• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

N/A
N/A
BENNI HUTABARAT

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan Pancasila 1

BAB I

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

A. Capaian Pembelajaran

Tujuan yang hendak dicapai dalam perkuliahan ini adalah agar mahasiswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Mampu Menjelaskan Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2. Mampu Menjelaskan Alasan diperlukannya Pendidikan Pancasila;

3. Mampu Menjelaskan Sumber historis, sosiologis, politik dan yuridis Pendidikan Pancasila.

B. Materi

1. Konsep Dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai keberagaman (multikulturalisme), keberagaman itu yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang kemudian di bangun menjadi konsep dasar negara. Identitas itulah yang kemudian dikembangkan, dikelola dan digali oleh para tokoh perumus dasar negara sebagai referensi dalam merumuskan Pancasila sebagai landasan berpijak dan berakhlak bangsa Indonesia. Di antara nilai-nilai yang

(2)

Pendidikan Pancasila 2 berkembang dan dipandang sangat mengakar di lingkungan Indonesia nusantara adalah 1) kepercayaan kepada Tuhan, yang dilandasi dengan toleransi antar umat beragama; 2) gotong royong yang dibangun atas dasar kesadaran masyarakat berdasarkan kepentingan bersama; 3) musyawarah yang dianggap sebagai jalan yang bijak dalam menyelesaikan permasalahan umat masyarakat. Sebab musyawarakat salah satu cara jitu bukan hanya dalam menyelesaikan problematika masyarakat, tapi upaya sadar masyarakat bahwa setiap orang berhak mengemukakan pendapat; dan 4) kesetiakawanan dalam segala hal yang merupakan ejawentah dari kedewasaan berpikir manusia, bahwa dirinya tanpa orang lain tidak bisa apa-apa.

Sesuai dengan program studi masing-masing mahasiswa, mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan upaya yang disengaja serta terorganisir dalam menciptakan lingkungan belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa agar aktif mengembangkan potensi pengetahuan, kepribadian, dan kompetensinya. Dengan mengacu pada nilai-nilai Pancasila, mahasiswa mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, negara, dan negara. Artinya mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

(3)

Pendidikan Pancasila 3 sebagai calon pemimpin bangsa dengan membentuk sikap profesionalnya dengan disesuaikan program stui yang mereka ambil. Menjadikan Pancasila sebagai penuntun menjadi warga Negara yang baik.

Adapun visi misi mata kuliah Pendidikan pancasila sebagai berikut.

Visi Pendidikan Pancasila

Dalam memaknai visi Pendidikan Pancasila adalah bagaimana terwujudnya akhlak atau kepribadian akademik yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

Misi Pendidikan Pancasila

a. Menyiapkan peserta dirik untuk hidup dan berkehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara (misi psikososial).

b. Mengembangkan potensi akademik peserta dirik (misi psikopedagogis).

c. Mengkaji dan mengembangkan Pendidikan Pancasila sebagai sistem pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic discipline), sebagai misi akademik

d. Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan kehidupan (misi sosiokultural).

(Sumber: Tim Dikti).

Pemaknaan Pancasila sebagai Pendidikan

(4)

Pendidikan Pancasila 4 Pancasila yang harus dilakukan dalam setidaknya memperhatikan empat pilar Pendidikan yang dikembangkan oleh UNESCO. Empat pilar ini menjadi rujukan dalam pengembangannya yang meliputi

“learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together” (Delors, 1996). Dari empat pilar Pendidikan tersebut Pendidikan Pancasila lebih dominan pada pilar ke-4 yang dapat mengejawantahkan seseorang belajar secara sadar untuk bangun kehidupannya dari keberagaman yang dapat menghasilkan keuntungan bersama, manakala dapat dibangun dengan baik.

Dalam dekade ini Indonesia tidak sedang baik- baik saja, munculan beberapa masalah yang melanda bangsa Indonesia merupakan salah satu bentuk krisisnya penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat bangsa Indonesia, oleh karena itu perlu diperhatikan dari berbagai aspek yang kemudian hal ini patut dikaji dalam forum akademisi salah satunya melalui perguruan tinggi. Lewat mata kuliah Pendidikan Pancasila mahasiswa atau masyarakat akademik akan semakin peka terhadap permasyasalaha bangsa yang sebenarnya sudah menjadi masalah kita yang harus diselesaikan. Permasalahan yang terjadi saat ini di tengah-tengah masyarakat seperti :

a. Masalah korupsi

b. Masalah disintegrasi bangsa

(5)

Pendidikan Pancasila 5 c. Masalah penegakan hukum yang berkeadilan

d. Masalah terorisme

e. Masalah kesadaran perpajakan f. Masalah narkoba

g. Masalah lingkungan h. Masalah dekadensi moral

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, mata kuliah Pendidikan Pancasila sangat utama dan penting untuk diberikan di setiap jenjang sekolah, dalam tingkat perguruan tinggi. Hal ini bermula dari kebutuhan untuk mencegah siswa tercerabut dari akar budayanya sendiri dan membekali mereka dengan aturan atau prinsip pedoman untuk berpikir dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan cita-cita Pancasila.

Semangat kebangsaan siswa perlu dikuatkan agar dapat menjadi pendorong utama (leitmotive) dan bintang pemandu (leitstar) bagi masyarakatnya (Abdul Gani, 1979: 14). Perlunya Pendidikan Pancasila bagi peserta dirik yang menjadi calon pemimpin bangsa di berbagai tingkatan dan di berbagai bidang, terutama agar tidak terpengaruh secara negatif oleh faktor asing.

2. Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila

Keberadaan Pendidikan Pancasila walaupun bukan satu-satunya mata kuliah yang diharapkan mampu memperkokoh mentalitas mahasiswa dalam berperan aktif dan berkontribusi untuk negara, tapi

(6)

Pendidikan Pancasila 6 Pendidikan Pancasila selain mata kuliah yang orientasinya adalah untuk membangun dan membentuk rasa memiliki terhadap Indonesia diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan, sehingga mahsiswa dapat menjadi roll model dalam kehidupan masyarakat serta membangun kesadaran masyarakat antara lain adalah:

a. Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa, b. Sebagai suatu kesadaran untuk generasi yang akan

datnang dalam hidupnya. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,

c. Sadar akan norma – norma dalam berteman

d. Mencintai buatan dalam negeri dan sederhana dalam gaya hidup

e. Adaanya rasa semangat kesatuan dan persatuan bangsa

f. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila

g. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum.

Perlu adanya pemahaman dan kesadan secara nasional untuk mengah dapi isu – isu yang ada. Dan perlu adanya disampaikan diinternalisasi, dan diperkuat dalam penerapannya, yaitu pembubaran bangsa (menggunakan istilah dari Kenichi Ohmae, 1995), akan segera mempengaruhi negara ini. Empat “Ada” atau industri, investasi, orang, dan informasi berpotensi menyebabkan kepunahan suatu bangsa (Ohmae, 2002:

(7)

Pendidikan Pancasila 7 xv).

Uraian ini memperjelas mengapa Pendidikan Pancasila sangat penting dan harus diajarkan di perguruan tinggi. Menurut Pasal 3 Ayat 2 Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 38/DIKTI/Kep/2002, salah satu mata kuliah yang harus di ampu karena merupakan bagian yang penting dalam mengembanagkan kepribadian dan dapat berpikir, memiliki sikap yang sesuai dan sikap yang mengikuti keadaannya. dan memiliki pandangan positif tentang diri sendiri secara luas sebagai manusia intelektual.

a. kapasitas untuk bertindak secara bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya;

b. kapasitas untuk mengidentifikasi isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan dan kesejahteraan seseorang dan untuk menemukan solusi;

c. mengetahui perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

d. dalam rangka memaknai peristiwa sejarah dan nilai- nilai budaya nasional dalam rangka mendukung persatuan Indonesia.

Tujuan Pendidikan Pancasila yang merupakan komponen Pendidikan nasional adalah mempersiapkan peserta dirik menjadi calon lulusan yang berkualitas, berkomitmen tinggi, dan bermartabat yang mampu:

a. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

(8)

Pendidikan Pancasila 8 Tuhan Yang Maha Esa;

b. sehat jasmani dan rohani; memiliki akhlak mulia;

c. memiliki kepribadian yang kuat, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya;

d. mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; dan

Mampu memberikan sumbangsih bagi terwujudnya kehidupan bangsa yang intelektual dan sejahtera.

Secara Tujuan khusus pembentukan Pancasila;

a. Memperkokoh Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi negara melalui kebangkitan sila-sila utama Pancasila sebagai standar dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Membantu siswa memahami dan menghayati semangat dan prinsip-prinsip dasar Pancasila sebagai warga negara Republik Indonesia, serta menasihati mereka dalam mengamalkan prinsip- prinsip tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. Memampukan siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah yang ada dengan menggunakan kerangka sesuai nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

d. Dalam rangka berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal bangsa Indonesia, penting bagi peserta

(9)

Pendidikan Pancasila 9 dirik untuk mengembangkan sikap mental yang mampu menghayati nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, cinta tanah air, dan persatuan bangsa serta memperkokoh rasa kebersamaan. masyarakat madani yang demokratis, adil, dan bermartabat berdasarkan Pancasila (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2013: viii).

Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 914/E/T/2011, tanggal 30 Juni 2011, sebelumnya telah mengukuhkan pengenalan Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran di perguruan tinggi. Disebutkan di perguruan tinggi wajib mengadakan mata kuliah Pendidikan Pancasila paling sedikit 2 (dua) SKS dilaksanakan dengan bersama. Mata kuliah yang bernama Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS adalah mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Bagian berikut dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Republik Indonesia tentang Pendidikan tinggi memuat pernyataan tentang arti penting dan pedoman pelaksanaan Pendidikan Pancasila sebagai berikut.

a. Pasal 2 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Pancasila menjadi landasan bagi Pendidikan tinggi;

b. Menurut Pasal 35 ayat (3) mata pelajaran agama,

(10)

Pendidikan Pancasila 10 Pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia dimasukkan dalam kurikulum Pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Dengan demikian, berdasarkan ketentuan dalam

“pasal 35 ayat (3) UU No 12 Tahun 2012, ditegaskan bahwa “penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi itu wajib”. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi yang harus dicapai mata kuliah Pendidikan Pancasila yang merupakan bagian dari mata kuliah pengembangan kepribadian adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara mengantarkan mahasiswa”:

a. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;

b. agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati nuraninya;

c. agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai- nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia;

d. agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.

Keberadaan Pendidikan Pancasila yang menjadi bagian dari Pendidikan nasional, diberdayakan dengan didesain untuk tujuan mempersiapkan mahasiswa

(11)

Pendidikan Pancasila 11 sebagai akademisi yang mumpuni, berdedikasi tinggi, kualitas, kritis, inovatif, dinamis dan bermartabat agar:

a. menjadi insan kamil, dengan mempunyai keimanan dan kertakwaan yang baik kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari nurani;

c. sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;

d. mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya;

e. mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni.

Secara spesifik, tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk:

a. memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai- nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilainilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa,

(12)

Pendidikan Pancasila 12 serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal daneksternal masyarakat bangsa Indonesia.

d. mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.

Sebelumnya, penyelenggaraan Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah di perguruan tinggi ditegaskan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 914/E/T/2011, tertanggal 30 Juni 2011, ditentukan bahwa perguruan tinggi harus menyelenggarakan Pendidikan Pancasila minimal 2 (dua) SKS atau dilaksanakan bersama mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan dengan nama Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS.

Selanjutnya, dijelaskan dalam “UU No. 12 tahun 2012, tentang Pendidikan tinggi, yang mempertegas tentang keberadaan Pendidikan Pancasila dan posisinya dalam Pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam pasal-pasal berikut: (a) Pasal 2, menyebutkan bahwa Pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila,

(13)

Pendidikan Pancasila 13 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. (b) Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum Pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama, Pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan dalam pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, ditegaskan bahwa penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi itu wajib diselenggarakan dan sebaiknya diselenggarakan sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri dan harus dimuat dalam kurikulum masing-masing perguruan tinggi. Jadi, memang sudah jelas bahwa keberadaan mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan tujuan dan keinginan negara bukan karena ada intervensi dari satu kelompok atau sesorang, tapi riil keberadaan mata kuliah merupakan salah satu tujuan negara untuk menjadi masyarakat menjadi warganegara yang baik.”

3. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Dan Yuridis Pendidikan Pancasila

a. Sumber Historis Pendidikan Pancasila

Peran sejarah dalam pembentukan dan perumusan Pancasila tidak dapat diabaikan begitu saja. Sejarah menjadi unsur penting dalam

(14)

Pendidikan Pancasila 14 kehidupan bangsa sebab tidak sedikitpun kemerdekaan dilalui tanpa peran tokoh yang rela mengorbankan harta benda dan bahkan jiwa raga.

Mengutip dari ungkapan bung Karno Jas merah yang artinya jangan lupakan sejarah. “Seorang filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, Historia Vita Magistra, yang bermakna, Sejarah memberikan kearifan. Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat umum (common-sense) adalah Sejarah merupakan guru kehidupan.”

Seyogyanya dalam sejarah tidak terlepas dari waktu masa lalu, waktu saat ini, dan masa depan.

Waktu lampau merupakan satu konsep bagaimana peradaban itu dimulai dan kemudian dikembangkan menjadi sumber pengetahuan dan di diskusikan untuk saat ini, hal ini dilakukan karena manusia mempunyai impian untuk masa depan. Oleh karena itu posisi sejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa dilupakan dalam mencapai kesuksesan masa depan. Sedangkan implikasi sejarah dalam Pendidikan Pancasila adalah penting sebagai salah satu upaya dalam membentuk kepribadian mahasiswa di perguruan tinggi, selain itu mahasiswa dengan kajian ini diharapkan mampu meneladani para tokoh bangsa yang dengan gigih dalam membangun keadaan bangsa Indonesia.

(15)

Pendidikan Pancasila 15 b. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila

Keberadaan Pancasila merupakan salah satu bentuk perwujudan dari perkembangan dan keberadaan budaya bangsa Indonesia. Nilai ruh yang menjadi rujukan dalam mengonsep Pancasila tidak lain diambil dan digali dari budaya yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Senyaman dengan ini, bung Karno pernah mengatakan Pancasila berasal dari ciri khas bumi Nusantara. Hal ini dapat memperkokoh bahwasanya Pancasila merupakan cerminan perwujudan karakter para leluhur kita yang harus kita budidayakan. Soekarno salah satu sosok yang karismatik yang dianggap paling berperan dalam penggagasan dasar negara pun merasa tidak terlalu berperan, sebagaimana yang diucapkan oleh belaiu:

“Kenapa diucapkan terima kasih kepada saya, kenapa saya diagung- agungkan, padahal toh sudah sering saya katakan, bahwa saya bukan pencipta Pancasila. Saya sekedar penggali Pancasila daripada bumi tanah air Indonesia ini, yang kemudian lima mutiara yang saya gali itu, saya persembahkan kembali kepada bangsa Indonesia. Malah pernah saya katakan, bahwa sebenarnya hasil, atau lebih tegas penggalian daripada Pancasila ini saudara- saudara, adalah pemberian Tuhan kepada saya.

Sebagaimana tiap-tiap manusia, jikalau ia benar-

(16)

Pendidikan Pancasila 16 benar memohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala, diberi ilham oleh Allah Subhanahu Wata’ala” (Latif, 2011: 21).

c. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila

Indonesia sebuah negara kesatuan juga disebut sebagai negara hukum (rechtsstaat), atau juga disebut sebagai negara yang berdasarkan hukum (rule of law), jadi keberadaannya Pancasila sebagai dasar yang harus dijadikan landasan dalam menyelenggarakan aturan-aturan atau hukum kepemerintahan. Dengan kata lain pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis, di mana posisi pendekatan yuridis menjadi hal utama sebagai pendalaman mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Sesuai dengan posisi hukum yang menjadi dasar utama bahwa salah satu yang melatarbelakangi adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat / mahasiswa tentang posisi undang-undang yang merupakan hal penting dalam suatu tatanan negara.

Peran masyarakat intelektual dalam melihat dan memberdayakan hukum sebagai landasan aturan negara harus dimaksimalkan sebaik-baik mungkin, sebab hukum akan berjalan dengan maksimal manakala setiap masyarakat, mahasiswa dan lainnya berperan di dalamnya, baik selaku pelaku maupun pemantau jalannya hukum. Dengan demikian, adanya pembelajaran mata kuliah Pendidikan

(17)

Pendidikan Pancasila 17 Pancasila dalam pendekatan yuridis diharapkan mahasiswa mampu memahami serta bertanggung jawab dan memantau dalam penyelenggaraan hukum di tatanan kepemerintahan baik itu formal ataupun hukum materiil, sebab efektivitas hukum merupakan sebab terbentuknya tatanan kehidupan sosial yang baik, adil, makmur serta sejahtera.

d. Sumber Politik Pendidikan Pancasila

Posisi politik dalam kehidupan menjadi salah satu peranan penting dalam kajian pendalaman materi Pendidikan Pancasila di jenjang perguru tinggi karena sebagai sarana untuk melihat fenomena- fenomena praktek politik di Indonesia. Dalam pengayaan Pendidikan Pancasila yang dikaji dalam perspektif politik, mahasiswa diharapkan mampu memformulasikan tentang bagaimana cara berpolitik yang baik ideal, baik, dinamis serta menguntungkan banyak kalangan khususnya untuk kemaslahatan kehidupan bangsa Indonesia. Harapan yang lain setelah mahasiswa mempelajari Pancasila dari sudut pandang politik ini yaitu, diharapkan mampu pula mengkaji fenomena-fenomena politik di Indonesia dengan permasalahan yang kerap terjadi dalam praktek politik Indonesia. Dengan penyajian tersebut mahasiswa diaharapkan mampu merumuskan, dan mencari solusi serta memahami bahwa pentingnya Pancasila sebagai pedoman politik bangsa

(18)

Pendidikan Pancasila 18 Indonesia. Di sisi lain keberadaan mahasiswa yang dicap sebagai generasi penerus nantinya akan mampu memformalisasikan konsep serta struktur politik yang baik stabil dan dinamis. Jadi dapat kita pahami bahwa kajian dalam Pendidikan Pancasila adalah kajian di mana nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan dalam perpolitikan Indonesia. Oleh sebab itu dengan adanya kajian tersebut diharapkan mampu menemukan nilai-nilai ideal yang akan menjadi kaedah bangsa dalam membangun konsep politik serta kesadaran pentingnya politik dalam negara dan kekuasaan.

C. Latihan

1. Jelaskan mengapa Pendidikan Pancasila penting dipelajari dan menjadi salah satu mata kuliah yang harus ada di perguruan tinggi !

2. Jelaskan sumber-sumber Pendidikan Pancasila secara Sosiologis !

D. Referensi

Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum. (2016) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

(19)

Pendidikan Pancasila 19 Putri, N. M. (2021). Menelusuri konsep dan urgensi

Pendidikan pancasila.

Admoredjo, Sudjito bin. 2009. “Negara Hukum dalam Perspektif Pancasila”. Makalah dalam Kongres Pancasila di UGM Yogyakarta, 30 --31 Mei s.d. 1 Juni2009.

Referensi

Dokumen terkait

Konsep ini mengubah paradigma pembelajaran pendidikan Pancasila di tingkat perguruan tinggi dimana, penyampaian materi tidak lagi dipusatkan pada dosen ke mahasiswa, dimana

Di Perguruan Tinggi, tujuan pendidikan nasional diatur oleh UU 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi, yang menjelaskan tujuan Perguruan Tinggi yaitu: (1) Membentuk manusia

Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan landasan dan tujuan pendidikan pancasila, pancasila dalam konteks sejarah perjuangan kebangsaaan Indonesia, menghayati dan

Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan

Di dalam dunia pendidikan sejumlah mata pelajaran dapat membentuk kepribadian peserta didik satu diantaranya adalah mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers). Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat.

Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (PTU) merupakan mata kuliah yang sangat penting bagi pembentuk kepribadian dan karakter mahasiswa, sehingga diharapkan

Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Agar pendidikan Pancasila mampu berperan maksimal dalam merevitalisasi dan mereinterpretasi nilai-nilai Pancasila, maka penyelenggaraan