• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

25 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Interpersonal

1. Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar, cepat tanggap dalam menghadapi masalah, cepat mengerti dengan penjelasan. Daryanto (2006:

41) mengungkapkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan sesorang dalam memecahkan masalah yang dihadapi yang menuntut kemampuan fikiran. Menurut Safaria (2005: 23-24) meyatakan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan menciptakan, membangun dan mempertahankan suatu hubungan antar sosial yang sehat dan saling menguntungkan.

Binet seorang tokoh perintis pengukuran inteligensi, menjelaskan bahwa inteligensi merupakan kemampuan individu mencakup tiga hal. Pertama, kemampuan mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, yang mana sesorang memiliki kemampuan menetapkan tujuan untuk dicapainya. Kedua, kemampuan untuk merubah tindakan yang mana individu mampu melakukan penyesuaian diri dalam lingkungan tertentu, Ketiga, kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, yang mana individu mampu melakukan perubahan atas kesalahan- kesalahan. Kecerdasan anak tidak hanya diukur dengan kecerdasan atau IQ (intelligence quotient). Gardner (dalam Aziz, 2001) mengungkapkan bahwa manusia memiliki 9 kecerdasan. Salah satu dari 9 kecerdasan tersebut adalah kecerdasan interpersonal.

Williams (2005: 162) mengungkapkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain..

Kemampuan ini melibatkan kemampuan verbal dan non verbal, kemampuan kerjasama, manyelesaikan konflik, strategi membangun konsensus, menghormati, memimpin dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan umum. Gordon dan

(2)

26 Huggins (2013: 570) menyebut kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan sosial, dengan memiliki kecerdasan sosial dapat membantu untuk memahami perasaan dan intensi orang lain.

Menurut Amstrong (2002: 21) mengungkapkan kecerdasan interpersonal mencakup kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain, kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini mencakup banyak kecakapan, yakni kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat, kemampuan membedakan dan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan perilaku positif tertentu, kemampuan untuk memiliki empati pada orang lain, melakukan organisasi kelompok untuk mencapai tujuan bersama, kemampuan mengenali dan membaca pikiran orang lain, kemampuan berteman atau menjalin kontak. Gardner (dalam Tadkiroatun, 2005: 67) menyatakan kecerdasan interpersonal juga dipengaruhi oleh interaksi sosial manusia. Kecerdasan interpersonal dibangun oleh kemampuan dasar untuk memahami perbedaan, khususnya perbedaan suasana hati, intensi, maksud, temperamen, dan motivasi

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membangun suatu hubungan yang meliputi kepekaan sosial yang ditandai dengan memiliki perhatian terhadap semua teman tanpa memilih-milih teman, pemahaman sosial yang ditandai dengan anak dapat menyelesaikan konflik atau masalah walaupun dengan dibimbing guru, dan komunikasi sosial yang ditandai dengan ungkapan pendapat pada temannya tanpa didekati oleh tamannya terlebih dahulu. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA) dalam kecerdasan interpersonal anak usia 4-5 tahun antara lain: a) memiliki rasa empati, b) menghargai orang lain, c) menghargai kelebihan orang lain, d) mengendalikan perasaan, e) memahami orang lain.

2. Rambu-Rambu Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Pada AUD Anak usia 4-5 tahun yang masuk dalam kelompok A di taman kanak- kanak mulai mengenal lingkungan baru yaitu sekolah, anak mengenal teman baru

(3)

27 dan pendidik. Kecerdasan interpersonal pada fase ini pada umumnya belum berkembang dengan baik dengan masing-masing memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Campbell (2002: 198) menyatakan kemampuan interpersonal sangat erat kaitannya dalam hubungan diri sendiri dan orang lain.

Menurut Bronson (dalam Tadkiroatun, 2005: 90.91), anak usia 4-5 tahun menunjukkan peningkatan minat terhadap kelompok dalam kegiatan bermain, relatif berkembang mengikuti permainan kooperatif yang diwarnai aktifitas memberi dan menerima. Bredkemp dan Couple (dalam Tadkiroatun, 2005: 91) menyatakan anak usia empat tahun mulai mempunyai keinginan untuk menyenangkan teman, memuji orang lain, dan tampak senang memiliki teman.

Brewer (dalam Tadkiroatun, 2005: 90), anak berusia empat tahun sudah menunjukkan hal-hal sebagi berikut :

a. Lebih mengembangkan perasaan yang aluristik atau mementingkan kepentingan orang lain, anak sudah mulai mengurangi karakter egoisnya.

b. Sudah mengerti perintah dan mengikuti beberapa aturan dalam permainan atau dalam kelompok. Pada usia empat tahun anak mulai bermain dengan beberapa teman atau kelompok yang tentunya memiliki aturan main.

c. Memiliki keterikatan kuat terhadap rumah dan keluarga.

d. Mulai dapat berkomunikasi mengenai pemberian tugas dan bekerjasama dengan teman.

Hoerr (2007: 19) menyatakan bahwa kecerdasan interpersonal dapat dikembangkan menggunakan kerjasama, bermain secara berkelompok dapat memberi kesempatan anak untuk mengajari teman sebayanya, mendiskusikan masalah bagaimana menyelesaikannya, menciptakan situasi yang dapat membuat anak saling mengamati dan memberi masukan. Claire dan Huggins-Cooper (2013:

59) menyatakan terdapat beberapa hal untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal yaitu dengan mengembangkan komunikasi nonverbal, mengarahkan anak menjalin pertemanan, adanya tantangan dalam menjalin hubungan, dan masalah sosial.

(4)

28 Beberapa pendapat para ahli diatas dapat dijadikan pedoman bahwa selayaknya seorang pendidik memperhatikan tahap-tahap usia anak dalam memberikan pembelajaran sehingga ada kesesuaian dan ketepatan dalam perkembangan yang dicapai.

3. Fungsi Dan Tujuan

Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal mempunyai ciri-ciri: senang bersosialisasi dengan teman sebayanya, menunjukkan bakat jadi pemimpin, mudah bergaul dengan teman-teman seusianya, sangat senang bermain dalam kelompok, memiliki empati yang baik, banyak disukai teman-temannya dan mampu memahami maksud orang lain. Setiap anak memiliki ciri-ciri tersebut meskipun tidak semua dapat mengerti dan peka terhadap perasaan, pikiran, dan perilaku sehingga akan dapat menghargai orang lain. Menurut Amstrong (2002:

33) kecerdasan interpersonal anak memiliki ciri-ciri sebagi berikut : a. Mempunyai banyak teman.

b. Banyak bersosialisasi di sekolah ataupun dilingkungan, ikut dalam kelompok di luar jam sekolah.

c. Berperan sebagi penengah ketika terjasi konflik.

d. Menikmati permainan kelompok.

e. Berempati terhadap yang dirasakan orang lain (menolong teman jatuh, memposisikan pada teman yang mengalami masalah).

f. Dicari sebagai penasihat atau pemecah masalah oleh teman-temannya.

g. Menikmati mengajari orang lain.

h. Tampak mempunyai bakat kepemimpinan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa beberapa ciri-ciri kecerdasan interpersonal dalam penelitian merupakan ketrampilan dalam membangun hubungan dengan orang lain dan kemampuan kepekaan terhadap maksud orang lain. Diharapkan permainan flashcard emoji dapat memberikan cara baru dalam mengenalkan konsep ragam ekspresi dan maknanya kepada anak usia dini.

(5)

29 Dengan begitu kemampuan yang dimiliki anak dalam kecerdasan interpersoanal dapat meningkat, khususnya pada anak TK A Sartiasari Surabaya.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Interpersonal Anak Menurut Ishjoni (2009) meningkatnya kecerdasan anak dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yaitu:

a. Faktor internal meliputi genetik, keturunan, psikologi dan kesehatan.

b. Faktor eksternal meliputi pola asuh orang tua, lingkungan (pembelajaran di sekolah).

Beberapa faktor penyebab menurunnya kecerdasan interpersonal anak antara lain: kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru lebih mengutamakan kecerdasan akademik seperti belajar membaca, berhitung, menulis yang menjadi tuntutan orang tua dan metode belajarnya dikerjakan secara individu, guru kurang memberikan kesempatan anak dalam kegiatan berkelompok, kurang mengasah kemampuan anak dalam kepekaan memahami orang lain sikap simpati, empati dan guru kurang memberikan pengenalan ataupun penetapan aturan dalam bertingkah laku. Menurut Isjoni (2009) menyatakan ketergantungan terhadap sesuatu membuat anak menjadi tidak mandiri dan tidak bisa menyelesaikan masalah dirinya sendiri.

Armstrong (2013) menyatakan ada beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal pada anak antara lain : menngembangkan dukungan kelompok (peer sharing), menetapkan tata tertib tingkah laku, memberi kesempatan bertanggung jawab saat di rumah, diajak ikut serta menyelesaikan konflik, mengerjakan kegiatan sosial di lingkungan, menghargai perbedaan pendapat teman seusianya, menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan sosial melalui kegiatan seni, melatih kesabaran anak.

(6)

30 B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin mining yang secara harfiah berarti tengah atau pengantar, media juga bisa diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima (Azhar Arsyad, 2011: 3). Menurut Heinich, Molinda dkk (dalam Hernawan, 2007: 44) media merupakan saluran komunikasi.

Media adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dan sebagai sumber belajar untuk anak didik yang bertujuan dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian peserta didik dalam mengikuti kegiatan pemeblajaran.

Menurut Permendiknas No. 40 Tahun 2008, media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran.

Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Banyaknya bentuk-bentuk media, maka guru harus dapat memilih disesuaikan dengan kebutuhan sehingga dapat digunakan dengan tepat. Kustandi dan Sutjipto (2013: 8) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Gagne (dalam Dina, 2011: 14) media merupakan wujud dari adanya berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak yang dapat merangsang anak untuk belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa media flashcard emoji merupakan alat atau perlengkapan yang dapat membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran antara guru dengan peserta didik agar proses interaksi pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien merangsang minat, pikiran dan menyenangkan anak.

(7)

31 2. Manfaat Media Pembelajaran

Beberapa manfaat dari penggunaan media menurut Sadiman (2012: 17) antara lain: 1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan saja). 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, film bingkai atau model. 3) penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

Manfaat lain dari penggunaan media menurut Sanaky (2013: 5) yaitu:

1) Pembelajaran lebih menarik perhatian anak sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami anak didik, serta memungkinkan anak menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, anak tidak bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

4) Anak lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan.

Dari manfaat media yang telah dijelaskan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah untuk mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan efektif serta mempercepat pemahaman materi yang dijelaskan oleh guru kepada peserta didik.

3. Media Flashcard Emoji

Menurut Arsyad (2016:115) flashcard adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menghadapkan anak kepada suatu media dengan gambar. Flashcard emoji merupakan media pembelajaran visual, bisa dipegang, diraba yang berfungsi sebagai media alat

(8)

32 bantu dalam kegiatan pembelajaran. Flashcard emoji dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan bermain, yang menampilkan gambar-gambar ekspresi, dimana setiap flashcard memiliki variasi ekspresi yang berbeda.

Flashcard emoji yang digunakan sebagai bahan penelitian penulis berbentuk grafis mudah dibawa, tidak memerlukan banyak ruang dalam penyimpanan berupa kartu berukuran 15 x 15 cm, praktis terbuat dari kertas buffalo berwarna warni, mudah didapatkan dengan cara membuat sendiri, bergambar ekspresi wajah dengan beberapa karakter yang menekankan makna dari gambar emoji senang, gembira, sedih, marah, takut, menangis. Kelebihan flashcard emoji menurut Sadiman (2006: 29) bahwa: (1) sifatnya konkret (2) bentuknya praktis dengan keterbatasan ruang (3) dapat mengatasi keterbatasan kita,(4) dapat memperjelas masalah, (5) murah harganya dan mudah didapat serta mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Flashcard emoji memberi peluang anak untuk belajar mengasah kepekaan empati, bekerjasama, berbagi rasa, menjalin kontak, mengorganisasi, memotivasi memahami maksud orang lain. Pengetahuan tentang ragam ekspresi mudah diingat dan dimaknai dalam upaya untuk meningkatkan kecerdasan anak usia 4-5 tahun, flashcard emoji dapat mempermudah anak mengungkapkan perasaan yang dirasakan sehingga anak semakin cerdas dalam mengenali perasaan yang dimiliki, membiasakan anak untuk mengungkapkan apa yang anak rasakan dan memahami perasaan orang lain. Belajar sambil bermain dengan media flashcard emoji dapat meningkatkan rasa empati, kontrol diri, kemampuan berkomunikasi, berani mengungkapkan emosinya secara tepat. Arsyad (2016: 115) menjelaskan bahwa penggunaan media flashcard dalam pembelajaran merupakan suatu proses, cara menggunakan kartu belajar yang efektif berisi gambar, huruf, angka atau tanda simbol untuk membantu mengingatkan atau mengarahkan anak kepada sesuatu yang berhubungan dengan flashcard tersebut serta merangsang pikiran dan minat anak dalam meningkatkan kecakapan pengenalan simbol, tulisan dan pemahaman arti atau makna yang terkandung dalam bahan tulisan.

Berdasarkan uraian di atas pengenalan ragam ekspresi melalui media flashcard emoji sangat sesuai dan dapat dijadikan rujukan baru agar anak memiliki

(9)

33 banyak pilihan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik di sekolahnya.

C. Kerangka Berpikir

Beberapa metode pembelajaran menarik bisa diterapkan sebagai stimulus kecerdasan interpersonal anak salah satunya adalah metode flashcard emoji yang banyak memberikan manfaat tentang pemahaman ragam ekspresi wajah, suara, dan gerak isyarat. Anak dengan kecerdasan interpersonal mempunyai banyak kemampuan, yaitu kemampuan berempati, kemampuan mengorganisasi, kemamapuan memahami atau membaca pikiran orang lain, kemampuan bersosialisasi dan menjalin kontak pertemanan.

Pembelajaran dengan media flashcard emoji dapat mengupayakan peningkatan kemampuan kecerdasan interpersonal anak, karena flashcard emoji dapat mengasah kepekaan empati, bekerjasama, berbagi rasa, menjalin kontak, mengorganisasi, memotivasi memahami maksud orang lain. Pengetahuan tentang ragam ekspresi mudah diingat dan dimaknai dalam upaya untuk meningkatkan kecerdasan anak. Oleh karena itu penggunaan media flashcard emoji diharapkan dapat membantu memecahkan masalah di kelompok A TK Sartiasari dengan tujuan meningkatkan kecerdasan interpersonal anak. Indikator dalam pembelajaran ini meliputi: a) menyebutkan ragam ekspresi flashcard emoji, b) menirukan ragam ekspresi flashcard emoji, c) mengelompokkan ekspresi flashcard emoji, d) menebak ekspresi dengan flashcard emoji.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Perkembangan Kecerdasan Interpersonal Anak :

Tindakan Kelas Hasil

Kondisi Awal

Kecerdasan Interpersonal kurang optimal

Menggunakan media flashcard emoji

Meningkatnya Kecerdasan Interpersonal

Referensi

Dokumen terkait

Secara ringkas peneliti dapat menarik kesimpulan dari pengertian kamus dari beberapa pendapat ahli yang dikemukan bahwa kamus (1) merupakan sebuah buku yang memuat daftar

Berdasarkan dari paparan di atas yaitu unsur – unsur media tersebut dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi yang diberikan oleh guru, unsur – unsur

Jadi berdasarkan uraian definisi tentang motivasi diatas dan sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh suciati (2006) maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa fungsi menulis itu sangat banyak, salah satunya bagi siswa Sekolah Dasar yaitu; dengan menulis siswa akan lebih

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran flashcard merupakan media yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa karena terbukti

Media merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Musfiqon, 2012 :28). Media

Berdasarkan pendapat ahli, peneliti menyimpulkan bahwa metode guided discovery merupakan metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan percobaan

Dari beberapa pendapat mengenai teori kinerja guru, Peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru adalah bagaimana guru menyiapkan atau merencanakan proses pembelajaran dengan