Selain itu, pengelolaan sampah juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kajian penelitian terdahulu menunjukkan bahwa peneliti yang melakukan penelitian mengenai pengelolaan sampah di kabupaten Boyolali masih sedikit dan belum ada yang melakukan penelitian mengenai implementasi program desa dalam pengelolaan sampah di Desa Butuh. Penelitian ini akan melihat implementasi program desa dalam pengelolaan sampah di Desa Butuh Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Program pengelolaan sampah desa ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, menjaga kelestarian lingkungan hidup, fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Melihat permasalahan pengelolaan sampah di Desa Butuh, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Implementasi Program Desa dalam Pengelolaan Sampah di Desa Butuh Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali”.
Identifikasi dan Perumusan Masalah .1 Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Untuk mendeskripsikan implementasi program desa dalam pengelolaan sampah di Desa Butuh Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program desa dalam pengelolaan sampah di Desa Butuh Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.
Kegunaan Penelitian .1 Secara Teoritis
Secara Praktis 1. Bagi Peneliti
Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Penelitian Terdahulu
Administrasi Publik
- Pengertian Administrasi Publik
- Paradigma Administrasi Publik
Chandler dan Plano berpendapat dalam Rahman bahwa administrasi publik mengatur dan mengkoordinasikan sumber daya serta personel pemerintah untuk merumuskan, melaksanakan, dan mengelola keputusan tentang kebijakan pemerintah. Selain itu mereka juga mengemukakan bahwa administrasi publik dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola “urusan publik” dan melaksanakan tugas yang telah ditetapkan sebelumnya. Administrasi publik sebagai ilmu yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah sosial dengan melakukan perbaikan pada organisasi, tenaga kerja dan anggaran.
Ketiga, berdasarkan kategori manajemen, dimana administrasi publik berperan sebagai fungsi eksekutif pemerintahan atau spesialisasi manajemen. Menurut Pasolong (2007), administrasi publik adalah suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga dalam pelaksanaan tugas publik dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan publik secara efektif dan efisien. Dengan demikian, pengertian paradigma administrasi publik adalah suatu model atau pola mengenai fokus dan lokus atau kedudukan administrasi publik (Revida dkk, 2020: 7).
Taylor dengan 4 prinsip dasar administrasi publik yaitu pengembangan ilmu manajemen, seleksi pegawai, pendidikan dan pengembangan pegawai, serta kerjasama antara atasan dan bawahan. Dalam paradigma ini administrasi publik merupakan bagian dari ilmu politik, yaitu sebagai otoritas eksekutif politik. Dalam paradigma ini, administrasi publik kembali ke ilmu administrasi dan mulai menerapkan teori organisasi dan ilmu manajemen.
Administrasi publik lama juga disebut sebagai administrasi publik klasik dan mengadopsi prinsip dan fungsi administratif. Selain mengedepankan efektivitas dan efisiensi, juga menerapkan keadilan sosial dan sikap menjunjung harkat dan martabat manusia sebagai pelaksana administrasi publik. Paradigma ini muncul sejak tahun 1992, ketika Osborne dan Gaebler mendorong perlunya tata kelola kewirausahaan atau reinventing Government dengan sepuluh prinsip dasar tata kelola publik.
Kebijakan Publik
Paradigma ini lahir dari kritik terhadap Manajemen Publik Baru dengan alasan Manajemen Publik Baru tidak dapat menerapkan prinsip-prinsip pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Titmuss (1974) berpendapat bahwa kebijakan adalah prinsip untuk mengatur tindakan dan mengarah pada pencapaian tujuan. Sedangkan Edi Suharto (2008) mengartikan politik sebagai suatu ketentuan yang di dalamnya terdapat asas-asas sebagai arahan untuk melaksanakan tindakan yang dilakukan sesuai rencana dan sesuai dengan pencapaian suatu tujuan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian kebijakan adalah serangkaian program dan kegiatan yang sebelumnya ditentukan oleh pengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa definisi kebijakan publik dalam buku Winarno (2002:15) berjudul “Public Policy Theory and Process”, Robert Eyestone secara garis besar menjelaskan bahwa konsep kebijakan publik adalah hubungan antara pemerintah dan lingkungan sekitar. Dye memberikan batasan pada kebijakan publik, ia mengartikan kebijakan publik sebagai segala sesuatu yang telah dipilih oleh pemerintah untuk bertindak atau tidak bertindak.
Lebih lanjut Richard Rose mengemukakan bahwa kebijakan publik merupakan serangkaian kegiatan yang sedikit banyak mempunyai hubungan dan konsekuensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, bukan suatu keputusan tunggal. Dalam Winarno, Anderson memberikan definisi kebijakan publik sebagai tindakan yang dipilih atau ditentukan oleh satu atau lebih aktor untuk mengatasi permasalahan. Pertama, arah kebijakan publik merupakan maksud dan tujuan yang direncanakan oleh para aktor dalam sistem politik.
Ketiga, kebijakan, yaitu tindakan yang diambil pemerintah untuk mengatur perdagangan dan inflasi serta mendorong perumahan rakyat, dan bukan sesuai keinginan pemerintah. Hal ini bersifat negatif bila kebijakan mencakup keputusan yang dibuat oleh pejabat di pemerintahan, namun tidak ada tindakan yang diambil untuk mengatasi permasalahan yang memerlukan intervensi pemerintah. Dengan demikian, kebijakan publik dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan atau keputusan yang dipilih oleh pejabat pemerintah untuk melakukan penyelesaian terhadap suatu permasalahan publik.
Proses Kebijakan Publik
Implementasi Kebijakan
- Pengertian implementasi kebijakan
- Faktor - faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan
Setelah kebijakan atau program dipilih, maka kebijakan atau program tersebut harus dilaksanakan agar mempunyai dampak dan mencapai tujuan. Implementasi kebijakan secara luas diartikan sebagai alat administrasi publik, dimana aktor politik, organisasi, prosedur, teknik dan sumber daya diorganisasikan secara bersamaan untuk melaksanakan kebijakan publik dan mencapai tujuan (B. Sore, 2017: 78). Kajian implementasi kebijakan sudah memasuki generasi ketiga, sedangkan generasi pertama memperkenalkan pendekatan top-down.
Pendekatan ini menilai sejauh mana tindakan para pelaksana kebijakan selaras dengan proses dan tujuan yang ditetapkan oleh pembuat kebijakan di tingkat pusat. Menurut pakar yang disampaikan Agustino dalam Sawir, berikut beberapa pendekatan top-down dalam implementasi kebijakan, yaitu:
Model Donald van Metter dan Carl van Horn (1975)-A Model of The Policy
Model George C. Edward III (1980)-Direct and Indirect Impact of Implementation
Dalam implementasinya sering terjadi miskomunikasi karena komunikasi melewati beberapa tingkatan birokrasi. Namun para pelaksana kebijakan memerlukan kejelasan agar tujuan yang ingin dicapai sejalan dengan isi kebijakan. Jika perintah yang diteruskan sering berubah-ubah maka para pelaksana kebijakan akan merasa kebingungan dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
Sekalipun komunikasi mengenai kebijakan tersebut dilaksanakan dengan baik, namun jika sumber daya pelaksana sebagai pelaksana kebijakan kurang maka implementasinya tidak dapat berjalan dengan baik. Salah satu penyebab kegagalan implementasi kebijakan adalah kurangnya staf, staf yang tidak memadai dan kurang kompeten di bidangnya. Wewenang diartikan sebagai legitimasi atau wewenang yang ditentukan secara politis bagi para pelaksana kebijakan dalam menjalankan kebijakan.
Proses implementasi bisa gagal bila kewenangannya nol sehingga menyebabkan kekuasaan para pelaksana menjadi tidak sah di mata masyarakat. Namun dalam konteks lain, ketika terdapat kewenangan formal, seringkali terjadi kesalahan dalam melihat efektivitas kewenangan tersebut. Namun di sisi lain, efektivitas kewenangan dapat mengalami penurunan jika pelaksana kebijakan menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Sekalipun staf yang ada memadai dan mempunyai pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan serta mempunyai kewenangan dalam melaksanakan tugasnya, namun implementasi kebijakan atau program tidak akan berhasil jika tidak ada fasilitas pendukung seperti infrastruktur yang baik. Selain memiliki pengetahuan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan, . Pelaksana kebijakan harus mempunyai sikap dan kemampuan. Sekalipun sumber daya untuk melaksanakan kebijakan sudah ada, mempunyai pengetahuan dan keinginan, tidak menutup kemungkinan kebijakan tersebut tidak berhasil karena lemahnya struktur birokrasi.
- Konsep Sampah .1 Pengertian Sampah
- Jenis-jenis Sampah
- Pengelolaan Sampah
- Operasionalisasi Konsep
- Implementasi Program Desa Dalam Pengelolaan Sampah di Desa Butuh Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali
- Metode Penelitian .1 Tipe Penelitian
- Situs Penelitian
- Subjek Penelitian
- Jenis Data
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data 1) Wawancara
- Teknik Analisis Data
Pengelolaan sampah adalah kegiatan pengurangan dan pengelolaan sampah yang dilakukan secara sistematik, menyeluruh dan berkesinambungan (UU RI 2008). Undang-undang di atas menjelaskan tentang penyelenggaraan pengelolaan sampah, baik sampah rumah tangga maupun sampah sejenis rumah tangga, yang dilaksanakan melalui pengurangan sampah dan pengelolaan sampah. Menurut Suyon dan Budiman dalam Yadi Hartono, Dwi Mardhia, Ieke Wulan Ayu (2020:37), pengelolaan sampah adalah kegiatan pengendalian sampah yang dimulai dari penyimpanan sementara dan pengumpulan sampah, pengangkutan sampah untuk diolah hingga ke tahap akhir pembuangan yang berdasarkan prinsip kesehatan bagi masyarakat dan lingkungan hidup.
Kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengelolaan, administrasi, aspek hukum, kontribusi masyarakat dan teknologi yang digunakan. Pengelolaan sampah yang dilakukan berkaitan dengan aspek ekonomi, politik, antropologi atau sosiologi, topografi atau geografis, bentang alam, demografi, tata kota, AMDAL dan ekologi. Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep pengelolaan sampah adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dan mengelola sampah dengan cara mengumpulkan sampah, mengangkut sampah untuk pengolahan sampah serta menjalankan prinsip kesehatan manusia dan lingkungan.
Implementasi program desa dalam pengelolaan sampah merupakan suatu prestasi dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya masalah lingkungan hidup yaitu pengelolaan. Penelitian yang dilakukan peneliti adalah mendeskripsikan implementasi program desa dalam pengelolaan sampah di Desa Butuh Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali dengan menggunakan 4 faktor yang mempengaruhi terlaksananya program tersebut. Komunikasi yaitu adanya transmisi, kejelasan tujuan dan sasaran serta konsistensi pelaksana yang mendukung pelaksanaan program Desa Butuh dalam pengelolaan sampah.
Disposisi, berupa sikap atau karakteristik pelaksana program desa dalam pengelolaan sampah, seperti efek disposisi, pengaturan birokrasi dan insentif. Peneliti memutuskan untuk melaksanakan program pengelolaan sampah desa karena adanya peningkatan kegiatan pembangunan ekonomi di desa yang diikuti dengan bertambahnya jumlah penduduk desa, sehingga jumlah sampah juga semakin meningkat setiap harinya, namun pengelolaan sampah tidak dilakukan. yang dilakukan di desa belum berfungsi maksimal dan masih menggunakan paradigma lama. Apabila pengelolaan sampah mengikuti kebijakan/program yang ada maka pengelolaan sampah dapat optimal dan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan maupun masyarakat.
Penelitian ini mendeskripsikan suatu fenomena penelitian yang dilakukan melalui wawancara terhadap informan yang dianggap memahami permasalahan penelitian, observasi subjek penelitian dan dokumentasi untuk memperoleh data yang mendalam mengenai pelaksanaan program pengelolaan sampah desa di Desa Butuh Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. . Pemilihan lokasi penelitian dilakukan untuk memudahkan perolehan data atau informasi dari informan tentang pelaksanaan program pengelolaan sampah desa di Desa Butuh.