• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Repository UHN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I - Repository UHN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PERJUDIAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (Keputusan Studi Nomor 2380/Pid.Sus/2020/PN Sby)”. Bagaimana penegakan hukum pidana terhadap pelaku perjudian melalui media elektronik (Putusan Studi nomor 2380/Pid.Sus/2020/PN Sby). Dalam arti luas, proses penegakan hukum melibatkan seluruh subjek hukum dalam setiap hubungan hukum.

Namun dalam arti sempit, penegakan hukum hanya menyangkut penegakan aturan formal dan tertulis.7. Berbagai memo penegakan hukum pidana banyak diberitakan di media massa, baik cetak maupun elektronik. Tugas utama penegakan hukum adalah menciptakan keadilan, oleh karena itu melalui penegakan hukum hukum menjadi kenyataan.

Konsep penegakan hukum secara total menghendaki agar seluruh nilai di balik norma hukum ditegakkan tanpa kecuali.

Lembaga-Lembaga Penegakan Hukum

Peradilan adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 guna menyelenggarakan supremasi hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia.27 Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam undang-undang. Nomor 48 Tahun 2009 yang menyatakan Pengadilan tidak dapat menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih undang-undangnya tidak ada atau tidak jelas, melainkan wajib menyelidiki dan mengadilinya.

Tinjauan Umum Pertanggungjawaban Pidana 1. Pengertian pertanggung jawaban pidana

Unsur-Unsur Pertanggungjawaban Pidana

Kemampuan bertanggung jawab didasarkan pada keadaan dan kemampuan jiwa, bukan pada keadaan dan kemampuan berpikir manusia. Pertanggungjawaban pidana bertujuan untuk menentukan apakah tersangka/terdakwa bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan atau tidak. Hubungan antara pelaku dengan perbuatannya menentukan kapasitas tanggung jawab pelaku, jika ia memutuskan (akan) melakukan perbuatan tersebut, maka bentuk hubungan tersebut adalah kesengajaan (lalai). alasan) sebagai unsur pertanggungjawaban pidana, yang lebih tepat menggunakan istilah penghapusan pertanggungjawaban pidana.

Alasan pengampunan tersebut adalah karena tidak adanya pertanggungjawaban pidana sehingga pencipta tidak dihukum atas dasar kritik subjektif, bahkan psikologis.49.

Kesalahan

Perbuatan tercela dianggap ada apabila dengan sengaja atau karena kelalaiannya dilakukan suatu perbuatan yang menimbulkan keadaan atau akibat yang dilarang oleh hukum pidana dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Hubungan antara pelaku dengan perbuatannya ditentukan oleh kemampuan tanggung jawab pelaku, jika ia memutuskan (akan) melakukan perbuatan tersebut, maka bentuk hubungan tersebut adalah kesengajaan (akibat kecerobohan).48. Tidak adanya alasan pengampunan (termasuk alasan pembenaran) sebagai unsur pertanggungjawaban pidana, sehingga lebih tepat menggunakan istilah penghapusan pertanggungjawaban pidana.

Alasan pemberhentian tersebut adalah karena tidak ada pertanggungjawaban pidana, pembuatnya tidak dihukum berdasarkan kritik subjektif, termasuk psikologis.49. disengaja atau lalai), kesalahan yang tidak bersifat psikologis atau normatif telah banyak dibahas oleh para ahli hukum pidana dalam doktrin hukum pidana. Suatu kesalahan sebagai unsur tindak pidana juga akan menganggap kesalahan sebagai unsur pertanggungjawaban pidana.Menurut teori dualistik, suatu kesalahan bukan merupakan unsur tindak pidana, melainkan merupakan unsur pertanggungjawaban pidana. arti seluas-luasnya atau. sebagai unsur pertanggungjawaban pidana merupakan perwujudan asas “tidak ada kejahatan, tidak ada kesalahan” (geen straf zonder schuld). 50 Kesalahan sebagai unsur normatif pertanggungjawaban pidana terletak di luar hukum pidana dalam bentuk hukum kasus, yang banyak dibahas dalam doktrin-doktrin para ahli hukum pidana. Praktek peradilan yang terkenal, yang menguatkan adanya asas “tidak ada kejahatan tanpa kesalahan”51 Menurut ketentuan hukum pidana, bentuk-bentuk kesalahan terdiri atas; A.

Hal ini wajar karena yang pantas mendapatkan hukuman pidana biasanya adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sengaja. Kesengajaan ini harus berkaitan dengan tiga unsur suatu tindak pidana, yaitu 1.: perbuatan yang dilarang, 2.: akibat yang menjadi alasan pokok pelarangan, dan 3.: bahwa perbuatan itu bertentangan dengan hukum.52 . Kelalaian adalah jenis kesalahan yang terjadi karena pelaku tidak memenuhi standar perilaku yang ditetapkan oleh undang-undang. Kelalaian ini timbul karena perbuatan orang itu sendiri. 53.

Alasan Pemaaf

Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Perjudian Online 1. Pengertian Tindak Pidana Perjudian Online dan Unsur-Unsur

Pengaturan Perjudian di Dalam Hukum Positif

Dalam hukum positif, kejahatan perjudian online dibedakan dengan kejahatan perjudian biasa. Tindak pidana perjudian online diatur secara khusus dalam UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik diatur dalam Pasal 27 ayat (2), sedangkan perjudian biasa diatur tersendiri. berdasarkan aturan yang terdapat dalam pasal 303 KUHP.62. Asas pembentukan peraturan perundang-undangan berarti landasan atau sesuatu yang dijadikan landasan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan pidana, yang terkandung dalam asas Lex Specialis Derogate Lex Generalis yaitu asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa undang-undang yang bersifat khusus is (lex specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis).

KUHP mengatur tentang tindak pidana perjudian, namun pengaturan ini bersifat umum, sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dimana diatur dalam Pasal 27 ayat ( 2), sehingga dapat dikatakan bahwa Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Pasal 27 Ayat (2) Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik merupakan peraturan khusus KUHP. .

Pengertian Perjudian Online dan Jenis-Jenisnya a. Perjudian Online

Purbo disebut juga perjudian online atau perjudian melalui media internet (gambling), biasanya dilakukan dengan memasang taruhan pada kegiatan olah raga atau kasino melalui internet. Penjudi diharuskan melakukan deposit terlebih dahulu sebelum dapat berjudi online. Artinya mereka harus mentransfer sejumlah uang ke operator situs perjudian tersebut sebagai setoran awal. Karena anda memasang taruhan pada suatu kompetisi/pertandingan olahraga antara lain sepak bola, bola basket, tinju, bola voli, bulutangkis, esports, motogp dan masih banyak lagi yang lainnya.

Di live casino juga terdapat banyak jenis Baccarat, Roulette, Sicbo Dice, Blackjack, Dragon Tiger, Fantan dan lain-lain. Pada awalnya permainan poker ini sangat populer di facebook, hal ini dikarenakan pemain bisa menjual chip/kredit didalamnya dalam bentuk uang asli. Jadi kini Anda tidak perlu lagi bersusah payah mencari pembeli atau menyelesaikan pinjaman.

Karena bersama kami sports369 Anda dapat melakukannya hanya dengan menggunakan salah satu rekening bank lokal indonesia seperti BCA, MANDIRI, BRI, BNI untuk melakukan transaksi deposit maupun penarikan. Dahulu permainan ini sangat ramai dimainkan oleh para penjudi di Indonesia dengan menggunakan mesin slot di bandar taruhan tanah air. Oleh karena itu kami Sports369 memberikan pilihan kemudahan terbaik untuk Anda dan semua orang agar bisa menyalurkan kegemaran bermain bola tangksa atau yang lebih dikenal dengan judi tikus.

Permainan togel ini sama seperti bola tangka yang sudah lama dikenal oleh para pemain di Indonesia.

Kajian Hukum Perjudian Online

Misalnya hukum pidana dalam menilai perjudian online membahas unsur-unsur perjudian online yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Pasal 27 Ayat (2) Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yaitu. Apabila perbuatan tersangka memenuhi seluruh unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) UU ITE, maka tersangka dinyatakan bersalah melakukan perjudian melalui media elektronik. Sebaliknya, jika salah satu unsur Pasal 27 ayat (2) UU ITE tidak terpenuhi, maka tersangka dianggap tidak bersalah sehingga tidak dapat dihukum.

Kajian filsafat merupakan kajian yang memandang hukum sebagai seperangkat nilai-nilai ideal yang patut menjadi acuan dalam setiap pembentukan, pengaturan, dan pelaksanaan peraturan hukum. Begitu pula dengan tindak pidana perjudian online dengan mengkaji kajian filosofis terbentuknya tindak pidana perjudian online dan tidak lagi membahas unsur dan berat sanksi yang diatur dalam tindak pidana perjudian online pada Pasal 27 ayat (2). UU ITE. , tetapi aspek ideal dan moral dari perjudian online. Misalnya, mengapa mencuri dikategorikan sebagai kejahatan dan bukan pelanggaran ringan? Kajian empiris memandang hukum sebagai suatu realitas, meliputi realitas sosial, realitas budaya dan lain-lain.

Ruang lingkup penelitian dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas pada saat penulisan skripsi, sehingga sangat perlu dipertegas batasan atau ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan penegakan hukum pidana terhadap pelaku perjudian melalui media elektronik dan bagaimana pertanggungjawaban tindak pidana pelaku perjudian melalui media elektronik ditinjau dari kasus putusan no. 2380/Pid.Sus/2020/PN Sby.

Jenis Penelitian

Metode Pendekatan Masalah

Merupakan penelitian yang mengutamakan bahan hukum berupa peraturan perundang-undangan sebagai bahan acuan dasar dalam melakukan penelitian. Pendekatan perundang-undangan biasanya digunakan untuk mengkaji peraturan perundang-undangan yang normanya masih mengandung kekurangan atau bahkan mendorong terjadinya praktik-praktik yang tidak wajar baik pada tataran teknis maupun dalam pelaksanaannya di lapangan. Pendekatan ini dilakukan dengan mengkaji seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan (masalah hukum) yang dihadapi.

Pendekatan legislasi ini dilakukan misalnya dengan mempelajari konsistensi/kesesuaian antara UUD dengan Undang-Undang, atau antara Undang-Undang yang satu dengan Undang-undang yang lain. Merupakan salah satu jenis pendekatan dalam penelitian hukum normatif dimana peneliti mencoba membangun argumentasi hukum dari sudut pandang kasus-kasus konkrit yang terjadi di lapangan, tentunya kasus-kasus tersebut erat kaitannya dengan kasus atau peristiwa hukum yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu, tujuan dari pendekatan semacam ini biasanya adalah untuk menemukan nilai kebenaran dan solusi terbaik atas peristiwa hukum yang terjadi sesuai dengan prinsip keadilan.

Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari kasus-kasus yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang dihadapi.

Sumber Bahan Hukum

Bahan hukum terdiri dari seluruh dokumen peraturan yang bersifat mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang, yaitu peraturan perundang-undangan. Bahan hukum yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer yaitu hasil karya para ahli hukum yang berupa kitab-kitab dan pendapat-pendapat para ulama. Jurnal hukum dari para pengacara dan akademisi hukum yang terkait dengan penelitian ini.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini bahan hukum utama yang digunakan adalah peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Bahan sekunder berupa seluruh publikasi hukum yang bukan merupakan dokumen resmi yang digunakan dalam penelitian adalah putusan pengadilan negeri Nomor 2380/Pid.Sus/2020/PN Sby.

Analisis Bahan Hukum

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dalam perspektif hukum pidana Islam, setiap orang yang telah melakukan tindak pidana dan terhadap perbuatan pidana itu belum sampai dijatuhi hukuman, maka

Orang tidak mungkin dijatuhi pidana kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana, akan tetapi meskipun melakukan perbuatan pidana, dia tidak selalu dapat dipidana

Seseorang atau pelaku tindak pidana tidak akan tidak akan dimintai pertanggungjawaban pidana atau dijatuhi pidana apabila tidak melakukan perbuatan pidana dan

Moeljatno mengatakan,”orang tidak mungkin dipertanggungjawabkan (dijatuhi pidana) kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana. 22 Alf Ros dalam Hidayat.

Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang: Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan,

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah cara menentukan suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai kejahatan atau tindak pidana.1 Menurut Sutherland, kejahatan adalah perilaku

Manfaat Penelitian Bedasarkan tujuan penelitian yang telah disampaikan penulis, maka manfaat penelitian tentang pelaksanaan pembinaan terhadap anak yang melakukan Tindak Pidana

Pengertian dan Unsur-unsur Tindak Pidana Aborsi Abortus provocatus berasal dari bahasa Latin yang secara resmi digunakan oleh kalangan kedokteran dan hukum, yang memiliki arti dengan