Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah perubahan pada diri seseorang yang merupakan hasil pengalaman dan latihannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Muhibbin (2008), mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa secara global menjadi tiga jenis, yaitu: . a) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa). Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yaitu keadaan atau kondisi fisik dan mental siswa. b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa).
Faktor eksternal (faktor luar siswa), yaitu kondisi lingkungan sekitar siswa. c) Faktor pendekatan pembelajaran (approach to learning). Sedangkan menurut Suryabrata (2004), faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor non sosial banyak sekali, diantaranya adalah faktor yang berasal dari luar selain manusia, misalnya: kondisi iklim, suhu udara, cuaca, waktu (pagi/siang/sore), tempat (lokasi, bangunan), alat-alat yang digunakan. studi (bahan kantor, buku, alat peraga). 2) Faktor sosial.
Karakteristik Kemandirian Belajar
Siswa yang belajar secara mandiri bertanggung jawab secara mandiri dalam menganalisis, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajarnya sendiri. Pembelajar mandiri dapat mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan selama proses pembelajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, mengontrol waktu dan usaha mereka untuk belajar, dan menciptakan atau mengatur umpan balik terhadap pekerjaan mereka. Siswa yang belajar mandiri harus mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar mandiri meliputi belajar mandiri, mandiri bertanggung jawab menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, mengidentifikasi apa yang diperlukan selama proses pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, pengendalian. meluangkan waktu dan berusaha untuk belajar serta menciptakan atau mengatur umpan balik dari pekerjaannya dan untuk mencapai tujuan belajar serta menimba ilmu, siswa belajar mandiri harus mempunyai motivasi yang kuat.
Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Motivasi Berprestasi
Pengertian Motivasi Berprestasi
Menurut McClelland (dalam Hadeli, 2007) pengertian motivasi berprestasi diartikan sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan atau keberhasilan dalam persaingan dengan ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain atau prestasi diri sendiri. Lindgren (dalam Hadeli, 2007) menyatakan hal yang sama bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan prestasi, yaitu menguasai, memanipulasi dan mengelola lingkungan sosial dan fisik, mengatasi segala hambatan dan mempertahankan kualitas hidup yang tinggi. pekerjaan, kompetisi. melalui usaha-usaha untuk melampaui hasil-hasil pekerjaan sebelumnya, serta melampaui hasil-hasil pekerjaan lainnya. Menurut Atkinson dan Raynor (2008) motivasi berprestasi adalah faktor-faktor yang menentukan perilaku manusia dalam mencapai prestasi yang berkaitan dengan beberapa kriteria keunggulan.
Motivasi berprestasi terjadi ketika individu mengetahui bahwa dirinya dihargai (oleh dirinya sendiri atau orang lain). Menurut Morgan dkk (dalam Tresnawati, 2001) dalam buku “Pengantar Psikologi” merumuskan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu upaya untuk mencapai sesuatu dan agar berhasil dalam melaksanakan tugas. Santrock (dalam Sobur, 2003) merumuskan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan untuk menyempurnakan sesuatu, untuk mencapai standar keunggulan, dan mencurahkan upaya atau upaya untuk unggul.
Sejalan dengan pendapat di atas, Santrork (2003) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar keberhasilan dan melakukan suatu usaha dengan tujuan mencapai keberhasilan. Lebih lanjut dijelaskannya bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu untuk mencapai kesuksesan dan bertujuan untuk berhasil dalam persaingan dengan ukuran keunggulan (standar keunggulan). Atkinson (dalam Hadeli, 2007) menyatakan bahwa motivasi berprestasi seseorang didasarkan pada dua hal, yaitu kecenderungan untuk mencapai kesuksesan dan kecenderungan untuk menghindari kegagalan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi atau motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang berkaitan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, lebih efisien dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan atau keberhasilan dalam persaingan dengan ukuran tertentu. . Bisa jadi prestasi orang lain atau prestasi Anda sendiri. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal.
Faktor-faktor yang Mempengaruh Terhadap Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh dua factor, yaitu internal dan
Hal ini tergantung pada besarnya dorongan individu untuk mengerahkan upaya maksimal, mencapai hasil yang diinginkan dan menghindari kegagalan dalam mencapai tujuan.
Karakter Motivasi Berprestasi
Ciri-ciri Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi
Bersikaplah gigih atau gigih dalam menyelesaikan tugas meskipun tugas tersebut menjadi sulit dan selesaikan tugas dengan cepat. Mereka juga lebih berorientasi pada tugas dan berusaha bekerja serta menyelesaikan tugas lebih banyak dibandingkan individu dengan motivasi berprestasi rendah. Berdasarkan pendapat di atas, individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas yang berkaitan dengan prestasi.
Pengertian Kepercayaan Diri
Percaya diri adalah perasaan atau sikap dimana Anda tidak perlu membandingkan diri Anda dengan orang lain karena Anda merasa cukup aman dan tahu apa yang Anda butuhkan dalam hidup. Orang yang percaya diri tidak membutuhkan orang lain sebagai standar karena mereka dapat menetapkan standarnya sendiri dan selalu mengembangkan motivasinya. Lebih lanjut Radenbach (2008) menyatakan bahwa percaya diri bukan berarti bersuara keras atau sering menghibur dalam kelompok, namun percaya diri bukan berarti kebal terhadap rasa takut.
Keyakinan adalah kemampuan mental untuk mengurangi pengaruh negatif keraguan, sehingga memungkinkan kepercayaan diri setiap orang digunakan dalam kemampuan dan pengetahuan pribadi untuk memaksimalkan efek. McClelland (dalam Luxori, 2005) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah pengendalian internal, rasa adanya sumber kekuatan dalam diri, kesadaran akan kemampuan diri dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil. Menurut Tosi dkk (dalam Lie, 2003), rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan dalam diri seseorang bahwa individu tersebut mampu mencapai kesuksesan dengan mengandalkan usahanya sendiri.
Rasa percaya diri merupakan fungsi langsung dari penafsiran seseorang terhadap kemampuan dirinya.Selanjutnya Syamsudin (2003) mengartikan rasa percaya diri sebagai suatu perasaan yang mengandung daya, kesanggupan dan keterampilan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu yang didasari oleh keyakinan akan keberhasilan. Rasa percaya diri merupakan aspek kepribadian yang berupa keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai keinginannya, bahagia, optimis, cukup toleran dan bertanggung jawab. Lebih lanjut Hadeli (2000) berpendapat bahwa rasa percaya diri adalah sikap seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, mandiri dan mempunyai kemampuan untuk memiliki dan mencapai segala sesuatu yang diinginkannya.
Hal ini sesuai dengan pandangan Afiatin dan Andayani (2001) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang mencakup keyakinan terhadap kelebihan, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, sehingga seseorang tidak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai dengan keinginannya. menjadi bahagia dan optimis, cukup toleran dan bertanggung jawab dan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
Murray (Song dan Hattie, 2002) menyatakan bahwa orang dengan motivasi berprestasi yang tinggi menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab yang tinggi, selalu berusaha mencapai hasil yang baik, aktif dalam kehidupan sosial, cenderung memilih teman dibandingkan hanya sekedar teman, dan memiliki sifat ulet. untuk memberikan tekanan pada masyarakat. Pembentukan rasa percaya diri terjadi melalui suatu proses dan rasa percaya diri yang dimiliki individu berada pada tingkat yang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor seperti gaya pengasuhan, tingkat pendidikan, sosial, ekonomi, gender dan proses pembelajaran (Martini, 2001) dan Lonsoncy. (2001) menyatakan, bahwa kepercayaan diri berasal dari kesuksesan pribadi di masa lalu. Hal ini dikarenakan rasa percaya diri terbentuk dari interaksi individu dengan lingkungannya, misalnya lingkungan keluarga.
Dari pemikiran di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa ada tiga faktor yang menentukan terbentuknya rasa percaya diri, yaitu faktor bawaan, pengalaman awal dalam keluarga dan pengalaman kemudian.
Aspek Kepercayaan Diri
Karakteristik Individu yang Percaya Diri
Miliki pandangan positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi di luar diri Anda. Miliki harapan yang realistis pada diri sendiri sehingga ketika harapan tersebut terwujud, Anda tetap bisa melihat sisi positif dari diri sendiri dan keadaan yang terjadi.
Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Kepercayaan Diri
Hubungan Motivasi Berprestasi dan Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian Belajar
- Kerangka Konsep
- Hipotesis Penelitian
Berdasarkan sejumlah teori yang dikemukakan, aspek seperti motivasi dan rasa percaya diri dianggap paling penting dalam menentukan kemandirian belajar seorang siswa. Selain motivasi berprestasi, rasa percaya diri menjadi modal utama seorang siswa untuk dapat maju, karena mencapai kemandirian belajar yang tinggi dan memecahkan rekor diri sendiri harus diawali dengan keyakinan. Rasa percaya diri merupakan keyakinan terhadap kemampuan seseorang dalam berpikir, bertindak aktif, agresif dan bertanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Ciri-ciri orang yang percaya diri terlihat adalah kemampuan bekerja efektif, melaksanakan tugas dengan baik, bertanggung jawab, mandiri terhadap orang lain, optimis, dan toleran. Dalam kaitannya dengan motivasi berprestasi, faktor kepercayaan diri mempunyai pengaruh yang kuat terhadap motivasi berprestasi dalam lingkungan pendidikan, hal ini tercermin pada kemandirian belajar. Selain motivasi untuk berhasil, rasa percaya diri merupakan modal utama seorang siswa untuk dapat maju, karena belajar mandiri harus diawali dengan keyakinan bahwa ia mampu dan mampu belajar tanpa perintah dan petunjuk dari guru, orang tua dan teman. .
Tanpa rasa percaya diri yang utuh, siswa tidak akan mencapai tingkat kemandirian belajar yang tinggi, karena terdapat keterkaitan antara motivasi berprestasi dan rasa percaya diri. Selain motivasi untuk sukses, rasa percaya diri menjadi modal utama seorang siswa untuk bisa maju, karena untuk mencapai kemandirian belajar yang tinggi dan memecahkan rekor harus diawali dengan keyakinan bahwa ia bisa dan sanggup belajar tanpa dorongan orang tua. , guru dan teman. . Motivasi berprestasi dan rasa percaya diri merupakan sistem kepribadian, namun mempunyai nama dan ciri tersendiri.
Berdasarkan uraian di atas, hubungan antara motivasi berprestasi dan rasa percaya diri terhadap kemandirian belajar dapat diuraikan sebagai berikut. Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dan kepercayaan diri terhadap kemandirian belajar.