• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Trade-Off Theory

N/A
N/A
Salsabila Shafwah Syahputri

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Trade-Off Theory"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

8 2.1.1 Trade-Off Theory

Dalam mengkaitkan antara struktur modal dengan nilai perusahaan, terdapat implikasi bahwa manajer akan berpikir antara bagaimana melakukan penghematan pajak dan mengatasi biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan berusaha mengurangi pajaknya dengan meningkatkan rasio hutangnya, sehingga hutang yang semakin tinggi tentu akan mengurangi pembayaran pajak

Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers,2001 (dalam Eka, 2017) “perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”. Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankrupty costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress)

(2)

tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang.

2.1.2 Signaling Theory

Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar, dengan demikian pasar pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan dengan kualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut efektif maka sinyal tersebut dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik serta tidak mudah ditiru perusahaan yang berkualitas buruk. Teori sinyal membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan menejemen disampaikan kepada principle. Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan Eka (2017). Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal.

Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian.

(3)

2.1.3 Struktur Modal

Struktur modal adalah perbandingan jumlah hutang jangka pendek , hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Menurut Meidiawati dan Mildawati (2016) Semakin besar hutang maka akan semakin meningkat nilai perusahaan namun hanya sampai pada batas tertentu saja. Jika melebihi batas tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan.

Penggunaan hutang yang semakin besar akan meningkatkan resiko perusahaan.

Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan Martono dan Harjito, 2002 (dalam Meidiawati, 2016)

DER

=

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑥 100%

2.1.4 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Menurut Meidiawati dan Mildawati (2016) menunjukkan bahwa bahwa semakin tinggi profitabilitas maka perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham, sehingga akan membuat para investor tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang memberikan keuntungan besar pada pemegang saham.

(4)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. NPM yang semakin tinggi maka kinerja perusahaan akan semakin produktif dan efisien dalam menekan biaya untuk meningkatkan laba dari penjualan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. NPM dapat dirumuskan sebagai berikut Idha, Dwiatmanto dan Devi (2015)

NPM

=

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

𝑥 100%

2.1.5 Nilai Perusahaan

Menurut Brigham dan Joel 2006 (dalam sisca 2016), rasio nilai perusahaan yang wajar adalah sama dengan satu, artinya harga saham dari perusahaan tersebut seharusnya dihargai oleh investor sesuai dengan nilai bukunya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan berkaitan dengan harga saham. Jika harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai perusahaan juga tinggi, dan sebaliknya. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan setiap para pemilik perusahaan, karena dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat

(5)

meningkatkan nilai perusahaan. Perhitungan PBV menggunakan rumus sebagai berikut Damayanti (dalam Sisca 2016):

PBV

=

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑥 100%

2.1.6 Good Corporate Govermance

Good Corporate Govermance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain system yang mengerahkan dan mengendalikan perusahaan. Dalam penelitian ini Good Corporate Govermance diukur menggunakan proksi kepemilikan menejerial.

Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham pada perusahaan oleh pihak manajemen atau dengan kata lain pihak manajemen juga sekaligus sebagai pemegang saham (Adnyana, 2013). Rahayu,2010 (dalam Pratama dan Wirawati 2016) kepemilikan manajemen didefinisikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan direksi.

Kepemilikan saham oleh pihak manajemen sebagai suatu instrumen atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan antar pihak principal dan agen terhadap sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini, kepemilikan manajerial

(6)

diukur dengan Managerial Ownership (MOWN). Rumus perhitungan managerial ownership :

MOWN

=

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑗𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

𝑥 100%

2.2 Hubungan Variable Independen Terhadap Dependen

2.2.1 Hubungan Antara Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa Sartono (dalam Pratama dan Wirawati 2016). Stephen Marietta,2012 (dalam Pratama dan Wirawati 2016) , struktur modal adalah campuran hutang, saham preferens dan ekuitas umum yang cenderung untuk meningkatkan modal perusahaan.

Esiemogie, dkk,2014 (dalam Pratama dan Wirawati 2016) juga menjelaskan struktur modal adalah campuran dari berbagai jenis efek termasuk hutang, saham dan ekuitas yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk membiayai asetnya. Menurut Prastuti dan Sudiartha (2016) menyatakan bahwa antara struktur modal dengan nilai perusahaan terdapat pengaruh yang positif. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pratama dan Wirawati (2016) dimana struktur modal secara parsial terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dan berarah positif. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

(7)

H1 : Struktur modal berpenagruh signifikan terhadap nilai perusahaan 2.2.2 Hubungan Profitalitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Brigham,2002 (Pratama dan Wirawati 2016), profitabilitas adalah hasil akhir dari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen, dimana kebijakan dan keputusan ini menyangkut pada sumber dan penggunaan dana dalam menjalankan operasional perusahaan yang terangkum dalam laporan neraca dan unsur dalam neraca. Pratama dan Wirawati (2016) menjelaskan bagaimana perusahaan mengeluarkan sinyal berupa informasi yang dapat menjelaskankeadaan perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Sisca (2016), semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka kemampuan perusahaan untuk membayar return terhadap pemegang saham akan semakin baik yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan di mata investor. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

H2 : profitabilitas berpenagruh signifikan terhadap nilai perusahaan

(8)

2.2.3 Hubungan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Menejerial

Kepemilikan saham oleh pihak manajemen sebagai suatu instrumen atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan antar pihak principal dan agen terhadap sebuah perusahaan. Kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan Pratama dan wirawati (2016) . Dalam hal ini terjadi model analisis regresi moderasi tipe predictor moderasi yang artinya variabel moderasi ini hanya berperan sebagai variable prediktor dalam model hubungan yang dibentuk.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Samisi (2013) menemukan bahwa kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi tidak berpengaruh terhadap hubungan struktur modal dengan nilai perusahaan. Begitu juga Roselina (2014) dalam pratama dan Wirawati (2016) menemukan kepemilikan manajerial tidak memoderasi hubungan antara investasi dana dari proceed dengan nilai perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

H3 : Kepemilikan manajerial tidak dapat memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan

(9)

2.2.4 Hubungan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Menejerial

Kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Pratama dan Wirawati (2016), kepemilikan manajerial mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini terjadi model analisis regresi moderasi tipe quasi moderasi atau moderasi semu yang artinya variabel yang memoderasi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dimana variabel moderasi semu berinteraksi dengan variabel independen sekaligus menjadi variabel independen. Hasil penelitian ini didukung oleh Adnyana (2013) menemukan bahwa kepemilikan manajerial mampu mempengaruhi hubungan antara kinerja (ROA) dengan nilai perusahaan. Sejalan dengan Rahayu (dalam Pratama dan Wirawati 2016) menyatakan pengaruh pengungkapan Good Corporate Governance yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap hubungan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan ROE pada nilai perusahaan.

H4 : Kepemilikan manajerial dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan

(10)

2.3 Penelitian Terdahulu

Hamidi, Wiksuana dan Artini (2015) dalam memediasi pengaruh struktur modal (diproksikan dengan debt to equity ratio). Populasi penelitian adalah perusahaan properti dan real estate di BEI Tahun 2008-2012. Penentuan sampel dengan purposive sampling method. Pengujian hipotesis menggunakan tehnik analisis jalur dengan alat bantu aplikasi SPSS versi 16. Penelitian menunjukkan hasil dimana profitabilitas mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.

Meidiawati dan Mildawati (2016) meneliti pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Variabel independennya terdiri dari size, growth, profitabilitas, struktur modal, kebijakan dividen. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan debt to equity ratio (DER). Alat analisis yang digunakan yang digunakan adalah rigresi linier berganda. Sample dari penelitian ini terdiri dari 21 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 3 tahun. Hasil penelitian uji menunjukkan bahwa sruktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Prastuti dan Sudiartha (2016) Alat analisis yang digunakan yang digunakan adalah rigresi linier berganda. Variabel independennya terdiri struktur modal, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Sampel penelitian Pada Perusahaan

(11)

Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Hasil uji struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaa.

Sisca (2016) Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROE) terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Variabel independennya terdiri dari leverage dan profitabilitas.

Variabel independennya nilai perusahaan . Variabel moderating kebijakan deviden. Alat analisis menggunakan regresi linier berganda dan analisi variable moderasi. Sampel penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014 sebanyak 149 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga menghasilkan 36 perusahaan sebagai sampel

penelitian. Hasil penelitian untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2014. Pratama dan wirawati (2016) meneliti pengaruh struktur modal profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Vraiabel independennya struktur modal dan profitabilitas . Variabelnya dependen nilai perusaaan. Variable moderating kepemilikan menejerial . Sampel dalam penelitian ini terdiri 36 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun

(12)

2011-2013. Hasil dari penelitian struktur modal Berpengaruh Signifikan profitabilitas Berpengaruh Signifikan kepemilikan manajerial mampu memoderasi profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets terhadap nilai perusahaan sedangkan kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi struktur modal yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio terhadap nilai perusahaan.

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti

Dan Tahun

Sampel Dan Periode

Penelitian Variabel Hasil

Penelitian

1 Hamidi,

Wiksuana dan Artini (2015)

Populasi penelitian adalah perusahaan properti dan real estate di BEI Tahun 2008-2012

Varibel independen : Struktur Modal Varibel dependen : Nilai Perusahaan Variabel intervening:

Profitabilitas

Struktur modal dan

profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan

2 Meidiawati

dan Mildawati (2016)

Sample dari penelitian ini terdiri dari 21 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama

Variabel independen:

Size, Growth,

Profitabilitas, Struktur Modal, Kebijakan Dividen Variabel dependennya:

Nilai Perusahaan

Hasil

penelitian uji menunjukkan bahwa sruktur modal

berpengaruh terhadap nilai perusahaan

(13)

3 tahun 2012 -2014

3 Prastuti dan

Sudiartha (2016)

Sampel penelitian Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

Variabel independen : Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Dan Ukuran Perusahaan.

Variabel dependen:

Nilai Perusahaan.

struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaa.

4 Sisca

(2016)

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

(BEI) tahun 2010-2014 sebanyak 149 perusahaan.

Variabel independen:

Leverage Dan

Profitabilitas Variabel Dependen:

Nilai Perusahaan Variabel Moderating :

Kebijakan Dividen

Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

5 Pratama

dan Wirawati (2016)

Sampel dalam penelitian ini terdiri 36 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di bursa efek indonesia

Variabel Independen:

Struktur Modal dan Profitabilitas

Variabel Dependen:

Nilai Perusahaan Variabel Moderating:

Kepemilikan Menejerial

Struktur Modal berpengaruh positif

terhadap Nilai Perusahaan Profitabilitas berpengaruh positif

terhadap Nilai Perusahaan

(14)

tahun 2011- 2013.

Kepemilikan Menejeriaal mampu memoderasi Profitabilitas Kepemilikan Menejerial tidak mampu memoderasi Struktur Modal

2.4 Kerangka Pemikiran

Nilai perusahaan Menurut Brigham dan Joel (dalam sisca 2016), rasio nilai perusahaan yang wajar adalah sama dengan satu, artinya harga saham dari perusahaan tersebut seharusnya dihargai oleh investor sesuai dengan nilai bukunya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan berkaitan dengan harga saham.

Struktur modal adalah perbandingan jumlah hutang jangka pendek , hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Menurut Meidiawati dan Mildawati (2016) Semakin besar hutang maka akan semakin meningkat nilai perusahaan namun hanya sampai pada batas tertentu saja.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Menurut Meidiawati dan Mildawati

(15)

(2016)menunjukkan bahwa bahwa semakin tinggi profitabilitas maka perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham, sehingga akan membuat para investor tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang memberikan keuntungan besar pada pemegang saham.

Good Corporate Govermance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain system yang mengerahkan dan mengendalikan perusahaan. GCG dalam penelitian ini yaitu kepemilikan menejerial. Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham pada perusahaan oleh pihak manajemen atau dengan kata lain pihak manajemen juga sekaligus sebagai pemegang saham (Adnyana, 2013).

Berdasarkan uraian teori, pengembangan hipotesis dan ulasan penelitian terdahulu diatas dapat digambarkan dengan kerangka pemikiran seperti dibawah ini :

(16)

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Struktur Modal (X1)

GCG Yang diproksikan

(Kepemilikan Menejerial) (Z)

Nilai Perusahaan (Y) Profitabilitas (X2)

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, pembahasan tentang varibel dependen dan independen dalam penelitian ini, variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan variabel

(+) Ukuran perusahaan, Profitabilitas dan Dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba. (-) Financial Leverage berpengaruh negatif terhadap perataan laba

Oleh karena itu pengujian dilakukan dengan mencari tahu ada atau tidak pengaruh dan hubungan antara variabel independen (profitabilitas, kebijakan dividen, dan

Sandra (2011) Variabel independen: Ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, tingkat leverage Variabel dependen: Pengungkapan sosial

Keputusan investasi dan kebijakan dividen positif signifikan terhadap nilai perusahaan Keputusan Pendanaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

2018, Pengaruh Leverage, Likuiditas, Komisaris Independen, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating (Studi

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas dan likuiditas berpengaruh negatif terhadap leverage, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, pertumbuhan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen