Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh materi yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menguraikan suatu materi atau suatu benda ke dalam komponen-komponennya, namun tetap dalam satu struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain. Lingkungan hidup adalah segala keadaan yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok.
Menurut Allport dalam Suwarni & Bustan (2017), sikap adalah kecenderungan seseorang dalam menanggapi suatu objek yang baik dan suatu objek yang tidak baik. Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa sikap adalah tanggapan atau respons tertutup seseorang terhadap suatu rangsangan atau objek. Komponen ini dapat mempengaruhi penglihatan terhadap suatu objek sehingga dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap objek tersebut.
Respon emosional kita terhadap suatu objek akan membentuk sikap positif atau negatif terhadap objek tersebut. Respon emosi ini sangat ditentukan oleh keyakinan terhadap suatu obyek, yaitu keyakinan bahwa suatu obyek itu baik atau buruk, bermanfaat atau tidak bermanfaat. Komponen konatif berkaitan dengan kecenderungan seseorang dalam bertindak atau bereaksi terhadap suatu objek, sehingga komponen ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Pada umumnya individu cenderung mengambil sikap yang konformis atau sejalan dengan sikap orang yang dianggap penting.
ASI (Air Susu Ibu) a. Pengertian ASI
Menurut Yanti, dkk (2019), menyusui merupakan cara ideal bagi ibu untuk memberikan kasih sayang kepada anaknya dan cara terbaik untuk memenuhi gizi bayi dengan keterampilan menyusui yang benar. Pemberian ASI merupakan cara optimal dalam memberikan gizi dan perawatan pada bayi, dan dengan penambahan makanan pendamping ASI pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan gizi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya (Endang & Elisabeth, 2015). Imunitas terhadap penyakit pernafasan yang ditransfer disebut Bronchus Associated Immuncompetent Lymphoid Tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran cerna ditransfer melalui Gut Associated Immuncompetent Lymphoid Tissue (GALT).
ASI juga mengandung antibodi terhadap bakteri E. Coli dalam konsentrasi yang tinggi, sehingga jumlah bakteri E. Coli pada tinja bayi akan rendah. Komposisi berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yang benar terdiri dari proporsi yang seimbang dan jumlah yang cukup dari semua nutrisi yang dibutuhkan untuk 6 bulan pertama kehidupannya. Angka kejadian karies gigi pada bayi yang diberi susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan pada bayi yang diberi ASI.
Kebiasaan menyusui menggunakan botol atau dot, terutama sebelum tidur, menyebabkan gigi lebih lama bersentuhan dengan susu formula, akibatnya gigi menjadi lebih asam sehingga dapat merusak gigi. Kontak kulit ibu dengan anak menghasilkan perkembangan psikomotorik dan sosial yang lebih baik. Efeknya jaringan otak bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh maksimal dan tanpa rangsangan kejang sehingga membuat anak menjadi lebih pintar.
Berikut manfaat yang akan diperoleh jika memberikan ASI pada bayi (Maritalia Aspek Kontrasepsi. Mulut bayi yang menghisap puting merangsang ujung saraf sensorik, sehingga hipofisis post anterior melepaskan prolaktin. ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efektif selama 6 bulan pertama setelah melahirkan jika hanya diberikan ASI (eksklusif) dan tidak terjadi menstruasi lagi.
Selain itu, menyusui menyebabkan rahim ibu berkontraksi, yang dapat menyebabkan rahim kembali ke ukuran sebelum hamil dan bahkan dapat mempercepat berhentinya pendarahan pasca melahirkan. Kedekatan hubungan ibu dan anak secara psikologis baik karena terjadi kontak kulit (skin to skin contact). Kelebihan ASI ditinjau dari aspek psikologis adalah pemberian ASI meningkatkan kebahagiaan keluarga, jarang melahirkan, kesehatan mental ibu baik dan tercipta kedekatan antara ibu anak dengan anggota keluarga.
Metode Amenore Laktasi (MAL)
Pada algoritma ini, ibu nifas ditanya “Apakah pernah menstruasi setelah melahirkan?” Jika jawabannya “Ya”, ibu disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain. Belum”, kemudian ibu ditanya “Apakah bayi sudah diberi makanan/minuman tambahan?” Jika jawabannya “Ya”, ibu disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain. Jika jawabannya “Belum”, maka ibu ditanya “Apakah usia bayi diatas 6 bulan?” Bila jawabannya “Ya”, ibu disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain.
Jika dilakukan dengan benar, Metode Amenore Laktasi (MAL) tergolong efektif sebagai alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB dan suntikan KB (Maritalia, 2014). Efektivitas kontrasepsi MAL dapat bertahan hingga 6 bulan bila digunakan dengan benar dan memenuhi syarat, antara lain: penggunaan pada enam bulan pertama setelah melahirkan, tidak adanya menstruasi setelah melahirkan dan pemberian ASI eksklusif. Menurut Konsensus Bellagio (1988) dalam Chomaria (2020), Metode Amenorea Laktasi harus memenuhi persyaratan berikut untuk mencapai efisiensi 98%.
Metode amenore laktasi mempunyai keunggulan efisiensi yang tinggi (tingkat keberhasilan 98% pada 6 bulan pertama setelah melahirkan), efektif seketika, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempunyai efek samping sistemik, tidak memerlukan pengawasan medis, tidak memerlukan obat atau alat dan gratis (Saifuddin Manfaat Non Kontrasepsi. Semakin sering bayi menyusu pada ASI ibu maka akan semakin banyak produksi ASI pada kedua payudara sehingga dapat menekan ovulasi (Sutanto. Usia bayi kurang dari 6 bulan. Jika bayi berusia lebih dari 6 bulan, kebutuhan MPASI meningkat dan frekuensi menyusui berkurang (Hanindita belum mendapat) menstruasi setelah melahirkan.
Semakin banyak anak yang dimiliki maka semakin besar pula kecenderungan terhentinya kesuburan sehingga semakin besar kemungkinan untuk memilih metode kontrasepsi jangka panjang (Supriadi, 2017). d) Usia. Penerima KB yang berusia di atas 20 tahun memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD) karena secara fisik lebih matang dalam kesehatan reproduksinya dan memiliki tujuan yang berbeda dalam menggunakan kontrasepsi. Pasangan yang memahami pentingnya dan manfaat KB pasti akan mendukung pasangannya dalam menggunakan alat kontrasepsi.
Menurut Saifuddin (2021), penggunaan MAL tidak mengganggu hubungan seksual karena metode amenore laktasi merupakan salah satu bentuk kontrasepsi alami yang mengandalkan pemberian ASI utuh tanpa makanan tambahan. c) Budaya. Penggunaan alat kontrasepsi MAL erat kaitannya dengan budaya (kebiasaan), karena alat kontrasepsi berkaitan dengan cara penggunaan dan kebiasaan pemakaian. Seseorang akan tertarik menggunakan kontrasepsi MAL apabila orang-orang disekitarnya juga menggunakan metode kontrasepsi yang sama.
Informasi yang memadai tentang berbagai metode KB akan membantu klien memilih alat kontrasepsi (Arum & Sujiyatini, 2014). e) Sikap. Retensi merupakan respon atau reaksi ibu menyusui terhadap metode amenore laktasi yang diterapkan untuk menimbulkan respon.
Hasil Penelitian Terdahulu
Tujuan penelitian Melyani dan Elise Putri adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dalam memilih metode amenore laktasi pada ibu nifas, sedangkan tujuan penelitian saat ini adalah untuk mendeskripsikan pengetahuan dan sikap ibu menyusui dalam kaitannya dengan Keluarga berencana alami yang GILA. Sedangkan perbedaan penelitian Yulfi dan Aprina Erliyanti dengan penelitian saat ini terletak pada pengambilan sampelnya. Pengambilan sampel pada penelitian Yulfi dan Aprina Erliyanti menggunakan random sampling, sedangkan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah agregat sampling.
Subjek yang diteliti pada penelitian terdahulu adalah ibu hamil dan menyusui, sedangkan pada penelitian kali ini subjek yang diteliti adalah ibu menyusui. Metode penelitian yang dilakukan Sri Mulyani adalah desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, sedangkan jenis metode penelitian pada penelitian kali ini adalah survei deskriptif.
Kerangka Konsep Penelitian