ukuran untuk aktivitas protrombin (Ganda R. Soebrata, 2007). Dengan
penetapan masa protrombin diperoleh kesan mengenai fungsi koagulasi melalui jalur ekstrinsik karena pada percobaan ini plasma citrat dibubuhi tromboplastin jaringan dan ion Ca++ dari luar sehingga terjadi aktivitas faktor X tanpa melibatkan trombosit dan prokoagulan dalam jalur ekstrinsik. Tromboplastin jaringan diperoleh dari berbagai sumber, biasanya dari jaringan otak. Hasil penetapan diukur dengan detik dan dibandingkan dengan kontrol (Depkes RI, 2001).
Bahan pemeriksaan untuk uji PPT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel darah vena dengan antikoagulan natrium sitrat 3,8% dengan perbandingan 9:1. Dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan 2500 g. Untuk Pemeriksaan PT dengan sampel yang berupa plasma sitrat yang disimpan pada suhu kamar, sampel harus diperiksa maksimal dalam 2 jam (Bakta, 2006). Hal ini disebabkan karena CO2 akan keluar dari plasma sehingga pH meningkat dan dapat menghambat aktivitas faktor - faktor pembekuan sehingga hasilnya dapat memanjang (http://jurnal.pdii.lipi.go.id).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbul permasalahan:
Bagaimanakah perbedaan hasil pemeriksaan PPT pada plasma sitrat yang disimpan pada suhu ruang selama 0, 2, dan 4 jam sebelum tes PPT dilakukan.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan PPT antara plasma sitrat disimpan pada suhu ruang selama 0, 2, dan 4 jam sebelum tes PPT dilakukan.
2. Tujuan Khusus
1. Mengukur waktu PPT tanpa penyimpanan plasma (0 jam).
2. Mengukur waktu PPT terhadap penyimpanan plasma selang 2 dan 4 jam.
3. Menganalisa seberapa besar perbedaan hasil pemeriksaan PPT pada plasma sitrat yang disimpan pada suhu ruang selama 2 dan 4 jam sebelum tes PPT dilakukan dengan plasma sitrat yang tidak disimpan (0 jam) waktu pemeriksaannya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan dapat memberikan informasi kepada petugas laboratorium ataupun instansi terkait baik secara teoritis maupun metodologis dalam penanganan sampel sebelum pemeriksaan PPT.