• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jambi, 01 Mei Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam. Ir.Ahmad Jauhari Pamungkas,M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jambi, 01 Mei Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam. Ir.Ahmad Jauhari Pamungkas,M.Si"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, yang telah memberikan kepada bangsa Indonesia suatu sumberdaya perikanan budidaya yang sangat besar. Semoga kita dapat mensyukuri karunia tersebut dengan cara memanfaatkannya secara bijak demi kesejahteraan masyarakat serta senantiasa menjaga kelestariannya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun 2015 – 2019, telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya secara berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan budidaya mampu memberi kontribusi pada 9 agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing. Rencana Stratejik merupakan suatu sarana untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang lebih terarah, berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab. Oleh karena itu Balai Budidaya Air Tawar Sungai Gelam menerbitkan Rencana Stratejik Tahun 2015 s/d 2019 yang merupakan satu bentuk perencanaan supaya kegiatan yang dilakukan sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan program sehingga dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya mewujudkan pemerintahan bersih dan bertanggung jawab di bidang Kelautan dan Perikanan.

RENSTRA Pembangunan Perikanan Budidaya 2015 – 2019, disusun dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis baik lokal maupun global, serta hasil capaian pembangunan perikanan budidaya sebelumnya. Hal ini perlu diperlukan agar langkah-langkah terobosan yang diambil sebagai bahan kebijakan, dapat berkesinambungan dan memperkuat kebijakan sebelumnya yang dirasa masih lemah. RENSTRA ini berisi visi, misi, arah kebijakan, target dan sasaran pembangunan perikanan budidaya dalam kurun waktu 2015 – 2019, sebagai bahan acuan dalam perumusan dan sebagai “benang merah” sinergitas kegiatan antar pusat, daerah maupun masyarakat. Disadari bahwa keberhasilan pembangunan perikanan budidaya, tidak akan tercapai tanpa dukungan dan peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu sangat diperlukan sinergitas, integrasi dan koordinasi yang baik dalam implementasi pembangunan perikanan budidaya di lapangan.

▸ Baca selengkapnya: judul skripsi perikanan budidaya

(2)

2 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak, yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan yang konstruktif untuk kesempurnaan RENSTRA ini dan dapat bermanfaat dalam upaya bersama mengembangkan dunia Perikanan (khususnya Perikanan Air Tawar) serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyempurnaan Rencana Stratejik ini akan terus di lakukan sesuai dengan perkembangan.

Jambi, 01 Mei 2016

Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam

(3)

3 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memiliki wilayah kerja meliputi seluruh Sumatera, dan Kepulauan Riau. Wilayah kerja ini terdiri dari propinsi Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Utara, Nangro Aceh Darussalam (NAD), Kepulauan Riau dan Propinsi Bangka Belitung memilki beban tugas dan tanggung jawab yang semakin meningkat. Wilayah ini mempunyai peran yang sangat strategis dalam pengembangan perikanan budidaya air tawar. Terlebih lagi upaya untuk menjadikan BPBAT Sungai Gelam sebagai business incubator yang mampu membangkitkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan budidaya.

Sebagai salah satu UPT di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam menjawab tantangan tersebut dengan selalu berupaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, sistem manajemen, kapasitas kelembagaan, teknologi dan kerjasama antar instansi, swasta dan masyarakat yang bermuara pada peningkatan produksi perikanan budidaya air tawar. Proses ini tentunya tidak dapat lepas dari berbagai permasalahan dan tantangan, maka kebijakan yang ditempuh membutuhkan langkah-langkah antisipatif yang didasarkan pada analisis konsep yang aplikatif. Oleh karena itu, peningkatan peranan serta fungsi perekayasaan dan pengembangan budidaya merupakan suatu langkah yang tepat dan sangat strategis sesuai tugas pokok dan fungsi yang diemban.

Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 6/PERMEN-KP/2014 tanggal 3 Februari 2014 tentang organisasi dan tata kerja Balai Perikanan Budidaya Air Tawar mempunyai tugas melaksanakan uji terap teknik dan kerjasama , pengelolaan produksi, pengujian laboratorium, mutu pakan, residu kesehatan ikan dan lingkungan, serta bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar.

(4)

4 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam menyelenggarakan fungsi :

1. Menyusun rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta laporan.

2. Melaksanakan uji terap teknik perikanan budidaya air tawar

3. Melaksanakan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya air tawar 4. Melaksanakan sertifikasi sistem perikanan air tawar

5. Melaksanakan kerja sama teknis perikanan air tawar

6. Melaksanakan pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, dan publikasi perikanan budidaya air tawar

7. Melaksanakan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan budidaya

8. Melaksanakan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air tawar 9. Melaksanakan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi

perikanan budidaya

10. Melaksanakan bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar; dan 11. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 6/PERMEN-KP/2014 tersebut struktur organisasi dan tata kerja Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam terdiri dari Kepala Balai, Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama, Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis, Sub Bagian Tata Usaha, serta Kelompok Jabatan Fungsional seperti dalam Gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1. Struktur Organisasi BPBAT Sungai Gelam

KEPALA BALAI

IR.AHMAD JAUHARI PAMUNGKAS,M.Si

KOORDINATOR FUNGSIONAL IR. EDIWARMAN,M.Si

KEPALA SUBBAG TATA USAHA JANU DWI KRISTIANTO, S.Pi, KEPALA SEKSI PENGUJIAN DAN

DUKUNGAN TEKNIS MASHUDI,S.Pi KEPALA SEKSI UJI TERAP TEKNIK

DAN KERJASAMA MIFTAHUL JANNAH, S.Pi

(5)

5 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

1. Sub Bagian Tata Usaha, yang mempunyai tugas untuk melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan teknis anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang milik negara, rumah tangga, dan ketatausahaan

2. Seksi Uji Terap Teknis dan Kerjasama, mempunyai tugas untuk melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik, standardisasi, sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta publikasi perikanan budidaya air tawar.

3. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis, mempunyai tugas melakukan bahan penyiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis, kesehatan ikan dan lingkungan, produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar.

4. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan tugas masing-masing jabatan fungsional dan peraturan perundang-undangan. Jabatan Fungsional yang ada di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam adalah Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Pengawas Benih, Pengawas Bidang Pembudidaya dan Pengendali Hama Penyakit Ikan.

Dalam melaksanakan kegiatan teknis balai, kelompok jabatan fungsional tertentu ini tersebar dalam empat kelompok kerja (POKJA) yaitu:

1. Kelompok Kerja Catfish yaitu kelompok kerja yang mengerjakan komoditas ikan Patin, Baung, dan Lele.

2. Kelompok Kerja Cyclid yaitu kelompok kerja yang mengerjakan komoditas ikan Nila, Mas.

3. Kelompok Kerja Spesifik local yaitu kelompok kerja yang mengerjakan komoditas ikan Gurame, Arwana, dan Botia dan Jelawat.

4. Kelompok Kerja Nutrisi ikan, kesehatan ikan dan lingkungan (NKL) yaitu kelompok kerja yang mengerjakan formulasi dan pembuatan pakan ikan berbahan baku lokal, pengelolaan laboratorium uji dan kesehatan ikan dan lingkungan.

(6)

6 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

1.2. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 – 2019

Selama periode tahun 2015-2019 capaian hasil kegiatan yang ada di BPBAT Sungai Gelam ditandai dengan tercapainya target Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBAT Sungai Gelam yakni:

1. Tersedianya Benih ikan Unggul

Indikator yang mendukung terhadap terselenggaranya modernisasi sistem produksi dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu yang ketiga adalah jumlah benih bermutu yang dihasilkan oleh BPBAT Sungai Gelam dari tahun 2015 - 2019. Dalam memenuhi target tersebut BPBAT Sungai Gelam memproduksi benih dan larva dari berbagai komoditas antara lain ikan patin, nila, mas, jelawat, lele dan gurame. Masing-masing komoditas menghasilkan benih dengan ukuran yang berbeda tergantung dari permintaan pembudidaya.

Benih-benih tersebut telah disebarkan sesuai dengan kebutuhan diantaranya ada yang digunakan untuk keperluan BPBAT Sungai Gelam dan sebagian yang didistribusikan kepada pembudidaya dan BBI lokal di Sumatera. Untuk larva yang berumur satu hari dihasilkan dari ikan patin siam dan lele.

Produksi benih ikan bermutu pada tahun 2010 masih sangat rendah yaitu sebanyak 10.236.085 ekor dan meningkat pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2014 mencapai 25.028.690 ekor (244,51%) hal ini dikarenakan masih sedikitnya komoditas yang dibudidayakan dan dapat menghasilkan benih untuk didistribusikan kepada pembudidaya.

2. Tersedianya Calon Induk/Induk Ikan Unggul

Selain mengawal perkembangan kelompok pembudidaya, BPBAT Sungai Gelam juga mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan induk dan calon induk ikan unggul kepada pembudidaya dan pusat panti benih (BBI) kabupaten dan propinsi melalui produksi induk dan calon induk yang menjadi indikator kinerja balai. Pada indikator ini BPBAT Sungai Gelam Tahun 2015 -2019 mengalami kenaikan capaian realisasi produksi induk dan calon induk sebanyak 1273.16 % yaitu dari produksi calon induk unggul sebanyak 14.200 ekor tahun 2010 menjadi 180.789 ekor tahun 2014.Jumlah ini merupakan gabungan dari 9 jenis komoditas yang ada di BPBAT Sungai Gelam terdiri dari 9 komoditas yaitu ikan patin, nila, mas, jelawat, arwana, tambakang, baung, lele, dan ikan gurame. Peningkatan jumlah produksi

(7)

7 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

induk di BBAT Sungai Gelam terjadi karena adanya penguasaan teknologi budidaya seperti pemijahan, pendederan dan manageman induk serta penambahan komoditas dan sarana pendukung produksi.

3. Tersedianya SDM Kelautan dan Perikanan yang terlatih

Dalam mengembangkan kawasan minapolitan, BPBAT Sungai Gelam juga mempunyai indikator kinerja pembinaan tenaga teknis perikanan budidaya yang handal dan profesional. Pencapaian target ini dilakukan melalui kegiatan bimbingan teknis perikanan budidaya yang diadakan di BPBAT Sungai Gelam dan temu aplikasi dimana kegiatan tersebut dilaksanakan di BPBAT Sungai Gelam dan pembudidaya. Pada tahun 2010 sebanyak 20 orang telah menjadi tenaga teknis binaan BPBAT Sungai Gelam dan meningkat menjadi 159 orang pada tahun 2014 (795 %). Tenaga binaan ini terdiri dari pembudidaya, petugas dinas perikanan orang dan tenaga penyuluh. Dampak dari bimbingan teknis ini telah dirasakan oleh pembudidaya dan petugas dinas serta penyuluh dalam melakukan kegiatan budidaya karena telah mendapat tambahan pengetahuan dan teknologi yang terbarukan.

4. Jumlah diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan budidaya / melaksanakan (bimbingan dan pendampingan secara intensif di wilker BPBAT Sungai Gelam.

Jumlah diseminasi teknologi yang telah dilaksanakan oleh BPBAT Sungai Gelam sampai dengan tahun 2014 sebanyak 9 paket teknologi dari target 6 paket. Kegiatan ini dilaksanakan di BPBAT Sungai Gelam maupun di luar balai seperti pembudidaya, BBI dan stakeholder lainnya.

5. Jumlah Pelayanan Laboratorium Kesehatan ikan dan lingkungan di wilayah binaan BPBAT Sungai Gelam

Sasaran strategis ke enam BPBAT Sungai Gelam merupakan wujud kepedulian balai terhadap pembudidaya ikan di kawasan minapolitan dalam menjaga dan memelihara lingkungan budidaya ikan. Dalam sasaran ini BPBAT Sungai Gelam telah memberikan dukungan infrastruktur dan fasilitas dalam bentuk laboratorium uji yang berstandar Nasional dari KAN. Di dalam mengelola laboratorium, analis melakukan uji sampel penyakit, parameter air dan kandungan logam berat perairan serta analisa proximat dan pakan buatan dari pembudidaya ikan dan pabrikan.

(8)

8 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Dalam indikator Pelayanan Laboratorium, BPBAT Sungai Gelam tahun 2014 telah mempunyai target menganalisa sampel sebanyak 620 sampel uji dan telah tercapai sebanyak 1.830 sampel, dengan persentase pencapaian 295,16%. Dari semua sampel yang telah diujikan tersebut merupakan akumulasi dari beberapa jenis sampel yang berasal dari dalam dan luar BPBAT Sungai Gelam antara lain: 189 sampel bakteri, 144 sampel virus, 103 sampel proximat,dan sampel kualitas air sebanyak 653 sampel.

6. Jumlah Pencapaian Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pada tahun 2014, alokasi anggaran untuk Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam sebesar Rp. 10.344.039.000,- dengan sumber dari Rupiah Murni: Rp. 9.579.303.000,- PHLN: - Rp.,- dan PNBP: Rp. 764.736.000,-. Anggaran tersebut untuk mencapai 10 (sepuluh) sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2014 yang didukung oleh 26 indikator kinerja utama (IKU) dengan melaksanakan 26 (dua puluh enam) judul kegiatan kegiatan dalam RKA-KL. Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2014 BPBAT Sungai Gelam di targetkan membayar PNBP sebesar Rp.977.829.000 dan telah tercapai sebanyak 1.344.628.052 (137,51%). Pendapatan ini berasal dari 2 sumber yaitu pendapatan fungsional umum ( produksi dan distribusi induk dan benih ikan Patin, Nila, Lele, Mas, Gurame, Jelawat) dan pendapatan umum (sewa asrama, rumah dinas dan excavator)

1.3 Potensi dan Permasalahan 1.3.1 Potensi

Potensi Lahan Budidaya Air Tawar

Potensi lahan budidaya air tawar di wilayah kerja BPBAT Sungai Gelam terdiri dari lahan budidaya kolam, sawah (mina padi) dan diperairan umum yang terdiri dari danau, rawa, dan sungai. Untuk potensi lahan budidaya di kolam, dihitung berdasarkan asumsi luas lahan yang mendapat pasokan air irigasi teknis sebagai sumber airnya dan dari air resapan / mata air. Dengan memanfaatkan potensi sekitar 20% pasokan air irigasi tersebut, diperkirakan luas potensi lahan untuk budidaya di kolam yang ada di wilayah Sumatera, yang terluas adalah NAD 29.000 ha, Sumatera Utara 31.800 ha dan Sumatera Barat 24.300 ha.

(9)

9 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Potensi lahan budidaya ikan di perairan umum, meliputi budidaya di danau, rawa dan sungai. Budidaya perikanan di perairan umum harus dilakukan secara ramah lingkungan, produktif, serta sesuai dengan penggunaan perairan umum untuk keperluan lainnya. Kegiatan ini sangat berpotenis untuk kegiatan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA). Sedangkan potensi lahan budidaya di sawah atau lebih dikenal dengan sebutan budidaya mina padi, masih sangat besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan terutama di propinsi Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan.

1.3.2 Permasalahan

Program peningkatan produksi perikanan budidaya yang telah dilaksanakan selama kurun waktu 2015-2019 telah menunjukkan hasil yang nyata. Namun demikian, kegiatan perikanan budidaya air tawar masih dihadapkan pada sejumlah tantangan dan permasalahan yang menuntut perubahan paradigma dan desain percepatan pembangunan perikanan budidaya. Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan perikanan budidaya sebagai berikut:

1. Pengembangan sistem produksi

a. Penyebaran informasi dan implementasi teknologi anjuran belum seluruhnya menyentuh pembudidaya yang ada di wilayah kerja balai. Hal ini disebabkan masih terbatasnya jumlah anggaran dan pegawai yang tersdia di balai.Kondisi jarak beberapa lokasi binaan yang jauh, sehingga pada kawasan-kawasan tertentu khususnya kegiatan budidaya kolam, pembinaan dan pendampingan teknologi belum bisa dilakukan secara intensif.

b. Percepatan Sertifikasi CBIB terkendala akibat kurang optimalnya sosialisasi, pembinaan penerapan CBIB yang dilakukan oleh fasilitator/Dinas kepada unit pembudidaya ikan, masih minimnya pemahaman pembudidaya tentang standar dan kriteria CBIB, serta sertifikat CBIB belum memiliki nilai tambah bagi pembudidaya yang telah menerapkan standar maupun kriteria CBIB karena rendahnya keberterimaan Sertifikat CBIB di UPI;

c. Harga pakan ikan terdaftar relatif mahal, karena sebagian besar bahan baku diimpor, yang terpengaruh nilai tukar dolar dan “3F” (Food, Feed & Fuel), akibatnya sebagian pembudidaya masih menggunakan pakan yang belum terdaftar, yang umumnya bermutu rendah dan harga relatif lebih murah.

(10)

10 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

2. Pengembangan sistem perbenihan

Informasi dan distribusi induk unggul serta benih unggul menjadi salah satu kendala dalam pengembangan sistem perbenihan. Hal ini terjadi karena masih lemahnya sistem informasi ketersediaan dan distribusi yang ada di masyarakat.

Pengembangan sistem perbenihan juga terkendala pada kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang telah dibangun, terutama pemanfaatan BBI/BBIP/BBUG yang dibangun diakibatkan oleh kurangnya SDM yang berkualitas.

3. Pengembangan sistem sarana dan prasarana

Kendala utama dalam pengembangan sistem prasarana adalah ketersediaan prasarana yang masih terbatas, seperti saluran air baik input/output yang mengalami kerusakan/pendangkalan, sulitnya jaringan listrik yang masuk ke lokasi budidaya, sulitnya akses jalan produksi ke lokasi budidaya, dsb. Selain prasarana, keterbatasan sarana budidaya juga menjadi kendala dalam pengembangan system prasarana dan sarana budidaya adalah masih minimnya peralatan pembuatan pakan ikan sehingga pakan menjadi kendala yang serius. BPBAT Sungai Gelam mencoba memberikan pelatihan tentang pembuatan pakan ikan dengan bahan baku lokal dan pengetahuan tentang pembuatan pelet. Namun demikian, dalam pelaksanaan di lapangan terkendala dalam biaya operasional ketersediaan bahan baku pembuat pelet untuk mesin pelet.

5. Pengembangan sistem usaha

Salah satu kendala pengembangan sistem usaha adalah permodalan, terutama untuk pengembangan usaha budidaya kolam yang memerlukan modal yang cukup besar. Kepercayaan perbankan yag masih kecil terhadap pembudidaya serta persyaratan perbankan yang cukup sulit menjadikan akses permodalan bagi pembudidaya mengalami kesulitan. Kendala lainnya adalah sistem pengelolaan kelembagaan pokdakan yang belum berkembang dengan baik sehingga melemahkan posisi tawar pembudidaya dalam hal pemasaran.

6. Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan

Penyakit masih menjadi kendala utama dalam pengembangan sistem kesehatan ikan. Selain itu, penurunan kualitas lingkungan perairan juga menjadi kendala

(11)

11 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

tersendiri akibat pencemaran dari aktifitas usaha sektor lain yang tidak terkendali seperti PETI (Penambangan Emas Tanpa Ijin) yang marak dimana-mana.

(12)

12 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN

Dalam rangka mewujudkan pembangunan perikanan dan kelautan yang lebih terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya, maka Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam menetapkan

visi, misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut.

2.1 Visi

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya BPBAT Sungai Gelam telah menetapkan visi, yaitu:

“Sebagai Penghasil Induk Unggul dan Teknologi Terapan Budidaya Ikan Air Tawar Terbesar dan Berkelanjutan di Sumatera”

Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam 6 (enam) misi, yakni sebagai berikut: 2.2 Misi

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam mempunyai 6 (enam) misi guna mendukung visi yaitu :

1. Meningkatkan produksi induk dan benih unggul

2. Meningkatkan penerapan teknologi budidaya ikan air tawar berkelanjutan 3. Meningkatkan tata laksana dan profesionalisme karyawan BPBAT Jambi. 4. Meningkatkan Sistem informasi Iptek dan Standardisasi perikanan air tawar 5. Meningkatkan jasa pelayanan teknologi dan produksi

6. Melaksanakan upaya pelestarian sumber daya Ikan (plasma nutfah) dan lingkungan.

2.3 Tujuan

Berdasarkan visi dan misi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi maka ditetapkan tujuan BPBAT Jambi Tahun 2015 – 2019 yaitu “ Menghasilkan Induk Unggul dan Teknologi Terapan Budidaya Ikan Air Tawar yang berkelanjutan”.

(13)

13 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

2.4 Sasaran Strategis

Sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam lima perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut:

1. Stakeholder Perspective

a. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Perikanan Budidaya 2. Customer Perspective

a. Terwujudnya pengelolaan sumber daya perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan

3. Internal Process Perspective

a.

Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan

b.

Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif

4. Learning and Growth Perspective

a. Terwujudnya ASN BPBAT Sungai Gelam yang kompeten, profesional dan berintegritas

b. Tersedianya manajemen pengetahuan BPBAT Sungai Gelam yang handal dan mudah diakses

c. Terwujudnya birokrasi BPBAT Sungai Gelam yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

(14)

14 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9 LE ARN & G RO W TH PE RS PE CT IV E STA KE HO LDE R PE RS PE CT IV E CU STO M ER PE RS PE CT IV E INT ERNA L PR OCE SS

Gambar 2.1 Peta Strategi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam Tahun 2015 – 2019

Sedangkan dari Learning & Growth Perspective, terdapat empat faktor penting yang harus dikelola dengan baik guna menciptakan modal utama untuk mencapai tujuan organisasi yaitu faktor pengembangan sumber daya manusia, faktor organisasi, faktor teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan faktor pengelolaan anggaran.

PETA STRATEGI BPBAT SUNGAI GELAM 2015-2019

SS1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat

perikanan budidaya

SS2. Terwujudnya pengelolaan sumber daya perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan

SS3. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan buddidaya yang adil, berdaya saing dan

berkelanjutan

SS4. Tersedianya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang professional

dan partisipatif

SS5.Terwujudnya ASN BPBAT Sungai

Gelam yang kompeten, professional dan berintegritas SS6. Tersedianya manajemen pengetahuan BPBAT

Sungai Gelam yang handal dan mudah

diakses

SS7.Terwujudnya birokrasi BPBAT Sungai Gelam yang

efektif,efisien dan berorientasi pada layanan prima SS8.Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan

(15)

15 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi DJPB

Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya

2. Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya

3. Meningkatkan kelestararian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya.

Strategi pembangunan perikanan budidaya tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya,

dilaksanakan dengan strategi:

a. Memperkuat kemandirian kawasan dan pengelolaan sarana perikanan budidaya, dengan komponen kegiatan utama:

• Mengembangkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) dengan mendorong kemandirian kelompok yang memproduksi pakan mandiri dan mengembangkan bahan baku pakan lokal serta penyediaan sarana produksi pakan;

• Mengembangkan industri perbenihan nasional untuk pemenuhan kebutuhan induk dan benih bermutu secara mandiri dengan mengoptimalkan fungsi UPT dan UPTD serta unit pembenihan masyarakat;

• Pengembangan kawasan perikanan budidaya (minapolitan) dengan

mengintegrasikan rantai produksi dari hulu sampai hilir untuk efisiensi produksi; • Pengembangan sarana input produksi inovatif (protein rekombinan, vaksin,

enzim, probiotik, immunostimulan, rekayasa genetik, automatic feeder, karamba bulat dll).

• Mendorong tumbuhnya industri penghasil sarana/peralatan/mesin perikanan budidaya di dalam negeri sesuai standar.

(16)

16 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

b. Memperkuat kemandirian kelompok dan kelembagaan usaha perikanan budidaya, dengan komponen kegiatan utama:

Penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya dan pembenih ikan sehingga menjadi kelompok yang mandiri;

Penguatan akses permodalan usaha pembudidaya ikan skala kecil serta peningkatan minat investasi pembudidaya skala besar;

Peningkatan kemitraan usaha perikanan budidaya/Aquaculture incorporated. 2. Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya,

dilaksanakan dengan strategi:

a. Meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya, dengan komponen kegiatan utama:

• Peningkatan kualitas induk dan benih melalui sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB);

• Pelaksanaan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB);

Modernisasi sistem pembudidaya ikan yang efektif dan efisien berbasis teknologi anjuran;

Revitalisasi lahan marjinal dan ekstensifikasi;

• Peningkatan kapasitas prasarana (infrastruktur) perikanan budidaya yang efisien;

• Pengembangan Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu (Posikandu) dalam rangka pencegahan (vaksinasi) dan Early Warning System penyakit di sentra-sentra produksi budidaya;

Modernisasi sistem produksi pembudidayaan ikan mendukung industrialisasi; Pengembangan komoditas unggulan (driven market commodity);

• Segmentasi usaha perikanan budidaya.

b. Peningkatan potensi ekonomi perikanan perikanan budidaya

Pengembangan industrialisasi marikultur secara intensif dan berkelanjutan; • Peningkatan kuantitas dan kualitas ikan non konsumsi (ikan hias, karang

buatan, tanaman hias dll);

(17)

17 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

3. Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya, akan dilaksanakan melalui strategi penataan pengelolaan budidaya ikan berkelanjutan, dengan komponen kegiatan:

a. Penerapan teknologi budidaya yang efisien dan ramah lingkungan dan sesuai dengan daya dukung;

b. Pengembangan Culture Based Fisheries (CBF) dengan pendekatan komoditas multi-trophic level;

c. Penerapan IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture);

d. Backyard Aquaculture (budidaya di pekarangan) dan pemanfaatan lahan marginal;

e. Pengembangan komoditas ikan spesifik lokal unggulan dan species ikan tahan perubahan lingkungan;

f. Pengembangan minapadi komoditas ekonomis (UGADI, UGAMEDI, UGALADI), Pengendalian plasma nutfah induk dan benih;

g. Rehabilitasi lingkungan sentra produksi perikanan budidaya (waduk, danau, lingkungan tambak/silvo fisheries).

Disamping arah kebijakan dan pelaksanaan strategi di atas, pada periode 2015-2019 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga diberikan mandat untuk melaksana

quickwins dan program lanjutan. Quickwins merupakan langkah inisiatif yang mudah

dan cepat dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang dijalankan, sekaligus untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat.

Adapun rancangan program quickwins Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2015-2019 difokuskan pada Membangun Gerakan Kemandirian Pembudidayaan Ikan melalui:

a. Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk 20.000 pembudidaya sampai tahun 2019.

b. Penjaminan mutu benih di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan sampai tahun 2019.

c. Pengembangan 100 Kebun Bibit rumput laut dengan kultur jaringan sampai tahun 2019.

d. Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi sampai tahun 2019.

(18)

18 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Sedangkan rancangan program lanjutan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang dimandatkan pada periode 2015-2019 adalah Pengembangan budidaya laut di Keramba jaring Apung (KJA), pengembangan pakan mandiri, pengembangan sarana prasarana perikanan budidaya.

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BPBAT Sungai Gelam

Pada Tahun 2015 - 2019, BPBAT Sungai Gelam telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 10 (sepuluh) sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap sasaran strategis (SS) yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU).

Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang memetakan sasaran strategis (SS) ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi BPBAT Sungai Gelam. Peta strategi memudahkan BPBAT Sungai Gelam untuk mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh pejabat/pegawai dalam rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan BPBAT Sungai Gelam

Peta strategi BPBAT Sungai Gelam memetakan setiap sasaran strategis (SS) yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang di emban. Dengan menggunakan metodologi Balanced Scorecard, setiap sasaran strategis (SS) di kelompokan ke dalam empat perspektif, yaitu Stakeholder Perspective, Customer Perspective, Internal Process Perspective, dan Learning And

Growth Perspective. Dari customer perspective, terhadap masyarakat kelautan dan

perikanan Indonesia, investor, dan pelaku usaha perikanan, terdapat sasaran strategis (SS) yang disusun untuk meningkatkan ketersediaan produk keluatan dan perikanan yang mempunyai nilai tambah.

3.3. KERANGKA REGULASI

Untuk melaksanakan arah kebijakan dan strategi pengembangan perikanan budidaya ikan air tawar di BPBAT Sungai Gelam periode 2015 - 2019 diperlukan kerangka regulasi dalam rangka penyelenggaraan tatakelola pembangunan yang

(19)

19 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

sesuai dengan ketentuan. Beberapa kerangka regulasi yang akan disusun diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pembudidayaan Ikan;

2. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Skala Kecil.

3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN

Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan perikanan budidaya ikan air tawar Tahun 2015 - 2019, diperlukan penguatan kelembagaan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kelembagaan kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan), termasuk unit pembenihan skala kecil, hatchery skala rumah tangga (HSRT) memberikan motivasi untuk menjadi kelompok yang berbadan hukum sehingga dapat lebih mudah mengakses permodalan terutama dari perbankan serta memperkuat daya saing usaha perikanan budidaya.

2. Dalam rangka percepatan pelaksanaan setifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) diperlukan dukungan kelembagaan di daerah yang didelegasikan untuk melakukan kegiatan sertifikasi. 3. Untuk mendorong gerakan pengembangan pakan ikan mandiri berbahan baku lokal,

diperlukan dukungan kelembagaan yang lebih kuat di BPBAT Sungai Gelam untuk melakukan koordinasi lintas SKPD (Satuan Kerja Pemerintah daerah) sesuai dengan kewenangan masing-masing.

4. Kelembagaan unit pembenihan skala besar di daerah yakni Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota perlu diperkuat kelembagaannya.

5. Dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya, diperlukan dukungan kelembagaan yang lebih kuat untuk mendorong percepatan kinerja dan koordinasi lintas sektor.

(20)

20 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1. TARGET KINERJA

Untuk mengukur dan mengevaluasi hasil pembangunan perikanan budidaya selama Periode Tahun 2015 – 2019, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam telah merumuskan dan menetapkan target indikator dan sasaran strategis 2015 - 2019, sebagai target kondisi yang ingin dicapai secara nyata serta mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome/impact), dari satu atau beberapa kegiatan yang dilaksanakan BPBAT Sungai Gelam. Adapun Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama, serta Kegiatan BPBAT Sungai Gelam adalah sebagai berikut :

Tabel 1: Sasaran Strategis dan Indikator serta Target BPBAT Sungai

Gelam Tahun 2015 – 2019

SASARAN

STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET

STAKEHOLDER PERSPECTIVE 2015 2016 2017 2018 2019 1 . Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Perikanan Budidaya 1. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102,00 102,25 102,50 102,75 103,00 2. Pertumbuhan PDB Perikanan 7 7 8 8 9 3. Rata-rata pendapatan pembudidaya (Rp) - - 3.050.0 00 3.075.000 3.100.000 CUSTOMER PERSPECTIVE 2015 2016 2017 2018 2019 2 . Terwujudnya pengelolaan sumber daya perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan 4. Jumlah produksi induk/calon induk unggul (ekor) 155.000 160.000 181.000 200.000 220.000 5. Jumlah produksi benih dengan mutu terjamin (ekor) 4.000.0 00 6.000.000 6.100.000 6.200.000 6.300.000 6. Nilai PNBP BPBAT Sungai Gelam (Rp) 1.080.2 85.000 1.242.697.500 1.404.750.000 1.474.100.000 1.525.300

(21)

21 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9 7. Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Pentingnya dapat dikendalikan melalui Survailance (kawasan) 1 1 1 1 1

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 2015 2016 2017 2018 2019

3

. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan

budidaya yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 8. Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang Budidaya (Paket Teknologi) 5 5 5 6 6 9. Jumlah unit pembenihan skala kecil yang siap sertifikasi (unit) 1 1 1 1 1 10 Jumlah Kelompok/ unit pembudidayaan ikan yang siap bersertifikasi CBIB (unit) 1 1 1 1 1 11. Jumlah bantuan sarana minapadi (paket) - - 50 50 50 12. Laboratorium yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) 1 1 1 1 1 13. Jumlah tenaga teknis binaan (orang) 150 175 200 225 250 14. Jumlah Lokasi bantuan restocking (Lokasi) - - 4 4 4 4

. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif 15. Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel) 600 690 897 1109 1175 16. Jumlah Jenis

(22)

22 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

terjamin mutunya (jenis)

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE 2015 2016 2017 2018 2019

5

. Terwujudnya ASN BPBAT Sungai Gelam yang kompeten, profesional dan berintegritas 17. Indeks kompetensi dan integritas lingkup BPBAT Sungai Gelam 80 80 80 80 80 6 . Tersedianya manajemen pengetahuan BPBAT Sungai Gelam yang handal dan mudah diakses 18. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup BPBAT Sungai Gelam (%) 65 65 65 65 65 7

. Terwujudnya birokrasi BPBAT Sungai Gelam yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 19. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB A (89) A (89) A (89) A (89) A (89)

20. Tingkat Maturitas SPIP (level) 2 2 2 2 2 21. Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) 100 100 100 100 100 22. Nilai AKIP DJPB 85 85 85 85 85 8 . Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel 23. Nilai kinerja anggaran lingkup BPBAT Sungai Gelam (%) 90 90 90 90 90 24. Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup BPBAT Sungai Gelam (%) 100 100 100 100 100 4.2. KERANGKA PENDANAAN

Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan, strategi dan kegiatan pembangunan perikanan budidaya menuju tercapainya sasaran target dan indikator kinerja sebagaimana telah dirumuskan sebelumnya, diperlukan kerangka pendanaan / pembiayaan yang memadai guna tercapainya terget tersebut. Anggaran yang

(23)

23 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

diperlukan untuk pembangunan perikanan budidaya, idealnya merupakan sinergitas dari berbagai sumber pembiayaan seperti dari Pemerintah (APBN dan APBD), swasta, BUMN/BUMD, perbankan dan lembaga keuangan lain, hibah / bantuan luar negeri serta masyarakat. Sinergitas berbagai sumber pembiayaan sangat diperlukan mengingat peran pemerintah yang dibatasi oleh ketersediaan anggaran, tugas serta kewenangan. Dana APBN hanya bersifat stimulus yang difokuskan untuk kegiatan pokok yang menjadi kewenangan pusat, sementara APBD lebih diarahkan untuk membiayai kegiatan pendukung di tingkat daerah.

(24)

24 | R a n c a n g a n R e n s t r a B P B A T S u n g a i G e l a m 2 0 1 5 - 2 0 1 9

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Perikanan Budidaya Sungai Gelam Tahun 2015-2019 merupakan rencana kegiatan lima tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Rencana Kegiatan dan Anggaran dalam pelaksanaan Program Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya Tahun 2015-2019.

5.2 Monev dan Pelaporan

Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan merupakan upaya untuk menjawab dan memenuhi tantangan dan kebutuhan dalam rangka melaksanakan siklus manajemen pembangunan secara utuh. Tersedianya sistem monitoring dan evaluasi (monev) yang handal akan memberikan kontribusi nyata guna berjalannya siklus umpan balik pada tahap perencanaan yang pada ahirnya akan meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan. Sistem monev kinerja pembangunan, khususnya terhadap program dan kegiatan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan, perlu terus dikembangkan agar lebih bermanfaat bagi manajemen pembangunan. Dengan berkembangnya jumlah pembudidaya ikan di wilayah kerja balai, maka diperlukan suatu sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan yang diharapkan dapat menjadi database untuk mengetahui perkembangan pelaksanan kegiatan secara berkala dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan perikanan budidaya air tawar meliputi (i) monitoring, (ii) evaluasi dan (iv) pelaporan. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dilakukan kepada seluruh kegiatan yang dilaksanakan, baik yang dibiayai APBN (Kantor Pusat, Kantor Daerah, Dekonsentrasi, Tugas Perbantuan), DAK maupun Pinjaman/Hibah Luar Negeri, atau yang dibiayai dari sumber dana tertentu atau khusus.

Jambi 11 Mei 2016

Gambar

Gambar 2.1 Peta Strategi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam  Tahun 2015 – 2019
Tabel 1: Sasaran Strategis dan Indikator serta Target BPBAT Sungai  Gelam Tahun  2015 – 2019

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok ini adalah kelompok kosakata yang secara ucapannya merupakan susunan bunyi-bunyi yang tidak sama antara yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)

Dalam pelaksanaan program pengelolaan perikanan budidaya tahun anggaran 2020, BPBAT Sungai Gelam menempatkan 7 sasaran strategis dengan 19 indikator kinerja yang telah

Setelah mengalami !edera pada abdomen sebelah ba:ah, pasien mengeluh nyeri didaerah suprasimisis, miksi ber!ampur darah atau mungkin pasien tidak dapat

Secara umum, sistem koordinat tiga dimensi dibedakan menjadi dua, yaitu sistem koordinat tangan kiri dan sistem koordinat tangan kanan. Sistem koordinat tangan

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH AREA LANGSA..

2021.. Mengingat materi yang terkandung dalam kelima Peraturan Pemerintah yang diamanatkan dalam pasal-pasal tersebut secara substansial memiliki keterikatan, maka untuk

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu: “Apakah strategi pembelajaran konflik kognitif berpengaruh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan judul