DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Melalui jalur ini, diharapkan DPRD Kabupaten Tangerang mampu berpikir bersama, menilai dan mengevaluasi hasil baik dalam alur proses teknokratis strategis maupun alur proses partisipatif. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2009 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 0209); Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Daerah Jangka Panjang Kabupaten Tangerang Tahun 2009, Lembaran Daerah Nomor 12);
Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tangerang Tahun 2019-2023.
Sistematika Dokumen RKPD
RKPD berpedoman pada dokumen perencanaan daerah lainnya seperti RPJPD Kabupaten Tangerang, RTRW Kabupaten Tangerang dan dokumen perencanaan yang mengikat lainnya. Selain itu, terdapat keterkaitan antara RKPD dengan Renstra perangkat daerah dan Renja perangkat daerah yaitu RKPD memuat program dan kegiatan PD, serta pembuatan dokumen PD Renstra dan RKPD menjadi acuan perangkat daerah dalam menyempurnakan Renja PD pada tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD berjalan paralel dan tentunya saling terkait dengan proses penyusunan rencana kerja daerah (Renja SKPD).
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN
RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
PENUTUP
Gambaran Umum Kondisi Daerah 1. Aspek Geografi dan Demografi
- Karakteristik Lokasi dan Wilayah A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Letak geografis Kabupaten Tangerang yang dekat dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat sangat strategis untuk pembangunan daerah, dimana Kabupaten Tangerang menjadi alternatif dari DKI Jakarta yang sudah terlanjur terbebani. Dari segi sumber daya manusia, wilayah Tangerang memiliki rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 3,17% dengan jumlah penduduk 3.584.770 jiwa. Dampak dari melimpahnya sumber daya manusia adalah melimpahnya tenaga kerja untuk kebutuhan sektor industri dan komersial, dengan investasi yang dominan pada industri manufaktur, akan membutuhkan tenaga kerja dari wilayah Tangerang maupun dari luar.
Kondisi geografis dan demografis Kabupaten Tangerang menjadi tantangan bagi Kabupaten Tangerang untuk mengatasi dampak beban tersebut.
Letak dan Kondisi Geografis
Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan pusat pemerintahan Republik Indonesia (DKI Jakarta) sekitar 30 km, keduanya dihubungkan oleh jalur lalu lintas jalan raya Jakarta-Merak yang merupakan jalur lalu lintas ekonomi utama antara pulau Jawa dan Sumatera. Pulau.
TOPOGRAFIS
GEOLOGI / JENIS TANAH
Jenis tanah Kabupaten Tangerang secara keseluruhan terdiri dari aluvial abu-abu, aluvial abu-abu tua, asosiasi aluvial abu-abu tua dan glei humus rendah, asosiasi humus glei dan planosol, regosol coklat, asosiasi latosol merah dan latosol merah coklat, kuning padsolik, asosiasi kuning pasolik , asosiasi kuning padsolik dan abu-abu hidromorfik. Pada daerah dataran juga terdapat jenis tanah glei regosol dan sedikit padsolik yaitu asosiasinya. Tekstur tanah adalah susunan fraksi pasir, debu, dan liat dalam agregat (massa) tanah, sehingga dapat dikelompokkan ke dalam kelas tekstur tanah, yaitu: halus, sedang, dan kasar.
Klimatologi
Hidrologi
Imbuhan akuifer dangkal dan sedang berasal dari air hujan dan sungai/danau, sedangkan akuifer dalam diisi ulang melalui batuan Formasi Bojongmanik di bagian selatan yang tersingkap pada elevasi yang lebih tinggi dari lokasi penelitian.
Penggunaan Lahan
- Wilayah Rawan Bencana
- Demografi
- ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
- FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI A. Pertumbuhan PDRB
Melihat kemajuan pembangunan Kabupaten Tangerang dan ciri-ciri yang berkembang saat ini yang mengedepankan kegiatan industri akan berimplikasi pada peningkatan aktivitas penduduk di Kabupaten Tangerang. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kabupaten Tangerang tahun 2017 sebanyak 3.584.770 jiwa yang terdiri dari 1.833.470 laki-laki dan 1.751.300 perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Tangerang adalah 104,69 yang berarti penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan.
Selama periode tersebut, struktur ekonomi penduduk Kabupaten Tangerang didominasi oleh kelompok lapangan usaha sekunder yang terlihat dari besarnya peningkatan/penurunan peran masing-masing kelompok lapangan usaha tersebut dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tangerang.
Laju Inflasi
Tangerang belum dipilih oleh BPS RI sebagai acuan penghitungan inflasi kota-kota di Indonesia. Selama periode tahun 2010, inflasi di Kabupaten Tangerang berfluktuasi dengan laju pertumbuhan rata-rata 24,28% per tahun dan cenderung menurun. Tingkat inflasi Kabupaten Tangerang tertinggi pada tahun 2014 sebesar 10,81% dan tingkat inflasi tahun 2016 terendah sebesar 2,65%.
PDRB Per Kapita
Penduduk Dibawah Garis Kemiskinan
- FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL 5,78
Berdasarkan data yang dirilis BPS, persentase penduduk miskin di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 sekitar 5,39% atau sebanyak 191,62 ribu orang, meningkat dari tahun 2016 yang hanya 182,5 ribu orang dengan peningkatan sebanyak 9,1 ribu orang. Perkembangan persentase penduduk miskin di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan secara nasional tahun 2013-2017 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS, persentase penduduk miskin di Kabupaten Tangerang, Banten dan Nasional berfluktuasi nilainya pada tahun 2014, menurun, kemudian persentase penduduk miskin meningkat pada tahun 2015 dan kembali menurun pada tahun 2016.
Pada tahun 2016, Kabupaten Tangerang memiliki 96,07 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin, sedangkan sisanya sebesar 3,93 persen masih belum dapat membaca dan menulis (buta huruf).
Rata-Rata Lama Sekolah
Pada tahun 2017, dengan menggunakan metode IPM baru, tercatat Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) adalah 12,51 tahun, rata-rata bersekolah 8,24, tidak banyak meningkat dibandingkan keadaan tahun sebelumnya.
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Dilihat dari jenis kelamin, anak laki-laki usia 7-12 tahun lebih rendah dibandingkan anak perempuan, namun untuk anak usia 13-15 tahun, partisipasi anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Demikian pula, untuk usia 16-18 tahun, tingkat kehadiran sekolah anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan. Angka ini menunjukkan bahwa dari 100 anak usia 13-15 tahun, sekitar 94 anak usia 13-15 tahun bersekolah.
Sedangkan untuk anak usia 16-18 tahun keadaannya lebih rendah yaitu dari 100 anak usia 16-18 tahun, sekitar 69 anak masih bersekolah.
Indeks Pembangunan Manusia
- Aspek Pelayanan Umum
- Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib A. PENDIDIKAN
- ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)
- ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
- ANGKA PUTUS SEKOLAH (APS)
- Kematian Bayi
- JUMLAH KEMATIAN IBU
- RASIO PUSKESMAS, POLIKLINIK DAN PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU)
- RASIO RUMAH SAKIT PER SATUAN PENDUDUK
- PERAWATAN GIZI BURUK
- Pemeriksaan Ibu Hamil
Upaya penurunan kematian ibu menjadi salah satu prioritas dalam target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu penurunan angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 sebanyak 43 kasus dan terjadi penurunan dibandingkan tahun 2016 hal ini disebabkan karena bertambahnya jumlah puskesmas yang mampu PONED yaitu 27 pada tahun 2015, 36 pada tahun 2016 dan 40 pada tahun 2017, dan juga karena meningkatnya keterampilan tenaga kesehatan khususnya petugas puskesmas dalam penanggulangan kegawatdaruratan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Tangerang saat ini semakin meningkat terutama untuk fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, polindes dan puskesmas pembantu/pustu). Seluruh kecamatan di Kabupaten Tangerang sudah memiliki puskesmas, bahkan beberapa kecamatan memiliki 2 puskesmas dengan total 44 unit.
Laporan Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kabupaten Tangerang tahun 2017, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.20.
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 1 Jaringan Jalan
- Sarana Air Bersih
- Persentase Penduduk Berakses Air Minum
- Kawasan Kumuh
Badan Usaha Milik Daerah yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Rahar telah terpasang sebanyak 140.280 SL hingga tahun 2017, masing-masing melayani tiga wilayah administrasi yang berbeda selain Kabupaten Tangerang dengan sekitar 51.313 SL (37%) juga melayani Kota Tangerang sebanyak 51.313 SL (37 SL). %)) dan Kota Tangerang Selatan sebanyak 77.452 SL (55%). Kondisi wilayah kabupaten Tangerang dengan karakteristik yang berbeda antara pedesaan dan perkotaan, antara pantai utara dengan daerah lainnya menyebabkan perbedaan tingkat kebersihan, sehingga terbentuknya kawasan kumuh di kabupaten Tangerang. Sekitar 378,40 Ha kawasan kumuh di Kabupaten Tangerang dengan luas 95.960 ha Kabupaten Tangerang, proporsi kawasan kumuh di kabupaten tersebut sekitar 0,394 persen.
Penanganan permasalahan permukiman kumuh telah dilakukan sejak dengan adanya program Gebrak Pakumis (Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Kumuh dan Miskin Padat) hingga tahun 2017 sebanyak 30 kawasan kumuh telah tertangani.
Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman 1 Rumah layak huni
Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat Dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di
Layak Huni Rawan Layak Huni
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 sebanyak 50.734 orang, dari jumlah tersebut terdapat 6.086 orang yang ditempatkan, jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Tangerang meningkat setiap tahun kecuali pada tahun 2015 terjadi penurunan jumlah pencari kerja di Kabupaten Tangerang. Kabupaten Tangerang. Jumlah pencari kerja terdaftar yang ditempatkan di Kabupaten Tangerang tahun 2016 sebesar 13,20%, sedangkan tahun 2017 sebesar 12,00%.
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Jumlah tenaga kerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan pada
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG)
- Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
- Pangan
Seperti yang diatur dalam undang-undang no. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, ada urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat, yang dikenal dengan urusan pemerintahan mutlak, dan ada urusan pemerintahan konkuren. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan, yang dibagi antara pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan wajib dibagi menjadi urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan esensial dan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan esensial.
Untuk Urusan Pemerintahan Terpaksa yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar, Standar Pelayanan Minimal (SPM) ditetapkan untuk menjamin hak konstitusional rakyat, ketahanan pangan salah satunya.
Pertanahan
Stok pangan utama di Kabupaten Tangerang sekitar 476.074 ton pada tahun 2017, dan stok pangan ini meningkat sejak tahun 2016 mencapai 355.743 ton.
LINGKUNGAN HIDUP
- Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk Untuk Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) di Kabupaten
- Persentase jumlah sampah yang tertangani
Jumlah penduduk Kabupaten Tangerang yang mencapai 3.477.495 jiwa hingga tahun 2016 (sumber BPS Kabupaten Tangerang 2017) tentu saja mempengaruhi timbulan sampah yang ada. Kondisi ini belum tentu dapat menyelesaikan masalah atau menampung jumlah sampah yang ada karena disebabkan oleh beberapa faktor. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa timbulan sampah yang terangkut sebanyak 2.832 m3 atau sekitar 54,29% dari total sampah yang ada.
Bank sampah juga sudah mulai berkembang dan 2 (dua) bank sampah sudah beroperasi.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 1 Persentase Posyandu Aktif
Pada tahun 2015, jumlah kendaraan di Kabupaten Tangerang sebanyak 106.034 mobil penumpang, dan jumlah terbesar adalah sepeda motor yang mencapai 1.233.878 unit.
Komunikasi dan Informatika
- Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Menggunakan Telepon Selular (HP)
- Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Menggunakan Komputer dan Akses terhadap Internet
Aktivitas akses internet penduduk pada tahun 2016 sekitar 25,53 persen dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 35,53 persen. Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang menggunakan komputer (PC/Desktop, Laptop/Notebook, Tablet), 2012-2017.
Koperasi, Usaha kecil, dan Menengah
- Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
- Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
- Rasio daya serap tenaga kerja
Jumlah penanam modal asing/PMA dan penanam modal dalam negeri yang menanam modal di Kabupaten Tangerang sebanyak 313 penanam modal, dengan rincian penanam modal dalam negeri 181 penanam modal, penanam modal asing 132 penanam modal. Pada tahun 2016, jumlah proyek PMA di Kabupaten Tangerang mencapai 815 proyek dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 18.870 orang, dengan. Rasio penyerapan tenaga kerja terhadap jumlah proyek pada tahun 2016 sebesar 23,15 untuk PMA, sedangkan untuk PMDN sebesar 0,11.
Kepemudaan dan Olah raga
KEBUDAYAAN
- Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
Sampai dengan tahun 2017, terdapat 49 bangunan, situs dan situs cagar budaya yang dilestarikan atau dimiliki di Kabupaten Tangerang, dan rata-rata situs budaya berupa makam keramat yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Tangerang.
PERPUSTAKAAN
- Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
- Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
KEARSIPAN
- PERINDUSTRIAN
Sedangkan penggunaan lahan menurut status penggunaan lahan di Kabupaten Tangerang tahun 2014-2017 adalah seperti pada bagan berikut. Produk palawija yang memberikan kontribusi adalah jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar, sedangkan produk sayuran yang memberikan kontribusi adalah bawang merah, sawi putih, kacang panjang, cabai besar, cabe, terung, ketimun, kangkung dan bayam. Satu-satunya peningkatan produksi pada tahun 2015 adalah buah-buahan sebesar 5,61%, dan produk yang berkontribusi adalah alpukat, belimbing, jambu biji, jambu air, jeruk siam, jeruk besar, mangga, nanas, pepaya, pisang, rambutan, sawo, sirsak, sukun. , melinjo, petai dan jengkol.
Komoditas Palawi yang memberikan kontribusi adalah jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar, sedangkan produk sayuran yang memberikan kontribusi adalah bawang merah, sawi putih, kacang panjang, cabai besar, cabai rawit, terong, ketimun, kangkung dan bayam. Penurunan produksi juga terjadi pada buah-buahan sebesar 21,22%, dan barang yang memberikan kontribusi adalah alpukat, belimbing, jambu biji, jambu air, jeruk siam, jeruk bali, mangga, nanas, pepaya, pisang, rambutan, sawo, buah asam, sukun, melinjo, petai, dan jengkol. Produk sayuran penyumbang bawang merah, sawi putih, kacang panjang, cabai besar, cabai rawit, terong, ketimun, kangkung dan bayam.
Pengelolaan pasar di Kabupaten Tangerang dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja. Industri dan perdagangan merupakan sektor riil yang berperan sangat besar dalam perekonomian Kabupaten Tangerang. Berdasarkan hasil Survei Perusahaan Industri Besar dan Menengah Tahun 2014, terdapat 800 perusahaan industri besar dan menengah di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017.
Sebagian besar perusahaan industri besar dan menengah di Kabupaten Tangerang yaitu 326 perusahaan (44,05 persen) berlokasi di kecamatan Cikupa. Sektor perdagangan merupakan sektor penyumbang PPBB terbesar ketiga setelah sektor industri dan konstruksi di Kabupaten Tangerang, kontribusi sektor perdagangan sendiri dari waktu ke waktu terhadap PPBB Kabupaten Tangerang selalu di atas 10%.
PERIKANAN
Produksi ikan yang disumbang oleh kelompok nelayan pada tahun 2017 sebesar 10.200 ton dengan total produksi ikan sebesar 47.506,74 ton sehingga persentase produksi ikan mencapai 21,47%. Nilai tukar nelayan merupakan nilai yang diperoleh dari indeks yang diterima nelayan dan indeks yang dibayarkan nelayan, nilai tukar nelayan pada tahun 2017 sebesar 119,68%.
Pariwisata
- ASPEK DAYA SAING DAERAH
- Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
- Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
- Pinjaman dan Dana Simpanan di Bank Umum
- Kriminalitas (Angka Kriminalitas yang Tertangani)
- RASIO KETERGANTUNGAN (DEFENDENCY RATIO)
- Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD 2018
- Permasalahan Pembangunan Daerah
- Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
- Arah Kebijakan Keuangan Daerah
- Belanja Langsung
- Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
- Tujuan dan Sasaran Pembangunan
- Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2020