• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di seluruh dunia terdapat jutaan orang, khususnya bayi dan anak-anak, yang menderita dan meninggal dunia setiap tahunnya akibat foodborne disease (FAO/WHO, 1992). Di Negara berkembang seperti Indonesia yang sarana dan prasarana dalam upaya pencegahan foodborne disease masih belum memadai, kasus foodborne disease akibat mikroba telah dilaporkan sebanyak lebih dari 150 juta kasus (Widyastuti, 2002). Mikroba memiliki faktor virulensi yang memungkinkan dirinya mampu menginfeksi manusia. Oleh karena itu, foodborne disease oleh mikroba lebih dapat berakibat fatal (Widyastuti, 2002).Beberapa jenis penyakit yang timbul akibat makanan contohnya kolera, demam tifoid dan paratifoid, diare dan gastroenteritis, amubiasis (Norisiyah, 2005). Bahaya dari foodborne disease dapat kita lihat dari manifestasi kliniknya.

Beberapa di antaranya yang paling umum adalah diare, mual-mual dan muntah.

Berdasarkan deklarasi pada konferensi Internasional Alma-Ata tahun 1978, setiap tahun di negara berkembang, terdapat sekitar 150 juta kasus diare yang 30% dari angka tersebut disebabkan oleh kontaminasi mikroba sehingga mengakibatkan sekitar 3 juta anak meninggal (Widyastuti, 2002).

Pada Laporan tahunan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2017 didapatkan 53 kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyebab keracunan pangan sebanyak 7 kasus karena mikrobiologi, dan 24 kasus dugaan karena mikrobiologi. Makanan yang merupakan salah satu sumber utama foodborne disease adalah daging mentah (WHO, 2006). Daging ayam segar merupakan sumber utama bakteri patogen yaitu Salmonella (Tauxie, 1991).

Kontaminasi Salmonella sp. pada ayam berasal dari peternakan yang terinfeksi (Aksakal, 2010). Selain itu, menurut Baskara (2014) kejadian meningkatnya salmonellosis dikarenakan sistem pemotongan yang terdapat di pasar tradisional, dimana keadaan pasar yang terbuka dan tidak mempedulikan

(2)

2 aspek kebersihan, mikroba patogen khususnya Salmonella sp. dapat tumbuh dengan subur karena Salmonella sp. dapat tumbuh optimal pada suhu 37oC dan juga dapat tumbuh pada suhu ruang (25-35oC). Lama penyimpanan daging pada suhu ruang mempunyai pengaruh besar adanya bakteri yang tumbuh pada daging tersebut (Suradi, 2012). Daging memenuhi syarat untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba karena mempunyai kadar air atau kelembaban yang tinggi, adanya oksigen, tingkat keasaman dan kebasaan pH, serta kandungan nutrisi yang tinggi. Oleh karena itu daging mudah mengalami kerusakan apabila disimpan pada suhu ruang (Walker, 2000; Razali dkk., 2007). Didapatkan pada hasil penelitian Ristanti dkk (2017) bahwa total bakteri daging ayam yang telah terpapar selama 2 jam, 4 jam dan 6 jam pada suhu ruang semuanya melebihi batas maksimum cemaran bakteri yang sudah ditetapkan SNI (2009). Selain itu, hasil penelitian Edi dkk (2018) didapatkan cemaran bakteri Salmonella sp. pada daging ayam yang disimpan pada suhu ruang laboratorium selama 9 dan 12 jam. Menurut penelitian Eddy Sukma Winata (2011), persentase sampel daging ayam dari 12 Kota di Jawa Barat adalah positif tercemar Salmonella sebesar 66,7% dari 36 sampel. Selain itu, hasil penelitian Wardani Endang Setiowati (2011) pada 213 sampel daging ayam dari pasar tradisional Jakarta menunjukkan persentase positif Salmonella sebesar 7,9 %. Pada daging ayam juga didapatkan bahan kimia berbahaya yang digunakan sebagai pengawet yaitu formalin. Berdasarkan hasil penelitian Suwartiningsih dan Asfawi (2012) ditemukan adanya daging ayam yang mengandung formalin sebanyak 14 dari 40 sampel yang dijual di pasar tradisonal Semarang. Pada penelitian Ayuchecaria et al. (2017) menujukkan persentase dari 10 sampel daging ayam yang dijual pasar tradisional di Banjarmasin yaitu positif formalin sebesar 70%.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peulis tertarik melakukan penelitian tentang Pengaruh Lama Penyimpanan Daging Ayam Potong pada Suhu Ruang Terhadap Total Mikroorganisme, Bakteri Salmonella sp. dan Adanya Formalin”.

(3)

3 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh lama penyimpanan daging ayam potong yang disimpan pada suhu ruang (250C-350C) selama 0 jam, 3 jam dan 6 jam terhadap total mikoorganisme, Bakteri Salmonella sp. dan adanya formalin?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mempelajaripengaruh lama penyimpanan ayam potong pada suhu ruang (250C-350C) selama 0 jam, 3 jam dan 6 jam terhadap total mikoorganisme, Salmonella sp. dan adanya formalin.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Menganalisis fisik daging ayam potong setelah penyimpanan 0 jam, 3 jam dan 6 jam.

b. Menganalisis total mikroorganisme (ALT) setelah penyimpanan 0 jam, 3 jam dan 6 jam.

c. Menganalisis adanya bakteri Salmonella sp. setelah penyimpanan 0 jam, 3 jam dan 6 jam.

d. Menganalisis adanya formalin pada daging ayampotong.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah informasi bagi perkembangan ilmu kesehatan dalam bidang Bakteriologi tentangtotal mikroorganisme, bakteri Salmonella sp. dan adanya formalin pada daging ayam yang disimpan pada suhu ruang (250C- 350C) selama 0 jam, 3 jam dan 6 jam.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi tenaga kesehatan

Dapat menjadi acuan dan bahan kajian bagi peneliti lain untuk menambah wawasan mengenai total mikroorganisme, bakteri Salmonella sp dan formalin pada daging ayam potong.

b. Bagi institusi

Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang tentang total mikroorganisme, bakteri Salmonella dan formalin pada daging ayam potong.

(4)

4 c. Bagi Masyarakat

Sebagai pengetahuan bagi masyarakat tentang pengaruh lama penyimpanan daging ayam yang disimpan pada suhu ruang (250C-350C) terhadap pertumbuhan

total mikroorganisme, adanya bakteri Salmonella sp dan adanya formalin.

(5)

5 KERANGKA KONSEP

Keterangan:

: diteliti : menyebabkan

: tidak diteliti Tempat penyimpanan Lama penyimpanan Sanitasi peralatan

Bahan Kimia

Cemaran pada Daging Ayam

Uji Mikrobiologi

Uji Fisik Uji Kimia

Angka Lempeng Total, Salmonella sp.

Aroma, Warna, Tekstur

Formalin

Referensi

Dokumen terkait

Daging ayam tidak boleh berada dalam suhu ruang (25°) lebih dari 3 jam karena daging ayam mengandung kadar air dan protein yang sangat tinggi sehingga dapat menjadi

Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan lama waktu tunggu holding time dan suhu makanan dengan daya terima makanan di Marga Jaya Catering Kota Malang...

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalahnya adalah bagaimana tingkat pengetahuandan pengelolaan diet hipertensi pada penderita hipertensi

1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pembayaran iuran

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana faktor risiko penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh terapi kompres hangat untuk menurunkan nyeri sendi pada lansia osteotritis

Penyimpanan DRM yang baik adalah satu kunci keberhasilan manajemen rumah sakit, sehingga penyimpanan dokumen rekam medis harus diatur dengan baik agar petugas dapat melakukan dengan

Menurut hasil wawancara 3 dari 4 responden dengan kategori belum paham 2 pasien lama dan 1 pasien baru, sedangkan kategori paham 1 pasien baru, untuk pasien lama yang belum memahami